Home Blog Page 1375

Penentangan Komunis Tiongkok Terhadap Latihan Maritim Filipina Mendapat Tanggapan Pedas dari Menhan Filipina

0

oleh Xu Zhenqi

Badan Penjaga Pantai dan Perikanan Filipina memulai latihan maritim di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) 200 mil negara itu pada Sabtu 24 April lalu. Itu setelah pemerintah Filipina mengumumkan bahwa mereka akan memperkuat kehadiran militernya. Tujuannya, sebagai tanggapan atas ancaman yang ditimbulkan oleh kapal-kapal komunis Tiongkok.

Menanggapi latihan maritim pada Senin 26 April, Kementerian Luar Negeri komunis Tiongkok menyatakan bahwa Filipina harus menghentikan tindakan yang memperumit situasi dan meningkatkan perselisihan.。

Reuters melaporkan pada Rabu 28 April, Kementerian Pertahanan Filipina menanggapi komentar berbau melarang dari rezim Beijing itu dengan mengatakan, pemerintah komunis Tiongkok tidak berhak memberitahu Filipina semestinya berbuat ini atau menentang perbuatan itu, dan sebagainya di perairannya sendiri.

Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana memberitahu wartawan bahwa pemerintah komunis Tiongkok tidak memiliki otorisasi atau dasar hukum untuk mencegah kita melakukan latihan ini di Laut Tiongkok Selatan karena klaim mereka (terhadap wilayah yang disengketakan) … Tidak ada dasarnya.

Beijing mengklaim bahwa hampir seluruh perairan Laut Tiongkok Selatan adalah miliknya. Kapal kargo dengan volume perdagangan senilai sekitar tiga triliun dolar AS melewati Laut Tiongkok Selatan setiap tahunnya. Pada tahun 2016, pengadilan arbitrase internasional di Den Haag memutuskan bahwa klaim Beijing tidak sesuai dengan hukum internasional.

Pada 7 Maret pemerintah komunis Tiongkok mengerahkan 220 kapal Tiongkok untuk berlabuh di perairan sekitar Whitson Reef yang disengketakan, hal mana memicu protes keras dari Manila, dan juga menarik perhatian khusus dari Amerika Serikat. Pemerintah Filipina menganggap, orang-orang di kapal ini sebagai milisi. Filipina telah mengajukan protes diplomatik tetapi Beijing tidak mengevakuasi seluruh kapal itu.

Pada 13 April, Kementerian Luar Negeri Filipina memanggil Dubes Huang Xilian untuk menyatakan ketidakpuasan pihak Manila terhadap berlabuhnya kapal-kapal Tiongkok di perairan sengketa di Laut Tiongkok Selatan.

Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Eropa juga mengungkapkan keprihatinan mereka tentang niat pemerintah komunis Tiongkok dan mengutuk tindakannya.

Pada Rabu 28 April, Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin kembali mengajukan protes diplomatik dan mengutuk tindakan intimidasi dari pihak Beijing. Dalam waktu tidak lama ini, pemerintah Filipina telah mengajukan lebih dari selusin protes diplomat kepada pemerintah komunis Tiongkok.

Teodoro Locsin dalam cuitannya menulis : Mereka dapat melakukan apa saja yang mereka kehendaki selama itu di daratan Tiongkok, tetapi kita akan terus mematuhi hukum internasional dan mengklaim hak di perairan kita yang diputuskan oleh Mahkamah Internasional di Den Haag.

Latihan maritim Filipina dilakukan di dekat sebuah pulau di Kepulauan Spratly yang diduduki oleh Filipina dan di dekat Pulau Huangyan yang disengketakan. Berdasarkan hasil arbitrase 2016, banyak negara memiliki hak untuk menangkap ikan di perairan Pulau Huangyan.

Teodoro Locsin mengatakan bahwa, akibat pemerintah komunis Tiongkok secara ilegal menduduki terumbu karang dan mengubah fungsinya menjadi pulau buatan, membuat segalanya berubah menjadi semakin rumit.

Dia mengatakan : “Seharusnya penjajah (mengacu pada pemerintah komunis Tiongkok) itu yang segera berhenti maju dan pergi dari sana”. (sin)

Jurnalis Epoch Times Dikuntit oleh Pria Tak Dikenal di Hong Kong

0

Frank Yue

Seorang jurnalis wanita untuk The Epoch Times edisi Hong Kong Sarah Liang mengatakan  baru-baru ini ia dikuntit di jalan oleh seorang pria tidak dikenal.

Ia pergi ke sebuah toko yang pro-demokrasi Hong Kong untuk wawancara pada (26/4/2021) sore hari. Saat ia keluar dari stasiun MTR Prince Edward, ia mendapati seorang pria paruh baya mengikutinya, memakai sebuah topi dan headset.

Sarah Liang sengaja mengitari kawasan itu beberapa kali, pria itu tidak menguntitnya lagi.

“Sepertinya pria itu tahu di mana tujuan saya, karena pria itu langsung memasuki toko yang dijadwalkan untuk saya kunjungi saat pria itu tidak dapat melihat saya,” ujarnya.

