Home Blog Page 1697

Penampungan di Thailand yang Menampung Anjing Liar dan Tidak Percaya Adopsi Menyalahkan COVID-19 dengan Menurunnya Sumbangan

0

Sebuah tempat penampungan hewan di Thailand yang tidak percaya menempatkan anjing dan kucingnya untuk diadopsi menyalahkan wabah Covid-19 yang menyebabkan menurunnya sumbangan.

Menurut CNA, Aunt Ju’s Shelter for Stray Dogs yang diluncurkan pada 2013 selalu mengandalkan donor untuk memberi makan lebih dari 2.000 anjing liar dan 300 kucing yang hidup di bawah perawatan mereka. Hewan-hewan ini hanya dapat melewati hari dengan tidur, berkelahi atau menunggu untuk diberi makan.

Ratusan anjing dijejalkan ke ruangan yang lembab di belakang pagar berkarat, di mana perkelahian pura-pura dan bentrokan teritorial terjadi ketika karyawan tempat penampungan berusaha membersihkan lantai beton dengan selang air. Beberapa hewan menderita luka-luka dan disimpan dalam kandang kecil, di mana staf mengobati luka mereka dengan kain kasa.

Namun, ada penurunan besar dalam sumbangan baru-baru ini dan tempat penampungan telah mencoba menarik perhatian bagi pecinta hewan dengan foto-foto anjing yang berjejalan di fasilitas mereka yang ramai.

“Mungkin … karena wabah COVID-19 yang membuat orang menyumbang lebih sedikit,” kata penjaga, Yutima Preechasuchart.

Setiap hari, tempat penampungan harus menyediakan lebih dari 60 kantong makanan yang harganya antara 20.000-30.000 baht per hari (sekitar Rp 9 -13 juta), tetapi sumbangan saat ini hanya memungkinkan mereka menyediakan 30 kantung seminggu. Itu adalah penurunan yang signifikan dari sekitar 420 kantong per minggu menjadi 30!

Tapi Yutima Preechasuchart membela kebijakan tempat tinggalnya untuk tidak membiarkan hewan mereka diadopsi.

“Kita tidak bisa memastikan bahwa (pemilik) akan mencintai mereka seperti kita,” katanya.

Dia kemudian menolak untuk menguraikan rencana apa yang dimiliki organisasinya jika mereka kehabisan makanan.

Sebuah organisasi nirlaba di Phuket mengatakan kondisi di penampungan hewan itu “sangat ramai” dan mempertanyakan bagaimana higienis tempat itu dengan banyaknya anjing yang dijejalkan ke dalam satu ruangan tertutup.

“Jika Anda tidak percaya pada program adopsi … maka itu hanya menimbun,” kata Sam McElroy, direktur operasinal Soi Dog Foundation .(yn)

Sumber: worldofbuzz

Video Rekomendasi:

https://youtu.be/CQOdiOnRO5E?list=PLagNdOe-xshJk9bkw8UVGayheosWINW5-

Trump Perintahkan Seluruh Tempat Ibadah Dibuka Lagi, AS Membutuhkan Lebih Banyak Doa

0

Zachary Stieber

ETIndonesia – Presiden Amerika Serikat Donald Trump memerintahkan kepada seluruh gubernur di negara bagian harus membiarkan gereja dan rumah ibadah lainnya dibuka kembali pada akhir pekan ini.

“Saya meminta para gubernur untuk mengizinkan gereja-gereja dan tempat-tempat ibadah kami dibuka sekarang juga,” kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih, Washington, Sabtu (23/5/2020).

“Para gubernur perlu melakukan hal yang benar dan membiarkan tempat-tempat yang sangat penting ini dibuka sekarang juga. Jika mereka tidak melakukannya, saya akan memperingatkannya. Amerika membutuhkan lebih banyak doa, bukan lebih sedikit,” tambahnya.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengeluarkan pedoman bagi tempat ibadah atas arahan Trump, yang meliputi merekomendasikan penggunaan masker, sering mencuci tangan, dan pembersihan secara intensif, disinfeksi, dan ventilasi.

