oleh Xiao Jing
Berdasarkan hasil jajak pendapat terkini yang dirilis minggu ini oleh lembaga ‘Rasmussen’, bahwa terdapat 57% responden warga Amerika percaya bahwa di bawah kepemimpinan Presiden Joe Biden, Amerika Serikat berjalan di atas jalur yang salah. Hanya 37% responden yang berpikir arah yang ditempuh negaranya baik-baik saja.
Menurut jajak pendapat lembaga riset Universitas Monmouth yang dirilis minggu ini, dibandingkan dengan ketika Biden yang baru menjabat pada 20 Januari, tingkat penentangan rakyat Amerika Serikat terhadap kepemimpinan Biden telah naik dari 30% menjadi 42%. Alasan lonjakan tersebut adalah pada bulan Januari, 16% warga Amerika tidak memiliki pendapat apapun tentang pemerintahan Biden, tetapi sekarang angka ini telah turun menjadi 8%.
Jajak pendapat tersebut juga menunjukkan bahwa tingkat penentangan anggota Partai Republik terhadap Biden telah meningkat dari 70% pada akhir Januari menjadi 80% saat ini. Sementara tingkat penentangan pemilih yang independen dari oposisi kedua partai melonjak dari 30% menjadi 48% saat ini.
Dalam 45 hari sejak ia menjabat, Biden telah menandatangani lusinan Perintah Eksekutif hanya untuk menggulingkan kebijakan “America First” yang digagaskan mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan untuk mempromosikan isu-isu ultra-kiri yang telah menimbulkan ketidakpuasan di antara warga sipil Amerika Serikat.
Misalnya, pada hari pertama menjabat pada 20 Januari, Biden menandatangani perintah eksekutif yang memungkinkan perbatasan dibuka dan berjanji untuk memberikan kewarganegaraan Amerika Serikat kepada imigran ilegal. Perintah eksekutif yang ditandatangani pada 25 Januari mencabut peraturan Trump yang melarang orang transgender masuk tentara, dan lain-lain.
Selain itu, Biden juga dikritik soal penunjukan pejabat federal. Misalnya, dia menominasikan Rachel Levine sebagai Asisten Sekretaris Kementerian Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan (HHS) Amerika Serikat.
Langkah ini disebut “bersejarah” oleh anggota Partai Demokrat dan media karena Levine adalah seorang transgender. Levin juga dituding kurang kemampuannya, apalagi saat terjadi pandemi virus Komunis Tiongkok atau COVID-19, Levin kurang mampu merespon epidemi. (sin)
Keterangan Foto : Presiden Joe Biden. (Al Drago-Pool/Getty Images)