Sarah Liang berhadapan dengan pria itu dan menanyainya sementara merekam dengan menggunakan telepon seluler, dengan mengatakan, “Mengapa anda menguntit saya?”

Sarah Liang (Kiri) dan rekannya memprotes penindasan Komunis Tiongkok terhadap kebebasan pers di Hong Kong pada 27 April 2021. (Sarah Liang / The Epoch Times)

Pria itu pergi berlalu, menyangkal tuduhan tersebut, dengan mengatakan, “Saya tidak mengenal anda.”

“Lalu kenapa anda menguntit saya ke sini jauh-jauh dari stasiun MTR Prince Edward jika anda tidak mengenal saya? Apakah anda adalah seorang reporter dari Ta Kung Pao?”, tanya Sarah Liang. 

Ta Kung Pao adalah sebuah surat kabar veteran pro-Beijing, berafiliasi dengan Kantor Penghubung Pemerintah Rakyat Pusat di Hong Kong.

Setelah ini, pria itu tiba-tiba mulai berlari. Sarah Liang berusaha mengejarnya, meneriakkan pertanyaannya lagi. Pria itu lari dengan cepat.

Sarah Liang menduga pria itu pasti merasa canggung dengan apa yang ia lakukan. “Jika saya benar-benar telah memperlakukannya secara tidak adil, ia dapat menjelaskan bahwa ia tidak bersalah. Mengapa ia melarikan diri?” kata Sarah Liang.

Sarah Liang berkata, “Ta Kung Pao adalah corong Partai Komunis Tiongkok,” dengan menambahkan bahwa Ta Kung Pao telah memuat artikel yang menyerukan pemerintah Hong Kong untuk melarang Apple Daily pada 20 April.

Media pro-Beijing dan para pejabat pemerintah di Hong Kong, telah mengatur pandangannya untuk menutup surat kabar independen setempat Apple Daily — salah satu dari beberapa outlet media gratis yang tersisa di Hong Kong.

Apple Daily didirikan oleh taipan media Hong Kong Jimmy Lai, yang pada 16 April dijatuhi hukuman 14 bulan penjara karena berpartisipasi dalam unjuk rasa pro-demokrasi Hong Kong dan anti-Beijing pada tahun 2019.

Ini bukanlah pertama kalinya reporter The Epoch Times dilacak.

Dua hari sebelumnya pada  24 April, seorang pria yang mirip petugas pengiriman memasuki gedung apartemen Sarah Liang setelah mendaftarkan namanya sebagai “Liao” di pintu masuk.

Pada pukul 16.30 tanggal 27 April, reporter “Epoch Times” Hong Kong Sarah Liang (kiri) dan juru bicara Epoch Times mendatangi Kantor Polisi Mong Kok untuk melaporkan dua insiden gangguan Sarah Liang dalam beberapa hari terakhir. Petugas Kepolisian pergi ke luar untuk menanyakan Sarah Liang tentang insiden tersebut. (Song Bilong / The Epoch Times)

Pria tersebut naik ke atas dan mengetuk pintu rumah Sarah Liang, mengklaim bahwa seorang teman asing bermarga Cheng telah mempercayakannya untuk memberikan sebuah bingkisan yang besar yang berada di lantai bawah.

Sarah Liang menjawab bahwa ia tidak mempunyai teman seperti itu.

Pria itu bertanya, “Bukankah anda adalah Sarah Liang?”

Sarah Liang terus bertanya siapa dia, apa nomor telepon Cheng, teman pria itu, dan apa bingkisan itu.

Pria itu tergagap-gagap dan tidak dapat menjelaskan dirinya sendiri.

“Apakah anda adalah seorang mata-mata Partai Komunis Tiongkok?” tanya Sarah Liang. Pria itu tidak menjawab secara langsung dan hanya mengatakan ia telah mendaftarkan namanya di lantai bawah.

Ketika pria itu membalikkan badannya, Sarah Liang keluar dan memotret pria itua. Sarah Liang tidak menemukan bingkisan apapun.

Sarah Liang yakin pria itu baru saja datang untuk memastikan alamatnya.

“Saya merasa Partai Komunis Tiongkok mengintimidasi saya, dengan mengatakan, ‘Anda berada di layar radar.’ Partai Komunis Tiongkok berhasil menemukan alamat saya. Ini adalah sangat jahat. Kami tidak melakukan kesalahan apa pun. Kami hanya berdedikasi untuk meliput kebenaran,” kata Sarah Liang.

Sarah Liang juga menyebutkan insiden-insiden yang menargetkan The Epoch Times di Hong Kong.

Pada 19 November 2019, empat pelaku pembakaran yang mengenakan masker memasuki sebuah toko percetakan milik The Epoch Times di Tsuen Wan, Hong Kong, dan menyalakan api yang merusak peralatan percetakan.

Pada 12 April dini hari pada tahun ini, empat penyusup kembali menerobos masuk ke percetakan tersebut dan menggunakan palu godam untuk merusak komputer-komputer dan peralatan pencetakan, lalu mencuri sebuah komputer saat mereka melarikan diri.

Cheryl Ng, seorang juru bicara The Epoch Times edisi Hong Kong, mengatakan siasat itu adalah karakteristik Partai Komunis Tiongkok dan bertujuan membungkam sebuah outlet independen yang melaporkan topik-topik yang tidak sesuai dengan narasi rezim komunis.