Trump mengungkapkan ada Gubernur yang lebih mengutamakan pembukaan toko minuman keras dan klinik aborsi dibandingkan dengan rumah ibadah. Menurut Trump, tindakan “Itu tidak benar” yang digambarkan sebagai kondisi “ketidakadilan.”

Banyak gubernur di negara bagian  mengizinkan kebaktian di gereja dengan membatasi jumlah orang yang diizinkan untuk berkumpul. Gubernur lainnya masih terus melarang layanan ibadah secara langsung. Di beberapa negara, layanan drive-in digelar untuk mematuhi pembatasan yang diterapkan dalam upaya untuk memperlambat penyebaran virus komunis Tiongkok.

Ada pendeta dan jemaat yang mengajukan gugatan untuk menentang perintah di berbagai negara bagian, setelah gubernur setempat hanya memberlakukan persyaratan yang ketat pada rumah ibadah dibandingkan dengan  tempat lainnya. Beberapa gugatan diantaranya  berhasil dimenangkan.

Seorang hakim federal memutuskan kepada jamaah gereja di North Carolina untuk melanjutkan layanan dalam ruangan tanpa batas, itu setelah Gubernur Demokrat Roy Cooper mencoba membatasi pertemuan dalam ruangan menjadi 10 orang atau kurang, sementara membiarkan sebagian besar dunia bisnis dengan keramaian 50 persen.

“Pengadilan ini tidak meragukan bahwa Gubernur bertindak dengan itikad baik untuk mengurangi penyebaran COVID-19 dan untuk melindungi orang-orang Carolina Utara. Tetapi pembatasan yang tak dapat dijelaskan diterapkan pada satu kelompok dan dikecualikan dari yang lain tak banyak membantu mencapai tujuan-tujuan ini dan berbuat banyak untuk membebani kebebasan beragama,” tulis Hakim Pengadilan Distrik A. James Dever III dalam keputusannya untuk perintah penangguhan sementara.

Sebuah gugatan yang diajukan oleh gereja-gereja dan individu-individu di Oregon, menyebabkan seorang hakim county memutuskan bahwa perintah dari Gubernur Demokrat Kate Brown batal demi hukum. Akan tetapi putusan itu dengan cepat diblokir oleh Mahkamah Agung Negara Bagian.

Pembatasan California terhadap gereja menarik perhatian dari Departemen Kehakiman AS, yang memperingatkan Gubernur Gavin Newsom bahwa perintahnya dapat mendiskriminasi komunitas agama.

Pendeta di sejumlah negara bagian telah didenda karena membuka kembali layanan ibadah karena melanggar pembatasan.

Trump mengatakan orang-orang ingin berkumpul di Gereja, Sinagog, dan Masjid. “Ini adalah tempat-tempat yang menyatukan masyarakat kita dan menyatukan orang-orang kita. Orang-orang meminta untuk pergi ke Gereja, Sinagog dan masjid mereka,” katanya.

Trump menyatakan keyakinannya bahwa para pendeta dan pemimpin agama lainnya akan memastikan jemaat mereka aman saat mereka berkumpul.  (asr)

Gugus Tugas Tegaskan Indonesia Masih Dalam Status Keadaan Darurat Bencana Nasional Pandemi

0

ETIndonesia – Penyebaran virus SARS-CoV-2 masih terjadi hingga kini. Situasi pandemi menyebabkan Indonesia masih berada dalam keadaan darurat bencana.

Meskipun status Keadaan Tertentu Darurat Bencana yang ditetapkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berakhir pada 29 Mei 2020, status keadaan darurat masih diberlakukan. Ini disebabkan pada peraturan yang ditetapkan oleh Presiden Joko Wiodo Jokowi) (mengenai Penetapan Status Bencana Nonalam COVID-19 sebagai Bencana Nasional belum berakhir. 

