Gambar Pertama dari Dalam Reruntuhan Reaktor Nuklir Fukushima Menunjukkan Formasi ‘Seperti Es’

EtIndonesia. Penyelidik telah membagikan gambar baru dari dalam pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima di Jepang.

Pada tahun 2011, pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi mengalami insiden besar, ditutup dan diberlakukan zona eksklusi.

Hal ini terjadi tak lama setelah gempa bumi dan tsunami Tōhoku yang menghancurkan sebagian besar pantai Jepang dan menewaskan hampir 20.000 orang.

Namun keadaan menjadi lebih rumit ketika diketahui bahwa gempa bumi telah merusak sumber energi cadangan pembangkit listrik. Hal ini berarti pembangkit listrik tersebut tidak dapat mendinginkan reaktor dengan baik setelah dimatikan, yang mengakibatkan pelanggaran terhadap penahanan bahan radioaktif.

Pada saat reaktor beroperasi cairan pendingin akan terus dipompa ke dalam teras reaktor untuk menjaga suhu tetap stabil.

Gangguan terhadap proses ini menyebabkan kehancuran total di dalam reaktor setelah terbentuknya panas yang sangat besar.

Saat ini pabrik tersebut terlarang, dan sangat berbahaya untuk dimasuki karena banyaknya bahan radioaktif di sana.

Namun, tim penyelidik berhasil menyelidikinya dengan menggunakan robot.

Robot mirip ular itu dikirim ke Fukushima ditemani drone mini untuk melihat keadaan di dalamnya.

Dan gambar-gambar tersebut menunjukkan bahwa jalan yang harus ditempuh dalam operasi pembersihan masih panjang bahkan 13 tahun setelah kejadian tersebut.

Operasinya diawasi oleh Tokyo Electric Power Company Holdings (TEPCO), yang juga merupakan perusahaan yang mengoperasikan pembangkit listrik tersebut.

Tujuan ekspedisi di dalam adalah untuk mempelajari lebih lanjut tentang kondisi pabrik dan bahan bakar bekas sehingga mereka dapat melakukan operasi pembersihan di lokasi dengan lebih baik.

Dalam gambar tersebut Anda dapat melihat ‘adhesi mirip es’ yang aneh, serta ‘benda mirip gumpalan’ yang tergantung di dinding reaktor.

Ini adalah gambar pertama yang diambil di dalam ‘alas’ reaktor Unit 1.

Perusahaan mengatakan bahwa ‘informasi yang sangat berguna telah diperoleh’ setelah penyelidikan dan mereka akan ‘menganalisis video yang diambil oleh drone kecil’.

Operasi pembersihan telah mengalami kemajuan, namun juga menemui kontroversi.

Hal ini terfokus pada keputusan TEPCO untuk membuang air olahan dari pabrik ke Samudera Pasifik.

Meskipun banyak lembaga mengatakan bahwa air yang telah diolah akan aman untuk dibuang, keputusan tersebut tidak diterima dengan baik oleh banyak orang yang khawatir akan dampak yang mungkin timbul meskipun telah diolah.

Bagian dalam pabrik juga dikenal sebagai ‘kuburan robot’ karena banyaknya robot yang rusak di dalamnya. (yn)

Sumber: unilad