Pada 27 April, Sarah Liang pergi ke Kantor Polisi Mong Kok dan melaporkan insiden penguntitan dan meminta sebuah penyelidikan untuk memastikan keamanan keluarganya.

Pada saat yang sama, Sarah Liang mengutuk keras penindasan Partai Komunis Tiongkok terhadap  kebebasan pers dan mengintimidasi para reporter di Hong Kong. Sarah Liang mengatakan ia akan terus mempertahankan kebebasan berbicara di Hong Kong dan tidak akan pernah mundur dari meliput kebenaran sebagai seorang jurnalis. (Vv)

Zhang Xiaohui  dan Alex Wu berkontribusi untuk laporan ini

Paraguay Akan Menguji Vaksin Buatan Taiwan, Komunis Tiongkok Bakal Menekan Lebih Lanjut

0

NTD Asia Pasific

Paraguay adalah teman dekat Taiwan di Amerika Selatan. Paraguay juga menghadapi Epidemi. Akan tetapi, kini menghadapi tekanan diplomatik terkait vaksin oleh Komunis Tiongkok. 

Belum lama ini, Paraguay juga menandatangani kontrak dengan India untuk pembelian vaksin Covaxin. Sebanyak 134.000 dosis telah ditandatangani pada 26 April 2021. Vaksin tersebut tiba di Paraguay. 

Selain itu, Taiwan memasukkan Paraguay dalam uji klinis vaksin domestik Taiwan. Direktur Program Peningkatan Imunisasi Paraguay Hector Castro mengungkapkan rasa terima kasihnya. 

Central News Agency melaporkan, Medigen Vaccine Biologics Corp dan Sekolah Ilmu Kedokteran University of Asuncion School of Medical Sciences, juga sudah menggelar konferensi video untuk membahas kerja sama vaksin. Kedua pihak menyatakan “kemauan yang tinggi” untuk bekerja sama dalam melakukan uji klinis di Paraguay. 

Medigen pada akhir bulan lalu memulai uji klinis fase 2 di Taiwan, memberikan 3.752 dosis kepada peserta. Begitu uji coba memasuki fase 3 dan diizinkan untuk penggunaan darurat, Taiwan dengan senang hati akan mengekspor vaksin “dengan prinsip memenuhi permintaan dalam negeri terlebih dahulu.

Anggota Kongres Taiwan Wang Ting-yu menyatakan, Komunis Tiongkok mungkin sekali lagi menekan politik Paraguay. Langkah itu, sebagai upaya untuk memecah belah persahabatan Taiwan dengan negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik.

Anggota Kongres Taiwan Wang Tingyu

Wang Ting-yu, legislator dari Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Nasional dari Legislatif Taiwan mengatakan, Hector Castro juga secara terbuka mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Taiwan. Bagian dari rasa terima kasihnya bukanlah untuk membantu mendapatkan vaksin, tetapi untuk pengembangan vaksin Taiwan. 

Paraguay akan secara resmi disertakan dalam uji klinis tersebut, yang mana berarti Paraguay mempercayai sains Taiwan. Perawatan medis Taiwan telah menjadi mitra Taiwan dalam mengembangkan uji vaksin pneumonia Wuhan. 

Wang Ting-yu mengatakan, meski demikian Komunis Tiongkok adalah negara yang paling tidak ingin melihat Taiwan baik-baik saja. Komunis Tiongkok pasti berang melihat dukungan tersebut. Mungkin juga menekan Paraguay dengan menggunakan sarana politik. Tujuannya, untuk memecah belah hubungan diplomatik taiwan. 

Wang Ting-yu secara pribadi percaya bahwa dalam menghadapi epidemi yang parah, Presiden Paraguay dan Kementerian Luar Negeri Taiwan dapat dengan keras menolak operasi politik Komunis Tiongkok. Di masa depan, Komunis Tiongkok akan menggunakan berbagai metode tercela. Dipercaya bahwa Paraguay dapat bertahan  dengan cara yang sama. “

Komunis Tiongkok sebelumnya menggunakan pemutusan hubungan diplomatik dengan Taiwan, sebagai syarat bagi Paraguay untuk mendapatkan vaksin Tiongkok. Akan tetapi, ditolak oleh Presiden Paraguay. (hui)

Terinjak-injak Saat Acara Keagamaan ‘Lag Ba’omer’ di Israel, Menyebabkan 44 Peziarah Tewas

0

Festival Lag B’Omer yang diadakan di Stadion Gunung Meron di Galilea pada (30/04/2021) adalah pertemuan keagamaan skala besar pertama, sejak Israel mencabut semua pembatasan yang terkait dengan epidemi virus Komunis Tiongkok. Puluhan ribu orang berpartisipasi dalam acara ini.

Para peziarah memadati makam orang bijak abad ke-2 Rabbi Shim Bar Yochai di Galilea. Kegiatan yang digelar mencakup doa-doa sepanjang malam, lagu-lagu mistis, dan tarian.

