Home Blog Page 1025

Misi Artemis 1 Mengirimkan Kembali Foto Bulan Perdana dari Luar Angkasa

0

oleh Jin Shi

NASA berhasil meluncurkan roket “Artemis” 1 mengelilingi bulan pada (16/11) lalu.  Baru-baru ini mengirimkan kembali foto bulan perdana dari luar angkasa. Mari kita simak berita selengkapnya .

Tiga hari setelah peluncuran roket misi Artemis 1, pesawat ruang angkasa Orion yang dibawa oleh roket tersebut mengirimkan kembali gambar perdana bulan. Dalam film tersebut, bulan kecil berbentuk setengah bulan,  bagian tengahnya agak pucat, yang sepertinya tidak berbeda dengan bulan yang terlihat di bumi.

Sebelumnya, pesawat ruang angkasa Orion juga mengirimkan kembali gambar perdana Bumi. Terakhir kali manusia menggunakan pesawat ruang angkasa bulan untuk memotret bumi adalah 50 tahun yang lalu.

Saat ini, roket raksasa “Space Launch System” sedang membawa pesawat ruang angkasa Orion untuk mengorbit di sekitar bulan,  serangkaian tes seperti terbang mengelilingi bulan akan dilakukan sesuai rencana.

Misi Artemis 1 adalah langkah pertama dalam memulai kembali program pendaratan di bulan NASA, yang diharapkan akan mengirimkan manusia ke bulan lagi pada 2025. (hui)

Korea Utara Luncurkan Rudal Balistik Antarbenua, AS Kerahkan Pesawat Pembom B-1B

Korea Utara menggelar uji coba rudal balistik antarbenua pada Jumat 18 November.  Masyarakat internasional mengungkapkan keprihatannya. Sebagai tanggapan, Amerika Serikat pada Sabtu 19 November mengerahkan kembali dua pembom B-1B ke semenanjung Korea untuk latihan bersama

oleh Li Qingyi

Militer AS pada Sabtu 19 November, menanggapi peluncuran rudal balistik antar benua Korea Utara pada  Jumat 18 November dengan mengirimkan dua pesawat pembom supersonik B-1B ke semenanjung Korea untuk latihan bersama dengan jet tempur Korea Selatan dan Jepang.

Pesawat B-1B dikenal sebagai “tulang punggung” kekuatan pembom AS.  Angkatan Udara Amerika Serikat mengatakan bahwa pembom tersebut dapat dengan cepat menembakkan senjata berpemandu dan tidak berpemandu dalam jumlah besar ke musuh mana pun, di mana pun di dunia dan kapan pun.

Pada Sabtu 19 November, televisi negara Korea Utara kembali merilis video peluncuran rudal balistik antarbenua, lengkap dengan musik dan narasi yang dramatis. KCNA melaporkan rudal  terbang hampir 1.000 kilometer selama sekitar 69 menit dan mencapai ketinggian maksimum 6.041 kilometer. Rudal balistik antarbenua (ICBM) Korea Utara diperkirakan mampu membawa banyak hulu ledak nuklir sejauh 15.000 kilometer, cukup lama untuk mencapai daratan Amerika Serikat.

Amerika Serikat dan sekutu regionalnya menuduh Pyongyang mencoba mengacaukan kawasan setelah Korea Utara meluncurkan rudal.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, Adrienne Watson mengatakan negaranya akan mengambil “semua tindakan yang diperlukan” untuk menjaga keamanan wilayah Amerika, serta Korea Selatan dan Jepang.

Atas permintaan Jepang, Dewan Keamanan PBB dijadwalkan menggelar pertemuan darurat pada Senin 21 November terkait peluncuran rudal balistik terbaru Korea Utara.

Secara terpisah, laporan resmi Korea Utara menunjukkan bahwa Kim Jong Un menyaksikan peluncuran rudal bersama istri dan putrinya. Putri Kim Jong-un terlihat untuk pertama kalinya, memicu spekulasi. Menurut analisis ahli, ini mungkin berarti kemunculan pewaris turun-temurun generasi keempat dari keluarga Kim. (hui)

Pesawat Tempur KF-16 AU Korsel Jatuh, Pilot Selamat

Sebuah jet tempur KF-16 Angkatan Udara Korea Selatan jatuh karena masalah mesin selama misi pada malam 20 November. Untungnya, pilot terlontar dan dapat melarikan diri dengan selamat

NTD

Angkatan Udara Korea Selatan menyatakan bahwa pesawat tempur KF-16 adalah milik Fighter Wing 19. Pilot terlontar diatas pohon dalam keadaan darurat pada pukul 20:5 waktu setempat pada 20 November di area sekitar 20 kilometer barat Wonju dan sekitar 85 kilometer timur Seoul.  Tak ada masalah serius, dan pilot bisa keluar dari masalah sendiri.

Helikopter militer Korea Selatan tiba di lokasi sekitar satu jam kemudian, kemudian mengirim pilot ke rumah sakit.  Pesawat tempur itu diketahui dilengkapi dengan beberapa rudal udara-ke-udara. Untungnya, lokasi kecelakaan berada di daerah pegunungan yang terpencil dan tidak mempengaruhi personel darat.

“Saat ini, pilot dalam keadaan aman dan kami sedang bekerja untuk memastikan adanya kerusakan pada warga sipil akibat kecelakaan itu,” bunyi pesan teks Angkatan Udara kepada media.

Setelah insiden itu, militer Korea Selatan memerintahkan jet tempur jenis yang sama untuk dikandangkan sampai penyebab kecelakaan diketahui. (hui)

Industri Teknologi Diterpa ‘Musim Dingin’, Gelombang PHK Semakin Meluas dan Melebar

oleh Jin Shi

Gara-gara ketidakpuasan dengan persyaratan ketat dari bos baru Elon Musk, gelombang pengunduran diri meledak di perusahaan Twitter mulai Kamis 17 November. Pada saat yang sama, perusahaan teknologi telah mengumumkan PHK satu demi satu, dan ‘musim dingin’ industri teknologi AS tampaknya semakin dingin.

Bos baru Twitter, Elon Musk, memberikan ultimatum kepada karyawan agar bersedia bekerja berjam-jam dan secara intensif, atau keluar setelah menerima pesangon selama tiga bulan, yang memicu gelombang pengunduran diri di Twitter.

Merebaknya “kata perpisahan” membanjiri platform Twitter pada Kamis 18 November, dengan satu cuitan mengatakan: “Hari ini adalah hari terakhir saya di Twitter dan saya pergi dengan hati yang bersyukur.”

Sebelumnya, Musk telah memangkas setengah dari karyawan Twitter secara signifikan, dan jumlah karyawan dipangkas dari 7.500 menjadi hanya 3.700 karyawan. Sedangkan gelombang PHK baru akan memungkinkan Twitter untuk semakin ramping.

Mengenai pengunduran diri karyawan, Musk mengatakan pada Kamis 17 November malam bahwa dia tidak khawatir karena “yang terbaik tetap tinggal”.

PHK Twitter mungkin terkait dengan filosofi perusahaan Musk, tetapi gelombang PHK di seluruh industri teknologi juga tak terbendung seperti letusan gunung berapi. Dalam tiga minggu terakhir saja, industri teknologi, termasuk raksasa seperti Meta dan Amazon, telah mem-PHK puluhan ribu orang.

Roger Lee, pendiri situs web “Layoffs.fyi” berkata : “Ini adalah jumlah PHK terbesar dalam sebulan sejak epidemi. Ini lebih dari April 2020, ketika 17.000 orang diberhentikan dalam sebulan.”

Baru beberapa hari ini, daftar PHK masih terus bertambah.

Pada 16 November, Cisco mengumumkan PHK 5% karyawannya, sekitar 4.100 orang.

Pada 17 November, Roku mengumumkan akan memecat 7% karyawannya di Amerika Serikat, sekitar 200 orang.

Pada 18 November, Carvana, sebuah perusahaan perdagangan mobil bekas, mengumumkan PHK 8% karyawannya, sekitar 1.500 orang

Raksasa mesin pencari Google telah meluncurkan sistem penilaian kinerja pekerjaan baru, yang dianggap sebagai persiapan untuk kemungkinan gelombang PHK. Sebanyak 10.000 karyawan akan dinilai “miskin” dan menghadapi risiko pemecatan.

