Ancaman Bom Terbaru dan Penembakan Massal Dilayangkan ke Grup Shen Yun Performing Arts

Ancaman serangan teror semakin beringas dalam beberapa minggu terakhir ketika Shen Yun melakukan tur ke berbagai panggung dunia dengan pertunjukan ‘Tiongkok sebelum komunisme’, membuatnya menjadi sasaran utama Partai Komunis Tiongkok (PKT)

oleh Petr Svab

Sebuah ancaman bom dan ancaman penembakan massal telah dilayangkan ke kantor pusat Shen Yun Performing Arts, sebuah kelompok seni yang didirikan oleh pelarian asal Tiongkok yang mana telah lama menghadapi penindasan yang dilakukan oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT).

Berbagai pesan tersebut diterima hanya beberapa hari setelah ancaman bom serupa dikirim ke dua gedung teater di mana Shen Yun tampil selama akhir pekan di California dan Kanada, yang memicu evakuasi dan penyisiran bom oleh aparat kepolisian. Tidak ada bahan peledak yang ditemukan.

Pihak perusahaan menerima serangkaian email pada 26 Maret yang mengklaim bahwa bahan peledak telah ditempatkan di kantor pusatnya di bagian utara New York dan orang-orang akan menyelinap masuk ke dalam gedung, “menembak semua orang yang terlihat,” dan “melempar granat,” demikian bunyi email yang diperoleh The Epoch Times.

Kantor pusat Shen Yun terletak di sebuah lokasi yang disebut Dragon Springs yang juga menjadi tempat bagi dua sekolah seni dan bangunan bergaya Dinasti Tang. Ancaman bom tersebut meminta uang tebusan.

“Beberapa bom plastik C4 telah ditempatkan di berbagai lokasi di Temple Dragon Springs di Shawangunk Ridge, bagian utara New York. Jika Anda tidak ingin melihat Temple Dragon Springs menjadi reruntuhan, maka transferlah uang sebesar US$58 juta sebelum pukul 15.00 besok ke rekening PayPal saya… Jika uang tersebut belum sampai pada pukul 15.00, kami akan meledakkan bom-bom tersebut,” demikian isi surel tersebut, yang ditulis dalam bahasa Mandarin.

Ancaman penembakan massal, yang dikirim dari alamat email terpisah, tidak meminta uang.

“Kami akan menyelinap ke Temple Dragon Springs di Shawangunk Ridge, bagian utara New York, dalam waktu dekat, menembaki siapa pun yang kami lihat dengan senjata dan melemparkan granat ke kerumunan orang,” demikian isi email tersebut, yang juga ditulis dalam bahasa Mandarin.

BACA JUGA : New York Times, Setelah Bertahun-tahun Membela PKT, Kini Merencanakan Serangan Terhadap Shen Yun

BACA JUGA : Kampanye Global yang Menargetkan Basis Shen Yun Performing Arts di New York

Email lain yang dikirim pada hari yang sama menjadi tidak karuan, penuh sumpah serapah dan pengirimnya tampak kesal karena Dragon Springs dan Shen Yun melaporkan ancaman tersebut kepada polisi dan media.

“Saya, Bos Besar Anda, telah menjadi berita utama ratusan kali! FBI sama sekali tidak perlu dikhawatirkan,” katanya, dengan alasan bahwa “Terus mengirim [email semacam itu] akan membuat polisi lelah, cepat atau lambat, dan mereka akan berpikir bahwa ini adalah anak lelaki yang berteriak ada ‘Serigala’.”

“Lalu suatu hari [saya] akan benar-benar menempatkan bom di teater. Jika bom itu membunuh salah satu dari kalian, maka akan ada satu pengkhianat yang berkurang,” katanya.

Ancaman bom pertama yang menargetkan Dragon Springs dikirim pada 14 Maret.

Semua pesan, yang diperoleh The Epoch Times, dikirim dari alamat email  berbeda, meskipun ada kesamaan di antara beberapa akun.