Presiden Jokowi menetapkan Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 Tentang Penetapan Status Bencana Nonalam COVID-19 sebagai Bencana Nasional pada 13 April 2020 lalu. 

“Secara otomatis, status keadaan darurat bencana menyesuaikan dengan Keputusan Presiden 12 Tahun 2020. Selama keppres tersebut belum diakhiri, maka status kebencanaan masih berlaku,” ujar Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo melalui pesan digital pada Jumat (22/5/2020)

yang dikutip oleh Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional.

Status keadaan darurat ini sangat bergantung pada dua indikator utama yang disebutkan dalam keppres tersebut. Pertama, penyebaran virus SARS-CoV-2 yang masih terjadi dan menimbulkan korban jiwa, kerugian harta benda, meluasnya cakupan wilayah terdampak dan implikasi pada aspek sosial-ekonomi. 

Dilihat dari konteks penyebaran, Gugus Tugas Nasional mencatat hingga kemarin (21/5) angka kasus positif COVID-19 masih bertambah. Di samping itu, besarnya kasus dalam 1 bulan terakhir menunjukkan penularan terjadi pada transmisi lokal. Ini berarti semakin banyak infeksi virus yang terdeteksi semakin banyak transmisi lokal yang sedang terjadi.

Kedua yakni terkait dengan status global pandemik yang ditetapkan Badan PBB untuk Kesehatan Dunia, WHO, sejak 11 Maret 2020 lalu. 

Terkait dengan pandemi global, keadaan darurat di wilayah nusantara ini juga dipengaruhi situasi global tersebut. 

“Selama pandemi global belum berakhir dan vaksin serta obatnya belum ditemukan, maka masih diperlukan penetapan status bencana nasional untuk COVID-19,” ujar Doni. Selama WHO belum mencabut penetapan tersebut, selama itu juga status pandemi tetap ada.

Doni menambahkan bahwa status yang diberlakukan menggunakan parameter seperti jumlah korban dan kerugian ekonomi yang meningkat setiap harinya, cakupan wilayah terdampak yang semakin meluas, serta dampak lain yang ditimbulkan selain ancaman di bidang kesehatan, yaitu di bidang sosial, ekonomi, keamanan, ketertiban, dan politik.

Masih berlakunya status bencana nasional juga menunjukkan bahwa negara hadir untuk melindungi warga negaranya secara nyata dan konsisten terhadap bahaya keterpaparan virus SARS-CoV-2.

Sementara itu, Undang-undang (UU) Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana,  Pasal 1 menyebutkan bahwa epidemi dan wabah penyakit termasuk dalam bencana nonalam. 

Berdasarkan UU tersebut, penetapan bencana nasional didasarkan pada jumlah korban, kerugian harta benda, kerusakan prasarana dan sarana, cakupan luas wilayah yang terkena bencana dan dampak sosial-ekonomi yang ditimbulkan. (asr)

Foto : Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo melalui pesan digital pada Jumat (22/5/2020) – Dokumentasi BNPB

Video Rekomendasi :

Kekhawatiran ‘Lonceng Kematian’ Membesar Terkait Sinyal Komunis Tiongkok Bisa Mengirim Agen Keamanan ke Hong Kong

Eva Fu

Badan-badan intelijen rezim Komunis Tiongkok bakal bisa secara resmi beroperasi di Hong Kong di bawah rencana Rancangan Undang-Undang Kemanan baru. Sejumlah kritikus menilai RUU itu bakal mengakhiri otonomi Hong Kong.

Rancangan Undang-Undang keamanan nasional itu diumumkan pada Jumat 22 Mei 2020 di Kongres Rakyat Nasional Komunis Tiongkok, sebuah badan legislatif stempel Partai Komunis Tiongkok. 

