AS Kembali Memveto Rancangan Resolusi Dewan Keamanan PBB Tentang Gencatan Senjata Israel – Hamas 

oleh Xia Yu

Amerika Serikat pada Selasa (20 Februari) kembali memveto rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB mengenai gencatan senjata antara Israel dengan Hamas, malah mendesak Dewan Keamanan untuk meminta Hamas segera melepaskan sandera. 

Tiga belas anggota Dewan Keamanan memberikan suara pada hari Selasa untuk mendukung rancangan resolusi gencatan senjata yang awalnya diusung oleh Aljazair. Sementara itu Inggris abstain dalam pemungutan suara tersebut, sedangkan AS untuk ketiga kalinya memveto resolusi tersebut.

Linda Thomas-Greenfield, Dubes AS untuk PBB mengatakan pada Sabtu (17 Februari) bahwa Amerika Serikat akan memveto rancangan resolusi tersebut karena khawatir rancangan resolusi ini akan membahayakan perundingan antara Amerika Serikat, Mesir, Israel dan Qatar yang bertujuan untuk menengahi moratorium perang dan pembebasan sandera.

Dia mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB pada hari Selasa bahwa resolusi yang diusulkan oleh Aljazair akan berdampak negatif terhadap negosiasi sensitif yang sedang berlangsung di wilayah tersebut.

Linda Thomas-Greenfield mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB sebelum pemungutan suara dimulai : “Menuntut gencatan senjata segera dan tanpa syarat tanpa perjanjian yang mengharuskan Hamas melepaskan sandera tidak akan menghasilkan perdamaian yang langgeng. Sebaliknya, hal itu dapat memperpanjang konflik antara Hamas dengan Israel”.

Resolusi yang dirancang oleh Aljazair dan diveto oleh Amerika Serikat tidak mengaitkan gencatan senjata dengan pembebasan sandera. Perjanjian tersebut memisahkan antara gencatan senjata kemanusiaan dengan pembebasan semua sandera secara langsung dan tanpa syarat.

“Hanya menyerukan gencatan senjata, sebagaimana resolusi ini, tidak akan mencapai tujuan tersebut,” kata Barbara Woodward, Dubes Inggris untuk PBB kepada Dewan Keamanan PBB usai pemungutan suara.

“Cara untuk menghentikan pertempuran dan berpotensi mencegah terjadinya lagi pertempuran adalah dengan terlebih dahulu menghentikan tembakan untuk menyelamatkan para sandera dan memberikan bantuan,” katanya.

Amerika Serikat telah mengusulkan rancangan resolusi yang menyerukan gencatan senjata sementara dalam perang Israel dengan Hamas dan menentang serangan darat besar-besaran Israel di Rafah, menurut teks yang dilihat oleh Reuters pada hari Senin. Rancangan resolusi AS ini mengusulkan pemberikan waktu untuk negosiasi dan tidak akan terburu-buru melakukan pemungutan suara.

Presiden Joe Biden melakukan panggilan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pekan lalu, dan rancangan resolusi AS sejalan dengan himbauan Biden.

Rancangan resolusi AS akan meminta Dewan Keamanan untuk “menekankan dukungan bagi gencatan senjata sementara yang cepat di Gaza, berdasarkan pembebasan semua sandera, dan menyerukan penghapusan semua hambatan yang terjadi terhadap pengiriman bantuan kemanusiaan”.

Usai pemungutan suara hari Selasa, Linda Thomas-Greenfield mengatakan : “Melakukan pemungutan suara hari ini hanyalah angan-angan dan tidak bertanggung jawab, jadi meskipun kami tidak dapat mendukung resolusi yang akan membahayakan negosiasi sensitif, kami berharap dapat terlibat dalam rancangan resolusi lainnya yang kami yakini ini dapat mengatasi lebih banyak masalah yang menjadi perhatian kita semua.”

Ini adalah kedua kalinya sejak 7 Oktober tahun lalu, Amerika Serikat mengajukan resolusi versi AS dalam menangani masalah Gaza ke Dewan Keamanan. Akhir bulan Oktober tahun lalu, Tiongkok dan Rusia telah memveto resolusi pertama AS tersebut. (sin)