FBI telah diberitahukan dan sedang menyelidiki ancaman tersebut, kata perwakilan Shen Yun. The Epoch Times telah menghubungi FBI untuk memberikan komentar namun belum mendapatkan jawaban.

FBI sedang menyelidiki serangkaian ancaman bom baru-baru ini terhadap Shen Yun Performing Arts yang berbasis di New York, yang merupakan target utama Beijing. (Madalina Vasiliu / The Epoch Times)

Ancaman  Pria Bersenjata

Pada 7 September, FBI mengeluarkan peringatan keselamatan petugas yang menyatakan bahwa seorang pria “telah membuat ancaman terhadap kampus Dragon Springs,” terlihat di daerah tersebut dan “berpotensi bersenjata dan berbahaya.”

Pria tersebut, yang merupakan keturunan Tionghoa, “mengaku ingin masuk dalam ‘regu bunuh diri’,” demikian bunyi peringatan FBI. 

FBI juga mencatat bahwa pria tersebut memiliki video yang menunjukkan “peragaan pengisian senjata.”

Sebagai akibat dari potensi ancaman terhadap sekolah-sekolah di lokasi, semua pintu masuk dijaga oleh penegak hukum.

Penari Shen Yun berlatih tarian klasik Tiongkok secara rutin di fasilitas mereka di Orange County, N.Y., dalam foto file ini. (Courtesy of Shen Yun)

“Pada satu titik, pria ini diketahui berada di area kampus kami. … Kami memiliki polisi negara bagian yang berpatroli di pintu masuk kami, dan semua orang dalam keadaan waspada,” kata George Xu, wakil presiden Dragon Springs, kepada The Epoch Times.

Polisi kemudian menggeledah rumah pria tersebut dan menemukan pistol, senapan AR-15, lebih dari 600 butir amunisi, dan 14 magasin senjata, sekitar setengahnya sudah terisi, demikian laporan polisi yang diperoleh The Epoch Times.

Pria tersebut telah didakwa dengan kepemilikan senjata api ilegal karena gagal mendapatkan izin membawa senjata api secara tersembunyi setelah pindah ke negara bagian lain serta kepemilikan ilegal magasin berkapasitas lebih dari 10 peluru-batas di negara bagian tempat tinggalnya saat ini.

BACA JUGA : Platform Daring Membuka Shen Yun Pada Dunia

BACA JUGA : Shen Yun Sebuah Anugerah bagi Dunia Seni Pertunjukan

Insiden Lain

Dalam insiden terpisah, beberapa bus tur Shen Yun dirusak minggu lalu di Costa Mesa, California, dengan cara yang bisa menyebabkan kecelakaan serius.

Ban pada dua bus disayat setengah bagian karetnya, berdasarkan gambar yang diberikan oleh Shen Yun serta deskripsi kerusakan dalam laporan Departemen Kepolisian Costa Mesa yang diperoleh The Epoch Times. Kerusakan semacam ini tidak menyebabkan ban mengempis melainkan meledak saat melaju dengan kecepatan tinggi.

Departemen Kepolisian Costa Mesa merinci “sayatan sekitar 7 inci di dinding samping” ban pada bus tur Shen Yun, pada 15 Maret 2024. Ban tersebut dipotong sedemikian rupa sehingga tidak akan mengempis namun akan meletus ketika dikendarai di jalan bebas hambatan. (Courtesy of Shen Yun security)

Insiden serupa sebelumnya terjadi di Amerika Serikat dan Kanada, di mana ban bus Shen Yun disayat dengan cara yang sama, perusahaan terpaksa mempekerjakan petugas keamanan untuk mengawasi bus mereka siang dan malam. Di Costa Mesa, bagaimanapun, bus-bus tersebut dibawa ke bengkel lokal untuk perawatan, dan sobekan ban baru diketahui setelah bus-bus tersebut diambil.

Polisi sedang menyelidiki insiden tersebut.