RUU itu ditenggarai menargetkan apa yang dianggap versi rezim sebagai pemisahan diri, subversi, atau pengaruh asing.

RUU itu memicu kekhawatiran akan masa depan bekas koloni Inggris itu. Pasalnya, Hong Kong sejauh ini masih bisa menikmati kebebasan politik tingkat tinggi yang tidak akan terlihat di daratan Tiongkok.

Wang Chen, wakil ketua Komite Kongres Rakyat Nasional Komunis Tiongkok, menjelaskan bahwa Beijing tidak akan mentolerir kegiatan yang menantang otoritas rezim Komunis, termasuk mempromosikan pemilihan demokratis serta tindakan legislatif dari pemerintah asing. Bahkan,  kelompok  yang menyuarakan dukungan untuk demonstran pro-demokrasi.

Di bawah rancangan Undang-Undang baru itu, “Agen keamanan nasional yang relevan dari pemerintah pusat akan mendirikan pangkalan di Wilayah Administratif Khusus Hong Kong jika perlu,” menurut media pemerintahan Komunis Tiongkok, Xinhua.

Kennedy Wong, delegasi ke Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok, badan penasihat politik terkemuka Beijing, mengatakan Undang-Undang itu akan memberdayakan Kementerian Keamanan Komunis Tiongkok untuk mendirikan cabang di Hong Kong.

Selain mengumpulkan informasi intelijen, badan tersebut diharapkan memiliki “Kekuatan Tingkat tertentu terhadap penegakkan hukum secara langsung di Hong Kong,” sebagaimana diungkapkan surat kabar corong Komunis Tiongkok, Global Times.

Wong mengklaim bahwa Hong Kong belum membentuk departemen khusus untuk pengumpulan informasi intelijen sejak Tahun 1990-an.

“Karena masalah keamanan nasional membutuhkan kecakapan tinggi, polisi reguler Hong Kong atau pejabat pemerintah mungkin tidak memiliki keterampilan investigasi khusus,” ujarnya.

Pejabat itu mengatakan bahwa rancangan tersebut sebagian besar sudah selesai. Selanjutnya akan menguraikan aturan-aturan khusus seperti hukuman penjara dan denda setiap situasi tertentu.

Lonceng Kematian Kebebasan Hong Kong

Undang-Undang yang diusulkan telah mengirimkan gelombang kejut ke seluruh Hong Kong dan memicu keprihatinan dari negara-negara termasuk Amerika Serikat, Australia, Kanada, Inggris, dan Taiwan.

 Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada  Jumat 22 Mei mendesak Beijing untuk “Mempertimbangkan Kembali Proposal Bencana.”  Pompeo menyebut langkah itu sebagai “Lonceng Kematian” untuk kebebasan politik dan rakyat Hong Kong yang telah dijamin di bawah kerangka “Satu Negara, Dua Sistem” hingga Tahun 2047.

Anggota parlemen pro-demokrasi di Hong Kong  akhir-akhir ini bentrok dengan kubu pro-komunis Tiongkok karena kekhawatiran akan meluasnya kontrol Beijing. Mereka melihat Undang-Undang itu sebagai batu loncatan karena semakin meningkatnya penindasan di Hong Kong.

“Dengan Undang-Undang Keamanan Nasional yang baru yang diperkenalkan oleh Beijing, kita mungkin akan segera memiliki Gestapo Tiongkok. Penganiayaan politik menjadi jauh lebih mudah,” tulis Alvin Yueng, legislator dan pemimpin Partai Civic lokal Hong Kong, dalam cuitannya di Twitter Jumat.

Dennis Kwok, anggota parlemen pro-demokrasi setempat mengatakan : “Mimpi Terburuk Terjadi di depan mata kita.” Hal demikian disampaikannya pada Jumat 22 Mei 2020 pada sebuah acara daring dipandu oleh wadah pemikir yang berbasis di Washington, The Heritage Foundation.