Saat acara berlangsung, sebagian area tempat duduk tiba-tiba runtuh. Seorang saksi mata berkata, “Ini terjadi dalam sekejap. Orang-orang berjatuhan dan menginjak satu sama lain. Ini bencana.”

Reuters melaporkan, seorang perziarah Shlomo Katz yang berusia 36 tahun mengatakan, ketika ia akan memasuki venue untuk menari, secara tiba-tiba melihat masuknya paramedis dan kemudian beberapa anak-anak menerima CPR. “

Staf ambulans mengatakan bahwa tempat kejadian ambrudul. Banyak anak-anak menangis dan mencari orangtua mereka. Sinyal handphone di tempat kejadian sangat buruk, sehingga menyulitkan petugas ambulans untuk membantu mencari orang-orang yang hilang.

Pejabat setempat kemudian menyatakan bahwa kerumunan itu membuat orang menginjak satu sama lain dan menyebabkan korban jiwa. Selain memblokir tempat kejadian, pihak berwenang diterjunkan untuk menyelamatkan peziarah. Helikopter juga dikerahkan untuk operasi penyelamatan.

Sebelumnya, Channel 12 TV melaporkan 38 kematian, namun demikian dikhawatirkan masih banyak lagi di rumah sakit. Menurut organisasi penyelamat medis darurat Israel, Magen David Adom, 103 orang terluka dan puluhan dari mereka dalam bahaya.

Seorang juru bicara polisi mengatakan, kapasitas keseluruhan di Gunung Meron mirip dengan tahun-tahun sebelumnya. Akan tetapi,  kali ini area api unggun dipisahkan sebagai tindakan pencegahan COVID-19. Itu mungkin telah menciptakan titik-titik yang tak terduga pada lalu lintas pejalan kaki, sebagaimana dikatakan oleh media Israel.

Perdana Menteri Benjamin Israel Benjamin Netanyahu menyebut kecelakaan itu adalah “bencana besar. “ Ia juga berkata: “Kami semua berdoa untuk para korban kecelakaan ini.” (hui)

Serangan Misterius Terhadap Pejabat AS Besar Kemungkinan Dilakukan dengan Senjata Energi Terarah

0

oleh Chen Ting

Gedung Putih membenarkan bahwa lembaga federal AS sedang menyelidiki beberapa kasus serangan misterius terhadap pejabat Amerika Serikat dengan gejala yang mirip dengan Sindrom Havana, dugaan sementara menunjukkan bahwa serangan itu besar kemungkinannya dilakukan dengan senjata energi terarah

Menurut situs berita politik AS ‘Politico’, dua orang pejabat dari Pentagon pada awal bulan April, telah memperkenalkan kasus dugaan serangan yang dilakukan lewat senjata energi terarah kepada Senat dan Komite Angkatan Bersenjata DPR. Salah satu serangan itu terjadi di sekitar Gedung Putih. Insiden membuat banyak orang khawatir.

Menurut laporan, kedua pejabat Pentagon tersebut masing-masing adalah Jennifer Walsh, direktur kebijakan Pentagon, dan Griffin Decker, direktur Pentagon Emerging Threats Group. Pejabat tersebut memberitahu anggota parlemen, bahwa ancaman serangan yang dilakukan dengan senjata energi terarah kini sedang tumbuh di seluruh dunia.

Seorang pejabat senior yang mengetahui masalah tersebut memberitahu ‘Politico’ bahwa baru-baru ini, ada seorang pejabat pertahanan yang mengatakan dalam sebuah acara briefing di Eropa, bahwa serangan dengan senjata energi yang terarah terhadap personil militer AS di seluruh dunia, termasuk di Eropa dan Amerika Serikat semakin banyak. 

Laporan tersebut menunjukkan bahwa pada November tahun lalu, ketika seorang pejabat senior Dewan Keamanan Nasional berjalan kaki dari Halaman Selatan Gedung Putih menuju mobilnya, ia tiba-tiba mengalami “gangguan kesehatan yang tidak bisa dijelaskan” dan jatuh sakit. Begitu pula yang terjadi di Miami, seorang pejabat pemerintah federal mengalami serangan yang diduga menggunakan senjata energi terarah.

Dalam insiden lain pada tahun 2019, seorang wanita yang menjadi pejabat Dewan Keamanan Nasional, mendapat serangan saat ia sedang berjalan kaki dengan seekor anjing peliharaannya di pinggiran kota Washington.

Menurut laporan majalah ‘GQ’ tentang insiden tersebut, ketika pejabat tersebut sedang berjalan kaki melewati sebuah mobil van yang diparkir, saat itu seorang pria turun dari mobil dan berjalan melewati dirinya.

Pada saat itu juga, anjingnya mulai bergerenyet. Kemudian, dia juga merasakan ada suara bernada tinggi di dalam telinganya, disertai sakit kepala yang parah.

Gejala yang dialami oleh para pejabat ini serupa dengan gejala yang dialami para diplomat dan agen AS di Kuba pada tahun 2016. Gejala termasuk tinitus, pusing, sakit kepala parah, dan mual, terkadang disertai dengan “suara bernada tinggi yang terarah”.

