Semakin banyak warga daratan Tiongkok yang mulai membaca tulisan-tulisan Master Li Hongzhi dan mempraktikkan ajaran spiritualnya, meskipun ada penganiayaan yang masih berlangsung.
ETIndonesia. Sudah lama menjadi tradisi bagi masyarakat Tiongkok untuk menyambut Tahun Baru Imlek dengan mengirimkan ucapan dan harapan baik kepada orang-orang terkasih serta mereka yang dihormati.
Saat Tiongkok memasuki Tahun Baru Imlek pada 29 Januari, orang-orang dari dalam maupun luar negeri mengirimkan doa dan harapan baik kepada Master Li Hongzhi, pendiri ajaran spiritual Falun Gong.
“Saya ingin menyampaikan rasa hormat yang mendalam dan terima kasih yang tulus kepada Li Hongzhi,” kata Gu Guoping, seorang pensiunan dosen perguruan tinggi yang tinggal di Shanghai. “Semoga Anda sehat, bahagia, dan panjang umur.”
Meskipun Gu bukan seorang praktisi Falun Gong, ia terinspirasi oleh tulisan-tulisan Li, terutama yang diterbitkan dua tahun lalu dengan judul “Mengapa Ada Umat Manusia.“
“Li Hongzhi benar-benar luar biasa. Ia telah menulis banyak artikel yang menjelaskan tentang alam semesta serta hubungan antara yang ilahi, manusia, dan masyarakat,” kata Gu kepada edisi Tiongkok The Epoch Times baru-baru ini.
“Tulisan-tulisannya telah membuka mata saya terhadap perspektif baru dan memberi saya pemahaman yang mendalam” tentang alam semesta, lanjutnya.
“Saya sangat berharap Li terus membimbing kita dalam memahami dunia dan melihat kehidupan dari sudut pandang yang baru.”
Geng Luyi, seorang guru musik yang kini tinggal di Amerika Serikat, mengungkapkan perasaan serupa.
“Saya dengan tulus mengucapkan Selamat Tahun Baru kepada Li Hongzhi,” katanya kepada The Epoch Times. “Semoga prinsip Sejati-Baik-Sabar semakin tersebar luas dan membangkitkan hati nurani serta kebaikan dalam diri lebih banyak orang.”
Falun Gong, yang juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah disiplin spiritual yang berakar pada tradisi kuno Tiongkok dan mencakup latihan meditasi serta ajaran moral yang berpusat pada prinsip Sejati-Baik-Sabar.
BACA JUGA : 【Laporan Khusus】Kisah Kehidupan dan Pengajaran Pendiri Falun Gong
BACA JUGA : [Laporan Khusus] Kisah di Balik Dana Shenyun Sebesar US$ 266 Juta
BACA JUGA : 【Laporan Khusus】Sekilas Tentang Kehidupan Sehari-hari dan Pekerjaan Pendiri Falun Gong
Setelah Guru Li memperkenalkan Falun Gong kepada masyarakat Tiongkok pada tahun 1992, ajaran ini menarik perhatian berbagai kalangan—dari pejabat tinggi hingga petani. Menjelang akhir dekade tersebut, diperkirakan ada sekitar 70 hingga 100 juta praktisi di seluruh negeri.
Meskipun Geng tidak mempraktikkan Falun Gong, ia menemukan ajaran moralnya sangat mencerahkan.
“Prinsip-prinsip ini—Sejati, Baik, Sabar —telah mengubah cara saya melihat kata-kata dan tindakan saya dalam kehidupan sehari-hari. Mereka mengingatkan saya untuk selalu tulus, memiliki hati yang baik, dan membangun ketahanan dalam menghadapi tantangan,” kata Geng.
“Di era di mana moralitas semakin menurun, filosofi ini membawa harapan dan ketenangan batin bagi banyak orang, serta menginspirasi kita untuk mencari makna hidup yang lebih dalam.”
‘Makna Hidup’
Pada awalnya, Geng tidak tahu banyak tentang Falun Gong. Namun, serangan media yang terus-menerus dan narasi negatif dari Beijing tentang ajaran ini di internet justru membangkitkan rasa ingin tahunya. Dengan melewati “great firewall,” Geng berhasil mengakses informasi yang tidak disaring tentang Falun Gong. Apa yang ia temukan sangat mengejutkannya.
“Falun Gong mendorong orang untuk menjadi lebih baik, meningkatkan moralitas, dan membersihkan hati mereka,” kata Geng. “Perjalanan ini membuat saya semakin menyadari kebohongan dan agenda jahat di balik propaganda Partai Komunis Tiongkok (PKT).”
Kampanye secara besar-besaran PKT untuk memberantas Falun Gong dimulai pada Juli 1999, ketika jumlah praktisi melebihi jumlah anggota Partai. Jutaan orang telah dikirim ke penjara, pusat cuci otak, dan fasilitas penahanan lainnya, di mana mereka mengalami penyiksaan mental dan fisik dengan tujuan memaksa mereka melepaskan keyakinan mereka.
Sejumlah besar praktisi juga diyakini telah dibunuh untuk diambil organnya.
Setelah lebih dari 25 tahun mengalami penganiayaan, praktisi di Tiongkok daratan terus mempertahankan harapan dan menunjukkan ketahanan terhadap kampanye brutal PKT. Hal ini baru-baru ini tercermin dari puluhan ribu kartu ucapan elektronik yang dikirimkan kepada Master Li Hongzhi dan dipublikasikan di Minghui, sebuah situs web berbasis di Amerika Serikat yang mendokumentasikan penganiayaan terhadap Falun Gong.
Selain itu, semakin banyak warga Tiongkok yang mulai mempraktikkan ajaran ini.
Seorang warga Beijing membagikan kisahnya tentang bagaimana ia mengenal Falun Gong dalam pesan ucapan yang dikirimkannya kepada Li Hongzhi.
Suatu hari, ia melihat sebuah pesan di grup obrolan lingkungannya yang meminta warga untuk membantu pihak berwenang “memantau secara diam-diam” seorang wanita lanjut usia yang merupakan praktisi Falun Gong. Merasa tidak nyaman dengan permintaan ini, ia mulai bertanya-tanya siapa wanita tersebut dan mengapa banyak orang harus dilibatkan.
Namun, ketika akhirnya ia bertemu dengan wanita tersebut, ia sangat terkejut.
“Bagaimana mungkin mereka menyebutnya sudah tua? Wajahnya berseri-seri, bebas dari kerutan, dan matanya yang lembut memancarkan kebaikan,” katanya dalam sebuah video yang menyertai ucapannya. “Hanya butuh kurang dari satu menit bagi kami untuk menjadi teman.”
Ketika ia bertanya kepada wanita itu bagaimana caranya tetap awet muda, wanita itu memberinya sebuah buku berjudul “Zhuan Falun,” teks utama dalam ajaran Falun Gong.
“Setelah membacanya, saya menemukan semua jawaban yang selama ini saya cari,” katanya. “Saya menemukan makna hidup.”
Laporan oleh Li Yuanming dan Yi Ru.
Sumber : Theepochtimes.com