6 Bulan Setelah Perang Israel-Hamas, PM Israel : Tidak akan Ada Gencatan Senjata Sampai Seluruh Sandera Dikembalikan

Yi Jing – NTD

Perang Israel-Hamas, yang dipicu oleh serangan milisi Hamas lintas batas, telah berlangsung selama enam bulan. Pada  Minggu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa Israel tidak akan menyetujui gencatan senjata jika Hamas tidak membebaskan para sandera yang ditahan.

“Saya ingin menegaskan kepada komunitas internasional bahwa tidak akan ada gencatan senjata sampai para sandera pulang,” kata Netanyahu.

Berbicara pada rapat kabinet pada Minggu, Perdana Menteri Netanyahu menekankan bahwa Israel bukanlah pihak yang menghalangi kesepakatan gencatan senjata dan Hamas yang harus disalahkan.

Dia mengatakan Israel tidak akan menyerah pada tekanan internal dan eksternal serta tuntutan ekstrim Hamas.

Netanyahu: “Tuntutan ekstrim Hamas adalah untuk mengakhiri perang sehingga perang ini utuh, untuk memastikan kelangsungan hidup mereka, pemulihan mereka, dan kemampuan mereka untuk membahayakan warga negara dan tentara kami.”

Pada 7 April, enam bulan setelah perang Israel-Hamas, Netanyahu mengatakan bahwa tentara Israel telah menghancurkan 19 dari 24 batalyon Hamas dan selangkah lebih dekat dengan kemenangan, dan Israel bertekad untuk memenangkan perang dalam semua aspek dan membawa pulang semua orang.

Pada Minggu, seorang juru bicara militer Israel mengatakan bahwa Israel telah menarik lebih banyak pasukan darat dari Gaza selatan, dan hanya menyisakan satu brigade. Namun, militer Israel tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai alasan penarikan tersebut atau jumlah pasukannya.

John Kirby, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, mengatakan bahwa pengurangan pasukan tersebut tampaknya merupakan “istirahat dan pemulihan” dan tidak menyiratkan adanya tindakan baru.

Pada hari yang sama, keluarga dari banyak korban berkumpul di tempat konser di mana serangan terjadi enam bulan yang lalu untuk memberikan penghormatan kepada orang-orang yang mereka cintai. Mereka mencium foto-foto korban yang meninggal dunia dan tidak dapat menyembunyikan kesedihan mereka.

Erez Zarfati, ayah dari seorang gadis yang meninggal dunia: “Anak perempuan saya baru berusia 22 tahun. Sebagian besar anak-anak pemberani di militer berusia 18 hingga 21 tahun. Bisa dibilang ini adalah perang terhadap kaum muda.”

Menurut statistik resmi Israel, sekitar 1.200 warga Israel kehilangan nyawa mereka dan lebih dari 250 orang lainnya diculik dalam serangan teror lintas batas Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.

Israel menghadapi tekanan internasional yang semakin meningkat setelah salah mengebom sebuah konvoi bantuan pada awal pekan ini, yang menewaskan tujuh orang. AS telah meminta Israel untuk memperbaiki kondisi kemanusiaan di Gaza dan mengupayakan gencatan senjata, bahkan menyatakan bahwa hal ini dapat menjadi pertimbangan bagi bantuan AS untuk Israel.

Namun Netanyahu mengatakan bahwa AS dan Israel memiliki posisi yang sama dalam hal kebijakan pembebasan sandera untuk gencatan senjata. (Hui)