Militer Israel Gempur Pasukan Perdamaian PKT Hingga Ledakan Hebat di Shandong Seperti Medan Perang

Jin Ran

Dunia ini saat ini sedang kacau. Dalam waktu bersamaan, perang terjadi di berbagai belahan dunia: perang Rusia-Ukraina, konflik Timur Tengah, sebelumnya juga perang India-Pakistan, tampaknya tidak saling berkaitan. Namun jika dilihat lebih dalam, akar masalahnya berkaitan dengan dua hal: sisa-sisa komunisme dan tangan hitam ekstremis.

Trump: Kita Harus Melawan Komunis dan Fasis di Mana Pun!

Beberapa hari lalu adalah Hari Peringatan Prajurit Gugur di AS. Penulis sempat melewatkan satu unggahan penting dari Trump, yang sangat berapi-api. Ia pertama-tama menuding “musuh dalam negeri” yang berupaya menghancurkan Amerika, lalu pada bagian akhir menyampaikan inti dari pesannya:  “Kita harus melawan komunis, Marxis, dan babi fasis di mana pun, agar Amerika kembali hebat!”

Walau tampak sebagai penghormatan kepada prajurit, ini sebenarnya pernyataan politik Trump yang sangat terang-terangan.

Menurut penulis, sebutan “komunis” dan “Marxis” ini tidak hanya ditujukan ke luar negeri seperti Partai Komunis Tiongkok (PKT), tetapi juga ke dalam negeri Amerika. Banyak orang tidak menyadari bahwa selain negara-negara seperti PKT yang masih mengusung komunisme, kaum kiri ekstrem di AS—seperti Bernie Sanders dan AOC dari Partai Demokrat—secara terbuka menyebut diri mereka sebagai penganut sosialisme.

Israel Beri Ultimatum dan Gempur Pasukan Perdamaian PKT

Saat Trump mengecam kaum komunis, Israel justru benar-benar menembaki pasukan “perdamaian” PKT. Menurut media Israel, pada 21 Mei, Israel mengeluarkan ultimatum kepada pasukan perdamaian PKT di Tepi Barat dan Lebanon agar segera mundur. Bahkan, Israel juga sempat melepaskan tembakan peringatan ke arah diplomat PKT.

Biasanya negara lain akan berhenti pada ancaman saja, tapi Israel terkenal serius jika soal militer. Maka, pada 25 Mei, karena tidak mendapat respons dari pihak PKT, Israel langsung melancarkan serangan artileri ke posisi pasukan perdamaian PKT di Lebanon. Akibatnya, 4 tentara “serigala perang” tewas di tempat dan fasilitas misi perdamaian rusak berat!

Masalahnya bertambah pelik karena pasukan perdamaian PKT bernaung di bawah PBB. Israel dikonfirmasi PBB sebagai pihak yang melempar bom. Namun Israel berdalih ini adalah salah sasaran karena kesalahan peta, dan menolak meminta maaf. Intinya, selama peta masih salah, bisa saja salah sasaran lagi.

Yang katanya pemberani dan sanggup angkat bendera merah PKT seperti di film-film Wu Jing, ternyata di dunia nyata justru lembek. Wu Jing sendiri terlalu sibuk untuk datang ke Timur Tengah dan “menakuti” tentara Israel dengan paspor PKT-nya. Akhirnya, pada 27 Mei, media mengungkap bahwa karena tekanan internasional, PKT mulai menarik pasukan dari Lebanon. Bahkan, kabarnya PKT juga mulai mengevakuasi warganya dari Israel. Netizen di PKT bertanya-tanya dengan sedih:

 “Benarkah Israel menembak pasukan perdamaian kita? Ada korban jiwa? Kenapa kita tidak gugat mereka?”

Krisis di Rusia: Chechnya Makin Panas

Tahun ini sepertinya sial bagi Putin. Tak hanya perang Ukraina yang mandek, situasi dalam negeri Rusia pun memanas. Baru-baru ini, Putin mengirim tiga brigade motor ke Chechnya, menguatkan rumor bahwa Chechnya akan memberontak!

Awal Mei lalu, Presiden Chechnya Ramzan Kadyrov menyatakan ingin mundur. Tadinya diduga alasan pribadi, namun setelah itu, Kadyrov dua kali menolak menghadiri rapat penting di Moskow. Pada 26 Mei, bocoran dari dalam menyebutkan Putin mengirim tambahan pasukan ke Chechnya.

