Reporter Media Pemerintah Rusia Menyusup ke Ruang Oval dalam Pertemuan Panas Trump-Zelenskyt Sebelum Diusir oleh Dinas Rahasia

EtIndonesia. Seorang reporter dari media pemerintah Rusia diusir dari Gedung Putih pada hari Jumat (28/2) setelah dia menyelinap ke dalam Ruang Oval menjelang pertemuan berisiko tinggi antara Presiden Trump dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy.

Reporter TASS – salah satu media propaganda utama Presiden Rusia Vladimir Putin – tidak masuk dalam daftar yang telah disetujui sebelumnya tetapi entah bagaimana berhasil masuk ke Ruang Oval untuk pertemuan yang panas Trump-Zelenskyy dengan jurnalis dari Bloomberg, CNN, Reuters, New York Times, Los Angeles Times, dan media lainnya.

“TASS tidak ada dalam daftar media yang disetujui untuk pertemuan hari ini,” kata seorang pejabat Gedung Putih dalam sebuah pernyataan. “Begitu staf kantor pers mengetahui bahwa dia berada di Ruang Oval, dia dikawal keluar oleh Sekretaris Pers. Dia tidak ada dalam daftar yang disetujui untuk konferensi pers.”

Gedung Putih tidak menjelaskan bagaimana penyusup Rusia itu bisa mendapatkan akses ke Ruang Oval.

CNBC mengidentifikasi reporter tersebut sebagai Dmitry Kirsanov, kepala biro TASS di Washington, DC.

Kirsanov tampaknya didekati oleh agen Dinas Rahasia selama pidato Trump, yang memberi isyarat agar dia keluar dari ruangan, menurut outlet tersebut.

Penyusup itu segera dikawal keluar dari West Wing.

Namun, Kirsanov berada di ruangan itu cukup lama untuk mengambil foto pertemuan yang panas antara Trump dan Zelenskyy, yang oleh outlet propaganda tersebut dianggap sebagai miliknya.

Insiden itu terjadi pada minggu yang sama ketika sekretaris pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengubah tradisi Asosiasi Koresponden Gedung Putih yang mengatur jurnalis mana yang ditugaskan untuk tugas gabungan.

Pada hari Selasa, Leavitt menyatakan bahwa pemerintahan Trump akan mengambil alih keputusan wartawan mana yang dapat meliput presiden paling dekat, dengan alasan bahwa langkah tersebut merupakan pergeseran ke arah demokratisasi akses pers.(yn)

Sumber: nypost

FOKUS DUNIA

NEWS