Apa Dampak dari Konflik Iran – Israel Terhadap Harga Emas, Minyak, dan Nilai Dolar AS ?

oleh Xia Yu

Dalam pekan ke depan ini, pasar keuangan akan menghadapi kekhawatiran yang timbul dari isu geopolitik, yang sebagian besar bergantung pada apakah serangan Iran ke Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya akan memicu pembalasan dendam. Meningkatnya ketegangan di Timur Tengah membuat para pedagang global beralih ke dolar AS dan emas, sehingga meningkatkan volatilitas pasar. Namun perdagangan pasar saham Timur Tengah pada 14 April masih relatif tenang.

Karena para investor sudah khawatir dengan prospek inflasi yang tinggi dan kenaikan suku bunga jangka panjang, maka meningkatnya krisis di Timur Tengah dikhawatirkan akan menimbulkan volatilitas baru pada perdagangan pada minggu ini.

Bloomberg melaporkan bahwa ketika Hamas menyerang Israel pada Oktober tahun lalu, hal yang banyak dikhawatirkan pelaku pasar adalah keterlibatan Iran dalam perang tersebut. Kini ketika konflik meluas, banyak yang mengatakan harga minyak bisa mencapai USD.100,- per barel. Investor diperkirakan akan berbondong-bondong beralih ke obligasi Treasury AS, emas, dan dolar AS, seiring dengan penurunan harga saham yang lebih lanjut.

Jumat lalu, harga emas sempat melampaui angka USD.2.400,- per ounce karena pasar beralih ke pengamanan nilai untuk mengantisipasi serangan Iran. Saat ini, pernyataan Iran bahwa “masalah ini dapat dianggap selesai” dan Presiden AS Joe Biden dilaporkan juga telah memberitahu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa AS tidak akan mendukung Israel melakukan serangan balasan terhadap Iran. Hal-hal ini mungkin dapat menjadi tanda-tanda yang menenangkan ketegangan.

Investor mencari aset safe haven, harga emas, minyak naik, saham menghadapi volatilitas

“Pada saat seperti ini, reaksi otomatis dari para investor adalah mencari aset-aset yang aman”, kata Patrick Armstrong, Kepala Investasi di Plurimi Wealth LLP, kepada reporter Bloomberg.

“Reaksinya akan bergantung pada bagaimana Israel merespons serangan Iran tersebut. Jika Israel tidak melakukan tindakan lebih lanjut, hal ini dapat memberikan peluang untuk membeli aset berisiko dengan harga yang lebih rendah,” tambahnya.

Gambar ilustrasi kenaikan harga minyak. (Shutterstock)

Surat kabar keuangan profesional India “Mint” yang mengutip ucapan ekonom senior Mohamed El-Erian melaporkan pada hari Minggu, bahwa situasi saat ini dapat menyebabkan “kenaikan harga emas dan minyak, penurunan imbal hasil Treasury AS juga saham. Hal ini menyoroti naiknya risiko pasar terhadap peningkatan ketegangan geopolitik yang timbul dari krisis Iran dan Israel”.

El-Erian, Kepala Penasihat Ekonomi “Allianz” Jerman dalam sebuah postingannya di “X” menyebutkan bahwa masalah utama yang dihadapi pasar dalam jangka pendek ini adalah peningkatan ketegangan terbaru antara Iran dengan Israel. Apakah ketegangan sudah berakhir, atau masih akan ada meningkat di waktu mendatang.

“Pada saat yang sama, terlepas dari pandangan kolektif investor pada poin pertama perdagangan hari Senin, potensi risiko geopolitik sedang meningkat. Hal ini berarti harga emas dan minyak bisa bergerak lebih tinggi serta imbal hasil dari Treasury AS dan saham akan merosot”, tulisnya.

El-Erian sebelumnya pernah mengatakan dalam sebuah postingan di “X” bahwa harga minyak naik menyusul meningkatnya ketegangan antara Israel dengan Iran baru-baru ini.

Setelah serangan Iran terhadap Israel, El-Erian menyebutkan dalam postingannya di “X” beberapa faktor yang dapat mempengaruhi harga minyak mentah jika situasinya memburuk. “Apa yang terjadi selanjutnya bergantung pada sejauh mana serangan Iran terhadap Israel malam ini memicu pembalasan langsung, dan bagaimana OPEC+ merespons harga minyak yang lebih tinggi jika hal itu terjadi”, tulisnya.

