Rumah Sakit di Wenzhou, Tiongkok Membludak, Masyarakat Pertanyakan Pemerintah yang Menutupi Epidemi 

Selama tahun baru Tiongkok, Provinsi Zhejiang, Tiongkok, kembali mengalami penyebaran kasus infeksi saluran pernapasan. Menurut data resmi pihak rumah sakit, dari  9 hingga 17 Februari saja, empat rumah sakit utama di Wenzhou menerima sebanyak 30.000 kunjungan pasien, dengan sebagian besar pasien menderita infeksi saluran pernapasan. Masyarakat mempertanyakan para pejabat yang menyembunyikan epidemi tersebut

Wang Ziqi/Yi Ru/Chen Jianming

Menurut media daratan Tiongkok, Wenzhou Metropolis Daily, dari Malam Tahun Baru hingga hari kedelapan bulan pertama kalender lunar yakni 9-17 Februari, ada sekitar 30.000 kunjungan ke Rumah Sakit Afiliasi Pertama Universitas Kedokteran Wenzhou, Rumah Sakit Pusat Kota, Rumah Sakit Rakyat Kota, dan Rumah Sakit Kota yang Mengintegrasikan Pengobatan Tradisional Tiongkok dan Pengobatan Barat.

Pusat Gawat Darurat Rumah Sakit Afiliasi Pertama Universitas Kedokteran Wenzhou memiliki lebih dari 10.000 pengunjung, bahkan ada pasien yang mengantri selama 24 jam sepanjang hari untuk mendapatkan perawatan di saluran gawat darurat. Departemen Gawat Darurat Rumah Sakit Rakyat Kota menerima enam hingga tujuh ratus pasien dewasa setiap hari, dan departemen pediatri darurat merawat lebih dari 200 orang setiap hari, sebagian besar menderita infeksi saluran pernapasan bagian atas.  Direktur departemen gawat darurat rumah sakit setempat menjelaskan, pada tahun-tahun sebelumnya, biasanya tidak banyak terlalu pasien pada malam tahun baru  dan hari pertama bulan lunar.  Namun demikian tidak menyangka pada malam tahun baru kali ini kedatangan lebih banyak pasien demam.

Dengan banyaknya pasien rawat jalan darurat ini, ruang gawat darurat menjadi penuh sesak. Universitas Kedokteran Wen yang melekat pada ruang gawat darurat pertama untuk menyelamatkan jumlah pasien jauh lebih banyak daripada jumlah konsultasi harian. Jumlahnya mencapai puncaknya, di mana pasien akut dan kritis serta pasien saluran pernapasan dengan penyakit serius mencapai 40%.

Yang dari Jinhua, Zhejiang : “Ini cukup serius. Influenza A ada di mana-mana sekarang. Seperti yang mereka katakan, itu hanya pilek dan demam! Ada di mana-mana, termasuk pelajar dan orang dewasa.  Ia bisa melihatnya ada cukup banyak orang di rumah sakit.”

Xiao dari Hangzhou, Zhejiang : “Sepertinya pilek cukup banyak. Saya kira ini terutama disebabkan oleh dampak epidemi. Ada juga cuaca yang relatif dingin!”

Li, seorang karyawan sebuah perusahaan di Hangzhou, Provinsi Zhejiang, mengatakan bahwa dua minggu sebelum liburan Tahun Baru Imlek, hampir semua karyawan di perusahaannya bergantian terkena flu. 

Li, seorang karyawan sebuah perusahaan di Hangzhou, Provinsi Zhejiang berkata: “Dikarenakan semua orang menganggapnya sebagai flu, maka tidak ada seorang pun di tempat kerja yang menjalani tes  COVID-19 atau influenza A. Tidak ada yang menjalani tes, mereka semuanya hanya minum obat.”

Chen dari Wenzhou, Zhejiang, mengatakan bahwa epidemi infeksi saluran pernapasan lokal selama Tahun Baru Imlek bukanlah yang paling serius, periode puncaknya sudah terjadi pada bulan Oktober hingga Desember tahun lalu.

