Jerome Powell : Pandangan The Fed Tentang Kapan Penurunan Suku Bunga 

oleh Zhang Ting

Apakah Amerika Serikat akan menurunkan suku bunga tahun ini selalu menarik banyak perhatian kalangan bisnis dunia. Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan pada  Rabu (3 April), bahwa pembuat kebijakan memerlukan waktu untuk menilai situasi inflasi saat ini. Dia kemudian berbicara tentang pandangan The Fed terhadap penurunan suku bunga pada tahun ini.

Dalam pidatonya di Stanford Graduate School of Business pada  Rabu (3 April), Jerome Powell sempat menyinggung soal meningkatnya tekanan terhadap harga dari perkiraan yang terjadi di awal tahun ini, kemudian ia mengatakan bahwa karena alasan itulah pejabat The Fed tidak ingin terburu-buru untuk menerapkan pelonggaran moneter. Selain itu, masih terlalu dini bagi kita untuk menilai apakah data terbaru hanya menunjukkan sebuah gejolak dalam hal inflasi.

Powell mengatakan bahwa meskipun data pertumbuhan lapangan kerja dan inflasi akhir-akhir ini menunjukkan lebih tinggi dari perkiraan, tetapi belum cukup kuat untuk “secara substansial mengubah” kondisi keseluruhan dari perekonomian. 

Dia juga menegaskan kembali harapannya bahwa mungkin tepat untuk mulai memotong suku bunga “pada suatu saat nanti pada tahun ini”.

Namun dia menekankan :  pihaknya yakin tidak tepat untuk menerapkan kebijakan penurunan suku bunga saat tingkat inflasi sedang menunjukkan penurunannya menuju 2%”.

Powell juga menjelaskan : “Mengingat kekuatan perekonomian dan kemajuan dalam (menahan) inflasi yang ditunjukkan sejauh ini, kita punya waktu untuk membiarkan data yang masuk memandu keputusan kebijakan kita. 

 “Jika perekonomian berkembang sejalan seperti yang kita harapkan, sebagian besar anggota FOMC akan berpendapat, bahwa mungkin tepat untuk mulai menurunkan suku bunga pada tahun ini”.

Kementerian Tenaga Kerja AS akan merilis laporan tentang ketenagakerjaan  Maret 2024 pada Jumat (5 April), yang tentunya juga akan memberikan pandangan lain kepada The Fed tentang kesehatan pasar kerja AS.

Pada 20 Maret, Federal Reserve memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga yang berlaku dan mengisyaratkan bahwa mereka mungkin akan menurunkan suku bunga sebanyak 3 kali pada tahun ini.

Meskipun pasar secara umum memperkirakan bahwa Federal Reserve dapat melonggarkan kebijakannya pada tahun ini. Namun demikian, karena inflasi tidak terus melambat, pasar harus menyesuaikan kembali ekspektasinya mengenai waktu dan tingkat penurunan suku bunga. Variabel ekonomi lainnya, terutama pasar tenaga kerja dan belanja konsumen AS yang sampai saat ini masih tetap kuat, sehingga memberikan kelonggaran waktu bagi The Fed untuk menilai keadaan saat ini sebelum mengambil tindakan.

Ukuran inflasi pilihan The Federal, yakni Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) menunjukkan adanya peningkatan dari tahun-ke-tahun sebesar 2,5% pada Februari. Jika dinilai dengan tidak memasukkan faktor gejolaknya harga pangan dan energi, maka PCE inti 2,8% YoY. Kedua indikator tersebut masih jauh dari target inflasi tahunan The Fed yang 2%. Faktanya, semua ukuran inflasi lainnya menunjukkan tingkat di atas 3%.

Powell juga kembali menegaskan dalam pidatonya pada Rabu, bahwa kebijakan moneter yang dibuat The Fed tidak akan bersifat politis terutama pada tahun pemilu. Ia mengatakan bahwa sikap ini penting untuk menetapkan kebijakan moneter yang tepat.

Presiden Federal Reserve Bank Atlanta, Raphael Bostic menyatakan keprihatinannya tentang laju inflasi saat berwawancara dengan CNBC pada hari Rabu. Ia mengatakan bahwa dirinya berpendapat penurunan suku bunga hanya akan terjadi sekali pada akhir tahun ini.

“Jika perekonomian berkembang seperti yang saya perkirakan, dan PDB terus menunjukkan penguatan sepanjang tahun ini, pengangguran dan inflasi perlahan menurun, ia  merrasa sudah sepantasnya kita mulai memangkas suku bunga di akhir tahun, atau pada kuartal keempat tahun ini”. Dalam acara CNBC’s “Squawk” Box Raphael Bostic mengatakan : “Yang perlu kita lihat adalah dari mana data-data itu berasal.” (sin)