Rencana Komunis Tiongkok memicu amarah dan keputusasaan yang luar biasa di antara warga Hong Kong. Kini masih terbawa suasana massa pro-demokrasi tahun lalu yang memprotes RUU ekstradisi yang sekarang sudah dicabut.

Kemarahan atas RUU yang terbaru itu mendorong puluhan anggota Partai Demokrat menggelar protes di depan Kantor Penghubung Beijing.

NordVPN yang berbasis di Jerman, yang memungkinkan pengguna untuk menerboso sensor web, melihat 120 kali lebih banyak unduhan di Hong Kong pada hari Kamis 21 Mei sebagai tanggapan terhadap rencana Beijing.

Anggota parlemen Hong Kong menilai rejim menggunakan pandemi sebagai “penutup” dengan mencetuskan langkah mereka, pada saat negara-negara di seluruh dunia berfokus pada penanggulangan wabah virus Komunis Tiongkok di dalam negeri masing-masing.

Dennis Kwok mengatakan : “Sekarang mereka bertindak  karena dunia tidak menonton, mereka pikir bisa menggunakan kesempatan ini untuk melakukan sesuatu yang sangat keterlaluan.”

Kwok mengatakan bakal ada “bentrokan besar” antara pengunjuk rasa dan polisi minggu depan, ketika protes terhadap terhadap rencana Undang-Undang baru untuk mengkriminalisasi penentangan terhadap lagu kebangsaan Komunis Tiongkok.

Martin Lee, seorang mantan anggota parlemen dan aktivis pro-demokrasi, menyamakan cengkeraman rezim komunis yang semakin ketat terhadap Hong Kong dengan virus. Ia menyebutnya dengan istilah “virus Partai Komunis Tiongkok.”

“Virus Partai Komunis Tiongkok telah menyebar ke Hong Kong dan akan membunuh kebebasan kita,” kata Lee di acara yang sama.

Dia memperingatkan bahwa penindasan rezim terhadap kebebasan tidak mungkin berhenti di Hong Kong. Martin Lee menuturkan : “Sudah menjadi sifat virus untuk menyebar ke negara lain dan wilayah lain.” (asr)

FOTO : Polisi anti huru-hara mengenakan masker mengamankan suatu daerah selama operasi pengendalian massa di distrik Mongkok di Hong Kong, pada 10 Mei 2020. (Anthony Kwan / Getty Images)

Video Rekomendasi :


Seorang Wanita Miskin Keluar Setiap Hari dari Karantina untuk Memberi Makan Anjing-anjing Liar

0

Penyebaran COVID-19 yang cepat dan tidak terkendali melepaskan krisis kesehatan di seluruh dunia yang tidak hanya mempengaruhi manusia, tetapi hewan juga menderita akibat pandemi ini.

Untungnya, masih ada banyak orang yang tidak ragu untuk menunjukkan solidaritas mereka walaupun mereka hidup tidak dalam kondisi optimal.

Dan kisah ini membuktikannya, ini tentang seorang wanita yang telah memberi makan anjing jalanan setiap hari selama pandemi dan menyentuh jejaring sosial karena, meskipun kondisi hidupnya sulit namun itu tidak menghentikannya untuk memberi makan pada hewan yang rentan.
 
Fanni Alva berbagi di akun Facebook-nya gambar Elena Pastrana, seorang wanita dengan kondisi yang sangat miskin, tetapi telah berhasil mendapatkan makanan setiap hari untuk memberi makan anjing-anjing liar di lingkungannya di Chimbote, Peru.

“Dia berjalan di jalanan dengan mangkuk-mangkuk kecilnya untuk memberi makan mereka satu per satu,” kata Fanni.

Meskipun dia tidak memiliki banyak sumber daya, Elenita seperti yang mereka kenal dengan penuh kasih, khawatir dengan merawat anjing-anjing di daerahnya dan mencari bantuan untuk mensterilkan anjing-anjing itu.

