ErabaruNews – Partai komunis Tiongkok (PKT) berulang kali mengadakan ‘konferensi internasional tentang ajaran sesat’ pada tahun lalu. Mereka mengundang beberapa orang ilmuwan Barat untuk menyampaikan pandangan, tetapi pembicaraan mereka kemudian disalahgunakan demi menyerang Falun Gong.
Baru-baru ini, 2 orang ilmuwan Barat yang hadir dalam salah satu acara dan memberikan pandangan secara khusus menghubungi media Epoch Times. Mereka mengklarifikasikan apa yang mereka sampaikan dan mengkritik upaya PKT membelokan pandangan mereka, mengubah isi pidato dan membuat berita palsu.
Direktur Eksekutif The International Cultic Studies Association (ICSA), Michael Kropveld, pada awal Desember tahun lalu menghadiri forum akademik tentang isu ajaran sesat internasional di kota Wuhan, Tiongkok. Sasaran ‘serangan’ forum itu adalah Falun Gong.
Tetapi pandangan Michael Kropveld berbeda dengan PKT. Dalam pidato pandangannya ia memberikan hasil penelitian yang dilakukan sendiri.
Melalui survei terhadap 37 institusi dan individu dari 17 negara, Michael menemukan bahwa, Para responden jarang sekali merasa ragu atau khawatir dengan ajaran Falun Gong. Sebagian besar konsultasi dan komunikasi mengenai Falun Gong adalah untuk memberikan pemaham atau informasi-informasi dasar tentang Falun Gong.
“Kiranya hasil survei tersebut dapat menjawab soal apakah Falun Gong selama ini menimbulkan masalah, atau dengan kata lain bahwa tidak ada alasan untuk khawatir dengan Falun Gong,” ujar Kropveld.
Michael Kropveld menolak untuk menandatangani sebuah pernyataan bersama yang disodorkan oleh PKT. Dalam pidatonya ia juga menekankan kepada hadirin untuk melihat, memahami dan menilai suatu masalah atau organisasi dari berbagai sudut pandangan.
Namun, media resmi Tiongkok ‘Xinhua’ memelintir pandangannya. Media corong itu menulis, “Baik ilmuwan Tiongkok maupun asing yang menghadiri pertemuan tersebut memiliki pandangan yang sama dengan PKT. Termasuk Michael Kropveld juga mengakui bahwa Falun Gong adalah ‘ajaran sesat'”.
Michael Kropveld menegaskan bahwa dia tidak mengeluarkan ucapan itu. Untuk itu ia sampai memposting teks lengkap dari isi pidatonya ke internet agar semua pihak bisa memperoleh kejelasan.
Massimo Introvigne, pendiri dan Dirktur CESNUR Italia juga mengalami hal yang sama seperti Michael. Pada bulan Juni dan September tahun lalu, ia dua kali hadir dalam acara tukar pandangan tentang ajaran sesat internasional. Masing-masing diadakan di Henan dan Hongkong.
Namun, di saat ia mempelajari dokumen PKT berisikan pandangannya yang ia sampaikan dalam pidato, ia mengaku terkejut dan tidak dapat menyetujui keputusan PKT. Karena itu ia juga menolak menandatangani pernyataan bersama dalam dokumen tersebut.
Media resmi PKT juga mengklaim bahwa para ahli telah mengubah kesalahpahaman mereka tentang status kebebasan beragama di Tiongkok setelah mengikuti forum tukar pandangan yang diselenggarakan di Henan.
Massimo Introvigne menegaskan bahwa pernyataan mengenai sikapnya yang ditulis media PKT itu tidak benar. PKT menyalahgunakan kehadiran mereka untuk membuat berita palsu.
“Yang pasti, PKT memiliki sebuah sistem berita palsu besar terorginisir. Sistem itu digunakan untuk menyerang pihak yang tidak sejalan dengan PKT termasuk Falun Gong,” kata Massimo.
Massimo percaya bahwa PKT dalam beberapa tahun terakhir ini berusaha untuk merekrut sejumlah ilmuwan internasional untuk membantu mereka menyebarkan fitnah terhadap Falun Gong. Namun, sarjana akademis yang bijak akan dengan hati-hati mempelajari informasi yang diberikan oleh PKT.
Jika cerita yang disusun PKT tidak dapat membuat yakin para sarjana akademis itu, maka mereka akan memberikan vonis bahwa tuduhan PKT (terhadap kelompok yang teraniaya) itu tidak berdasar, dibuat-buat, berbeda dengan kenyataan.(NTDTV/Yang Lixin, Lin Lan dan Shu Ya/Sinatra/waa)