Laporan : Bank Sentral Tiongkok Diam-Diam Menimbun Emas Sebanyak Lebih dari 5.300 Ton 

oleh Lin Yan

Sebuah laporan terbaru dari Jan Nieuwenhuijs, seorang pakar asing yang berfokus pada pasar emas Tiongkok, menemukan bahwa Beijing telah menimbun emas sebanyak lebih dari 5.300 ton, atau 2,4 kali angka resmi.

Beijing telah membeli emas secara agresif selama 15 bulan berturut-turut. Berdasarkan angka yang dilaporkan oleh Dewan Emas Dunia (World Gold Council) dikurangi pembelian yang dilaporkan secara resmi, hitungan Nieuwenhuijs menemukan bahwa Bank Rakyat Tiongkok (PBOC) yang merupakan bank sentral Tiongkok, sebenarnya memiliki cadangan emas sebesar 5.358 ton, jauh di atas 2.250 ton yang dilaporkan secara resmi.

Nieuwenhuijs menerbitkan sebuah artikel di situs web “Gainesville Coins” pada 21 Maret, menyebutkan bahwa Tiongkok mungkin menjadi kekuatan pendorong di balik kenaikan harga emas dunia baru-baru ini, karena Beijing mulai menimbun emas untuk melindungi perekonomiannya dari dampak depresiasi dolar AS. .

Menurut perkiraannya, Bank Central Tiongkok pada  2023 telah melakukan pembelian emas pemecah rekor sebesar 735 ton, atau 23% lebih tinggi dari rekor pembelian emas sebesar 597 ton pada  2022.

Nieuwenhuijs mengatakan bahwa setelah berkonsultasi dengan orang dalam industri dirinya mengetahui bahwa sebagian besar pembelian emas Tiongkok yang tidak dilaporkan itu dilakukan oleh Bank Rakyat Tiongkok.

Bank Sentral Tiongkok merahasiakan banyaknya emas yang dimiliki

Di antara bank sentral, Bank Sentral Tiongkok adalah pembeli emas terbesar di dunia pada 2023. Tapi tidak ada yang tahu seberapa banyak emas yang dimiliki Bank Sentral Tiongkok, dan ini adalah salah satu rahasia yang paling dijaga di dunia keuangan.

Artikel Nieuwenhuijs yang dipublikasikan di masa lalu juga secara rinci telah menjelaskan tentang proses dirinya dalam memperkirakan jumlah emas yang dimiliki oleh Bank Rakyat Tiongkok. Disebutkan bahwa pertumbuhan cadangan emas Tiongkok tidak dapat diukur dengan menelusuri jumlah emas yang ditambang atau impor bersih oleh mereka, karena semua emas ini sebenarnya dijual ke sektor swasta melalui Shanghai Gold Exchange.

“Bank Rakyat Tiongkok menggunakan dolar AS untuk membeli emas di luar negeri dan kemudian mengirimkan emas tersebut ke Beijing tanpa meninggalkan jejak apa pun dalam laporan bea cukai. Hanya ada satu cara untuk mengetahui berapa banyak yang dibeli oleh Bank Rakyat Tiongkok, yaitu melalui berbicara dengan orang-orang yang berhubungan dekat dengan bank dan peleburan”, kata Nieuwenhuijs.

Pada  2015, orang dalam industri yang pernah bekerja di perusahaan konsultan logam mulia menyampaikan aturan tak tertulis kepada Nieuwenhuijs. Sumber tersebut mengatakan bahwa pada saat itu Bank Rakyat Tiongkok menyimpan sekitar 3.300 ton emas. Menurut 2 orang sumber yang mengetahui masalah ini namun meminta untuk tidak disebutkan namanya, bahwa skala pembelian yang tidak dilaporkan oleh Bank Rakyat Tiongkok dapat digunakan untuk menilai peningkatan aset triwulanan Bank Rakyat Tiongkok. Dan bagian pembelian yang tidak dilaporkan itu disetujui oleh pihak bank sentral.

Setiap triwulan, Dewan Emas Dunia akan menerbitkan laporan perkiraan jumlah total emas yang telah dibeli oleh semua bank sentral dan lembaga keuangan internasional. Perkiraan ini didasarkan pada data publik dan intelijen industri serta mencakup pembelian yang dilaporkan dan tidak dilaporkan.

Nieuwenhuijs menjelaskan bahwa perkiraan triwulanan Dewan Emas Dunia biasanya lebih tinggi daripada pembelian yang dilaporkan oleh bank sentral, dan selisihnya mencerminkan pembelian yang tidak dilaporkan.

“Karena kurangnya asumsi yang akurat, saya memperkirakan bahwa 80% dari pembelian yang tidak dilaporkan ini terkait dengan pembelian rahasia yang dilakukan oleh Bank Rakyat Tiongkok, dan bukti berdasarkan pengalaman membuat saya percaya bahwa ini adalah persentase yang mendekati tepat”, kata Nieuwenhuijs.

Beijing menimbun emas secara besar-besaran dapat memicu “Badai Sempurna”

Nieuwenhuijs mengatakan bahwa pembelian emas besar-besaran yang dilakukan oleh Beijing dalam dua tahun terakhir telah mengubah pasar emas dunia secara mendasar. PKT telah mengambil alih kendali harga emas dari Barat dan melahirkan kenaikan harga emas.

Permintaan penimbunan Beijing, ditambah dengan permintaan swasta dari investor Tiongkok yang meninggalkan bidang investasi tradisional seperti real estat dan saham, telah menjadi kekuatan pendorong kenaikan harga emas.

Di masa lalu, harga emas dunia merespons pasar dan sedikit banyak dipengaruhi oleh tren suku bunga obligasi Treasury AS sepuluh tahun.

Harga emas cenderung memiliki hubungan terbalik dengan suku bunga. Ketika suku bunga turun, profitabilitas obligasi menurun, membuat emas lebih menarik dibandingkan aset pendapatan tetap seperti obligasi. Sebaliknya, suku bunga yang lebih tinggi cenderung membuat emas menjadi kurang menarik karena tidak memberikan bunga apa pun dibandingkan obligasi, sementara dolar yang lebih kuat juga membuat emas menjadi kurang menarik.

Namun kini tren tersebut sudah pudar.

Dia mengatakan bahwa ketika industri real estat Tiongkok mulai runtuh pada akhir tahun 2021, masyarakat Tiongkok mulai meningkatkan pembelian emas mereka, kemungkinan karena pengendalian modal, yang membuat investor Tiongkok hanya memiliki sedikit tempat untuk berinvestasi selain pasar saham domestik, real estat, dan emas. Jadi ketika pasar saham dan pasar real estat sedang lesu, emas menjadi pilihan yang menarik.

Alasan lainnya mungkin karena Beijing khawatir terhadap dampak potensi depresiasi dolar AS terhadap perekonomian Tiongkok, sehingga berupaya melakukan de-dolarisasi secara bertahap.

“Pembelian (emas) terselubung yang dilakukan oleh Bank Rakyat Tiongkok mencerminkan de-dolarisasi secara implisit. Meskipun dolar AS tetap menjadi mata uang cadangan paling dominan di dunia, Tiongkok dan negara-negara lain berusaha menjauhi dolar AS”, katanya.

Namun apa pun alasan di atas, hal ini dapat membawa bencana bagi pasar. Nieuwenhuijs memperkirakan bahwa ketika harga emas naik, investor Barat akan berinvestasi pada emas karena kekhawatiran yang sama, yang akan menciptakan “Badai Sempurna” bagi logam mulia. (sin)