Lima Jenderal Dipecat, Beijing Sulit Menutupi “Rasa Malu dan Terhina”

Xu Ke

Pada 8 Februari lalu penguasa Beijing mengadakan acara menyambut tahun baru di Balai Agung Rakyat di Beijing, stasiun televisi CCTV menayangkan pemandangan ketika pemimpin Partai Komunis Tiongkok (PKT) Xi Jinping berjalan beberapa detik, mau tak mau sempat memperlihatkan gerakan kakinya yang kurang leluasa. 

Dalam pidato Xi telah menyebut soal pemberantasan korupsi, dikatakan “harus terus mengukuhkan ekologi politik yang baik”, ini jelas suatu kebohongan. 

Faktanya, Menlu yang dipromosikan Xi sendiri telah dilengserkan, Menhan yang juga dipromosikannya sendiri juga hilang dari peredaran, sekelompok jenderal yang dipromosikannya sendiri, termasuk setidaknya 5 orang jenderal, ternyata merupakan oknum koruptor. Beginikah cara mengukuhkan ekologi politik?

Dalam daftar nama kader pensiunan (level wakil kepala negara ke atas) yang diberi ucapan oleh Xi Jinping dan para petinggi PKT yang dipublikasikan secara resmi oleh PKT pada Juli lalu, nama kedua orang mantan Menhan yakni Liang Guanglie dan Chang Wanquan ada di dalamnya, dan hanya penerus jabatan Menhan setelah keduanya yakni Wei Fenghe tidak ada dalam daftar nama.

Tahun lalu Wei Fenghe telah absen dalam acara resepsi “HUT PKT 1 Oktober”. Pada 29 Januari tahun ini, pertunjukan seni budaya menghibur veteran yang diadakan Komisi Militer PKT di Beijing, Wei Fenghe juga tidak tampak dalam sorotan lensa CCTV. Setelah tidak masuk dalam daftar nama kader pensiunan yang “diberi ucapan” oleh Xi Jinping, dipastikan Wei Fenghe telah “mengalami masalah”.

Wei Fenghe dilahirkan pada 1954, warga Shandong, pernah mengabdi di Korps Artileri Kedua (sekarang Angkatan Roket (AR Tentara Pembebasan Rakyat). Pada 23 November 2012, jenderal pertama yang dipromosikan oleh Xi Jinping setelah dirinya menjabat sebagai ketua Komisi Militer RRT, adalah Komandan Korps Artileri Kedua pada masa itu yakni Wei Fenghe.

Demi mengukuhkan kekuasaannya, PKT membangun pemerintahan mengandalkan laras senapan, Xi Jinping menakut-nakuti kekuatan yang menentangnya, juga dengan mengandalkan militer. Para pemimpin partai terdahulu terutama selalu mengandalkan tawaran keuntungan untuk mengambil hati militer, yang pertama harus dikuasai adalah hati jenderal. Mempromosikan jenderal, dan memberikan jabatan adalah jurus yang paling konvensional. Dengan jenderal sebagai contoh, membandingkan Jiang, Hu, dan Xi yang menguasai militer di masa kekuasaannya: Jiang Zemin mempromosikan 79 orang jenderal; Hu Jintao mempromosikan 45 orang jenderal, sementara Xi hingga kini telah mempromosikan 75 orang jenderal.

Jenderal Guo Boxiong dan Xu Caihou yang dipromosikan di era Jiang, setelah lengser satunya dipenjara, dan satunya meninggal dunia; jenderal yang dipromosikan Hu Jintao lalu dilengserkan ada 5 orang yaitu Wang Xibin, Fang Fenghui, Zhang Yang (bunuh diri), Tian Xiusi, dan Wang Jianping, selain itu Liu Yazhou yang juga dipromosikan oleh Hu Jintao, telah dilengserkan hampir dua tahun, namun tidak ada pengumuman resmi. Para jenderal tersebut telah ditangkap di masa kekuasaan Xi Jinping dengan tuduhan korupsi, pada dasarnya mereka bermasalah pada periode pertama kekuasaan Xi.

