Li Yun/Li Quan
Penggeledahan di rumah seorang pejabat desa yang korup di Beijing membuat orang terperangah. Betapa tidak, ada lebih dari 20 mobil mewah yang diparkir di garasi, sederet Maotai atau Salah satu minuman keras paling bergengsi di Tiongkok, ditemukan di rak rumah. Ditemukan juga tas-tas berisi jutaan uang tunai yuan diletakkan sesukanya. Lebih dari 7,2 juta yuan atau sekitar Rp.15,1 miliar uang tunai dan 31 kilogram emas batangan atau setara Rp. 32,5 miliar disita di rumah sang pejabat korup
Berita di WeChat menyebutkan Pengadilan Tinggi Rakyat Kotamadya Beijing dari pada 14 September 2020, Pengadilan Menengah tingkat II Beijing menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada Shi Fenggang, pejabat Desa Xinzhuang, Kota Xindian, Distrik Fengtai atas 15 tuduhan kejahatan kriminal dan korupsi. Sementara itu, Shiyang, anaknya dijatuhi hukuman 25 tahun penjara dan seluruh properti individu disita.
Pengadilan menemukan bahwa dari tahun 2013 hingga 2018, Shi Fenggang bersama dengan Shiyang dan anggota organisansinya, berulang kali dan secara terkoordinasi melakukan tindak pidana korupsi dengan mengendalikan organisasi akar rumput di Desa Xinzhuang, Kota kabupaten Changxin, Tiongkok. Selain itu juga menerima suap, penggelapan, transaksi paksa, pemerasan, kegiatan ilegal dan tindak kriminal lainnya.

Menurut laporan media Tiongkok, Shi Fenggang ditangkap polisi di rumahnya di Kota Changxin, Distrik Fengtai, Beijing pada tengah malam 25 Agustus 2018.
Menurut laporan itu, halaman rumah Shi Fenggang bak istana itu memiliki semua jenis fasilitas hiburan. Ada lebih dari 20 mobil mewah bertengger di garasi, perhiasan emas, permata, anggur dan rokok terkenal, atau barang-barang mewah dari berbagai merek terkenal tampak dimana-mana. Jutaan uang tunai diletakkan sesukanya di rumah.

Setelah dihitung, penyidik menyita lebih dari 7,2 juta yuan atau sekitar Rp.15,1 miliar uang tunai dan 31 kilogram emas batangan atau setara Rp. 32,5 miliar disita di tempat, tidak termasuk kendaraan dan barang mewah
Pada kenyataanya, korupsi merajalela di seluruh jajaran pejabat Partai Komunis Tiongkok, mulai dari pejabat tinggi hingga pejabat rendah, dan hampir tidak ada pejabat yang tidak korup.
Pada Agustus 2020, Partai Komunis Tiongkok mengumumkan kasus korupsi Lai Xiaomin, mantan sekretaris partai dan direktur Perusahaan Huarong. Jumlah uang yang dikorupnya berjumlah 1,788 miliar yuan atau sekitar Rp. 3,7 triliun. Selain itu, Lai Xiaomin juga memiliki lebih dari 100 gundik, masing-masing memiliki rumah, dan tinggal di area lingkungan yang sama.
Sementara itu, ada lebih dari 100 orang relasi yang terlibat dalam perputaran uang untuknya, dan sistem keuangan Huarong di bawah kendalinya adalah perusahaan keuangan terbesar “milik negara”.
Sebelum Lai Xiaomin, mantan sekretaris Komite Partai Komunis Tiongkok Provinsi Shaanxi, Zhao Zhengyong didakwa dengan kasus penyuapan lebih dari 717 juta yuan atau sekitar Rp. 1,5 triliun. Komunis TIongkok mengumumkan 44 “pejabat korup ratusan juta yuan.” Namun, menurut statistik swasta, Zhao Zhengyong adalah pejabat korup ke 74 yang ditangkap sejak kampanye anti-korupsi Xi Jinping.
Di antara pejabat korup lebih dari 100 juta yuan atau lebih dari Rp. 210 miliar yang diselidiki dan ditangani, sejak Kongres Rakyat Nasional Partai Komunis Tiongkok ke-18. Menurut data yang dirilis oleh Komunis Tiongkok adalah, satu orang/pejabat di tingkat nasional : Zhou Yongkang, mantan anggota Komite Tetap Politbiro dan sekretaris Komite Politik dan Hukum Pusat. Ia menggelapkan 130 juta yuan atau sekitar Rp. 273 miliar dan menyalahgunakan kekuasaannya, menyebabkan kerugian negara lebih dari 1,486 miliar yuan atau sekitar Rp. 3,1 trliun.