Para pejabat dari National Academy of Sciences percaya, bahwa jenis cedera pada otak yang misterius ini kemungkinan besar disebabkan oleh beberapa bentuk perangkat energi terarah. CIA, Kementerian Luar Negeri dan Pentagon semuanya telah melakukan penyelidikan.

Mereka mengatakan bahwa belum ada kesimpulan yang didapat dari penyelidikan atas insiden ini, juga belum diketahui siapa yang memimpin serangan misterius tersebut. Menurut mereka komunis Tiongkok dan Rusia patut dicurigai.

‘CNN’ mengutip pernyataan dari juru bicara Gedung Putih memberitakan : Kesehatan dan kesejahteraan pegawai sipil AS adalah prioritas utama pemerintahan Biden. Dan pihak kami akan menaruh perhatian yang tinggi terhadap kesehatan seluruh personel.

Gedung Putih sedang bekerja sama dengan berbagai departemen dan lembaga, untuk menangani insiden kesehatan yang tidak dapat dijelaskan. Selain itu, untuk memastikan keselamatan personil pemerintah Amerika Serikat yang bertugas di seluruh dunia. Sehubungan dengan masih mengevaluasi insiden yang dilaporkan, dan kepentingan untuk melindungi privasi personil yang menjadi korban serangan, sehingga saat ini Gedung Putih tidak dapat memberikan rincian yang spesifik. Demikian pernyataan itu.

Saat ini, anggota Kongres telah menekan pejabat pemerintah Biden untuk mengungkapkan lebih banyak informasi kepada publik.

Menurut laporan ‘Politico’, bahwa dalam sidang dengar pendapat yang diadakan oleh Komite Angkatan Bersenjata Senat pada Kamis (29/4) pagi, Senator Jeanne Shaheen meminta Direktur Intelijen Nasional Avril Haines untuk lebih transparan dalam memberikan laporan tentang dugaan serangan dan investigasi, yang sedang berlangsung kepada anggota Kongres.

“Dalam masalah ini, ibarat kuda telah meninggalkan lumbung dan informasi sudah bocor ,Saya pikir kita semua memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa kita memberikan informasi yang akurat agar masyarakat memahami apa yang sedang terjadi. Serta kerja keras kita untuk menanggapinya,” kata Jeanne Shaheen. (Sin)

Tiongkok Menangguhkan Penerbangan Kargo ke India yang Diserang COVID-19

0

Alex Wu

Pembaruan: Pada malam 27 April, Sichuan Airlines mengatakan pihaknya sedang mengerjakan sebuah rencana untuk melanjutkan penerbangan-penerbangan kargo ke India, meskipun saat ini masih mandek.

India mengalami sebuah lonjakan COVID-19 besar-besaran di mana lebih dari 300.000 kasus yang dipastikan setiap hari dalam seminggu terakhir. Mengikuti negara-negara demokrasi, rezim komunis Tiongkok berjanji untuk membantu India, namun, media India melaporkan bahwa sebuah maskapai penerbangan besar milik pemerintah Tiongkok telah menangguhkan semua penerbangan kargo ke India yang diperlukan untuk membawa persediaan medis, dan para produsen perlengkapan medis telah menaikkan harga.

Belakangan ini, Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Eropa telah menghubungi India untuk memberikan bantuan yang mendesak. Pemerintah Biden berjanji untuk dengan segera menyediakan bahan mentah ke India yang dibutuhkan untuk memproduksi vaksin, perbekalan kesehatan, dan pelindung peralatan.

Pemerintah Tiongkok juga berjanji untuk memberikan bantuan dan dukungan kepada India. Pada 26 April, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hua Chunying men-tweet, “Kami prihatin akan situasi gawat di India. Kami siap membantu jika India memberitahu kami kebutuhan spesifiknya.”

Namun, menurut sebuah laporan Times of India pada 26 April, Sichuan Airlines milik pemerintah Tiongkok telah menangguhkan semua penerbangan kargo ke India selama 15 hari. Hal tersebut sangat mempengaruhi kemampuan penduduk setempat untuk mendapatkan konsentrator oksigen dan peralatan medis lain yang sangat dibutuhkan dari Tiongkok.

Selain itu, para pedagang juga mengeluhkan pabrikan Tiongkok meningkatkan harga perlengkapan medis sebesar 35–40 persen, dan biaya-biaya angkutan melalui pesawat terbang juga meningkat lebih dari 20 persen, menurut laporan tersebut.

Pada konferensi pers rutin Kementerian Luar Negeri Tiongkok pada 26 April, seorang reporter dari Indian Broadcasting Corporation bertanya kepada juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin mengenai penangguhan itu: “Anda mengatakan minggu lalu bahwa Tiongkok dan India sedang berkomunikasi mengenai penyediaan pasokan medis oleh Tiongkok ke India. 

Pada saat yang sama, perusahaan-perusahaan India juga membeli pasokan obat-obatan dari Tiongkok untuk memenuhi kebutuhan India dalam menanggapi epidemi. Tetapi saat ini, Sichuan Airlines milik Tiongkok menangguhkan operasi-operasi kargonya ke India, yang mencegah India untuk membeli barang-barang yang sangat dibutuhkan pada saat kritis ini.”

