Pria Meninggal Karena Hiperkalsemia, Suatu Kondisi Akibat Konsumsi Vitamin D Berlebihan

EtIndonesia. Para ahli mengeluarkan peringatan tentang bahaya konsumsi vitamin D yang berlebihan setelah seorang pria di Inggris meninggal karena hiperkalsemia, suatu kondisi langka yang disebabkan oleh tingginya kadar vitamin D.

David Mitchener, pensiunan pengusaha berusia 89 tahun dari Inggris, meninggal tahun lalu karena hiperkalsemia, penumpukan kalsium dalam tubuh akibat kadar vitamin D yang berlebihan.

Michener dirawat di Rumah Sakit East Surrey pada 10 Mei 2023 , dan dinyatakan meninggal sepuluh hari kemudian. Menurut laporan dari Jonathan Stevens, asisten koroner di rumah sakit tersebut, kadar vitamin D pria berusia 89 tahun itu berada pada tingkat maksimum yang tercatat. Toksisitas vitamin D tercatat sebagai salah satu faktor utama kematian Michener, bersama dengan penyakit jantung kongestif, gagal ginjal kronis, dan hiperkalsemia.

Sebelum kematiannya, tes menunjukkan kadar vitamin D Mitchener pada 380 ng/mL, tingkat maksimum yang dapat dicatat oleh laboratorium. Sebagai referensi, laporan Institute of Medicine (IOM) pada tahun 2010 memperkirakan bahwa kadar vitamin D sebesar 20 ng/mL sudah cukup untuk kesehatan tulang yang baik.

Laporan Stevens mengenai kematian David Mitchener menimbulkan kekhawatiran bahwa suplemen vitamin dapat mempunyai “potensi risiko dan efek samping yang sangat serius bila dikonsumsi secara berlebihan,” dan menambahkan bahwa peraturan pelabelan suplemen saat ini tidak mengharuskan risiko tersebut disebutkan pada label.

“Tidak ada peringatan pada atau dalam kemasan yang merinci risiko spesifik atau efek samping dari mengonsumsi suplemen vitamin D,” tulis Jonathan Stevens. “Menurut pendapat saya, ada risiko kematian di masa depan jika tidak ada tindakan yang diambil.”

Hiperkalsemia adalah kondisi medis yang jarang namun sangat serius yang dapat melemahkan tulang dan merusak ginjal dan jantung, gejala yang diamati selama otopsi Mitchener. Hal ini terkait dengan mengonsumsi terlalu banyak vitamin D, yang menjadi masalah yang lebih umum terjadi pasca-Covid ketika konsumsinya didorong untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Sayangnya, kebanyakan orang tidak memahami bahwa terlalu banyak hal baik justru bisa berdampak buruk bagi Anda.(yn)

Sumber: odditycentral