Tanpa Visa, WN Tiongkok yang Eksodus ke Ekuador Naik 3 Kali Lipat Dalam Setahun, Hidup Nyaman dengan “Makan Bunga Deposito”

Dengan merosotnya perekonomian Tiongkok, ditambah lagi dengan tingginya angka pengangguran kaum muda perkotaan Tiongkok, banyak warga sipil berimigrasi ke luar negeri untuk mencari “kehidupan baru”. Dan, banyak dari mereka memilih Ekuador karena suku bunga deposito berjangka di bank lokalnya bisa mencapai 8% p.a, yang 3 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan suku bunga deposito berjangka 3 tahun di Tiongkok yang hanya 2,6%. Banyak warga Tiongkok yang pergi ke Ekuador hanya dengan mengandalkan uang simpanannya di bank untuk menjalani kehidupan kelas menengah setempat. Selain itu, penyelundupan orang dari Ekuador ke Amerika Serikat juga sangat populer

Aboluowang

Menurut akun “Asia Finance” di media sosial “X”, dalam beberapa tahun terakhir ini ibu kota Ekuador, Quito telah menjadi pintu gerbang bagi masyarakat Tiongkok yang eksodus dari negaranya. Pada 2022, 13,000 orang warga negara Tiongkok memasuki Ekuador, dan dalam 11 bulan pertama pada 2023, jumlah ini meningkat menjadi 45,000 orang. 

Menurut CNN bahwa pemegang paspor Tiongkok tidak memerlukan visa untuk memasuki Ekuador, para turis hanya memerlukan USD. 9.000,- hingga 12.000,- seorang untuk membayar sebagian dari ongkos “transportasi” yang akan mengatur mereka jika mau melanjutkan “perjalanan ke utara.”

Ekuador terletak di barat laut Benua Amerika Selatan. (Peta Google)

Menurut laporan media Tiongkok “Daily People” pada 15 Januari, Zheng Yucheng adalah salah seorang imigran Tiongkok yang tinggal di apartemen dua kamar tidur seluas 70 meter persegi di Quito, Ekuador dengan sewa bulanan sebesar USD. 400,- . 

Sejak pindah ke Ekuador, meskipun tidak memiliki pekerjaan, ia memiliki pendapatan yang stabil dari bank setiap bulannya. Ketika bangun pagi pada 10 Januari 2024 dan membuka aplikasi seluler banknya, Zheng Yucheng melihat bahwa saldonya di bank telah bertambah sebesar USD. 306,7. Tetapi ini belum termasuk bunga dari bank lain.

Zheng Yucheng menghabiskan sekitar USD. 1.000,- sebulan di Ekuador, yang hampir sama dengan biaya keluarga kelas menengah setempat. Bunga yang diterima Zheng Yucheng setiap bulannya dapat menutupi hampir seluruh pengeluarannya. Setiap hari Zheng Yucheng bangun pagi dengan tanpa stress, ia dapat mengikuti kelas bahasa Spanyol selama dua jam di Universitas Katolik Ekuador, lalu pergi jalan-jalan ke alun-alun setempat, sesekali bermain sepak bola dengan penduduk di sana, pulang senja untuk memasak makanan malam kemudian mengedit video pendek. Zheng Yucheng mengatakan : “Tampaknya ia sudah bisa pensiun sebelum berusia 40”.

Ekuador dilanda krisis keuangan nasional dan hiperinflasi pada tahun 2000, sehingga negara tersebut meninggalkan mata uang nasionalnya dan mulai menggunakan dolar AS. Setelah menanggalkan hak untuk menerbitkan mata uang, bank lokal dan credit unions menaikkan suku bunga deposito untuk menarik lebih banyak investasi asing. Bank lokal akan menggunakan dana simpanan untuk dipinjamkan kepada debitur yang terseleksi. Suku bunga pinjaman lokal mencapai 20% p.a.

Dalam beberapa tahun terakhir, banyak WN Tiongkok memilih untuk menetap di Ekuador karena suku bunga bank lokal mencapai 8% p.a. Banyak dari mereka dapat menjalani kehidupan kelas menengah lokal hanya dengan mengandalkan pendapatan dari suku bunga bank. (foto dari Toutiao/Jurnal Mikro Sejarah)

Menurut Wikipedia, Republik Ekuador (bahasa Spanyol: República del Ecuador), adalah sebuah negara yang terletak di barat laut Benua Amerika Selatan, berbatasan dengan Kolombia di utara, Peru di selatan, dan Samudera Pasifik di barat. Wilayah Ekuador termasuk juga Kepulauan Galapagos, yang berjarak 1.000 kilometer dari daratan Ekuador.

Ekuador mendeklarasikan kemerdekaannya dari Spanyol pada 10 Agustus 1809. Karena garis khatulistiwa melintasi perbatasan Ekuador, maka digunakanlah kata Spanyol “khatulistiwa” (ekuador) sebagai nama negaranya, oleh karena itu dikenal juga sebagai “Negara Khatulistiwa” yang juga dikenal sebagai “Negeri Pisang” karena kaya akan produksi pisangnya. Ibu kotanya, Quito, terletak di kaki gunung berapi Pichincha, dengan ketinggian 2.850 meter dari permukaan laut, menjadikan kota ini ibu kota tertinggi kedua di dunia (setelah La Paz, ibu kota Bolivia).

Ekuador memasuki proses demokratisasi pada tahun 1979. Pada 15 April 2007, referendum memutuskan pembentukan Majelis Konstituante untuk merumuskan konstitusi baru. Lalu pada 28 September 2008, referendum menyetujui konstitusi baru. Sesuai dengan konstitusi baru, Ekuador melakukan pemilihan presiden, wakil presiden dan anggota Kongres pada 26 April 2009, juga menetapkan pemilihan presiden dan kongres dilakukan setiap 4 tahun sekali. (sin)