Mengapa ada angin dingin bertiup di dunia teknologi?

Selama pandemi dari 2020 hingga 2021, masyarakat ditutup dan semua industri tertekan. Namun demikian, industri teknologi sedang menikmati angin yang dibawa oleh isolasi rumah masyarakat dan kinerjanya melonjak. Mereka harus merekrut lebih banyak orang untuk memenuhi tuntutan.

Nela Richardson, kepala ekonom di ADP berkata : “Selama pandemi, ada banyak investasi di industri teknologi. Saat ekonomi lainnya turun 3,4%, industri teknologi naik 4%.”

Namun demikian, seiring berlalunya wabah, kebiasaan hidup dan konsumsi masyarakat kembali berubah. Permintaan online tampaknya sudah jenuh.

Pada saat yang sama, raksasa teknologi juga menghadapi inflasi yang tinggi secara historis. Tren ekonomi yang pesimistis menyebabkan pendapatan iklan digital perusahaan teknologi menyusut tajam.

Don Stanley, seorang profesor di University of Wisconsin-Madison berkata : “Pendapatan iklan turun secara signifikan. Alasannya adalah karena perusahaan merasa bahwa beriklan di platform digital tidak lagi bermanfaat seperti dulu.”

Lantas, apakah gelombang PHK di industri teknologi ini akan merembet ke bidang lain?

Kepala Ekonom ADP Nela Richardson berkata : “Industri teknologi hanya menyumbang 2% dari pasar tenaga kerja. Industri teknologi adalah bagian penting dari ekonomi, tetapi bukan keseluruhan ekonomi. Saat ini, situasi ketenagakerjaan di bidang lain terlihat bagus.” (hui)

Gempa M 7 Guncang Kepulauan Solomon, Ada Peringatan Tsunami

NTD

Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) melaporkan bahwa gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,3  terjadi di Malango, Kepulauan Solomon pada hari Selasa (22 November) pukul 02:03:08 GMT dengan fokus kedalaman 10 kilometer. Pihak berwenang telah mengeluarkan peringatan tsunami. USGS kemudian merevisi kekuatan gempa menjadi magnitudo 7,0.

Seorang reporter AFP yang berada di Ibukota Honiara mengatakan bahwa gempa berlangsung sekitar 20 detik.

Joy Nisha, seorang resepsionis di Heritage Park Hotel, kepada AFP mengatakan : “Beberapa barang milik hotel sampai berjatuhan ke lantai, meskipun semua orang tampaknya baik-baik saja, tetapi sempat menimbulkan kepanikan”.

Sebagian wilayah Honiara terjadi pemutusan aliran listrik, warga yang panik berlarian keluar rumah dan para karyawan keluar dari bangunan kantor dan pergi ke tempat yang lebih tinggi.

Dari foto yang disajikan di Facebook terlihat, ubin dinding bangunan di AJ Mall di Honiara terkelupas dan mobil rusak akibat kejatuhan pecahan ubin. (sin)

Tim SAR Terus Berupaya Melakukan Pencarian Ratusan Korban Gempa Cianjur

0

ETIndonesia – Korban bencana gempa bumi yang mengguncang Cianjur, Jawa Barat cukup signifikan. Hingga saat ini tim SAR terus melakukan pencarian terhadap korban gempa.

Berdasarkan data BPBD Kabupaten Cianjur 22 November 2022 pukul 16.00 WIB, terdata korban meninggal dunia sebanyak 268 orang dimana 122 telah teridentifikasi. Sementara korban dalam pencarian sebanyak 151 orang. Korban luka-luka sebanyak 1.083 orang dan korban terpaksa mengungsi sebanyak 58.362 orang. 

Sementara kerugian material tercatat 22.198 unit, dengan kondisi rusak berat 6.570, rusak sedang 2.071 unit dan rusak ringan 12.641 unit.

Dampak gempa melanda 12 kecamatan, masing-masing Kecamatan Cianjur, Karang Tengah, Warung Kondang, Cugenang, Cilaku, Cibeber, Sukaresmi, Bojong Picung, Cikalong Kulon, Sukaluyu, Pacet, dan Gekbrong. 

“Kendala yang kami hadapi diantaranya karena sebaran atau jangkauan kawasan terdampak cukup luas. Selain itu, data korban dapat berubah setiap saat. Namun tim SAR, dari Basarnas bersama Potensi SAR terus melaksanakan upaya pencarian terhadap para korban yang belum ditemukan,” kata Kabasarnas Marsdya TNI Henri Alfiandi melalui Kepala Biro Humas dan Umum, S. Riyadi.  

Tim SAR dalam operasi SAR tersebut dibagi dalam 6 sektor, masing-masing tim Alfa, Bravo, Charlie, Delta, Echo, dan Foxtrot. Tim SAR terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, dan Potensi SAR lainnya.  (Basarnas/asr)

[UPDATE] 268 Warga Meninggal Dunia, 151 Hilang dan 22.198 Rumah Rusak Akibat Gempa Cianjur

0

ETIndonesia- BNPB terus melakukan update korban bencana gempabumi yang melanda Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat Senin (21/11) lalu. 

Data sementara yang berhasil dihimpun hingga Selasa (22/11) pukul 17.00 WIB, terdapat ratusan jiwa meninggal dunia. Hal ini diungkap Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto saat memberikan keterangan pers di Kantor Bupati Cianjur. 

“Korban meninggal dunia 268 jiwa, yang sudah teridentifikasi sebanyak 122 jenazah, masih ada korban hilang sejumlah 151 orang, kita akan berusaha semaksimal mungkin agar seluruh korban ditemukan,” ucap Suharyanto dalam keterangannya yang diteruskan oleh Abdul Muhari, Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB 

Kemudian data masyarakat yang mengungsi sejumlah 58.362 orang, luka-luka 1.083 orang, kerusakan infrastruktur seperti rumah rusak total berjumlah 22.198 unit. 

“Pengungsi pada hari ini sudah mendapatkan fasilitas lebih baik, tenda besar telah didirikan baik dari BNPB, pemerintah, TNI/Polri dan bantuan lembaga lainnya,” lanjutnya. 

“Dapur umum telah beroperasi, kalau masih ada yang kurang dan belum terlayani, lambat laun akan kami perbaiki,” tambahnya.

Terkait banyaknya perbedaan data yang berkembang, Suharyanto berkata, pendataan masih terus dilakukan dan Posko telah didirikan, sehingga semua informasi tentang penanganan gempa Cianjur ini, secara resmi ialah yang dikeluarkan dari posko. 

“Setiap sore akan ada _update_ penanganan bencana dari Posko Tanggap Darurat yang ada di Kantor Bupati Cianjur,” imbuh Suharyanto 

Merespon banyaknya kepedulian masyarakat untuk memberikan dukungan penanganan pascabencana, diharapkan semua berada dibawah pengelolaan posko. 

“Bantuan kepada masyarakat terdampak baik yang datang dari pemerintah pusat, kementerian atau lembaga dan unsur swasta, semua akan dipusatkan di posko dan pendistribusiannya akan melalui posko,” jelas Suharyanto. 

Meskipun dua rumah sakit di Kabupaten Cianjur ikut terdampak gempa, penanganan kesehatan tetap dapat dilakukan, tenda-tenda lapangan telah digelar di sekitar rumah sakit untuk dijadikan rumah sakit darurat. 

“RSUD Cianjur dan Rumah Sakit Sayang sudah beroperasi dan ditambah tenda lapangan termasuk tambahan tenaga kesehatan,” imbuhnya. 

“Sebagian dirujuk ke rumah sakit di luar Kabupaten Cianjur, 100 pasien telah dikirim ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung,” tutup Suharyanto. 

