Serangan Misterius Terhadap Pejabat AS Besar Kemungkinan Dilakukan dengan Senjata Energi Terarah

oleh Chen Ting

Gedung Putih membenarkan bahwa lembaga federal AS sedang menyelidiki beberapa kasus serangan misterius terhadap pejabat Amerika Serikat dengan gejala yang mirip dengan Sindrom Havana, dugaan sementara menunjukkan bahwa serangan itu besar kemungkinannya dilakukan dengan senjata energi terarah

Menurut situs berita politik AS ‘Politico’, dua orang pejabat dari Pentagon pada awal bulan April, telah memperkenalkan kasus dugaan serangan yang dilakukan lewat senjata energi terarah kepada Senat dan Komite Angkatan Bersenjata DPR. Salah satu serangan itu terjadi di sekitar Gedung Putih. Insiden membuat banyak orang khawatir.

Menurut laporan, kedua pejabat Pentagon tersebut masing-masing adalah Jennifer Walsh, direktur kebijakan Pentagon, dan Griffin Decker, direktur Pentagon Emerging Threats Group. Pejabat tersebut memberitahu anggota parlemen, bahwa ancaman serangan yang dilakukan dengan senjata energi terarah kini sedang tumbuh di seluruh dunia.

Seorang pejabat senior yang mengetahui masalah tersebut memberitahu ‘Politico’ bahwa baru-baru ini, ada seorang pejabat pertahanan yang mengatakan dalam sebuah acara briefing di Eropa, bahwa serangan dengan senjata energi yang terarah terhadap personil militer AS di seluruh dunia, termasuk di Eropa dan Amerika Serikat semakin banyak. 

Laporan tersebut menunjukkan bahwa pada November tahun lalu, ketika seorang pejabat senior Dewan Keamanan Nasional berjalan kaki dari Halaman Selatan Gedung Putih menuju mobilnya, ia tiba-tiba mengalami “gangguan kesehatan yang tidak bisa dijelaskan” dan jatuh sakit. Begitu pula yang terjadi di Miami, seorang pejabat pemerintah federal mengalami serangan yang diduga menggunakan senjata energi terarah.

Dalam insiden lain pada tahun 2019, seorang wanita yang menjadi pejabat Dewan Keamanan Nasional, mendapat serangan saat ia sedang berjalan kaki dengan seekor anjing peliharaannya di pinggiran kota Washington.

Menurut laporan majalah ‘GQ’ tentang insiden tersebut, ketika pejabat tersebut sedang berjalan kaki melewati sebuah mobil van yang diparkir, saat itu seorang pria turun dari mobil dan berjalan melewati dirinya.

Pada saat itu juga, anjingnya mulai bergerenyet. Kemudian, dia juga merasakan ada suara bernada tinggi di dalam telinganya, disertai sakit kepala yang parah.

Gejala yang dialami oleh para pejabat ini serupa dengan gejala yang dialami para diplomat dan agen AS di Kuba pada tahun 2016. Gejala termasuk tinitus, pusing, sakit kepala parah, dan mual, terkadang disertai dengan “suara bernada tinggi yang terarah”.

Para pejabat dari National Academy of Sciences percaya, bahwa jenis cedera pada otak yang misterius ini kemungkinan besar disebabkan oleh beberapa bentuk perangkat energi terarah. CIA, Kementerian Luar Negeri dan Pentagon semuanya telah melakukan penyelidikan.

Mereka mengatakan bahwa belum ada kesimpulan yang didapat dari penyelidikan atas insiden ini, juga belum diketahui siapa yang memimpin serangan misterius tersebut. Menurut mereka komunis Tiongkok dan Rusia patut dicurigai.

‘CNN’ mengutip pernyataan dari juru bicara Gedung Putih memberitakan : Kesehatan dan kesejahteraan pegawai sipil AS adalah prioritas utama pemerintahan Biden. Dan pihak kami akan menaruh perhatian yang tinggi terhadap kesehatan seluruh personel.

Gedung Putih sedang bekerja sama dengan berbagai departemen dan lembaga, untuk menangani insiden kesehatan yang tidak dapat dijelaskan. Selain itu, untuk memastikan keselamatan personil pemerintah Amerika Serikat yang bertugas di seluruh dunia. Sehubungan dengan masih mengevaluasi insiden yang dilaporkan, dan kepentingan untuk melindungi privasi personil yang menjadi korban serangan, sehingga saat ini Gedung Putih tidak dapat memberikan rincian yang spesifik. Demikian pernyataan itu.

Saat ini, anggota Kongres telah menekan pejabat pemerintah Biden untuk mengungkapkan lebih banyak informasi kepada publik.

Menurut laporan ‘Politico’, bahwa dalam sidang dengar pendapat yang diadakan oleh Komite Angkatan Bersenjata Senat pada Kamis (29/4) pagi, Senator Jeanne Shaheen meminta Direktur Intelijen Nasional Avril Haines untuk lebih transparan dalam memberikan laporan tentang dugaan serangan dan investigasi, yang sedang berlangsung kepada anggota Kongres.

“Dalam masalah ini, ibarat kuda telah meninggalkan lumbung dan informasi sudah bocor ,Saya pikir kita semua memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa kita memberikan informasi yang akurat agar masyarakat memahami apa yang sedang terjadi. Serta kerja keras kita untuk menanggapinya,” kata Jeanne Shaheen.  (Sin)