Wang Wenbin menjawab dengan mengulangi bahwa Tiongkok akan memberikan bantuan dan mengatakan bahwa pembelian pasokan-pasokan medis yang mendesak oleh perusahaan-perusahaan India dari Tiongkok “adalah sebuah perilaku pembelian yang normal di antara perusahaan.” Dan Wang Wenbin menyarankan reporter India tersebut untuk memeriksa dengan maskapai-maskapai terkait mengenai pengoperasian penerbangan-penerbangan tertentu.

Saat ini, lebih dari selusin negara telah menangguhkan penerbangan ke India, tetapi larangan tersebut tidak mencakup penerbangan kargo atau penerbangan pesawat yang membawa personel medis.

Sebaliknya, negara-negara seperti Inggris secara aktif mengirim pesawat-pesawat terbang yang sarat dengan pasokan medis ke India. Sebuah penerbangan dari Inggris yang membawa ventilator dan konsentrator oksigen mendarat di New Delhi pada 27 April.

Mengenai janji Tiongkok untuk membantu India, kolumnis Amerika Serikat dan ahli Tiongkok Gordon Chang menjawab di Twitter dengan meminta Tiongkok untuk mengungkapkan bagaimana COVID-19 dimulai.

Pandemi COVID-19 yang dimulai di kota Wuhan di Tiongkok pada November lalu telah merenggut 3,13 juta nyawa di seluruh dunia, tetapi sejauh ini rezim komunis Tiongkok  belum memberikan data asli mengenai virus tersebut, yang selama ini dikritik oleh banyak orang di seluruh dunia.

Pada 22 April, sekelompok senator Amerika Serikat mengusulkan sebuah rencana undang-undang yang akan mengisyaratkan Presiden Joe Biden untuk mendeklasifikasi intelijen di laboratorium P4, Institut Virologi Wuhan, yang diduga kebocoran virus tersebut. (Vv)

Tiongkok dan Rusia Dinyatakan Sebarkan Informasi Palsu untuk Merusak Kepercayaan Vaksin Eropa

0

Li Zhaoxi

Sebuah Laporan penelitian Uni Eropa mengatakan bahwa dari Desember tahun lalu hingga April tahun ini, media resmi komunis Tiongkok dan Rusia menggunakan berbagai bahasa di Internet untuk mempromosikan berita palsu tentang masalah keamanan vaksin Eropa. Langkah yang dilakukan secara tidak berdasar mengaitkan vaksinasi, dengan kematian orang Eropa dan mempromosikannya vaksin mereka memiliki lebih banyak keuntungan.

Laporan penelitian menunjukkan bahwa diplomasi vaksin Rusia dan Komunis Tiongkok mengikuti logika zero-sum game, dikombinasikan dengan informasi palsu dan manipulasi pemerintah untuk merusak kepercayaan orang-orang terhadap vaksin Barat.

“Rusia dan Tiongkok menggunakan media yang dikendalikan negara, jaringan media agensi dan media sosial, termasuk akun media sosial diplomatik resmi, untuk mencapai tujuan ini.” Demikian bunyi laporan itu. 

Laporan itu juga mengutip 100 contoh pada tahun ini yang membongkar apa yang dilakukan Rusia. Selain itu, lebih lanjut menganalisis saluran resmi Komunis Tiongkok dan metode destruktif media pro-Kremlin. Bahkan, memperkuat konten efek samping dari vaksin Barat. Termasuk membersar-besarkan  kematian di Norwegia, Spanyol, dan tempat lain dengan vaksin yang dikembangkan bersama oleh Pfizer dan perusahaan bioteknologi Jerman yakni Pfizer / BioNTech. 

Komunis Tiongkok dan Rusia sama-sama membantah tuduhan baru tersebut. Akun Twitter resmi Rusia untuk vaksin “Sputnik V” menanggapnyai dengan mengatakan bahwa kampanye penyebaran ditujukan ke Rusia dan vaksinnya, bukan sebaliknya. Rusia mengklaim mereka akan terus melawan penyebaran kampanye melawan “Sputnik V.” Hingga menghindari rencana monopoli vaksin potensial oleh beberapa produsen vaksin.

Komunis Tiongkok mengklaim vaksinnya sebagai “kesejahteraan masyarakat global”. Laporannya juga mengklaim bahwa vaksin itu lebih cocok untuk negara berkembang dan negara Balkan. Laporan tersebut menunjukkan bahwa, negara-negara Balkan Barat dianggap sebagai anggota Uni Eropa di masa depan.

Program vaksinasi Uni Eropa relatif lambat, tetapi sekarang semakin cepat. Laporan tersebut secara khusus menekankan: “Beberapa orang mencoba memprovokasi perpecahan di dalam UE.”

Di masa lalu, Uni Eropa dan NATO kerap menuduh Rusia merusak stabilitas Barat dengan memecah belah masyarakat, termasuk propaganda palsu.