Presiden Joko Widodo telah meninjau lokasi terdampak pada siang ini, beliau menyampaikan masyarakat yang rumahnya mengalami rusak berat akan mendapatksn bantuan 50 juta rupiah, rusak sedang 25 juta rupiah dan rusak ringan sebesar 10 juta rupiah.  (BNPB/asr)

Rezim Menggiring Tiongkok Memasuki Era Rakyat Memenjara Diri Sendiri Lewat Kode Kesehatan

0

oleh Tim Forum Elit

Sudah 3 tahun sejak pandemi COVID-19 menyebar dari Kota Wuhan, Tiongkok. Seiring dengan perkembangan virus, langkah-langkah pencegahan epidemi di negara-negara seluruh dunia secara bertahap dilonggarkan demi pemulihan ekonomi juga agar kehidupan sosial dapat kembali normal. Tetapi hanya di daratan Tiongkok yang pemerintahnya dengan kebijakan “Nol Kasus Infeksi”, selain tidak mengendurkan metode pencegahan epidemi, malahan memperketat dan mempolitisasikannya.

Dalam dua minggu terakhir, kasus epidemi telah terjadi di seluruh daratan Tiongkok, akibatnya pemblokiran kota dan komunitas kembali terjadi di banyak wilayah. Bahkan bentrokan antara warga sipil dengan pejabat dan personel pencegahan epidemi terjadi di banyak tempat. 

Pada saat yang sama, pihak berwenang terus melakukan penyempurnaan terhadap kode kesehatan yang wajib dipindai setiap warga sipil yang melakukan perjalanan. Pada 9 November, instansi seperti Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok, Administrasi Negara untuk Pengobatan Tradisional Tiongkok, dan Administrasi Negara untuk Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, mengumumkan “Rancangan Repelita ke-14 dalam Mewujudkan Informasi Kesehatan Nasional Bagi Setiap Warga Tiongkok”, yang isinya antara lain menyebutkan bahwa, pada tahun 2025, setiap warga negara Tiongkok akan sudah memiliki catatan kesehatan elektronik yang dikelola secara dinamis oleh pihak berwenang dengan menerbitkan kode kesehatan elektronik yang telah berfungsi penuh. Berita itu menyebabkan kemarahan masyarakat Tiongkok. Para pakar yang diwawancarai oleh Tim Forum Elit berpendapat bahwa penerapan kode kesehatan elektronik secara nasional berarti warga sipil di seluruh daratan Tiongkok telah digiring untuk memasuki era memenjara diri sendiri.

Era memenjara diri sendiri tiba bersamaan dengan penerapan nasional pindai kode akses  

Hangzhou adalah kota pertama di Tiongkok yang menggunakan Kode Kesehatan. Pada 17 Februari 2020, Provinsi Zhejiang menjadi provinsi pertama di Tiongkok yang sepenuhnya telah menerapkan kode kesehatan bagi warganya. Pemantauan yang dilakukan pihak berwenang berdasarkan data besar semacam ini sekarang telah diterapkan di seluruh Tiongkok, dan telah dijadikan sarana penting bagi pemerintah partai komunis Tiongkok untuk memantau kegiatan seluruh rakyat.

Pada 6 November 2021 pagi ketika pengacara hak asasi manusia Tiongkok Xie Yang hendak terbang ke Shanghai untuk mengunjungi ibunda dari Zhang Zhan, seorang jurnalis warga sipil, tetapi di bandara dia menemukan bahwa Kode Kesehatan-nya tiba-tiba sudah berwarna merah sehingga ia harus membatalkan perjalanan. Namun, keesokan harinya Kode Kesehatannya kembali berubah menjadi hijau.

Mrs. Guo Jun, pemimpin redaksi media “The Epoch Times” dalam wawancara dengan tim “Forum Elit” baru-baru ini mengatakan bahwa melalui Kongres Nasional ke-17 yang lalu, PKT pernah mengusulkan untuk melakukan modernisasi terhadap kemampuan negara dalam memerintah, yang sebenarnya bertujuan untuk menerapkan sebuah cara untuk mengendalikan warga dan masyarakat Tiongkok. Sekarang rezim ingin menerapkan sistem pindai kode akses lewat Kode Kesehatan yang disempurnakan jelas adalah perwujudan dari rencana Kongres Nasional ke-17.

Mrs. Guo Jun mengatakan bahwa usulan penerapan sistem pindai kode akses mewajibkan setiap warga yang ingin pergi ke pusat perbelanjaan, naik bus umum, naik kereta api atau bahkan pesawat udara perlu melakukan pemindaian terlebih dahulu. Jika kode kesehatan Anda berwarna merah atau kuning, maka Anda akan mengalami kesulitan untuk bergerak di Tiongkok. Masalahnya adalah, kata Mrs. Guo Jun bahwa kode kesehatan yang berubah menjadi merah atau kuning itu tidak harus terkait dengan hasil tes asam nukleat. Kita telah melihat bahwa ketika sebuah bank di Henan gagal membayar kewajibannya kepada nasabah, nasabah yang menuntut pembayaran juga mendapatkan kode berwarna merah. Selama berlangsungnya Kongres Nasional ke-20, sejumlah pembangkang juga diberikan kode merah. Dengan kata lain, kode merah dapat dikenakan terhadap pribadi tertentu tetapi tidak kepada anggota keluarganya. Jadi begitu Anda diberi kode merah, itu sama dengan Anda diborgol dan dipenjara oleh otoritas yang memanfaatkan ponsel Anda sebagai borgol dan tempat tinggal Anda sendiri sebagai tahanan. Inilah mode kontrol baru yang berbiaya rendah tetapi berefisiensi tinggi.

Mrs. Guo Jun mengatakan, coba bayangkan jika otoritas menjadikan 1 miliar penduduk Tiongkok pemilik ponsel yang dibeli dengan harga tidak murah itu sebagai borgol untuk diri sendiri, dan tempat tinggal mereka yang juga dibeli dengan harga mahal sebagai tahanan. Maka sebentar lagi Tiongkok akan memasuki era warga memenjara diri sendiri. Pemerintah selain memenjarakan Anda, tetapi juga menghasilkan banyak uang darinya. Prospek ini bakal sangat mengerikan.

Mr. Shi Shan, seorang editor senior dan pemimpin redaksi “The Epoch Times” mengatakan dalam program self-medianya, bahwa jika lode kesehatan dalam ponsel Anda berwarna merah, maka Anda akan sulit bergerak. Jadi ponsel Anda adalah borgol elektronik Anda, Masalahnya adalah, borgol dan rumah tahanan buat Anda itu Anda biayai sendiri, penguasa tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun, mereka hanya perlu menggerakkan jari di atas keyboard untuk mengubah kode kesehatan Anda menjadi berwarna merah dan Anda akan secara otomatis terkurung dalam rumah tahanan sendiri. Bahkan tidak perlu mengeluarkan surat perintah penahanan atau surat perintah penangkapan. Betapa nyaman, efisien, dan berbiaya rendah. Inilah tujuan PKT melakukan modernisasi terhadap kemampuan negara dalam memerintah.

Cuci otak PKT lebih mengerikan daripada totalitarianisme digital

Model kontrol yang ditetapkan oleh rezim Beijing melalui kode kesehatan juga telah membawa dunia luar kembali berfokus terhadap topik totalitarianisme digital. Wang Juntao, penanggung jawab cabang luar negeri Partai Demokrasi Tiongkok mengatakan kepada tim “Forum Elit” bahwa apa yang kita sebut totalitarianisme digital umumnya hanya digunakan untuk mengontrol informasi, tetapi tidak melakukan cuci otak. Sedangkan totalitarianisme PKT jauh lebih menakutkan karena ia menekankan kontrol psikologi, semangat dan budaya masyarakat, yang lebih kita kenal sebagai cuci otak. Sebagaimana yang dikatakan Mao Zedong dulu, itu adalah semacam revolusi yang menyentuh jiwa, yang sangat mengerikan. Selama Gerakan Rektifikasi Yan’an di masa lalu, cuci otak telah berhasil secara paksa mengubah Ding Ling dan sekelompok besar orang yang tinggal di komunitas yang disewa Barat sehingga berpikiran Barat menjadi sekelompok orang yang mendukung Mao Zedong dan PKT.

