Studi Menemukan Bahan Kimia yang Menguraikan Plastik dalam Waktu 24 Jam

Para ilmuwan telah menemukan satu jenis bahan kimia yang dapat mengurai plastik hanya dalam 24 jam

oleh Linda

Para ilmuwan di King’s College London telah menemukan bahwa enzim yang biasa digunakan di sebagian besar deterjen dapat pula digunakan untuk mendaur ulang plastik sekali pakai yang sulit dalam penanganannya.

Jadi para ilmuwan telah menemukan metode daur ulang baru yang menggunakan enzim untuk mengurai bahan tersebut. Hasil penelitian mereka kemudian dipublikasikan di jurnal “Cell Reports Physical Science” pada 29 Januari 2024.

Plastik sekali pakai umumnya digunakan pada cangkir kopi dan kemasan makanan sebelum dibuang ke tempat sampah, itulah sebabnya para ilmuwan berupaya menemukan cara sederhana untuk mendaur ulang bahan-bahan tersebut. Metode daur ulang plastik yang dipakai saat ini adalah dengan proses pengomposan. Namun, proses ini membutuhkan waktu 12 minggu.

Dalam jurnal disebutkan bahwa sebuah metode baru yang dikembangkan oleh para ilmuwan dari King’s College dapat mengubah plastik menjadi bahan yang dapat larut dalam waktu satu hari. Ketika plastik dimasukkan ke dalam ruangan bersuhu tinggi selama 24 jam akan terus terurai menjadi molekul tunggal, yang kemudian digunakan untuk membuat plastik baru. Para ilmuwan percaya metode inivatif ini bisa digunakan untuk mendaur ulang bahan tersebut.

“Kami tentu terkejut”, kata Alex Brogan, seorang dosen kimia di King’s College London yang terlibat dalam penelitian ini. Kepada Newsweek ia mengatakan : “Berdasarkan penelitian sebelumnya dengan biomassa, kami merasakan hasil yang di luar dugaan.”

Brogan mengatakan : “Menggunakan biologi dan memberikan solusi berkelanjutan melalui cara kimia memungkinkan kita memperlakukan limbah sebagai sumber daya, sehingga kita dapat melepaskan diri dari sumber daya tak terbarukan seperti minyak untuk menghasilkan barang-barang kebutuhan dalam kehidupan modern.”

Masalah utama yang dijumpai dalam daur ulang plastik sekali pakai adalah bahwa plastik tersebut terurai dengan sangat lambat. Padahal plastik sekali pakai ini banyak digunakan oleh produsen dan konsumen, sehingga menimbulkan masalah besar. Masalah yang ditimbulkan bisa membahayakan planet kita ini.

Studi tersebut menunjukkan bahwa metode daur ulang mekanis yang digunakan saat ini menghasilkan emisi CO2, tetapi seringkali bahan-bahan tersebut tidak dapat digunakan kembali.

“Kami sekarang sedang bekerja sama dengan para insinyur tentang cara menerapkan teknologi ini secara lebih luas,” kata Alex Brogan kepada Newsweek.

“Masalah utamanya adalah kita tidak memiliki solusi daur ulang yang efektif untuk plastik. Bioplastik memainkan peran penting dalam membuat bahan-bahan yang kita perlukan dalam kehidupan modern dengan mengurangi ketergantungan kita pada minyak bumi. Namun karena kurangnya metode untu mendaur ulang, menyebabkan mereka akhirnya menjadi timbunan sampah, menjadi tidak menarik. Oleh karena itu, ketika kita mengembangkan metode daur ulang yang baru, kita boleh mencoba mendorong ekonomi sirkular untuk bioplastik dengan maksud membatasi dampak lingkungan dan mengurangi polusi karbon dari produksi plastik”.

Jika pendekatan baru ini diterapkan, maka kita dapat mengurangi secara signifikan jumlah plastik yang masuk ke tempat pembuangan sampah, sehingga mengurangi jumlah plastik yang masuk ke alam.

“Penelitian kami merupakan langkah awal dari mengembangkan teknologi baru dalam pengelolaan sampah, melalui daur ulang kita mencoba menghasilkan bioplastik dengan kualitas yang sama dengan produk aslinya. Hingga saat ini, hal tersebut menjadi tantangan besar dalam daur ulang plastik karena meskipun bioplastik terbuat dari bahan biologis. Namun tidak semuanya dapat diuraikan dan didaur ulang, dan sebagian besar metode daur ulang yang ada saat ini tidak efisien”, tulis Susana Meza Huaman Phd., seorang peneliti pada proyek tersebut di King’s College London dalam rangkumannya.

“Pendekatan dengan kimia yang kami gunakan telah mempercepat degrasi bioplastik, selain juga memungkinkan bioplastik didaur ulang dan digunakan kembali”.  (sin)