Turis Tiongkok Disandera di Toko Perlengkapan Tidur Setelah Mereka Tidak Membeli

EtIndonesia. Sebuah kelompok tur domestik di Tiongkok merasa frustrasi setelah staf di toko perlengkapan tidur setempat menolak membiarkan mereka pergi tanpa membeli apa pun.

Video berdurasi 53 detik yang diunggah ke Weibo pada tanggal 27 Maret menunjukkan sekelompok wisatawan dari Provinsi Liaoning, Tiongkok, konon disandera di sebuah toko perlengkapan tidur di Xishuangbanna, Provinsi Yunnan.

Rombongan wisata yang terdiri dari 37 orang tersebut diyakini telah ditahan di toko tersebut selama beberapa jam pada tanggal 26 Maret setelah menolak membeli apa pun, media melaporkan.

Dalam klip tersebut, terdengar suara wanita di belakang kamera yang mengeluh bahwa mereka tidak diizinkan pergi.

“Kami tiba pada siang hari dan kami masih di sini,” kata wanita itu.

Anggota rombongan terlihat duduk dan berbaring di tempat tidur toko sementara staf toko tampak berjaga di dekat pintu.

Pemandu wisata mereka dilaporkan telah pergi dan staf toko terus meminta mereka membeli barang agar bisa pergi, menurut platform berita Tiongkok NetEase.

Turis tersebut juga menjelaskan bahwa setiap orang telah menghabiskan 3.979 yuan untuk mengikuti tur grup yang dikelola oleh Layanan Perjalanan Internasional Liaoning Youde tetapi mereka tidak pergi jalan-jalan sama sekali, South China Morning Post melaporkan.

“Saya tidak menyangka bahwa seluruh aktivitas kami di Xishuangbanna adalah tentang berbelanja,” katanya.

Video tersebut, yang ditonton lebih dari ratusan ribu kali, menarik perhatian otoritas setempat dan menyebabkan penyelidikan resmi, lapor NetEase

Menurut Biro Pengawasan dan Administrasi Pasar Xishuangbanna, yang memposting pernyataan di akun WeChat resminya pada tanggal 27 Maret, toko tersebut dimiliki oleh sebuah perusahaan bernama Taisi Dika Sleep Technology. Agen perjalanan lokal, Faxian Zhilv, mengadakan tur grup atas nama Youde Travel Service.

Biro juga menyatakan bahwa Taisi Dika Sleep Technology diperintahkan untuk menghentikan operasinya dan pemandu wisata dari Faxian Zhilv, yang tidak memiliki lisensi, didenda 10.000 yuan.

Investigasi lebih lanjut sedang berlangsung, tambah biro tersebut.

Video viral tersebut memicu kemarahan di antara banyak netizen Tiongkok dan menyulut kembali ketakutan atas pemaksaan belanja turis di Tiongkok, South China Morning Post melaporkan.

“Ini jahat. Anda bisa merekomendasikan sesuatu melalui pemandu wisata dan berbisnis dengan jujur. Jika harganya cocok dan produknya bagus, saya yakin banyak orang akan membelinya. Sungguh keterlaluan jika menahan orang,” kata salah satu komentator di Weibo.

Netizen lain berkata: “Staf berani melakukan ini, apakah mereka ingin [mendapat] masalah?” (yn)

Sumber: asiaone