“Mengekspos kesehatannya, dia berjalan di jalanan dengan mangkuk-mangkuk kecilnya untuk memberi makan mereka satu per satu,” tulis Fanni.

Dalam postingannya, Fanni mengungkapkan bahwa wanita ini mencari bantuan untuk mensterilkan dua anjing yang ia rawat dan dengan demikian mencegah anak anjing datang ke dunia untuk menderita.

Berkat wanita mulia ini, beberapa anak anjing yang tidak memiliki rumah telah berhenti menderita kelaparan dan kehausan. Teman-teman berbulu ini umumnya dibantu oleh orang yang lewat, tetapi dengan pandemi tidak ada lagi orang yang berada di jalanan.

Kisah Elena menjadi viral, dan komentar para pengguna jaringan sangat mengagumi dan berterima kasih. Banyak yang menawarkan untuk membantunya dalam pekerjaannya yang luar biasa.

“Jangan tinggalkan Nyonya Elenita dan lorong-lorong tercintanya sendirian,” tambah Fanni.

Wanita ini yang telah menjadi malaikat bagi anjing-anjing terlantar, mengakui bahwa dia khawatir dengan kondisi anak-anak anjing ini yang tidak memiliki rumah. Jadi mencoba menggunakan sedikit apa yang dia miliki untuk meringankan penderitaannya, dia menunjukkan kepada dunia bahwa tidak ada alasan ketika dia ingin membantu.

Kami berharap pihak berwenang setempat dapat membantu menyelesaikan masalah ini dan mendukung Elenita, yang telah mencoba memberi anak-anak anjing ini kehidupan yang lebih bahagia.

Sumber: zoorprendente

Video Rekomendasi:

https://youtu.be/svae7qaQo_s

Anak Laki-laki Berusia 6 Tahun Menyelamatkan Nyawa 2 Saudaranya dalam Sebuah Ledakan

Ketika kita berbicara tentang para pahlawan, kita semua membayangkan tokoh-tokoh televisi yang kekar. Namun, seringkali pahlawan adalah orang yang paling tidak kita bayangkan.

Seorang bocah laki-laki yang baru berusia 6 tahun berhasil menyelamatkan dua gadis. Bentley Mehringer ada di kapal keluarganya di Danau LBJ di Kingsland, Texas, AS. Mereka pikir itu akan menjadi hari yang menyenangkan untuk bersantai dan berbagi, tetapi semuanya berubah menjadi petaka.

Bentley berada di kabin dengan sepupunya yang lebih kecil. Dia adalah satu-satunya di seluruh keluarga yang memperhatikan bau yang sangat aneh. Dia keluar untuk mencari tahu apa yang terjadi tetapi segera mendengar ledakan besar yang akhirnya melemparkan hewan peliharaannya dan beberapa kerabatnya ke udara.

Meskipun usianya masih muda, Bentley kecil tahu betul bagaimana harus bereaksi dan tidak ragu sedetik pun untuk membantu sepupunya.

“Aku merasakan bau gas. Aku berjalan sedikit mengikuti aroma dan tiba-tiba ada ledakan besar, “kenang Bentley.

Di tengah semua kekacauan, ibu Bentley, Breanna Sullivan, tidak dapat menemukan keberadaannya. Dia mencari dia selama beberapa menit tetapi kemudian dia mulai takut akan hal yang terburuk.

Untungnya, bocah lelaki itu tidak hanya berhasil menyelamatkan dirinya sendiri, tetapi juga membawa sepupunya ke tempat yang aman sebelum meninggalkan kapal.

“Aku pahlawan super, bu,” kata Bentley kepada ibunya.

Tidak ada keraguan bahwa dia terinspirasi oleh cintanya yang luar biasa untuk keluarganya. Ketika ibu yang sedih menemukannya, tidak ada ruang untuk sukacita.

