Mimi Nguyen Ly-NTD.com
Epochtimes.id- Militer Israel mengumumkan pihaknya menargetkan penyerangan terhadap pasukan Quds Republik Islam Iran di Suriah pada 21 Januari 2019.
“Kami telah mulai menyerang target Qud Iran di wilayah Suriah,” demikian cuitan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Twitter.
“Kami memperingatkan Angkatan Bersenjata Suriah agar tidak berusaha membahayakan pasukan atau wilayah Israel.”
Saksi mata di Damaskus mengatakan ledakan keras terdengar di udara selama hampir satu jam pada dini hari 21 Januari 2019 sebagaimana dilaporkan oleh Reuters.
Pasukan Quds dikenal sebagai Pasukan Yerusalem atau Al Qods. Pasukan ini adalah unit elit Garda Revolusi Islam Iran di bawah rezim Ayatollah Khomeini. Pasukan ini dinilai mendukung organisasi teroris dan kegiatan intelijen, serta operasi luar negeri di luar perbatasan Iran. Intervensi global seperti dukungan Iran untuk rezim Ba’ath dalam perang saudara Suriah.
Sebelumnya pada 20 Januari 2019, IDF mengatakan bahwa Sistem Pertahanan Udaranya Iron Dome telah mencegat proyektil dari Suriah yang telah ditembakkan ke Dataran Tinggi Golan utara di perbatasan antara Israel dan Suriah.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji melakukan apa yang diperlukan untuk menghentikan Iran mengakar secara militer di negara tetangga Suriah. “Kami memiliki kebijakan permanen: untuk menyerang kubu Iran di Suriah dan melukai siapa pun yang mencoba melukai kami.”
Serangan ini terjadi setelah Israel diduga melakukan serangan rudal siang hari ke Suriah selatan, dekat dengan ibukota Damaskus, yang memicu perlawanan pertahanan udara Suriah sebagaimana dilaporkan oleh media pemerintah Suriah, SANA.
SANA mengklaim bahwa pertahanan udara Suriah berhasil menembak jatuh beberapa “target bermusuhan,” tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
“Sebuah sumber militer mengatakan bahwa pertahanan udara kami telah berhasil melakukan serangan udara Israel yang menargetkan wilayah selatan dan mencegahnya mencapai salah satu tujuannya,” SANA melaporkan pada 20 Januari.
Rusia senada melaporkan bahwa pada 20 Januari, Israel telah melancarkan serangan yang menargetkan bandara di Damaskus.
Dalam cuitan di Twitter, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa militer Suriah telah menjatuhkan tujuh roket Israel di dekat bandara Damaskus.
Rusia bersama dengan Iran, mendukung partai sosialis Arab Ba’ath, Bashar al-Assad dalam perang saudara di negara itu. Israel jarang secara terbuka mengkonfirmasi serangan udara di wilayah Suriah.
Iran Menyelundupkan Senjata ke Hizbullah?
Israel menyatakan keprihatinan atas kehadiran rezim Iran yang sedang berlangsung di Suriah serta penyelundupan senjata rezim dari ibukota di Teheran melalui Suriah ke kelompok teroris Hizbullah yang didukung oeh Teheran di Libanon.
The Jerusalem Post melaporkan bahwa pada 20 Januari, ada dua penerbangan menuju Damaskus dari Teheran. Kejadian ini dinilai “penerbangan mencurigakan selama setahun terakhir di tengah tuduhan bahwa Iran mengirimkan senjata ke Suriah dan Hizbullah menggunakan maskapai yang berbeda. ”
Pekan lalu pada 13 Januari, Perdana Menteri Israel Netanyahu mengkonfirmasi dalam sebuah pertemuan kabinet bahwa Angkatan Udara Israel telah melakukan serangan udara di Suriah. Serangan ini menargetkan Bandara Internasional Damaskus, pada 11 Januari 2019 sebagaimana dilaporkan oleh Jerusalem Post.
Netanyahu mengatakan bahwa Israel telah melakukan ratusan serangan terhadap sasaran Iran dan Hizbullah di negara itu.
“Angkatan udara menyerang gudang-gudang Iran dengan senjata-senjata Iran di bandara internasional Damaskus,” katanya kepada Israel National News.
“Semalam, angkatan udara menyerang di Gaza, dan pagi ini kami mengumumkan penemuan terowongan di utara, mungkin yang paling penting untuk melintasi perbatasan ke wilayah kami … Dengan demikian, kami mendekati kesimpulan dari tujuan yang kami tetapkan: untuk menggagalkan penyelundupan senjata Hizbullah. ”
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Bahram Qasemi membantah bahwa Iran memiliki pangkalan militer atau terlibat secara militer di Suriah seperti dikutip dari The Jerusalem Post.
Dia juga membantah klaim yang disampaikan oleh Netanyahu dan mantan kepala staf IDF Letjen Gadi Eisenkot bahwa Israel telah menyasar ratusan target Iran di Suriah selama dua tahun terakhir.
Tuduhan pada 2018 menyebutkan, Iran telah menyelundupkan senjata ke Suriah dan Hizbullah melalui berbagai maskapai. Laporan ini diterbitkan oleh Angkatan Udara Israel (IAF) yang diduga melakukan serangan terhadap sasaran di Bandara Damaskus pada September 2018.
“Iran berusaha menemukan cara dan rute baru untuk menyelundupkan senjata dari Iran ke sekutu-sekutunya di Timur Tengah, menguji dan menantang kemampuan Barat untuk melacak mereka,” kata sebuah sumber intelijen sebagaimana dilaporkan Fox News.
Hamodia, sebuah surat kabar berbahasa Ibrani yang diterbitkan di Yerusalem, menulis: “Terbukti, metode Iran hingga saat ini, mengangkut persenjataan darat dari Damaskus ke Beirut, telah menjadi sasaran karena serangan udara Israel hingga memaksa mereka untuk mencari alternatif.”
Saat berpidato di Majelis Umum PBB pada 27 September 2018, Netanyahu mengatakan pihaknya tidak akan tetap pasif terkait upaya Hezbollah membangun pangkalan bawah tanah di dekat bandara di Beirut untuk mengubah rudal non-presisi menjadi rudal presisi yang menyerang kota-kota di Israel.
“Saya punya pesan untuk Hizbullah hari ini: Israel juga tahu apa yang Anda lakukan. Israel tahu di mana Anda melakukannya dan Israel tidak akan membiarkan Anda lolos begitu saja, ”katanya. (asr)