Laporan Mengejutkan Tentang Tanah Longsor di Zhaotong, Yunnan, Tiongkok, 47 Orang dari 18 Keluarga Diketahui Tertimbun

NTD

Tanah longsor dilaporkan terjadi di sebuah desa pedesaan di Kota Zhaotong, Provinsi Yunnan, Tiongkok pada 22 Januari. Diketahui 47 orang dari 18 kepala keluarga tertimbun. Banyak warga desa yang melarikan diri mengatakan bahwa ada suara gemuruh keras yang terus menerus saat terjadi tanah longsor.

Menurut laporan dari banyak media daratan Tiongkok  termasuk Harian Zhaotong, pada 22 Januari pukul 5:51, tanah longsor terjadi di Kelompok Penduduk Desa Hexing dan Kelompok Penduduk Desa Heping di Desa Liangshui, Kota Tangfang, Kabupaten Xiong, Kota Zhaotong, Provinsi Yunnan. Para pejabat mengatakan, berdasarkan verifikasi awal, bencana tersebut menyebabkan total 47 orang di 18 rumah tangga kehilangan kontak.

Ketika suhu lokal turun di bawah nol, semakin sulit bagi orang-orang yang terkena dampak untuk bertahan hidup.

Pada  22 Januari pagi, Wu, seorang warga desa di desa tersebut, mengatakan kepada Jimu News bahwa ketinggian gunung tempat terjadinya tanah longsor adalah 70 hingga 80 meter, dan warga di kaki gunung pun ikut terkubur. Ditemukan dari penduduk desa yang terkubur , tapi sayangnya mereka meninggal dunia.

Seorang penduduk desa di Desa Liangshui berkata, “Saat itu kami semua tertidur. Pagi hari, sebelum fajar, terjadi tanah longsor. Suaranya sangat keras dan berguncang. Rasanya seperti gempa besar.” Ketika dia bangun, hanya untuk mengetahui bahwa tanah longsor terjadi di desa terdekat, dan banyak keluarga terkubur.  Warga itu menyampaikan pesan berbunyi : “Salju mulai turun tadi malam dan cuaca sangat dingin. Penduduk desa yang melarikan diri semuanya berada di pinggir jalan. Ia tidak mengetahui apakah akan terjadi keruntuhan kedua.”

Seorang penduduk desa di Kelompok Zhongzhai Desa Liangshui mengatakan bahwa hari longsor tejadi saat masih gelap dan keluarganya mengeluarkan ponsel mereka untuk merekam suara tanah longsor. Rekaman itu berdurasi 21 detik, dan terdengar suara “gemuruh” yang keras dan terus menerus terdengar.” 

Li (nama samaran), seorang penduduk desa di Desa Liangshui, Kota Tangfang, Kabupaten Zhenxiong, mengatakan bahwa pada  22 Januari pukul 04.00 pagi, dia dan keluarganya tiba-tiba terbangun oleh suara keras saat mereka sedang tidur. Awalnya dia mengira adalah pesawat yang lewat, tetapi kemudian dia mengetahui bahwa kebisingan terus berlanjut. Dia dan keluarganya segera berpakaian dan meninggalkan rumah untuk berlindung. Suara keras tersebut berlangsung selama puluhan menit, d diperkirakan terjadi tanah longsor di pegunungan terdekat.

Sekitar pukul 03.00 sore pada 22 Januari, pejabat PKT melaporkan bahwa tiga mayat korban telah ditemukan.

Penduduk desa setempat mengungkapkan kepada Xiaoxiang Morning News bahwa desa tempat kecelakaan terjadi adalah desa pertambangan batu bara yang memiliki banyak perusahaan pertambangan batu bara.

Tianyancha, platform informasi perusahaan daratan, menunjukkan bahwa sebuah perusahaan di Desa Liangshui bernama “Tambang Batubara Liujiapo Kabupaten Zhenxiong” didirikan pada November 2005 dan bergerak di bidang penambangan dan pencucian batu bara. Menurut laporan tersebut, ketika reporter menelepon Liujiapo Coal Mine Co., Ltd. di Kabupaten Zhenxiong untuk menanyakan tentang kecelakaan “longsor”, pihak lain segera menutup telepon.

Menjelang Tahun Baru Imlek, bencana kembali membuat netizen Tiongkok khawatir. Beberapa netizen meninggalkan pesan di Weibo yang mengatakan, “Ya Tuhan! Tahun Baru Imlek hampir tiba. Saya harap semua orang selamat.” Semua orang harus selamat., semoga tidak ada korban jiwa.”

Beberapa netizen juga mempertanyakan kenapa banyak sekali bencana di Tiongkok, “Puluhan ledakan restoran hot pot, puluhan tanah longsor, ratusan gempa kecil, puluhan tambang batu bara runtuh… Apa alasannya?”

Sebelumnya, pada 12 Januari, terjadi kecelakaan pertambangan di tambang batu bara di Pingdingshan, Henan, Tiongkok, yang menurut pejabat menyebabkan 10 orang tewas dan 6 hilang.

Namun demikian, menurut netizen lokal, “Jumlah sebenarnya lebih dari 30 orang.” Beberapa netizen menjawab, “Pada akhirnya tidak akan melebihi 20 orang. Jika lebih dari 20 orang, tingkat kecelakaan akan berubah, jadi ada tidak banyak harapan. Alasan yang paling mungkin adalah mereka terkubur jika tidak ditemukan. “Belum digali, hei, semoga ada keajaiban.” (Hui)