Korea Utara Luncurkan Rudal Balistik Antarbenua, AS Kerahkan Pesawat Pembom B-1B

Korea Utara menggelar uji coba rudal balistik antarbenua pada Jumat 18 November.  Masyarakat internasional mengungkapkan keprihatannya. Sebagai tanggapan, Amerika Serikat pada Sabtu 19 November mengerahkan kembali dua pembom B-1B ke semenanjung Korea untuk latihan bersama

oleh Li Qingyi

Militer AS pada Sabtu 19 November, menanggapi peluncuran rudal balistik antar benua Korea Utara pada  Jumat 18 November dengan mengirimkan dua pesawat pembom supersonik B-1B ke semenanjung Korea untuk latihan bersama dengan jet tempur Korea Selatan dan Jepang.

Pesawat B-1B dikenal sebagai “tulang punggung” kekuatan pembom AS.  Angkatan Udara Amerika Serikat mengatakan bahwa pembom tersebut dapat dengan cepat menembakkan senjata berpemandu dan tidak berpemandu dalam jumlah besar ke musuh mana pun, di mana pun di dunia dan kapan pun.

Pada Sabtu 19 November, televisi negara Korea Utara kembali merilis video peluncuran rudal balistik antarbenua, lengkap dengan musik dan narasi yang dramatis. KCNA melaporkan rudal  terbang hampir 1.000 kilometer selama sekitar 69 menit dan mencapai ketinggian maksimum 6.041 kilometer. Rudal balistik antarbenua (ICBM) Korea Utara diperkirakan mampu membawa banyak hulu ledak nuklir sejauh 15.000 kilometer, cukup lama untuk mencapai daratan Amerika Serikat.

Amerika Serikat dan sekutu regionalnya menuduh Pyongyang mencoba mengacaukan kawasan setelah Korea Utara meluncurkan rudal.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, Adrienne Watson mengatakan negaranya akan mengambil “semua tindakan yang diperlukan” untuk menjaga keamanan wilayah Amerika, serta Korea Selatan dan Jepang.

Atas permintaan Jepang, Dewan Keamanan PBB dijadwalkan menggelar pertemuan darurat pada Senin 21 November terkait peluncuran rudal balistik terbaru Korea Utara.

Secara terpisah, laporan resmi Korea Utara menunjukkan bahwa Kim Jong Un menyaksikan peluncuran rudal bersama istri dan putrinya. Putri Kim Jong-un terlihat untuk pertama kalinya, memicu spekulasi. Menurut analisis ahli, ini mungkin berarti kemunculan pewaris turun-temurun generasi keempat dari keluarga Kim. (hui)