Chen juga menjelaskan: “Sekarang bagian pediatrik dan penyakit menular di rumah sakit sedikit lebih ramai dari biasanya. Namun keadaannya sedikit lebih baik dibandingkan tahun lalu dan tidak terlalu serius. Dari Oktober hingga Desember tahun lalu, sebagian besar dari mereka berusia lima belas tahun atau enam belas tahun. Terutama banyak anak berusia empat belas atau lima tahun. Hampir setiap anak di sekolah mengalami gejala seperti itu. Biasanya mengalami sakit tenggorokan, atau pilek, dan segala macam gejalanya. Rumah sakitnya penuh sesak, terutama yang berada di Departemen Penyakit Menular.”

Meski demikian, Chen belum mendengar adanya kasus kematian, sekolah belum ditutup dan para pejabat belum menjelaskannya. Akan tetapi sejumlah orang, termasuk dirinya sendiri, khawatir akan wabah tersebut. Chen berpikir harusnya kasus ini adalah infeksi epidemi, para pejabat hanya mengatakannya  influenza, mereka tidak dapat menjelaskannya. Kami tidak tahu apa yang terjadi sekarang,  kami sebagai orang biasa memiliki perasaan bahwa mungkin ada sesuatu yang salah, tidak mungkin ada banyak hal yang terjadi. Banyak orang menduga bahwa sepertinya vaksin telah diberikan… Chen  juga berpikir bahwa itu mungkin terjadi. Ia menyatakan tidak mengerti hal-hal medis, tetapi ia selalu merasa ada yang aneh.

Mr Yang dari Jinhua, provinsi Zhejiang, mengatakan bahwa seorang kerabatnya dirawat di rumah sakit dengan gejala yang sama pada Hari Tahun Baru lalu, tetapi kemudian tiba-tiba meninggal dunia.

Yang dari Jinhua, Zhejiang, mengatakan bahwa selama Tahun Baru tahun lalu, seorang kerabatnya dirawat di rumah sakit dengan gejala serupa, namun kemudian meninggal dunia dengan mendadak. Ia sendiri sempat dirawat di rumah sakit karena influenza A. Ia mengakui tidak mengetahui apa yang terjadi setelah  dirawat di rumah sakit. Bahkan, salah satu kerabatnya baru saja meninggal karena penyakit serupa. Orang-orang tidak membicarakan epidemi ini. Pokoknya,  hanya mengobatinya seperti penyakit flu. 

Menyembunyikan informasi tentang epidemi atau bencana alam telah menjadi kebijakan utama Partai Komunis Tiongkok selama bertahun-tahun, terutama empat tahun yang lalu ketika PKT menyembunyikan wabah virus  yang menyebabkan pandemi global.

Setelah PKT menyatakan “kemenangan dalam perang melawan epidemi”, pemerintah secara resmi menghentikan tes COVID dalam skala besar, dan sebaliknya menjelaskan infeksi yang sedang berlangsung sebagai “influenza”, “pneumonia mikoplasma”, dan sebagainya.

Epidemi pneumonia di Tiongkok pada akhir tahun lalu sekali lagi menimbulkan kekhawatiran besar di Tiongkok dan masyarakat internasional.

Pada November tahun lalu, Yang Qing (nama samaran), sumber yang berbasis di Beijing yang dekat dengan Kantor Pusat Partai Komunis Tiongkok (PKT) dan militer, mengatakan kepada Epoch Times bahwa ketua partai PKT Xi Jinping telah memerintahkan agar wabah tersebut tidak dibesar-besarkan.  Pihak berwenang telah mengirimkan beberapa ahli untuk menjelaskannya serta menekankan bahwa berbagai virus bukanlah mutasi dari virus COVID dan media daratan Tiongkok tidak diperbolehkan melaporkan wabah dengan cara apa pun tanpa kecuali. (Hui)