Wang Juntao mengatakan bahwa totalitarianisme digital dalam hal sarana teknis, adalah mekanisme kontrol online. Jika tidak memiliki mekanisme kontrol offline ini, efek yang dihasilkan dari mekanisme online ini sebenarnya relatif terbatas. Sekarang pemerintah komunis Tiongkok telah mempromosikan manajemen berbasis jaringan ke masyarakat, tetapi beberapa daerah masih mempertahankan sistem Baojia (sistem politik kuno), untuk waktu yang lama fungsi kontrol organisasi politik dan sosial semacam ini jauh dari apa yang dapat dibandingkan dengan totaliter digital.

Namun, Wang Juntao juga menunjukkan bahwa totalitarianisme PKT tidak mungkin menghilangkan kekuatan oposisi, karena tidak mungkin dapat mengubah keragaman kepentingan dan ide sosial, dan kekuatan yang beragam ini akan berada di dalam sistem totaliter, walau keberadaannya lebih tersembunyi, yang akhirnya akan menyebabkan terjadinya krisis pemerintahan yang lebih besar, bahkan meruntuhkan sistem totaliter.

Wei Jingsheng, seorang aktivis gerakan demokrasi Tiongkok mengatakan kepada tim “Forum Elit” bahwa cuci otak sebenarnya adalah hal yang paling diutamakan oleh pemerintah Tiongkok, sedangkan digitalisasi, hanya berupa sarana tambahan untuk mendukung tujuan cuci otak. Wei Jingsheng memberi contoh. Ketika saya mengobrol dengan Hukovsky, seorang pembangkang terkenal asal Uni Soviet, dia berkata bahwa saya terpaksa bertanya kepada Anda. Meskipun Uni Soviet dan Tiongkok sama-sama memiliki kamp kerja paksa. Tapi yang tidak saya mengerti adalah, mengapa pembentukan kembali ideologi terhadap semua tahanan selalu dilakukan dalam kamp kerja paksa Tiongkok ? Padahal polisi-polisi di sana tidak berpendidikan tinggi, bagaimana mereka bisa melakukan reformasi pemikiran kita ?

Wei Jingsheng menjelaskan bahwa Hukovsky tidak mengerti karena Uni Soviet tidak memiliki perangkat (cuci otak) seperti ini, tetapi Partai Komunis Tiongkok menciptakan perangkat cuci otak yang lebih menyeluruh. Saya mengatakan kepadanya, sebenarnya, Cuci otak ini adalah metode yang dipakai dalam melatih budak, melatih seseorang merendahkan diri sendiri, memarahi diri sendiri, membuat seseorang setiap hari mengulang-ulangi ucapan panjang umur bagi seorang pemimpin idola, setelah seseorang berulang kali mengucapkan hal yang sama, maka hal itu akan menjadi perilaku bawah sadarnya, menjadikan seseorang itu budak yang patuh kepada majikannya setelah ia melepaskan semua hal yang semestinya ia miliki sebagai orang biasa. Patuh bagi budak lebih “menguntungkan” daripada membangkang, karena dapat membuatnya terhindar dari cambukan majikan.

Wei Jingsheng mengatakan bahwa mungkin para anggota senior Partai Komunis Tiongkok tidak menyadari bahwa setelah memasuki era reformasi dan keterbukaan, orang akan lebih terbuka pikirannya dan berkomunikasi lebih banyak dengan dunia luar, sehingga mereka tidak lagi begitu muda dicuci otak. Karena itu Partai Komunis Tiongkok hanya bisa iri terhadap metode Cuci Otak Korea Utara. Cuci otak di Korea Utara terus berlanjut hingga saat ini tanpa perubahan, tetapi tidak demikian di Tiongkok, sehingga akan sangat sulit bagi rezim PKT untuk kembali ke cara yang dilakukan di masa lalu. Sekarang Xi Jinping ingin memanfaatkan teknologi modern untuk membantu mewujudkan lagi situasi cuci otak masa lalu, agar rakyat secara sukarela menjadi budaknya penguasa.

Wei Jingsheng menunjukkan bahwa setelah COVID-19 menyebar, Xi Jinping menemukan bahwa penguncian ketat ini merupakan cara yang sangat baik untuk mengurung warga di rumah, dan ini adalah pelatihan yang sangat efektif, sama seperti seseorang dimasukkan ke dalam sel tahanan, tidak diberikan makanan, supaya warga mengemis kepada penguasa. Rakyat yang ingin mendapat makanan gratis harus meminta dan tunduk terhadap penguasa. Warga sipil dilatih untuk membiasakan diri berpikir demikian. Ini adalah sebuah pelatihan, melatih rakyat menjadi budak yang setia. Soal alasan mengapa kamp kerja paksa di Tiongkok berbeda dengan yang ada di Uni Soviet adalah, itu karena PKT lebih efektif dalam melatih warga sipil menjadi budak. Anda dapat melihat, bagaimana kamp kerja paksa memperlakukan para tahanan, sampai mereka benar-benar menjadi budak. Sekarang bahkan banyak warga sipil Tiongkok bersedia menjadi antek PKT dengan masuk sebagai anggota “partai 50 sen”. Saya menemukan bahwa orang-orang yang mau bekerja dengan dibayar hanya “50 sen” itu sebenarnya adalah para narapidana dalam penjara.

Pertikaian internal PKT masih berlanjut, Kebijakan Nol Kasus akan terus dipertahankan

Pertemuan pertama Komite Tetap Biro Politik PKT setelah Kongres Nasional ke-20 menyatakan bahwa kebijakan Nol Kasus akan terus dipertahankan. Tetapi keesokan harinya, Dewan Negara mengeluarkan 20 peraturan terperinci tentang pencegahan epidemi yang isinya jelas-jelas mengarah ke pelonggaran persyaratan yang diterapkan dalam kebijakan Nol Kasus, termasuk menentang “gugur satu mati seribu” (gara-gara satu orang terinfeksi, ribuan orang digiring untuk menjalani karantina paksa di tempat isolasi terpusat), membatalkan tes asam nukleat berskala besar, efektif dalam menerapkan pencegahan epidemi dan seterusnya. Dunia luar menemukan bahwa tampaknya rezim sedang bingung dalam menentukan kebijakan pencegahan epidemi.

Namun, sejak 12 November, Zhong Yin di media “People’s Daily” telah menerbitkan empat artikel yang menyajikan pujian atas kebijakan Nol Kasus pemerintah Tiongkok, dan mengingatkan agar tidak lupa melakukan “perhitungan utang” baik yang baru maupun lama.

Mrs. Guo Jun mengatakan bahwa tidak peduli bagaimana virus dan epidemi akan berkembang, kebijakan Nol Kasus Tiongkok akan terus dipertahankan. Guo Jun mengatakan bahwa alasan mengapa Xi Jinping dapat dipilih kembali, atau bahkan berkuasa seumur hidup, adalah karena oleh PKT Xi Jinping telah digembar-gemborkan sebagai pemimpin yang paling rasional, berpandangan jauh ke depan, dan kuat, dan bahwa dia adalah seorang sosok seperti Stalin dan Mao Zedong. Jika rakyat mengira Xi Jinping membuat keputusan yang salah, maka otoritas diktator akan menurun. Padahal bagi sistem otokratis, otoritas diktator sangat penting, ia adalah fondasi dari sebuah rezim. Di sisi lain, PKT mempromosikan sistem totalitarianisme digital melalui kebijakan Nol Kasus. Inilah yang disebut sebagai rancangan yang dibuat oleh para pejabat tingkat atas, yang juga melibatkan perebutan kekuasaan di dalam partai. Meskipun lawan-lawan Xi Jinping “tak berkutik” dengan keputusan yang dihasilkan oleh Kongres Nasional ke-20, tetapi mereka Itu belum hilang, jadi apakah mereka bersedia mendukung kebijakan ekstrem Xi Jinping dalam pencegahan epidemi ? Perjuangan ini belum sepenuhnya berakhir.

