Pilot dan Kopilot Tertidur Saat Penerbangan Kendari-Jakarta Hingga Pesawat Nyasar

Co-pilot kurang tidur setelah membantu istrinya merawat bayi kembar mereka yang berusia sebulan

 Aldgra Fredly The Epoch Times

Kementerian Perhubungan Indonesia mengatakan pada  Sabtu 9 Maret bahwa mereka akan melakukan peninjauan ulang terhadap operasi penerbangan malam hari setelah dua pilot Batik Air tertidur di tengah penerbangan selama hampir setengah jam, yang menyebabkan pesawat berbelok arah.

Insiden tersebut terjadi pada 25 Januari ketika kedua pilot penerbangan BTK6723 yang dioperasikan oleh Batik Air tertidur ketika pesawat sedang dalam perjalanan dari Kendari ke Jakarta, dengan total 153 penumpang di dalamnya.

Menurut laporan awal Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), sekitar setengah jam setelah keberangkatan, kapten meminta izin untuk beristirahat kepada co-pilot, dan izin tersebut dikabulkan.

Kapten terbangun 45 menit kemudian dan bertanya kepada co-pilot apakah dia ingin berganti pesawat dan beristirahat. Namun, co-pilot menolak. Mereka terlibat dalam percakapan yang tidak berhubungan dengan tugas selama sekitar 30 detik sebelum kapten kembali tidur.

KNKT mengatakan bahwa co-pilot mengambil alih kendali penerbangan namun kemudian “secara tidak sengaja” tertidur, yang mengakibatkan pusat kendali lalu lintas udara tidak dapat menjangkau pesawat.

“Beberapa upaya untuk menghubungi BTK6723 telah dilakukan oleh Jakarta ACC [pusat pengendali lalu lintas udara] termasuk meminta pilot lain untuk menghubungi BTK6723. Tidak ada satu pun panggilan yang direspon oleh pilot BTK6723,” demikian bunyi pernyataan resmi.

Pesawat mendarat dengan selamat di Jakarta tanpa kerusakan. Tidak ada korban luka atau korban jiwa yang dilaporkan setelah kejadian tersebut.

Pihak Maskapai Didesak Periksa Waktu Istirahat Pilot

KNKT menemukan bahwa kedua pilot tersebut dianggap layak untuk terbang karena telah lulus pemeriksaan kesehatan dan tes alkohol sebelum perjalanan.

Menurut laporan tersebut, kopilot tersebut kurang tidur setelah membantu istrinya merawat bayi kembar mereka yang berusia sebulan di rumah.

“SIC [second in command] merasa kualitas tidurnya menurun karena beberapa kali terbangun,” tulis laporan itu.

KNKT juga menyatakan sistem komunikasi radio pesawat ditemukan dalam “kondisi normal” setelah terjadinya penerbangan.

Kedua pilot tersebut telah ditangguhkan sementara, menurut maskapai tersebut.

Batik Air mengatakan kepada media lokal VOI, keputusan tersebut menunjukkan “keseriusannya dalam pentingnya aspek keselamatan dan dalam melakukan investigasi secara menyeluruh.”

Pihak Juru bicara maskapai Batik Air juga menyatakan pihaknya komitmen kuat terhadap keselamatan dan kenyamanan penumpang menyampaikan berbagai langkah untuk mengembangkan standar operasional dan kinerja pilotnya. 

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Kristi Endah Murni mengatakan kementerian akan memulai penyelidikan atas insiden tersebut dan “meninjau operasional penerbangan malam di Indonesia terkait manajemen risiko kelelahan bagi Batik Air dan seluruh operator penerbangan.”

“Kami menekankan bahwa sanksi akan dijatuhkan sesuai dengan hasil investigasi yang ditemukan oleh tim investigasi,” kata Murni dalam sebuah pernyataan, menurut laporan lokal.

Ia juga merekomendasikan agar maskapai penerbangan memantau kualitas dan durasi istirahat pilot dan awak pesawat, karena istirahat yang tidak mencukupi dapat mempengaruhi tingkat kewaspadaan mereka saat terbang.

Batik Air merupakan anak perusahaan Lion Air, maskapai penerbangan terbesar di Indonesia. Maskapai komersial ini memiliki frekuensi lebih dari 350 penerbangan setiap hari. Pihak berwenang Indonesia dan Batik Air menahan diri untuk mengungkapkan identitas kedua pilot tersebut. (asr)