Alkimia Kuno dan Seni Midas Touch: Ketika Batu Menjadi Emas

EtIndonesia. Dalam kebudayaan Tiongkok kuno, alkimia bukanlah praktik untuk memperoleh kekayaan, meski memang secara teknis dapat menghasilkan emas. Tujuan utamanya bukan emas, melainkan menciptakan eliksir dan pil ajaib—khususnya untuk mendukung praktik spiritual Taoisme, seperti memperpanjang umur atau mencapai keabadian.

Para ilmuwan modern telah lama berusaha meneliti prinsip-prinsip kimia di balik praktik ini, namun alkimia Taois tidak sepenuhnya bisa dijelaskan oleh sains. Dia menyentuh lapisan yang melampaui ranah ilmu pengetahuan, memasuki ranah metafisik dan spiritual, yang tidak dapat dipahami hanya dengan pendekatan materialistik.

Kisah Nyata dari Dinasti Tang: Mempelajari Seni Mengubah Batu Menjadi Emas

Pada masa Dinasti Tang, hiduplah seorang pria bernama Fu Shentong (辅神通), yang berasal dari Shuzhou (蜀州, wilayah Sichuan saat ini). Dia kehilangan kedua orangtuanya sejak kecil dan hidup dalam kemiskinan. Untuk bertahan hidup, dia bekerja sebagai penggembala sapi.

Di padang tempat dia menggembala, sering kali terlihat seorang Taois (praktisi Tao) yang bolak-balik melintasi area itu. Fu Shentong diam-diam menaruh rasa hormat dan kekaguman pada sang Taois, hingga akhirnya dia berhasil menjalin hubungan dengannya.

Beberapa tahun kemudian, sang Taois bertanya: “Apakah kau ingin menjadi muridku?”

Fu Shentong menjawab dengan penuh semangat : “Saya sangat bersedia!”

Lalu, sang Taois membawanya masuk ke sebuah gua bawah air. Sebelum masuk, sang Taois berkata: “Ketika aku masuk, kamu harus mengikutiku. Jangan takut.” 

Fu Shentong menuruti perintahnya, dan setelah menyelam ke dalam air, mereka tiba di sebuah tempat tinggal tersembunyi.

Di dalam gua itu terdapat bangunan yang rapi dan bersih, dilengkapi dengan kantong-kantong obat, perapian alkimia, dan tempat tidur. Di bawah tempat tidur, terlihat tumpukan besar pil ajaib (大还丹). Sejak saat itu, sang Taois mengajari Fu Shentong menjaga api tungku dan secara perlahan membimbingnya dalam ilmu mengubah batu menjadi emas.

Godaan Duniawi dan Akhir dari Pelatihan

Tiga tahun berlalu. Fu Shentong telah dewasa dan mulai merindukan dunia luar. Suatu hari ketika sang Taois sedang keluar, dia diam-diam mencuri sebagian besar pil ajaib dan menyembunyikannya. Saat sang Taois kembali dan menanyakan keberadaan pil itu, Fu Shentong berdalih tidak tahu.

Sang Taois hanya menghela napas dan berkata: “Awalnya aku ingin mengajarkanmu esensi sejati dari ajaran Tao. Tapi dengan perbuatanmu hari ini, bagaimana aku bisa melanjutkannya? Meski aku menguasai banyak keahlian, semua itu tidak cukup untuk mendapatkan keabadian…”

Setelah itu, sang Taois membawa Fu Shentong keluar dari gua melalui jalur yang berbeda dan mengusirnya dari dunia bawah tanah itu.

Fu Shentong merasa lega telah kembali ke dunia manusia, meskipun perjalanan keluar dari gua sangat melelahkan dan penuh rintangan. Dia mengandalkan pil ajaib untuk mempertahankan kekuatannya, dan setelah berjalan selama lebih dari 70 hari, dia akhirnya kembali ke dunia luar.

Namun sekembalinya ke masyarakat, Fu Shentong tidak bisa melupakan pengalaman spiritualnya. Dia merasa jenuh dengan kehidupan duniawi dan terus-menerus merindukan sang taois. Setelah mendengar bahwa sang Taois sering muncul di Kuil Kaiyuan di Shuzhou, dia pun memutuskan untuk menjadi biksu Tao dan mendaftarkan diri secara resmi ke kuil tersebut.

Mengejar Guru yang Tak Pernah Berhasil

Setiap kali mendengar kabar bahwa sang Taois datang, Fu Shentong bergegas mencarinya. Tapi berulang kali, dia datang terlambat—sang Taois selalu baru saja pergi. Hal ini terjadi puluhan kali tanpa pernah berhasil bertemu kembali.

Akhirnya, dengan seratus kati emas yang dia miliki, dia menyuap seorang pelayan di kuil agar segera melapor bila sang Taois datang. Meskipun pelayan itu rajin memberi kabar, Fu Shentong tak pernah lagi bertemu sang guru.

Dipanggil oleh Kaisar untuk Menunjukkan Ilmu

Kemampuan Fu Shentong dalam seni alkimia akhirnya terdengar sampai ke telinga pejabat lokal dan dilaporkan kepada Kaisar Tang Xuanzong. Sang kaisar memerintahkannya melakukan demonstrasi.

Dalam setiap percobaan, Fu Shentong menggunakan panci tanah liat berisi air raksa, lalu menambahkan sejumput ramuan rahasia sesuai permintaan kaisar. Air raksa itu pun langsung berubah menjadi emas.

Tang Xuanzong sangat tertarik untuk menguasai ilmu ini, tetapi tepat pada saat itu, pemberontakan An Lushan meletus, dan eksperimen lebih lanjut harus dihentikan.

Refleksi: Alkimia, Spiritualitas, dan Penyesalan

Kisah ini tidak hanya menceritakan tentang ilmu mengubah logam menjadi emas, tapi juga menyiratkan makna spiritual dan moral: tentang kepercayaan, godaan duniawi, dan kesempatan yang hilang.

Dalam dunia alkimia Taois, emas bukanlah tujuan akhir, melainkan simbol dari kesempurnaan dan transformasi batin. Pil ajaib tidak hanya memberikan kekuatan jasmani, tapi juga dipercaya mendekatkan manusia pada keabadian atau pencerahan spiritual.

Fu Shentong adalah gambaran manusia biasa—diberi peluang menyentuh keabadian, tapi terperosok oleh keinginan sesaat. Ia menguasai “seni Midas Touch”, tapi gagal memahami makna sejatinya. (jhn/yn)

FOKUS DUNIA

NEWS