Kepada tim “Forum Elit” Wei Jingshen mengatakan, kebijakan Nol Kasus sekarang sedang dalam persimpangan jalan yang dapat menyulutkan sebuah konflik internal baru di partai. Menurut Wei Jingsheng, bahwa mereka yang termasuk dalam faksi Xi Jinping pasti jumlahnya tidak banyak. Sementara pemimpin masa lalu, seperti Jiang Zemin dan Hu Jintao, mereka meninggalkan banyak kader dan barisan, jadi banyak pejabat PKT yang bersedia mendukungnya. Ketika Xi Jinping memperlakukan Hu Jintao di dalam Kongres Nasional dengan cara yang kasar, tentu akan membuat banyak pejabat berpikir lebih jauh dalam menghadapi Xi Jinping. Oleh karena itu, pertempuran di internal partai selain tidak berhenti malahan akan meningkat. Hanya sementara waktu mungkin terlihat tenang seperti itik yang sedang terapung di atas air, padahal arus dibawahnya kuat.

Wei Jingsheng mengatakan bahwa kebijakan pencegahan epidemi ekstrem, termasuk kemerosotan ekonomi yang serius, rakyat jelata mengalami kesulitan dalam menyambung hidup dan lainnya telah menyebabkan perlawanan besar dari rakyat jelata. Rakyat sekarang lebih berani melawan secara terbuka, sebuah situasi yang hampir setara dengan perlawanan mahasiswa dan rakyat jelata pada tahun 1989. Jika situasi seperti ini tidak segera diubah, maka dapat dipastikan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas sosial akan semakin memburuk. Apalagi kalau Xi Jinping menginstruksikan penyerangan terhadap Taiwan. Tidak heran jika pemberontakan terjadi di dalam negeri, seperti di era Dinasti Sui (tahun 610-an), di saat Kaisar Yang dari Sui mengerahkan pasukannya untuk menaklukkan Korea, terjadi pemberontakan di dalam negeri. (sin)

Detik-detik Tim SAR Evakuasi 13 Korban Meninggal Dunia yang Tertimpa Bangunan Akibat Gempa di Cianjur

0

ETIndonesia- Tim SAR masih terus berupaya mencari korban gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat. Tim SAR dibagi menjadi 5 tim, masing-masing tim Alfa, Bravo, Charly, Delta, dan Echo. Pada hari kedua operasi, Selasa (22/11/2022) hingga pukul 10.40 WIB, tim SAR berhasil 13 korban. 

Tim Alfa mengevakuasi 1 korban anak laki-laki meninggal di Desa Benjot, Cijendil.

Tim Bravo mengevakuasi 1 korban meninggal dunia di Dusun Gintung dan 1 korban di Desa Gasol.

Tim Charly mengevakuasi 8 korban meninggal dunia di Warung Sate Shinta yang terkena terjangan tanah longsor. Salah satu korban anak-anak.

Tim Delta masih beroperasi di Warung Kondang. Sedangkan tim Echo mengevakuasi 2 korban dari pondok pesantren Kampung Ciherang, Panembong. 

Seluruh korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

Tim SAR menggunakan peralatan ekstrikasi untuk membongkar reruntuhan dan mengevakuasi korban. Seluruh korban selanjutnya dievakuasi ke RSUD Cianjur. 

“Tim SAR masih terus bekerja, menyisir kawasan-kawasan yang diduga kuat masih terdapat korban. Pagi tadi, kami menerima laporan dimana terdapat 27 orang yang dilaporkan hilang atau masih dalam pencarian. Kami minta doanya kepada seluruh masyarakat agar seluruh korban dapat kami temukan,” terang Kabasarnas Marsdya TNI Henri Alfiandi melalui Kepala Biro Humas dan Umum, S. Riyadi. (Basrnas/asr)  

[UPDATE] 103 Meninggal Dunia dan 377 Terluka Pasca Gempa di Cianjur, Mayoritas Tertimpa Bangunan yang Ambruk

0

ETIndonesia- Warga meninggal dunia pasca gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat masih terus bertambah. Data per Selasa (22/11) pukul 09.55 WIB dilaporkan 103 orang meninggal dunia.

“Mayoritas warga meninggal karena tertimpa reruntuhan bangunan yang ambruk saat peristiwa terjadi,” ujar Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.

Selain itu, 31 orang masih dilaporkan hilang. Pencarian masih terus dilakukan hingga hari ini. 

377 orang luka-luka di Kabupaten Cianjur, 1 orang luka sedang di Kabupaten bandung, 1 orang luka berat dan 9 orang luka ringan di Kabupaten Sukabumi, dan 2 orang luka ringan di Kabupaten Bogor. 

Warga mengungsi bertambah menjadi 7.060 jiwa yang tersebar di beberapa tiik. Selain itu, 8 KK mengungsi di Kabupaten Sukabumi dan 4 jiwa mengungsi di Kabupaten Bogor.

Sementara untuk kerusakan infrastruktur tercatat sebanyak 3.075 rumah rusak ringan, 33 unit rumah rusak sedang, dan 59 rumah rusak berat.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat masih terus melakukan pendataan terkait jumlah korban jiwa, kerusakan infrastruktur, lokasi pengungsian, dan kebutuhan mendesak.

Hingga Selasa (22/11) pukul 06.30 WIB, gempa susulan tercatat sebanyak 118 gempa dengan magnitudo terkecil M1,5 dan terbesar M4,2.

Merespon peristiwa tersebut, Pemerintah Kabupaten Cianjur telah mengeluarkan Surat Keputusan Status Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi di Kabupaten Cianjur selama 30 hari dimulai tanggal 21 November 2022 hingga 20 Desember 2022 yang ditandatangani langsung oleh Bupati Cianjur Herman Suherman.

BNPB juga telah memberikan bantuan Dana Siap Pakai (DSP) sebesar 1,5 milyar dan bantuan logistik darurat senilai 500 juta. Bantuan diberikan kepada Pemerintah Kabupaten Cianjur  pada saat tinjauan lapangan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Wakil Komisi VIII DPR RI, Kepala BNPB, dan Kepala BMKG.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau kepada warga di Kabupaten Cianjur dan sekitarnya untuk mengungsi apabila dirasa rumahnya masih belum aman dari bahaya gempabumi. Warga diimbau untuk tetap waspada akan adanya potensi gempa susulan.

Warga juga diminta untuk mengikuti dan mendapatkan informasi dari kanal resmi BNPB, BMKG, BPBD, dan pemerintah daerah setempat. (BNPB/asr)

Biden Lepaskan Minyak Cadangan, Anggota Kongres AS: Kebijakan Energi Biden Menaikkan Harga Minyak

NTD – Washington D.C.

Sejak Presiden AS Joe Biden menjabat, dia telah berulang kali melepaskan cadangan minyak strategis untuk mengurangi harga minyak yang semakin mahal. Akan tetapi, mengapa Amerika Serikat justru terjebak dalam krisis energi, dan dapatkah pendekatan pemerintahan Biden membalikkan keadaan? Mari kita lihat analisis pakar.

Dalam pidatonya, Joe Biden mengatakan bahwa tingginya harga minyak di Amerika Serikat disebabkan oleh kebijakan minyak negara lain, dan pemerintah AS memutuskan untuk menggunakan cadangan minyak darurat untuk mengatasi gejolak pasar.

Biden berkata : “Saya mengumumkan bahwa kami akan terus menstabilkan pasar dan menurunkan harga karena tindakan negara lain menciptakan ketidakstabilan seperti itu.”

Anggota DPR AS Gary Palmer dan Dan Kish, wakil presiden American Energy Union, keduanya percaya bahwa lonjakan harga minyak AS disebabkan oleh kebijakan energi pemerintahan Biden.

Gary Palmer berkata : “Tindakan pertama yang diambil administrasi ini adalah menutup pipa XL Keystone. Jika mereka tidak melakukan itu, saya yakin kami sekarang akan mendapatkan 835.000 barel minyak per hari dari Kanada. Mereka juga mempersulit  perusahaan minyak kecil mendapatkan sewa dan izin yang diperlukan untuk meningkatkan produksi minyak.”

Dan Kish juga berkata : “Tidak ada alasan kami tidak dapat memproduksi lebih dari 1,3 juta barel minyak per hari. Kami memiliki sumber daya. Amerika Serikat sebenarnya memiliki sumber daya selama ratusan tahun, tetapi kami tidak memiliki kebijakan bagi orang Amerika untuk mengembangkan sumber daya tersebut.”

