Ekonom : Tidak Peduli Siapa Presiden AS yang Terpilih, Perang Dagang AS – Tiongkok akan Semakin Intens

oleh Li Haoyue

Seorang pakar urusan Tiongkok terkemuka mengatakan bahwa siapa pun yang memenangkan pemilihan presiden AS pada November mendatang, perang dagang yang lebih intens antara Amerika Serikat dengan Tiongkok tidak bisa dihindari.

Shehzad Qazi, chief operating officer dari think tank “China Beige Book” (CBB), mengatakan dalam sebuah wawancara di program “Squawk Box” CNBC pada Kamis (11 April), bahwa Washington tidak akan melunakkan pendiriannya demi meringankan beban ketegangan ekonomi dengan otoritas komunis Tiongkok.

“Pandangan kami adalah siapa pun presiden terpilih nanti, kita semua akan menuju medan perang dagang lagi, dan kita benar-benar harus menghadapi masalah ini”, katanya.

Dia juga mengatakan : “Saya pikir kita akan menghadapi babak baru dalam pengenaan tarif impor, yang bahkan mungkin lebih agresif dibandingkan dengan tarif yang diberlakukan pada periode Trump sebelumnya”.

Selama kunjungan enam harinya ke Tiongkok yang dimulai pada 4 April 2024, Menteri Keuangan Janet Yellen melakukan pembicaraan sengit dengan otoritas Partai Komunis Tiongkok mengenai masalah kelebihan kapasitas industri Tiongkok yang menyebabkan membanjiri pasar global dengan produk-produk murah yang berpotensi membahayakan perusahaan-perusahaan AS. Namun, Shehzad Qazi yakin, peringatan Yellen tidak akan membuat PKT mengubah perilakunya.

“Ini tidak mempengaruhi kebijakan industri mereka (Partai Komunis Tiongkok), meskipun hal ini menjadi fokus perhatian menteri keuangan”, kata Shehzad Qazi.

Selain itu, meskipun ada peringatan buruk mengenai jatuhnya sektor manufaktur Tiongkok dan dampaknya terhadap perekonomian global, tetapi Qazi mencatat bahwa pabrik-pabrik Tiongkok masih melakukan produksi dengan menurunkan harga, dan mengirimkan hasil produksi ke luar negeri.

“Banyak anggota Kongres (AS) akan memberitahu Anda bahwa kami perlu memastikan pengenaan tarif terhadap setiap mobil Tiongkok yang diproduksi di Meksiko. Kami perlu menutup apa yang disebut celah Meksiko, dan seterusnya”, kata chief operating officer tersebut.

Namun Qasi juga mengingatkan, bahwa ada banyak saluran yang bisa digunakan Tiongkok untuk mengekspor mobil di pasar Eropa. Ketika Amerika Serikat menerapkan kebijakan perdagangan yang lebih ketat terhadap Tiongkok, Amerika Serikat jugaperlu waspada terhadap PKT yang menggunakan segala cara untuk menghindari pembatasan.

Tahun ini, Komisi Eropa menyusun rencana untuk memperkuat keamanan ekonomi Uni Eropa dan menekankan pengurangan risiko terhadap Tiongkok. Pada Maret tahun ini, Partai Rakyat Eropa (European People’s Party. EPP), partai politik terbesar di Uni Eropa, telah mengikuti langkah Amerika Serikat dengan memasukkan Partai Komunis Tiongkok sebagai musuh dagang mereka.

Minggu ini, selain Moody’s, Fitch juga menurunkan prospek peringkat kredit Tiongkok dari level  “stabil” menjadi “negatif” dan memperingatkan semua pihak, bahwa dalam rangka Beijing mengubah strateginya dari model pertumbuhan ekonomi yang berbasis real estat ke model yang lebih berkelanjutan, akumulasi utangnya mungkin akan membengkak.

Tiongkok juga merupakan satu-satunya negara dengan perekonomian besar yang mengalami deflasi setelah permintaan konsumen dalam negeri mengalami kesulitan akibat krisis nasional di bidang real estat. (sin)