Menariknya adalah, dalam waktu hanya setahun di masa jabatannya yang ketiga yang dimulai pada Oktober 2022, Xi telah melengserkan sekelompok jenderal yang dipromosikannya, terbukti sudah ada 5 orang, dan yang masih dicurigai sedikitnya masih ada 3 orang.

Beberapa tahun terakhir jenderal militer PKT yang dilengserkan kebanyakan tidak diumumkan secara resmi, hanya diketahui dicopot dari pangkat militernya, diakhiri atau dicabut kompetensinya sebagai perwakilan kongres rakyat, dan sebagai anggota Konferensi Permusyawaratan Politik Rakyat Tiongkok. Bagi yang sudah purnawirawan, orang-orang hanya bisa menebak yang bersangkutan mengalami masalah lewat gerak gerik pemerintah, misalnya yang bersangkutan tidak hadir dalam suatu agenda penting.

Saat ini telah terbukti 5 orang jenderal bermasalah, selain mantan Menhan Wei Fenghe, ada seorang lagi mantan Menhan yang dilengserkan pada Oktober tahun lalu yakni Li Shangfu, juga mantan Komandan AU Ding Laihang, dan mantan Komandan AR (Angkatan Roket) Li Yuchao, serta mantan Komandan AR lainnya yakni Zhou Yaning.

Wei Fenghe yang setingkat wakil kepala negara dikeluarkan dari daftar nama “kamerad senior” yang mendapat perhatian khusus Zhongnanhai, bisa dibilang masalahnya sangat serius, menandakan dirinya bukan lagi “rekan kamerad” Xi Jinping, melainkan tokoh ambisius yang memusuhi Xi Jinping, dan kemungkinan sudah lama dipenjara di suatu tempat khusus. Sedangkan jenderal lainnya yang menghilang, seperti Ding Laihang, Zhou Yaning, Li Shangfu, Li Yuchao, kemungkinan juga mengalami nasib yang sama.

Dulu Xi memberantas korupsi dengan mencopot pangkat 4 orang jenderal yakni Xu Caihou, Guo Boxiong, Fang Fenghui, dan Zhang Yang, sekarang para jenderal ini dilengserkan, diperkirakan tidak akan dicopot pangkatnya, sebisa mungkin mengurangi kericuhan. 

Kuncinya adalah, para jenderal ini dipromosikan sendiri oleh Xi Jinping, khususnya Li Yuchao yang baru saja dipromosikan pada Januari 2022 lalu, seolah tangannya yang menjabat tangan Xi Jinping masih terasa hangat, tak lama kemudian dilengserkan juga, bukankah ini lelucon?

Sebenarnya, apakah mereka telah menipu Xi, atau Xi sendiri yang teledor, atau tidak cermat dalam menentukan pilihannya? Atau karena Xi sendiri terlalu curiga pada orang lain?

Ini sama halnya dengan anggota Komite Pusat PKT ke-20 yang dipilih sendiri oleh Xi Jinping, beberapa di antaranya sudah ambruk, struktur personalia pusat seolah telah runtuh, ini memang sangat tidak mengenakkan, sekarang kalangan birokrat maupun rakyat ramai-ramai menertawakannya.

Bagi Xi Jinping sang pemimpin PKT yang disebut “agung, cemerlang, dan lurus”, permainan pemberantasan korupsi yang tak kunjung berhenti ini, hingga belakangan ini, telah berubah menjadi aib besar bagi Xi, tapi sebenarnya semua itu adalah ulahnya sendiri. 

Jadi, pada ajang perayaan menyambut tahun baru Imlek kali ini, Xi Jinping pun terpaksa harus tersenyum, dan berupaya menutupi krisis yang sesungguhnya, dengan mengeluarkan kalimat “harus terus menerus mengukuhkan ekologi politik yang baik”, hanya saja semakin ditutupi justru semakin terlihat jelas! (sud/whs)