Serangan Udara AS terhadap Kamp ISIS di Suriah, Mobil Listrik Buatan Tiongkok Dikenakan Tarif Tinggi Hingga Penggerebekan di Filipina

ETIndonesia. Pada 30 Oktober 2024, Komando Sentral Amerika Serikat (CENTCOM) mengonfirmasi telah melancarkan serangkaian serangan udara terhadap kamp-kamp militan Negara Islam (ISIS) di wilayah Suriah. Operasi yang berlangsung sepanjang minggu ini menargetkan posisi-posisi penting ISIS, termasuk lokasi di wilayah padang pasir yang menjadi markas beberapa pimpinan tinggi kelompok tersebut. Sebanyak 35 anggota militan ISIS dilaporkan tewas dalam operasi ini.

Pentagon menyatakan bahwa ISIS tetap menjadi ancaman aktif di kawasan tersebut, meskipun kekuatan mereka telah jauh melemah dibandingkan satu dekade lalu saat ISIS menguasai sebagian besar wilayah Irak dan Suriah. 

Tujuan utama serangan ini, menurut CENTCOM, adalah untuk mengurangi kemampuan ISIS dalam merencanakan dan melaksanakan serangan terhadap warga sipil dan pasukan sekutu. Hingga saat ini, tidak ada laporan mengenai korban sipil dalam serangan tersebut.

Kanada Tuding Tiongkok sebagai Ancaman Siber Utama

Pada hari yang sama, Pusat Keamanan Siber Kanada merilis laporan yang menyebutkan bahwa Tiongkok adalah ancaman siber terbesar yang dihadapi negara tersebut.

 Laporan ini mencatat bahwa dalam lima tahun terakhir, serangan siber yang dilakukan oleh peretas yang didukung negara telah menargetkan lembaga-lembaga pemerintah dan infrastruktur penting Kanada. Setidaknya 20 jaringan pemerintah dilaporkan diretas oleh peretas asal Tiongkok dalam empat tahun terakhir, mencuri sejumlah besar data sensitif.

Direktur CSE, Rajiv Gupta, menekankan bahwa kapasitas teknologi dan sumber daya Tiongkok dalam bidang keamanan siber saat ini melampaui negara-negara lain. Gupta menyerukan peningkatan sistem pertahanan siber, serta pentingnya kesadaran publik. Caroline Zewehr, Kepala Badan Keamanan Komunikasi Kanada, juga memperingatkan bahwa aksi-aksi peretasan yang dilakukan Tiongkok bersifat terencana dan licik, dengan upaya besar untuk mengendalikan opini publik di luar negeri.

Israel Tingkatkan Serangan terhadap Hamas, Serangan Udara ke Hizbullah di Lebanon

Pada 30 Oktober 2024, Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, mengumumkan akan meningkatkan serangan terhadap Hamas di Gaza. Langkah ini diambil untuk mempercepat upaya pembebasan sandera yang ditahan oleh kelompok tersebut. Dalam perkembangan yang sama, pemimpin Hizbullah, Qassem, menyampaikan pidato di televisi yang menyuarakan dukungan terhadap Palestina dan menegaskan posisi anti-Israel, yang memicu respons keras dari Israel.

Tak lama setelah pernyataan tersebut, Israel melancarkan serangan udara di wilayah Baalbek, Lebanon timur, yang dikenal sebagai basis Hizbullah, menimbulkan ledakan besar. Departemen Luar Negeri AS melalui juru bicara Matthew Miller mengulang dukungannya kepada Israel dalam aksi penargetan terhadap Hizbullah, namun menekankan pentingnya melindungi warga sipil dalam setiap operasi militer.

Uni Eropa Terapkan Tarif Tinggi pada Mobil Listrik Tiongkok, Ketegangan Perdagangan Memanas

Uni Eropa pada 30 Oktober 2024 resmi menerapkan tarif sebesar 45,3% pada mobil listrik buatan Tiongkok. Kebijakan ini dimaksudkan untuk mengimbangi dampak subsidi pemerintah Tiongkok yang dianggap merugikan pasar Eropa. Meskipun Tiongkok telah berusaha melakukan negosiasi, ketegangan perdagangan antara Tiongkok dan Eropa terus meningkat.

Sebagai respons, pemerintah Tiongkok segera meluncurkan penyelidikan anti-dumping terhadap beberapa produk Eropa, termasuk susu, daging babi, dan brandy. Langkah ini menandakan meningkatnya ketegangan antara dua kekuatan ekonomi besar tersebut, yang diprediksi akan membawa dampak luas bagi sektor perdagangan global.

Terbongkarnya Penyusupan Pemerintah Hong Kong di Amerika Serikat

Sebuah laporan dari Komite Demokrasi Hong Kong mengungkapkan bahwa pemerintah Hong Kong melalui lembaga-lembaga luar negeri telah menyusup ke dalam lingkungan politik dan bisnis di Amerika Serikat. Tujuan utama operasi ini adalah untuk membentuk opini publik yang mendukung Tiongkok dan Hong Kong, termasuk mempromosikan proyek Belt and Road Initiative. Laporan ini mengklaim bahwa pemerintah Hong Kong telah memberikan dukungan dana kepada lebih dari 10 asosiasi di AS untuk menggalang dukungan terhadap kebijakan Tiongkok.

Penggerebekan di Manila, Puluhan Tersangka Penipuan Ditangkap

Pada 30 Oktober 2024, Kepolisian Nasional Filipina melakukan operasi penggerebekan di sebuah gedung di Manila dan menangkap 56 orang yang diduga terlibat dalam jaringan penipuan asmara dan mata uang kripto. Dari total tersangka, 35 di antaranya adalah warga negara Tiongkok, sementara sisanya merupakan warga Indonesia dan Malaysia.

Pihak kepolisian menyatakan bahwa para tersangka terlibat dalam operasi penipuan yang terorganisir dengan baik, menargetkan korban di berbagai negara. Penggerebekan ini merupakan bagian dari upaya Filipina dalam memberantas kejahatan siber lintas negara yang akhir-akhir ini marak di kawasan Asia Tenggara. (Kyr)