Gambar ilustrasi logam emas. (Fotolia)

Sementara itu, harga emas terus meningkat, naik 13% tahun ini mencapai rekor lebih dari USD.2,400,- per ounce. Investor juga mencari stabilitas dolar AS, indeks dolar AS naik 1,3% pada pekan lalu, menunjukkan kinerja terbaiknya sejak akhir tahun 2022.

Pasar Timur Tengah dibuka relatif tenang, pasar saham akan fokus pada geopolitik di masa depan

Bitcoin memberikan wawasan awal mengenai sentimen pasar dengan penurunan hampir 9% setelah serangan hari Sabtu, tetapi rebound pada hari Minggu dan diperdagangkan mendekati angka USD.64,000,-.

Terjadi penurunan tipis harga saham Arab Saudi dan Qatar di tengah melemhnya volume transaksi perdagangan. Harga di pasar saham Israel setidaknya berfluktuasi sebanyak 9 kali  antara tolok ukur keuntungan dan kerugian.

Bloomberg melaporkan bahwa Emre Akcakmak, penasihat senior di East Capital di Dubai, mengatakan : “Pasar Timur Tengah dibuka relatif tenang setelah serangan Iran terhadap Israel, hal ini dipandang sebagai pembalasan terukur, tetapi bukan keinginan untuk memicu eskalasi ketegangan”. “Namun, dampak pasar dapat meluas ke luar Timur Tengah karena dampak sekunder dari harga minyak dan energi, yang dapat berdampak pada perkiraan inflasi global.”

Gambar ilustrasi dari penurunan ekonomi. (Kenishirotie – Fotolia)

Investor kini akan mempertimbangkan risiko siklus dari serangan udara Iran dan serangan pembalasan Israel. Banyak dari mereka melihat bahwa minyak berpotensi sebagai panduan untuk meresponsnya. Tahun ini, minyak mentah Brent telah naik hampir 20% dan diperdagangkan di atas harga USD.90,- per barel.

Di pasar obligasi, para pedagang akan mempertimbangkan risiko kenaikan tagihan energi yang dapat memicu kekhawatiran naiknya inflasi. Meskipun obligasi pemerintah cenderung mendapatkan keuntungan pada saat ketidakpastian, ancaman suku bunga tinggi dapat membatasi pergerakan mereka.

Bloomberg melaporkan bahwa Joachim Klement, ahli strategi dari “Liberum” mengatakan : “Dalam beberapa hari ke depan, pasar saham akan terfokus pada situasi geopolitik daripada tindakan bank sentral atau ekonomi AS. Oleh karena itu, kami memperkirakan reli akan terhenti sampai situasi Iran – Israel menjadi tenang. Jika kita terjerumus ke dalam situasi perang sengit antara Israel dengan Iran, maka tren kenaikan harga akan sulit dikendalikan”.

Reuters melaporkan bahwa Brian Jacobsen, Kepala Ekonom “ANNEX Wealth Management” di Milwaukee, Wisconsin, mengatakan : “Kuncinya adalah apakah Iran akan menganggap bahwa pembalasannya adalah respons yang hati-hati dan final, kecuali Israel memutuskan untuk meningkatkannya.”

“Pada =2020, Iran menganggap tanggapannya terhadap pembunuhan Jenderal Soleimani oleh AS adalah tanggapan yang bijaksana dan adil. Jika (situasinya) hanya sebagai tanggapan balas dendam dan tidak meningkatkan konflik, jadi meskipun harga minyak, emas, dolar AS, dan obligasi semuanya memiliki risiko yang mencerminkan konflik tersebut, tatpi kita mungkin akan melihat saham-saham bisa bernapas lega,” katanya.

(Isi artikel ini hanya untuk referensi informasi umum dan tidak memiliki rekomendasi apa pun. Epoch Times tidak menyediakan nasihat investasi, pajak, hukum, perencanaan keuangan, perencanaan real estat, atau keuangan pribadi lainnya. Untuk masalah investasi tertentu, silakan berkonsultasi dengan penasihat keuangan yang Anda anggap ahli. The Epoch Times tidak memikul tanggung jawab investasi apa pun).