Gary Palmer menegaskan: “Kami memiliki cadangan minyak dan gas yang sangat besar di negara ini, dan saya telah menunjukkannya dalam pidato yang tak terhitung jumlahnya. Ada cadangan minyak di barat yang disebut ‘Formasi Sungai Hijau’ yang menampung 30.000 miliar barel minyak yang dapat diperoleh kembali. Minyak Ini adalah tiga kali jumlah yang digunakan di seluruh dunia dalam 100 tahun terakhir.

Menurut dia, semua yang kita konsumsi, semua yang kita gunakan, setiap layanan, setiap produk memiliki biaya energi, dan kebijakan administrasi ini telah mendorong biaya tersebut ke atas.”

Baik Palmer maupun Kish menunjukkan bahwa kelangkaan energi dan kenaikan harga minyak telah membuat hidup banyak orang menjadi sulit.

Palmer berkata : “Yang benar-benar mengkhawatirkan saya adalah musim dingin ini, terutama di bagian utara Amerika Serikat yang sangat dingin. Ribuan orang mati kedinginan karena tidak mendapatkan cukup panas di musim dingin.”

Dan Kish: “Di California kami telah melihat dampak langsungnya, ini menjadi sangat regional. Wilayah New England di AS  terpukul karena masalah dan penutupan kilang. Kami telah melihat beberapa bagian California di mana harga minyak telah mencapai Lebih dari enam dolar.”

Mengenai pembangkit listrik dari sumber daya terbarukan yang selalu dianjurkan oleh pemerintahan Biden, baik Kish maupun Palimore mengatakan bahwa tidak praktis untuk sepenuhnya mengandalkan sumber daya terbarukan, yang kemungkinan besar akan menyebabkan pemadaman listrik skala besar. Bahkan, sulit bagi banyak orang untuk menyingkirkan masalah ini.

Dan Kish menambahkan: “Dia (Biden) meminta minyak dari Venezuela dan Arab Saudi, dan menjanjikan subsidi diferensial untuk panel surya dan kincir angin serta aki mobil listrik dari Tiongkok. Saya rasa banyak orang terjebak di sini.”

Palmer berkata : “Gagasan bahwa kita akan 100% terbarukan dalam 10-15 tahun ke depan adalah impian belaka. Mengandalkan tenaga angin atau matahari, yang merupakan sumber terputus-putus, bukanlah sumber daya yang berkelanjutan. Kami Tidak memiliki kapasitas penyimpanan.” (hui)

PKT Mendirikan Kantor Polisi di New York, FBI Meluncurkan Penyelidikan

NTD

Kantor polisi” yang didirikan oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT) di luar negeri terus diekspos oleh media. Pada 17 November, Direktur FBI Christopher Wray mengatakan kepada Komite Keamanan Dalam Negeri dan Urusan Pemerintah Senat AS bahwa FBI sedang menyelidiki “kantor polisi” ilegal di New York City. Kantor polisi ini adalah bagian dari jaringan global “kantor polisi” PKT.

Sebuah laporan yang dirilis pada September oleh Safeguard Defenders, sebuah organisasi pemantau hak asasi manusia yang berbasis di Eropa, mengungkapkan bahwa PKT telah mendirikan setidaknya 54 “kantor polisi luar negeri” di seluruh dunia, termasuk empat di Amerika Utara dan satu di Kota New York, tiga di Toronto.

Christopher Wray mengatakan kepada anggota parlemen bahwa mereka sangat prihatin. Mereka mengetahui lokasi-lokasi tersebut, katanya, tetapi tidak dapat merinci penyelidikan khusus FBI.

Dia juga mengatakan sungguh keterlaluan bahwa polisi Tiongkok telah mendirikan kantor di New York tanpa berkoordinasi. Hal demikian melanggar kedaulatan dan menghindari prosedur standar kerja sama peradilan dan penegakan hukum. Sebagai direktur FBI, dia tidak akan pernah membiarkan ini terjadi.

Xi Jinping Menolak Berjabat Tangan dengan Perdana Menteri Thailand

Xi Jinping kembali menjadi selebriti internet pada 18 November. Ketika dia pergi ke Thailand untuk menghadiri pertemuan Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC), dia menolak berjabat tangan dengan Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha, yang membuat adegan itu menjadi memalukan.

Gambar tersebut menunjukkan bahwa pada upacara penyambutan, Istri Prayut menyambut Xi Jinping dan istrinya sebagai negara tuan rumah . Setelah kedua pihak berfoto bersama, Prayuth mengulurkan tangan untuk menjabat tangan Xi Jinping, tetapi Xi Jinping hanya mengangguk, lalu pergi dengan cepat, membuat Prayuth cukup malu, dan setelah menyentuh hidungnya, dia dan istrinya meninggalkan panggung.

Video terkait dengan cepat menjadi viral di Internet dan memicu diskusi hangat. Beberapa orang berteriak: ” sama sekali tidak ada” etiket “. Beberapa orang menghela nafas: “Peradaban kuno dengan sejarah 5.000 tahun. Sayang sekali.”  Yang lain bertanya: “Apakah ini disengaja? Atau tidak tahu Sopan santun?”

Hanya dua hari yang lalu, selama pertemuan G20, video Xi Jinping secara terbuka “mengeluh” kepada Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau juga beredar di jaringan global yang mengejutkan opini global. (hui) 

Perang Chip AS-Tiongkok Mirip dengan Perang Bintang AS-Rusia

0

DR. Xie Tian

Chip high end bagi PKT, ibarat sepotong tulang iga ayam (ibaratnya terlalu sayang untuk dibuang padahal dagingnya paling sedikit), mungkin sepotong iga ayam yang terbuat dari chip silikon, karena selain tidak mampu menaklukkan industri high end dan rumit ini, tapi juga tidak rela melepaskannya. 

PKT tidak bisa membeli chip, juga tidak mampu membuatnya sendiri, hasil akhirnya adalah harus mengeluarkan uang banyak untuk membelinya dari pasar gelap internasional dan membeli diam-diam dari negara pro-komunis dengan cara perdagangan entrepot

Tapi jalan memutar seperti ini, kemungkinan tidak akan memperoleh hasil yang berarti seiring dengan semakin beratnya sanksi dari AS, sebaliknya justru akan menimbulkan pemborosan yang sangat besar. 

Apalagi, upaya investasi gelombang pertama RRT pada industri chip ini telah hancur total, baru saja investasi raksasa gelombang kedua diinisiasi oleh Xi Jinping, lagi-lagi harus menghadapi palu godam dari AS, tanpa investasi chip yang memberikan hasil sesuai harapan akan meruntuhkan perekonomian Tiongkok. Ending seperti ini, pukulan AS terhadap PKT, hampir sama seperti program “Perang Bintang” AS dengan Uni Soviet yang legendaris, seperti hantaman terhadap Uni Soviet, ada kemiripan yang sangat kebetulan.

Yang dimaksud dengan “program Perang Bintang” (Star Wars) adalah sebutan umum, nama kerennya adalah “Inisiatif Pertahanan Strategis (Strategic Defense Initiative atau SDI) atau disebut juga “Star Wars Program”. Program ini berasal dari mantan Presiden AS Ronald Reagan dalam suatu pidatonya di akhir periode Perang Dingin 1983, waktu itu sempat memicu kegemparan. 

Sebagai sebuah program strategis militer yang dikaji di era 1980-an oleh AS, sasarannya adalah membangun instalasi laser di luar angkasa, sebagai sistem anti rudal balistik. Dengan demikian, dapat menghancurkan bom nuklir musuh sebelum sempat memasuki atmosfir.

 Inti dari program ini adalah dengan metode canggih menyerang rudal strategis antar benua dan pesawat antariksa milik musuh di luar angkasa, untuk mencegah AS mengalami serangan nuklir. 

Teknologi program tersebut sangat canggih, seperti menempatkan senjata terarah berenergi tinggi (microwave, laser, sinar partikel energi tinggi, dan senjata kinetik elektromagnetik) di luar angkasa maupun di darat, atau senjata serang konvensional, untuk melakukan penghadangan multi-fase pada setiap tahap serangan rudal musuh. 

Program tersebut mengincar negara komunis Uni Soviet, mengantisipasi serangan nuklir berskala besar yang kemungkinan akan dilancarkan oleh Uni Soviet. Sekutu AS seperti Inggris, Italia, Jerman Barat, Israel, Jepang, dan lain-lain, juga ikut berpartisipasi dalam program tersebut dengan skala yang berbeda.