Menurut penyelidikan Reuters, tahun lalu, Komunis Tiongkok mencoba memblokir laporan dari Uni Eropa yang menuduh Beijing menyebarkan informasi palsu tentang wabah virus Komunis Tiongkok. (hui)

Menggali Misteri Patung-patung Moai yang Dibuat Orang-orang Rapa Nui di Pulau Paskah

Troy Oakes – www.nspirement.com

Rapa Nui atau Pulau Paskah, seperti yang umumnya dikenal adalah rumah bagi Moai yang penuh teka-teki, batu monolit-monolit yang telah berdiri mengawasi lanskap pulau tersebut selama ratusan tahun. Daerah ini berada di wilayah khusus Chile di tenggara Samudra Pasifik.

Keberadaan batu monolit-monolit adalah keajaiban  kecerdikan manusia – dan batu monolit-monolit merupakan sumber misteri.

Para pemahat Rapanui kuno, bekerja atas perintah kelas penguasa elit untuk mengukir hampir 1.000 Moai karena mereka, dan masyarakat pada umumnya, yakin patung-patung tersebut mampu menghasilkan kesuburan pertanian dan oleh karena itu persediaan makanan yang kritis, menurut sebuah studi baru dari Jo Anne Van Tilburg, Direktur Proyek Patung Pulau Paskah, yang baru-baru ini diterbitkan di Journal of Archaeological Science.

Jo Anne Van Tilburg dan timnya, bekerja dengan ahli geo arkeologi dan ahli tanah Sarah Sherwood, yakin mereka telah menemukan bukti ilmiah signifikan yang telah lama dihipotesiskan itu berkat studi yang cermat khususnya dari dua Moai, yang mana digali selama lima tahun di tambang Rano Raraku di sisi timur pulau Polinesia.

Analisis terbaru Van Tilburg, berfokus pada dua monolit itu yang berdiri di dalam wilayah dalam tambang Rano Raraku, yaitu asal 95 persen dari pulau itu lebih dari 1.000 Moai. 

Luas pengujian laboratorium dari sampel-sampel tanah dari area yang sama, menunjukkan bukti makanan seperti pisang, talas, dan ubi jalar.

Jo Anne Van Tilburg mengatakan, analisis menunjukkan bahwa selain berfungsi sebagai sebuah tambang dan sebuah tempat untuk mengukir patung-patung, Rano Raraku juga merupakan situs sebuah area pertanian yang produktif, menambahkan:

“Penggalian kami memperluas perspektif kami mengenai Moai dan mendorong kami untuk menyadari bahwa tidak ada, betapapun jelasnya, adalah persis seperti yang terlihat. Saya pikir analisis baru kami memanusiakan proses produksi Moai.”

Jo Anne Van Tilburg telah mengerjakan Rapa Nui selama lebih dari tiga dekade. Proyek Patung Pulau Paskah miliknya didukung sebagian oleh  Institut Arkeologi Cotsen Universitas California, Los AngelesUCLA. 

Tom Wake, seorang kolega Institut Arkeologi Cotsen, menganalisis sisa-sisa hewan kecil dari lokasi penggalian. Jo Anne Van Tilburg juga menjabat sebagai Direktur Arsip Seni Batu UCLA.

Jo Anne Van Tilburg, bermitra dengan anggota-anggota masyarakat setempat, memimpin penggalian Moai pertama yang diizinkan secara hukum di Rano Raraku sejak tahun 1955. 

Cristián Arévalo Pakarati, seorang seniman Rapanui yang terkenal, adalah wakil direktur proyek tersebut.

Tanah-tanah di Rano Raraku mungkin adalah yang terkaya di pulau itu, tentunya dalam jangka panjang, kata Sherwood. Ditambah dengan sebuah sumber air tawar dalam tambang tersebut, tampaknya praktik penggalian itu sendiri membantu meningkatkan kesuburan tanah dan produksi pangan di sekitarnya. 

Tanah-tanah di tambang adalah kaya akan lempung yang tercipta dari pelapukan tufa lapili (batuan dasar setempat), karena para pekerja menggali ke dalam batu yang lebih dalam dan memahat Moai.

Seorang profesor sistem bumi dan lingkungan di University of the South di Sewanee, Tennesse., Sherwood bergabung dengan Proyek Pulau Paskah, setelah bertemu dengan anggota lain dari tim Jo Anne Van Tilburg di sebuah konferensi geologi.

Awalnya ia tidak mencari kesuburan tanah, tetapi karena penasaran dan kebiasaan penelitian, ia melakukan beberapa pengujian skala kecil dari sampel-sampel yang dibawa dari tambang. Sherwood berkata:

“Ketika kami mendapatkan hasil kimiawi kembali, saya melakukan sebuah pengambilan ganda.”

“Ada kadar-kadar hal-hal yang tinggi yang tidak akan pernah saya pikir akan ada, seperti kalsium dan fosfor. Kimiawi tanah menunjukkan kadar-kadar unsur-unsur yang tinggi yang merupakan kunci untuk  pertumbuhan tanaman dan adalah penting untuk hasil-hasil yang tinggi.“

“Di tempat lain di pulau ini, tanah dengan cepat aus, mengikis, mengikis unsur-unsur yang memberi makan tanaman, tetapi di tambang, dengan aliran baru yang konstan dari fragmen-fragmen kecil batuan dasar yang dihasilkan dari proses penggalian, ada sebuah sistem umpan balik air, pupuk alami, dan nutrisi yang sempurna.”