Kadyrov dikabarkan sudah memindahkan keluarganya dan hartanya ke Qatar. Ini membuat Putin murka. Chechnya memang punya sejarah pemberontakan: dua kali berusaha merdeka namun ditekan Putin. Meski Kadyrov tampaknya setia, dia seperti raja daerah dengan pasukan sendiri. Jika benar terjadi pemberontakan, daerah lain yang juga anti-Putin bisa ikut bergerak.

Jika itu terjadi, Putin bisa terjebak di dua front: perang luar dan krisis dalam negeri. Kekuasaan Putin bisa terguncang hebat!

NATO Buka Batasan Senjata Jarak Jauh untuk Ukraina

Di saat Putin sibuk dengan Chechnya, medan perang Ukraina makin panas. Pada 26 Mei malam, kabar besar muncul: NATO mencabut semua batasan senjata jarak jauh untuk Ukraina! Kini Ukraina bisa menyerang lebih jauh ke wilayah Rusia.

Salah satu senjata yang disebut sangat mengerikan bagi Rusia adalah rudal Taurus dari Jerman dengan jangkauan 500 km. Ini memungkinkan Ukraina menyerang 38 pangkalan udara Rusia, termasuk pangkalan angkatan laut di Novorossiysk, bahkan seluruh wilayah Moskow!

Rudal ini sangat presisi dan kuat, efektif menghancurkan target militer. Jika digunakan, ancaman bagi militer Rusia akan sangat besar.

Komandan Elit Rusia Tewas, Moral Jatuh

Di sisi lain, Rusia juga mengalami pukulan berat: Komandan Divisi Lintas Udara ke-76, Shikhabidov, tewas terbunuh. Ini adalah salah satu unit elite Rusia. Akibatnya, perayaan Hari Kemenangan di Krimea pun dibatalkan. Ini jelas merusak moral pasukan Rusia.

Trump Akan Keluarkan Sanksi Baru untuk Rusia

Menurut Wall Street Journal, Trump kemungkinan akan keluarkan sanksi baru untuk Rusia pekan ini, seperti sanksi keuangan dan tarif sekunder, jika Rusia tidak hentikan agresinya. Trump mengatakan:
“Putin tidak menyadari, kalau bukan karena saya, Rusia mungkin sudah mengalami hal-hal yang sangat buruk. Dia sedang bermain api!”

Ledakan Hebat di Pabrik Pestisida Shandong, Seperti Zona Perang

Di tengah kekacauan dunia, PKT juga dilanda bencana besar. Pada 27 Mei pukul 11:57 pagi, terjadi ledakan hebat di sebuah pabrik kimia di Gaomi, Shandong. Pabrik ini bukan sembarangan, melainkan produsen terbesar pestisida chlorpyrifos (dikenal di Taiwan sebagai Taurusong) di dunia, dengan kapasitas produksi 11.000 ton per tahun!

Ledakan menewaskan 5 orang, melukai 19 orang dan 6 orang masih hilang. Asap ledakan membumbung tinggi. Warga sekitar mengatakan rumah mereka bergetar hebat, bahkan bingkai kaca terlempar, peralatan rumah tangga terpental keluar rumah! Video memperlihatkan balkon rusak akibat gelombang kejut.

Siapa di Balik Pabrik Ini?

Pabrik ini dimiliki oleh Youdao Chemical, di mana saham mayoritas (97.375%) dimiliki oleh Haomai Chemical, yang sepenuhnya dikendalikan oleh Haomai Group. Pendiri dan ketua Haomai Group adalah Zhang Gongyun, juga anggota tetap legislatif Gaomi, dan tokoh terkemuka di kota tersebut.

Zhang memulai bisnisnya saat privatisasi BUMN di PKT tahun 1994. Dengan hanya RMB. 40.000 yuan dan dukungan penuh dari pemerintah daerah, ia membeli aset pabrik bernilai RMB. 1 juta , yang saat itu berutang RMB.960.000 . Dengan “dukungan partai”, inilah cara banyak konglomerat PKT bangkit—mengambil alih aset negara dengan harga murah.

Kini, 30 tahun kemudian, Zhang Gongyun memiliki kekayaan sebesar RMB.11,869 miliar , menjadi orang terkaya nomor satu di Gaomi dan peringkat ke-7 di Shandong. Perusahaannya mendominasi pasar dunia dalam empat bidang: cetakan ban, katup udara, peralatan eksplorasi dasar laut, dan komponen gearbox turbin angin . Memiliki pangsa pasar nomor satu di dunia dalam empat segmen pasar, perusahaan ini disebut sebagai Raja Juara Tersembunyi Tiongkok.” (Hui/asr)

FOKUS DUNIA

NEWS