Program itu terdiri dari dua bagian, yakni “program pertahanan rudal balistik antar benua” dan “program anti satelit”. Anggaran waktu itu mencapai lebih dari USD 1 Triliun.

Sistem penghadangan menggunakan satelit pengintai berbasis ruang angkasa dan satelit anti rudal berbasis ruang angkasa, menggunakan hulu ledak konvensional atau senjata terarah untuk menyerang rudal strategis pada tahap peluncuran yang sedang menembus lapisan atmosfir.

Garis pertahanan kedua adalah dengan senjata laser berbasis darat atau berbasis kapal laut menghancurkan hulu ledak terpisah yang menembus keluar lapisan atmosfir.

Garis pertahanan ketiga adalah senjata terarah berbasis ruang angkasa, senjata kinetik elektromagnetik atau senjata laser berbasis darat atau kapal untuk menyerang hulu ledak nuklir pada fase terbang awal masuk kembali ke atmosfir.

Lalu garis pertahanan keempat adalah menggunakan rudal anti balistik, senjata kinetik, sinar partikel dan lain-lain untuk menghancurkan nuklir yang “berhasil lolos” setelah masuk kembali ke lapisan atmosfir.

 Keempat lapis garis pertahanan itu kedengarannya sangat canggih, hebat, dan besar, sangat mencengangkan.

 “Program Perang Bintang” itu dikembangkan oleh pemerintah AS pada 4 Januari 1985, dengan sebutan: Strategic Defense Initiative, awalnya ditetapkan akan mulai diterapkan pada 1994. Namun karena biayanya yang super mahal, dan tingkat kesulitan teknis yang terlalu besar, maka banyak proyek dalam program tersebut pada akhirnya diundur hingga waktu yang tidak terbatas bahkan diakhiri. Ditambah lagi kemudian Uni Soviet runtuh pada 1991, setelah AS mengeluarkan dana ratusan milyar dolar, akhirnya pada era 1990-an abad ke-20 “program Perang Bintang” pun diumumkan ditutup. Tapi dana tersebut toh tidak sepenuhnya mubazir, sumber daya terkait diubah menjadi “Organisasi Pertahanan Rudal Balistik” (Ballistic Missile Defense Organization), kemudian pada 2002 berganti nama lagi menjadi “Badan Pertahanan Rudal” (Missile Defense Agency).

Kemudian, dokumen rahasia Perang Dingin milik CIA terungkap, program ini dianggap sebagai penipuan total! Ada yang menilai, program Perang Bintang hanya semacam cara propaganda pemerintah AS untuk menjatuhkan Uni Soviet. Tentu saja Pentagon tidak mengakuinya, dan mengatakan program ini tidak jadi dijalankan karena terdapat kelemahan teknis, bukan penipuan. 

Tapi apapun itu, program raksasa yang ibaratnya kisah dalam novel fiksi itu, memang telah mengguncang dunia, juga membuat rezim Uni Soviet ketakutan setengah mati. Program itu menimbulkan efek diplomatik yang sangat nyata, petinggi Uni Soviet  merasa takut dengan begitu besar dan canggihnya program AS tersebut. 

Orang-orang Soviet tidak tahu apakah Amerika mampu mewujudkannya atau tidak, tapi mereka justru sangat menyadari, memahami betul pihaknya dipastikan tidak mampu melakukannya, dan tidak mampu mengimbangi AS. Uni Soviet menyadari kemampuan negaranya yang terbatas, skala ekonomi yang tidak mencukupi, sehingga sangat sulit untuk berkompetisi dalam hal militer ruang angkasa putaran baru dengan AS. 

Setelah itu, mau tidak mau Uni Soviet harus melakukan negosiasi pembatasan senjata nuklir dengan AS. Lalu kemudian, rezim komunis pertama yang menguras seluruh sumber daya negaranya itu akhirnya runtuh.

Penguasa PKT sepertinya tidak tahu diri dan mereka tidak sepragmatis seperti Uni Soviet, malahan setelah berhasil mencicipi sedikit keuntungan dan memperoleh sedikit ruang serta teknologi militer, sudah memiliki kepercayaan diri yang berlebih. 

Kasus chip hari ini, pengaruhnya terhadap strategi militer, tidak kalah dibandingkan roket, laser, dan senjata kinetik pada era Perang Bintang dulu. 

Perang Bintang yang dikembangkan pada wawasan makro di atas bumi, telah meruntuhkan rezim Uni Soviet; perang chip yang dilangsungkan pada wawasan mikro di muka bumi, sepertinya juga sangat mungkin akan meruntuhkan rezim PKT. (sin)

Menilai Diplomatik G20 Beijing : Tekanan Multilateral dan Semakin Banyak Masalah

0

Wang He

Seusai Kongres Nasional ke-20, Partai Komunis Tiongkok (PKT) memainkan drama diplomatik kolosalnya. Putaran pertama, “negara asing datang menghadap”, dimana telah diatur pemimpin empat negara datang ke Tiongkok mulai dari Vietnam, Pakistan, Tanzania, dan Jerman. 

Putaran kedua, “kunjungan kepala negara”, dimana telah diatur mulai 14 hingga 19 November, Xi Jinping akan menghadiri KTT G20 Bali, disusul pertemuan tidak resmi pemimpin negara APEC sekaligus kunjungan ke Thailand. 

Pertama, Tekanan Dalam Hubungan Multilateral PKT

Dunia sekarang ini, sedang berevolusi dari pola strategis baru konfrontasi bipolar AS-RRT “pasca Perang Dingin”, nilai universal menjadi batu pondasi dalam membangun tatanan internasional yang baru. 

PKT tidak hanya terus memeluk paham ideologi sosialismenya yang telah usang, tetapi juga terus menyerang AS dan pihak Barat untuk memecah belah dunia, dengan membuat garis batas ideologi, memainkan politik berkelompok dan konfrontasi kubu, melimpahkan kesalahan pada negara tetangga dan membangun “tembok pembatas yang tinggi untuk halamannya yang sempit”. 

Ini benar-benar bergerak melawan arus, dengan sendirinya tekanan yang dirasakan menjadi sangat besar. 

Dalam KTT G20 kali ini, PKT mengalami tekanan terbesar dalam dua hal.

Pertama, sikapnya terhadap Perang Rusia-Ukraina. Kantor berita DPA menyebutkan, pada Jum’at lalu (11/11) pejabat diplomatik RRT masih bersikukuh agar dalam komunike tidak muncul kecaman apapun terhadap perang, namun dalam “Deklarasi KTT G20 Bali” yang dipublikasikan disebutkan, “invasi Rusia terhadap Ukraina sangat disesalkan, dan meminta Rusia agar menarik tuntas pasukannya tanpa syarat dari Ukraina”, “menjunjung tinggi hukum internasional”, dan “menggunakan atau mengancam akan menggunakan senjata nuklir adalah tidak diperbolehkan”. 

Ini mungkin menandakan, di bawah tekanan keras internasional, PKT telah mengambil langkah mengalah level tertentu. BBC menilai, “Dilihat dari KTT kali ini, setidaknya pada forum terbuka, PKT telah menjelaskan satu hal — tidak akan mendekat pada Rusia.”

Kedua, hutang negara berkembang. Saat ini, 30% negara pasar berkembang dan 60% negara yang berpenghasilan rendah sedang mengalami atau akan segera mengalami kesulitan membayar hutang. 

RRT adalah kreditur tunggal terbesar negara-negara berkembang itu, jika meletus krisis hutang internasional, maka RRT akan mengalami kerugian yang sangat besar. 

Seyogyanya, PKT bekerjasama erat dengan masyarakat internasional, terutama dalam hal ini dengan Paris Club dan IMF. Tetapi dalam hal memberi hutang PKT tidak transparan, perjanjian hutangnya pada umumnya melanggar “kesepakatan khusus” dalam praktik internasional, serta memasang “jebakan hutang” dengan memberikan hutang, serta mengekspor korupsi dan alat pemerintahan totaliter. Oleh sebab itu PKT tidak hanya menolak bergabung dalam Paris Club, juga tidak menerima alur pemikiran perestrukturisasian hutang internasional. 

