PKT Abaikan Serangan Houthi Terhadap Kapal Dagang Tiongkok,  Hu Xijin Disindir  “Cuci Tangan” yang Memicu Perdebatan

Wang Yanqiao – NTD

Sebuah kapal dagang Tiongkok diserang oleh angkatan bersenjata Houthi di dekat Yaman. Namun demikian, Kementerian Luar Negeri Partai Komunis Tiongkok (PKT)  tidak menyatakan secara resmi sikapnya mengenai insiden tersebut. Namun, Hu Xijin, mantan pemimpin redaksi Global Times justru berbicara dengan mendukung Houthi. Insiden ini memicu diskusi panas di kalangan netizen daratan Tiongkok.

Komando Pusat AS (CENTCOM) mengeluarkan pernyataan di platform media sosial Empat rudal balistik anti-kapal (ASBM) pertama kali diluncurkan di dekat kapal tanker minyak “Huangpu”. Kemudian pada pukul 16:25, angkatan bersenjata Houthi meluncurkan rudal kelima dan “Huangpu” tertembak rudal.

Sejauh ini, Kementerian Luar Negeri Partai Komunis Tiongkok belum memberikan tanggapan atas serangan terhadap kapal dagang Tiongkok yang dilakukan angkatan bersenjata Houthi di Yaman.

Blogger militer Zhou Ziding berkata: “Faktanya, ada petunjuk tentang sikap Tiongkok dalam hal ini. Ketika Amerika Serikat melakukan misi pengawalan di Laut Merah, Tiongkok menolak untuk bergabung. Saat itu, kapal tanker minyak Israel diserang, kapal perang Tiongkok sebenarnya ada di dekatnya,  tetapi tidak memberikan pertolongan.”

Bloomberg mengutip beberapa orang yang mengetahui masalah ini yang mengatakan pada  21 Maret bahwa kelompok bersenjata Houthi telah mencapai kesepakatan dengan PKT dan Rusia, berjanji untuk tidak menyerang kapal mereka. Sebagai imbalannya, PKT dan Rusia perlu mendukung Houthi di Dewan Keamanan PBB dan lembaga lainnya serta memberikan dukungan senjata kepada Houthi.

Pada 24 Maret, Hu Xijin, mantan pemimpin redaksi media resmi Partai Komunis Tiongkok “Global Times” yang “membela” Houthi, dengan mengatakan bahwa dia tidak dapat mengesampingkan bahwa Houthi “melakukan kesalahan.”

Setelah kejadian tersebut, para netizen berkomentar : “Ini adalah kepura-puraan  PKT untuk menipu masyarakat internasional serta menghilangkan kecurigaan bahwa PKT secara diam-diam mendukung Houthi. Partai Komunis Tiongkok telah mengorbankan kepentingan perusahaannya sendiri demi mendukung Houthi, yang sama sekali tidak sopan dan memalukan bagi negara.”

Zhou Ziding: “Jelas, Tiongkok telah berpihak pada Houthi dalam konflik ini dan  Rusia dalam perang Ukraina, jadi bagaimanapun juga, Iran, Korea Utara, Partai Komunis Tiongkok, dan Rusia entah bagaimana telah membentuk apa yang disebut sebagai aliansi poros baru.”

Laksamana Aquilino, komandan Komando Indo-Pasifik Amerika Serikat, memperingatkan dalam kesaksiannya di Parlemen AS pada pekan lalu bahwa “poros kejahatan” baru yang dipimpin oleh Tiongkok sedang muncul.

Mantan Sekretaris Jenderal NATO Anders Rasmussen yang menjabat sebagai Perdana Menteri Denmark, juga memperingatkan pada Januari lalu untuk mewaspadai munculnya poros otoriter yang dipimpin oleh PKT dan diikuti oleh Rusia, Iran, dan Korea Utara.

Cai Shenkun, seorang tokoh media senior Tiongkok, mengatakan: “Entah itu ideologi masa lalu atau tujuan awal dari PKT,  semuanya bertujuan mempertahankan kekuasaannya yang otoriter dan terpusat. Apa yang sebenarnya ditentangnya adalah demokrasi dan kebebasan Barat. Banyak fakta  membuktikan bahwa poros ini telah terbentuk, dan mereka sebenarnya sepakat dalam banyak hal.” (Hui)