Sheikh Hasina Kembali Memenangkan Pemilu Bangladesh,  Menghadapi Tantangan Ekonomi

Liga Awami yang dipimpin oleh Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina memenangkan mayoritas mutlak kursi dalam pemilihan umum pada Senin (8 Januari).  Hasina meraih empat masa jabatan berturut-turut. Namun bagaimana menghadapi inflasi dan melonjaknya biaya hidup telah menjadi tantangan terbesar dalam masa jabatan barunya

Yu Liang – NTD

Padai Senin, menurut hasil tidak resmi yang dikeluarkan oleh Komisi Pemilihan Umum Bangladesh, Liga Awami yang dipimpin oleh Hasina memenangkan 167 dari 227 kursi di parlemen, sedangkan hasil sisa kursi belum diumumkan.

Hasina sendiri memperoleh lebih dari 20.000 suara di daerah pemilihan Gopalganj di selatan ibu kota Dhaka, sementara lawan terdekatnya hanya memperoleh 469 suara.

Perdana Menteri Bangladesh Hasina: “Saya merasa ini adalah kesempatan untuk melayani negara dan rakyat saya serta memastikan bahwa mereka menjalani kehidupan yang lebih baik.”

Hasina yang berusia 76 tahun adalah putri veteran Bangladesh Sheikh Rahman yang menjadi perdana menteri untuk pertama kalinya pada tahun 1996. Ini akan menjadi masa jabatannya yang kelima sebagai perdana menteri.

Selama 15 tahun terakhir, ia telah memperbaiki perekonomian, menyelamatkan industri garmen Bangladesh dan mendapatkan ketenaran internasional karena melindungi Muslim Rohingya yang dianiaya di Myanmar.

Namun, ketika perang Rusia-Ukraina mendorong kenaikan harga impor bahan bakar dan pangan, pertumbuhan ekonomi melambat tajam, dan inflasi serta pengangguran melonjak, memaksa Bangladesh untuk mengajukan dana talangan sebesar US$4,7 miliar dari Dana Moneter Internasional (IMF) pada tahun lalu.

Mohammad Saddam, seorang pensiunan pejabat pemerintah berkata: “Pemerintah harus mengatasi masalah pengangguran. Mempertahankan generasi muda yang kecewa (dengan perekonomian) dan tertarik bekerja di luar negeri.”

Ajibon Bibi, warga Dhaka: “Saya menghabiskan banyak uang untuk membeli atap. Harga sayur-sayuran mahal. Saya menuntut pengurangan biaya hidup.”

Penjual mainan plastik Abdul Halim: “Pemerintah harus menghentikan inflasi yang menggila. Saya meminta mereka menurunkan pajak dan memberikan subsidi kepada masyarakat miskin. Kami tidak menginginkan yang lain.”

Selama pemilu, akibat meletusnya aksi protes yang menuntut kenaikan upah dan demonstrasi oleh pihak oposisi, insiden kekerasan sering terjadi.Sebagian besar warga Bangladesh tidak mengikuti pemilu pada  Minggu 7 Januari lalu dan hasil pemilu dipertanyakan oleh pihak oposisi.

Hasina menuduh oposisi mengobarkan protes anti-pemerintah yang telah menewaskan sedikitnya 14 orang sejak akhir Oktober.

Hasina berkata: “Saya melakukan hal yang benar dan pemilu berlangsung bebas dan adil.”

Menurut pihak berwenang, jumlah pemilih hanya sekitar 40%, dibandingkan dengan lebih dari 80% pada pemilu terakhir pada 2018. (Hui)