Inilah yang menimbulkan konflik yang begitu besar antara PKT dengan negara debitur, dengan negara kreditur lain serta masyarakat internasional. 

Dalam KTT G20 kali ini, dilihat dari pidato Xi Jinping dan deklarasi KTT, dalam menyelesaikan masalah hutang negara berkembang tidak diperoleh perkembangan yang berarti.

 Kedua, Bersikap Mendominasi Diplomatik Bilateral

KTT G20 adalah ajang penting bagi Xi Jinping dalam melakukan diplomatiknya. Sejak menghadiri KTT G20 ke-8 di St. Petersburg Rusia pada September 2013 lalu, Xi selalu hadir atau memimpin rapat. Kali ini dalam KTT di Bali, digencarkanlah olehnya diplomatik kepala negara yang intens.

Menurut berita resmi RRT, di luar acara penting pertemuan pemimpin AS dan RRT, Xi Jinping juga menemui Presiden Prancis Emmanuel Macron, PM Spanyol Pedro Sanchez, Presiden Argentina Alberto Fernandez, Presiden Senegal Macky Sall, Presiden Korea Selatan Yoon Suk-Yeol, PM Australia Anthony Albanese, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, PM Belanda Mark Rutte, PM Italia Giorgia Meloni, serta Sekjend PBB Antonio Guterres, dan lain-lain.

Satu detail kecil bisa terlihat sikap mendominasi diplomatik bilateral dari sisi PKT: Dalam semua perundingan bilateral, menurut foto yang dipublikasikan oleh kantor berita Xinhua News, selain Biden, Xi Jinping selalu berdiri di posisi utama, sementara pemimpin lain berdiri di posisi tamu, menunjukkan merekalah yang datang mengunjungi Xi Jinping.

 Dan di antara sekian banyak pemimpin negara yang menghadiri KTT tersebut, dipilihnya orang-orang tersebut di atas oleh Beijing, adalah berdasarkan pertimbangan yang sangat cermat. 

Contohnya, pertemuan dengan Macron, adalah “berharap pihak Prancis dapat mendorong Uni Eropa agar bersikap independen dan membuat kebijakan yang proaktif terhadap RRT”, dan melobi Prancis dengan kunjungan Kanselir Jerman Olaf Scholz sebelumnya ke Tiongkok yang telah mendapat manfaat tidak sedikit; menemui Yoon Suk-Yeol, adalah agar Korea Selatan menjaga keseimbangan antara AS dengan RRT, menahan Korea Selatan untuk bergabung dalam aliansi “Chip4” dan membentuk “aliansi militer AS-Jepang-Korsel”; menemui Albanese karena hendak memanfaatkan sanksi ekonomi untuk memaksa PM Australia itu mengalah.

Ketiga, “Negara Bermasalah” Semakin Banyak

Akan tetapi, media massa resmi RRT tidak memberitakan Xi Jinping telah menemui PM Kanada Justin Trudeau (pertemuan pertama kali sejak tiga tahun terakhir). 

Pada tanggal 15 lalu, keduanya “secara kebetulan bertemu” sekitar belasan menit, media resmi PKT hanya menyebutkan satu kalimat “pemimpin negara RRT dan Kanada berdialog singkat”, pemerintah Kanada justru seperti biasanya menerbitkan naskah pers kepada media massa, mengungkapkan konten inti dari pembicaraan tersebut, di antaranya termasuk Trudeau menyampaikan “keprihatinan serius” terhadap tindakan PKT yang telah campur tangan dalam pemilu federal Kanada. 

Hari berikutnya wartawan foto Kanada menangkap pemandangan di lokasi G20, kedua tokoh kembali bertemu di aula tempat banyak orang berlalu Lalang.

Diplomatik kepala negara G20 Xi Jinping, juga mengalami kegagalan yang tidak besar juga tidak kecil, yakni pertemuan dengan PM Inggris Rishi Sunak dibatalkan. 

Pertemuan yang tadinya akan menjadi pertemuan pertama pemimpin Inggris dan RRT sejak lima tahun terakhir terus menegangnya hubungan kedua negara, juga merupakan salah satu pertemuan terpenting bagi PM Inggris yang baru dilantik pada akhir Oktober lalu itu selama KTT G20, tapi seorang juru bicara wanita Inggris memberitahu kantor berita AFP, pertemuan kali ini “dibatalkan karena masalah pengaturan jadwal”.

 Akan tetapi, masalahnya mungkin tidak sesederhana itu. Reuters memberitakan, dalam pesawat khususnya saat terbang menuju KTT G20 Sunak ditanya apakah Inggris seharusnya memasok senjata bagi Taiwan, Sunak menjawab, Inggris sedang mengevaluasi segala kebijakan terkait, “Kebijakan kami terhadap Taiwan sangat jelas, yakni tidak seharusnya secara sepihak mengubah kondisi yang ada, harus menyelesaikannya dengan cara damai. Seperti kami menentang invasi PKT, kami sewaktu-waktu bersiap membantu Taiwan.”

Selain itu, pada jamuan makan malam pertama pada KTT G20, Xi Jinping dan PM India Modi melakukan perbincangan yang panjang, media massa RRT juga tidak memberitakannya. India akan menjadi tuan rumah KTT G20 pada 2023. 

Di tengah situasi besar konfrontasi AS dengan PKT, bagaimana memperbaiki hubungan RRT dengan India, juga sangat memusingkan bagi PKT.

 Kesimpulan

Krisis moneter yang meletus pada 2007, telah membuat AS memohon bantuan pada PKT, Obama yang waktu itu menjabat sebagai presiden AS mengembangkan forum kerjasama ekonomi internasional 7 negara (G7) berubah menjadi 20 negara (G20), pengaruh internasional PKT pun meningkat pesat sejak saat itu. 

PKT juga menyombongkan diri: “Akan menyumbangkan kebijakan dan program Tiongkok untuk menyelesaikan masalah besar dunia”, dan “menunjukkan arah bagi dunia yang sedang mengalami kekacauan”. 

Tetapi dilihat dari KTT G20 kali ini, dalam banyak ajang diplomatik multilateral PKT relatif sangat pasif, peningkatan pengaruhnya sudah berakhir. 2022 ini tidak hanya merupakan titik balik bagi memburuknya perekonomian Tiongkok dan politik PKT, mungkin juga merupakan titik balik bagi menurunnya pengaruh internasional PKT.

 Menurunnya pengaruh internasional PKT, adalah karena masyarakat internasional semakin mengenali sifat asli PKT, contohnya dari hal-hal kecil berikut ini: Sehari sebelum KTT G20, di tempat pertemuan Biden dan Xi Jinping, pada saat para wartawan akan meninggalkan tempat, seorang wartawati AS bertanya dengan suara lantang pada Biden: Apakah Anda akan mengemukakan masalah HAM pada Xi Jinping? Waktu itu tiba-tiba seorang pejabat PKT yang tidak diketahui identitasnya, mendadak menarik keras tas punggung wartawati itu, menyebabkannya kehilangan kesimbangan, lalu si wartawati didorong keras ke arah pintu. Seketika itu dua orang petugas Gedung Putih ikut mencampuri dan menyebutkan wartawati itu tidak seharusnya diintervensi.

Di Daratan Tiongkok, pejabat melakukan tindakan fisik bahkan memukul, adalah hal yang lumrah terjadi, penguasa PKT juga acap kali menghukum dan menahan wartawan yang tidak mereka sukai. 

Kali ini di ajang internasional pertemuan Biden dan Xi Jinping yang menjadi sorotan internasional secara terbuka dilakukan tindak kekerasan, apa makna dari kejadian ini? Ini tidak hanya serangan fisik terhadap seorang reporter Amerika, juga tidak hanya tantangan dan pelanggaran terhadap kebebasan berpendapat Dunia Barat, melainkan merupakan pelecehan atas nilai-nilai universal, adalah paparan besar sifat otoritarian rezim RRT.

Negara normal manakah yang hendak berjalan bersama dengan PKT? Dan sosok seperti apakah mereka yang mau berdansa bersama PKT? (sud)