Sayatan di sisi ban yang disabotase pada bus tur Shen Yun “tampak seperti potongan baru,” menurut Departemen Kepolisian Costa Mesa, pada 15 Maret 2024. Ban tersebut dipotong sedemikian rupa sehingga tidak akan mengempis namun akan meletus ketika dikendarai di jalan bebas hambatan. (Courtesy of Shen Yun security)

Selain itu, dua minggu lalu, anggota salah satu kelompok Shen Yun diganggu di Bandara Internasional O’Hare di Chicago oleh seorang pejabat bea cukai yang berbicara bahasa Mandarin dengan aksen daratan Tiongkok. Insiden ini telah mendorong beberapa anggota Kongres Amerika Serikat untuk meminta penyelidikan.

Kampanye Partai Komunis Tiongkok (PKT)

Shen Yun telah menjadi kekuatan budaya yang besar, berkembang menjadi delapan ansambel tur yang tampil di hadapan sekitar satu juta audiens saban tahun. Representasi budaya Tiongkok yang otentik, di bawah slogan “Tiongkok sebelum komunisme”, dianggap oleh PKT sebagai ancaman terhadap dominasinya di bidang budaya.

“Mereka [PKT] ingin mengatakan bahwa budaya Tiongkok adalah sosialis,” menurut Trevor Loudon, seorang pakar tentang rezim komunis dan operasi pengaruh mereka di luar negeri.

Perwakilan Shen Yun menduga ancaman dan serangan baru-baru ini terkait dengan kampanye PKT yang telah berlangsung cukup lama terhadap Shen Yun.

Curtain call untuk Shen Yun Performing Arts di Teater David H. Koch di Lincoln Center di New York pada 11 Januari 2015. (Larry Dai/Epoch Times)

Ada lebih dari seratus kasus di mana pejabat PKT telah menekan bioskop dan pejabat pemerintah untuk membatalkan pertunjukan Shen Yun, menurut Falun Dafa Information Center (FDIC), sebuah organisasi nirlaba yang didedikasikan untuk memantau penganiayaan PKT terhadap Falun Gong. Sejumlah upaya semacam telah berhasil di negara-negara di mana PKT memiliki kekuasaan yang lebih besar, seperti di Korea Selatan, demikian The Epoch Times melaporkan.

Sejumlah seniman Shen Yun mengatakan bahwa kerabat mereka di Tiongkok telah diinterogasi oleh polisi, atau bahkan dipenjara, sebagai upaya untuk mengintimidasi mereka.

“Pertama, mereka mengancam pemerintah agar tidak mengizinkan Shen Yun. Ketika tak berhasil, mereka mulai mengancam pihak gedung. Ketika  tidak juga berhasil, mereka mulai menggembosi ban bus kami,” kata Ying Chen, wakil presiden Shen Yun Performing Arts.

“Ketika hal tersebut tidak menghentikan kami, mereka mulai melakukan kampanye online dan mengirimkan email secara sporadis kepada para manajer teater. Sekarang, mereka telah merunduk lebih rendah lagi, mengirim email ‘ancaman bom’.”

Banyak dari para seniman ini  berlatih Falun Gong, sebuah disiplin spiritual Tiongkok kuno yang meliputi latihan gerak lambat dan prinsip-prinsip Sejati-Baik-Sabar. 

Pada 1999, pemimpin PKT saat itu, Jiang Zemin, meluncurkan kampanye untuk  “menghabisi” Falun Gong setelah rezim tersebut memperkirakan bahwa latihan ini memiliki 70-100 juta pengikut, melebihi jumlah anggota PKT.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia telah mendokumentasikan penangkapan massal, penahanan, penyiksaan, dan pembunuhan terhadap para pengikut Falun Gong di Tiongkok. Pengadilan Tiongkok independen di Inggris menyimpulkan pada 2019 bahwa PKT juga menggunakan tahanan Falun Gong sebagai sumber organ untuk bahan bakar industri transplantasi besar-besaran.

Beberapa tarian Shen Yun secara artistik menggambarkan adegan dari penganiayaan tersebut.