Ia mengatakan, tampaknya penduduk asli Rapanui adalah  sangat intuitif mengenai apa yang akan ditanam – menanam banyak tanaman di daerah yang sama, yang dapat membantu menjaga kesuburan tanah. 

Moai yang digali oleh tim Jo Anne Van Tilburg ditemukan berdiri tegak di tempatnya, yang satu berdiri di atas sebuah alas dan yang lain berada di dalam lubang yang dalam, menandakan dua Moai tersebut dimaksudkan untuk tetap berada di sana. 

Jo Anne Van Tilburg berkata:

“Studi ini secara radikal mengubah gagasan bahwa semua patung yang berdiri di Rano Raraku hanya menunggu transportasi keluar dari tambang.“

“Yaitu, Moai-Moai yang ini dan mungkin Moai yang berdiri tegak lainnya di Rano Raraku memang dipertahankan di tempatnya untuk memastikan sifat sakral dari tambang tersebut sendiri. Moai adalah pusat gagasan kesuburan, dan di Rapanui yakin kehadiran Moai di sini mendorong produksi pangan pertanian.”

Jo Anne Van Tilburg dan timnya, memperkirakan patung-patung dari bagian dalam tambang itu

dimunculkan sejak atau sebelum tahun 1510-1645. Kemungkinan besar aktivitas di bagian tambang ini dimulai pada tahun 1455. Sebagian besar produksi Moai berhenti pada awal tahun 1700-an karena kontak dengan Barat.

Dua patung yang digali oleh tim Jo Anne Van Tilburg hampir seluruhnya terkubur oleh tanah dan puing-puing. Jo Anne Van Tilburg berkata:

“Kami memilih patung-patung untuk digali berdasarkan pemeriksaan  foto-foto sejarah yang cermat dan memetakan seluruh bagian dalam wilayah Rano Raraku, sebelum memulai penggalian-penggalian.”

Jo Anne Van Tilburg telah bekerja keras untuk menjalin hubungan dengan masyarakat setempat di Rapa Nui. 

Tim lapangan dan tim laboratorium proyek tersebut terdiri dari pekerja-pekerja setempat, yang dibimbing oleh para arkeolog dan ahli geologi profesional.

Hasil upaya-upaya kolektif mereka adala,h sebuah arsip terperinci yang sangat besar dan basis data yang komparatif yang mendokumentasikan lebih dari 1.000 objek pahatan di Rapa Nui, termasuk Moai, serta catatan-catatan serupa untuk lebih dari 200 objek yang tersebar di museum-museum di seluruh dunia.

Pada tahun 1995, UNESCO menobatkan Pulau Paskah sebagai Situs Warisan Dunia, di mana sebagian besar situs-situs suci pulau tersebut terlindungi dalam Taman Nasional Rapa Nui.

Ini adalah studi definitif pertama yang mengungkap tambang sebagai  sebuah lanskap yang kompleks dan untuk membuat pernyataan definitif yang menghubungkan kesuburan tanah, pertanian, penggalian, dan sifat suci Moai.

Jo Anne Van Tilburg dan timnya sedang mengerjakan studi lain yang menganalisis ukiran-ukiran seni cadas yang hanya ada pada tiga Moai. (Vv)

Dua Pesawat Militer Komunis Tiongkok Bertabrakan Beredar di Internet, Ada Adegan Meledak di Langit, Korban Tak Diketahui

0

Li Yun – NTDTV.com

Biro Manajemen Darurat Anhui Hexian mengkonfirmasi pada (27/4/2021) bahwa dua helikopter bertabrakan dan terbakar di Kabupaten Hexian, tetapi keadaan spesifik tidak diketahui. 

Video online yang beredar menunjukkan bahwa pemandangan itu penuh dengan puing-puing dan api. Dilaporkan bahwa dua helikopter yang bertabrakan adalah helikopter militer dan korban jiwa mungkin relatif tinggi.

Menurut Anhui.com, warganet menyampaikan berita bahwa pada 26 April, dua helikopter pelatihan diduga bertabrakan dan terbakar di dekat jalan bercabang Buji di Kota dan Kabupaten Ma’anshan, Provinsi Anhui, Tiongkok. 

https://www.youtube.com/watch?v=z9e4BMyPZwI&t=29s

Dalam video online tersebut, terdapat dua rongsokan pesawat, dengan sayap rusak dan badan pesawat berserakan di darat, dan pemandangan itu penuh dengan api.

Sekitar pukul 23.00 ​ watku setempat, staf Biro Manajemen Darurat Hexian memastikan bahwa dua helikopter bertabrakan di Hexian. Penyebab spesifik kecelakaan, korban jiwa, dan siapa yang menjadi penumpang helikopter untuk sementara tidak jelas. Saat ini, departemen terkait sudah bergegas ke tempat kejadian untuk melakukan penyelamatan.

Dilaporkan bahwa dua helikopter yang bertabrakan adalah helikopter militer dan korban jiwa mungkin relatif tinggi.

Hingga saat ini, Komunis Tiongkok dan militer belum secara terbuka menginformasikan kejadian itu. Yang lebih aneh lagi, banyak laporan media di Komunis Tiongkok daratan juga telah dihapus. (hui)