Kemudian Sun Zhengcai, mantan anggota Biro Politik Partai Komunis Tiongkok dan sekretaris Komite Partai Kota Chongqing, korupsi 170 juta yuan; Su Rong, mantan wakil ketua Komite Nasional PKT, korupsi 190 juta yuan. Sementara itu, jumlah uang yang dikorupsi mantan anggota Biro Politik Partai Komunis Tiongkok dan wakil ketua Komisi Militer Pusat, Guo Boxiong dan Xu Caihou, Komunis Tiongkok tidak mengumumkannya.
Namun, jumlah uang yang dikorupsi para pejabat korup ini menyusut drastis, misalnya, jumlah aktual uang yang dikorupsi Zhou Yongkang diungkap oleh Reuters sebesar RMB 90 miliar atau sekitar RP. 189 triliun.
Sedangkan jumlah “uang atau upeti”untuk Guo Boxiong yang dibocorkan oleh perwira Komunis Tiongkok yang tahu hal itu, mencapai puluhan miliar yuan atau triliunan rupiah, ditambah lagi dengan pendapatan dari penjualan jabatan dan tanah diperkirakan tidak kurang dari 100 miliar yuan atau sekitar Rp.210 triliun.
Zhou Yongkang, Sun Zhengcai, Xu Caihou, Guo Boxiong, Fang Fenghui, Zhang Yang, Su Rong, Bai Enpei, Zhu Mingguo, Zhao Zhengyong dan pejabat korup ratusan juta yuan dipromosikan dan digunakan oleh mantan pemimpin partai Komunis Tiongkok. Para pemimpin inia adalah Jiang Zemin. Jiang adalah Mantan Presiden Komunis Tiongkok ke-5 sejak 1993 sampai dengan 2003 serta Zeng Qinghong – Wakil Presiden Tiongkok periode 2003-2008.
Di era Jiang Zemin, tentara dibiarkan terlibat dalam bisnis sewenang-wenang dan korupsi dengan imbalan dukungan, loyalitas dan tunduk kepada Jiang Zemin. Hal ini mengakibatkan korupsi seluruh pejabat. Membeli atau menjual jabatan, meminta suap, dan menerima suap, kolusi merajalela dengan bebas.

Orang kepercayaan Jiang Zemin di jajaran militer, Guo Boxiong dan Xu Caihou, serta Hu Jintao, ketua Komite untuk Angkatan Udara PLA, membentuk lingkungan kekuatan yang menakjubkan di tubuh militer, membeli dan menjual jabatan secara sewenang-wenang di jajaran militer.
Media mengungkapkan bahwa uang tunai, barang-barang antik, kaligrafi dan lukisan yang disita dari keluarga Xu Caihou, diangkut dengan puluhan truk militer. Kasus korupsi yang melibatkan keluarga Xu, jumlahnya mencapai lebih dari 20 miliar yuan atau sekitar Rp. 42 triliun.
Jiang Mianheng, putra Jiang Zemin, dianggap sebagai “Koruptor Kakap No. 1 di Tiongkok.” Sementara itu, Putra Zeng Qinghong, yakni Zeng Wei, diekspos media menelan 73.8 miliar yuan asset Luneng Group Co., Ltd, Perusahaan besar milik negara yang berkantor pusat di Jinan dengan 3,73 miliar RMB pada ahun 2007.
Pada 7 Maret 2008, Zeng Wei menghabiskan 32,4 juta dolar Australia atau sekitar Rp. 525 miliar, untuk membeli sebuah rumah super mewah di Sydney, Australia. Ia menghabiskan 5 juta dolar Australia lagi untuk merenovasi rumah itu, yang dibeberkan oleh media.
Beberapa ahli memperkirakan bahwa dalam beberapa dekade terakhir, triliunan yuan aset mungkin telah jatuh ke kantong para pejabat yang korup.
Namun, kemana perginya semua uang itu ? Komisi Pusat untuk Inspeksi Disiplin Partai Komunis TIongkok menuturkan, bahwa uang dan harta benda curian dalam kasus itu telah dikembalikan ke kas negara setelah disita dari tangan para pejabat korup yang ditangkap.
Dalam hal ini, beberapa komentator luar negeri percaya, bahwa uang yang disita oleh pihak berwenang dari para pejabat yang korup itu belum tentu disimpan secara diam-diam di kas negara. Mungkin juga dicuci oleh Komunis TIongkok menggunakan metode resmi yang “legal” dan menjadi milik bagian lain dari kelompok yang berkepentingan.
Menurut info terbaru, tidak ada yang berani mengklaim aset milik para pejabat Partai Komunis Tiongkok yang bernilai triliunan dolar AS di luar negeri.
Industrialis Hong Kong Yuan Gongyi mengatakan bahwa, AS bersama dengan sejumlah negara, sedang menyelidiki aset US $ 10 triliun di luar negeri dari pejabat tinggi Partai Komunis Tiongkok untuk digunakan sebagai kompensasi atas penyebaran pandemi. (jon/asr)
Keterangan Foto : Rumah seorang pejabat desa di Beijing terungkap.Ada lebih dari 20 mobil mewah yang diparkir di garasi, dan lebih dari 7,2 juta yuan uang tunai dan 31 kg emas batangan dikumpulkan dari rumah tersebut. (Tangkapan layar video)
Video Rekomendasi :