“Bentley di tanah terluka. Dia menatapku dan bertanya ‘apakah aku akan kehilangan nyawaku’. Saya takut. Saya tidak bisa berhenti menangis, ”jelas Breanna.

Tidak sampai beberapa jam setelah keluarga mengetahui nilai luar biasa yang dimiliki Bentley. Dari rumah sakit, sepupunya menjelaskan bahwa dia telah menyelamatkan mereka.

Harga yang dia bayar untuk menyelamatkan saudaranya adalah serangkaian luka bakar di seluruh tubuhnya. Butuh beberapa bulan untuk pulih sepenuhnya.

“Luka bakar di wajahnya adalah tingkat kedua. Di kakinya juga. Lengan kirinya lebih terpengaruh dengan luka bakar tingkat tiga, “kata ibunya.

Bentley pulih di rumah sakit, tetapi karena tindakan isolasi dia tidak bisa menerima kunjungan dari kerabatnya. Kami berharap si kecil pemberani ini pulih sesegera mungkin. Menyelamatkan dua sepupunya pada saat yang sulit adalah tindakan cinta sejati.(yn)

Sumber: viralistas

Video Rekomendasi:

https://youtu.be/D4CjcaUMBEw?list=PLagNdOe-xshJk9bkw8UVGayheosWINW5-

Aksi Protes Berlanjut di Hong Kong Setelah RUU Keamanan Nasional Komunis Tiongkok Dipaksakan

Frank Fang

Pemerintah pusat Beijing menegaskan bahwa pihaknya bermaksud menyalip legislatif Hong Kong untuk memberlakukan rancangan undang-undang “keamanan nasional” baru yang kejam di Hong Kong. Pemberlakuan itu  dikecam oleh para pengkritik karena RUU itu dinilai sebagai wujud penghancuran kebebasan dasar warga Hong Kong.

Pada 22 Mei 2020, Wang Chen, wakil ketua Komite Kongres Rakyat Nasional Partai Komunis Tiongkok, sebuah lembaga legislatif stempel Partai Komunis Tiongkok, mengatakan undang-undang keamanan nasional diperlukan. Ia beranggapan Hong Kong menghadapi peningkatan yang terus-menerus “Risiko keamanan nasional” dan model “satu negara, dua sistem.” Ia mengklaim Hong Kong sedang “ditantang secara serius.” 

Sudah menjadi kenyataan selama bertahun-tahun dan sangat jelas bahwa Rancangan Undang-Undang “keamanan nasional” seperti Pasal 23, yang mana tak akan disahkan oleh legislatif Hong Kong.

Pasal 23 dari RUU anti-subversi, pertama kali diusulkan di dewan legislatif Hong Kong pada Tahun 2003. Tetapi harus dibatalkan setelah setengah juta warga Hongkong turun ke jalan sebagai bentuk protes. Warga menilai Rancangan Undang-Undang itu bakal mengancam Hong Kong. Khususnya terkait Otonomi dan kebebasan dasar mereka untuk berkumpul, berkeyakinan, dan berekspresi jika dilihat sebagai ancaman oleh pemerintah pusat Partai Komunis Tiongkok di Beijing.

Sejak itu, sejumlah seruan berulang kali disampaikan oleh anggota parlemen pro-Komunis Tiongkok di Hong Kong untuk memperkenalkan kembali RUU tersebut, terutama setelah sentimen anti- Komunis Tiongkok merebak pada Juni tahun lalu gara-gara RUU ekstradisi pemerintah Carrie Lam. 

RUU itu juga dicabut setelah jutaan warga Hong Kong turun ke jalan. Mereka memprotes karena RUU itu juga wujud peningkatan pengaruh politik Beijing lebih luas  dalam urusan Hong Kong.

Draf Komunis Tiongkok tentang cara membangun sistem hukum yang kompatibel dan mekanisme penegakkan “untuk menjaga keamanan nasional di Wilayah Administratif Khusus Hong Kong” juga diungkapkan dalam RUU keamanan itu.


Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam (kanan) dan Kepala Eksekutif Makau Ho Iat Seng (tengah) menghadiri sesi pembukaan Kongres Rakyat Nasional (NPC) di Aula Besar Rakyat di Beijing pada 22 Mei 2020. (LEO RAMIREZ / AFP via Getty Images)

Draft tersebut mengatakan bahwa komite tetap National People’s Congress atau legislatif stempel Partai Komunis Tiongkok, akan diberdayakan untuk merancang undang-undang terkait. Alasannya,  mencegah dan menghukum setiap kegiatan yang berhubungan dengan pemisahan diri, subversi kekuasaan negara, terorisme, dan campur tangan asing terhadap pemerintah Komunis Tiongkok.

Komunis Tiongkok berulang kali menuduh pemerintah Barat “memicu” aksi protes di Hong Kong dan “mengganggu urusan internalnya,” yang menyerukan kerangka kerja “Satu Negara, Dua Sistem.”

Pemerintahan Komunis Tiongkok kerap meluncurkan narasi terhadap oposisi dengan istilah “menumbangkan kekuasaan negara” sebagai upaya untuk membungkam mereka di daratan Tiongkok dan Makau, yang mana mengesahkan Undang-Undang Pasal 23 yang kontroversial pada tahun 2009.

Draf tersebut juga meminta Beijing mendirikan lembaga baru di Hong Kong untuk “menjaga keamanan nasional.”

Rancangan Undang-Undang keamanan nasional akan ditambahkan ke Lampiran III dari Undang-Undang Dasar, mini-konstitusi Hong Kong, yang berarti bahwa undang-undang tersebut akan dilaksanakan tanpa melalui proses legislasi di Dewan Legislatif atau LegCo Hong Kong.

Pasal 18 Undang-Undang Dasar menyatakan bahwa “hukum nasional tidak akan diterapkan di Wilayah Administratif Khusus Hong Kong kecuali untuk yang tercantum dalam Lampiran III Undang-Undang ini.”

Undang-undang tersebut dapat diberlakukan setelah kepala eksekutif Hong Kong mengeluarkan pemberitahuan hukum dalam Lembaran Pemerintah, membuka jalan bagi undang-undang untuk diterapkan secara verbal.

Wang Chen menambahkan bahwa komite tetap legislatif komunis Tiongkok akan meninjau laporan Dewan Negara tentang bagaimana “menjaga keamanan nasional” di Hong Kong.

Perlawanan Pro Demokrasi

Anggota parlemen pro-demokrasi Eddie Chu di laman facebooknya mengkritik rancangan undang-undang Komunis Tiongkok, menunjukkan risiko yang akan dihadapi warga Hongkong jika Beijing berhasil membangun lembaga “pemerintah pusat.” Tujuannya untuk menegakkan kebutuhan “keamanan nasional” Komunis Tiongkok.

Eddie Chu menjelaskan bahwa lembaga itu akan membuka jalan bagi petugas polisi yang menyamar dari rezim Komunis Tiongkok untuk “secara hukum” memasuki Hong Kong. 

Chu mempertanyakan apakah warga Hongkong masih akan dilindungi oleh hukum Hong Kong, seperti memiliki akses ke pengacara jika mereka ditahan, diinterogasi, atau ditangkap oleh petugas Komunis Tiongkok.

Chu juga menyatakan keprihatinan perihal yang masih bisa melindungi pihak berwenang Hong Kong, jika mereka disiksa oleh petugas Komunis Tiongkok karena membahayakan “keamanan nasional” Komunis Tiongkok.

Akhirnya, Chu mempertanyakan otoritas apa yang akan dimiliki polisi Hong Kong di bawah hukum yang diusulkan, jika mereka menerima laporan orang yang ditahan oleh petugas  Komunis Tiongkok.

Kelompok Partai pro-demokrasi lainnya, Demosistō, di Twitter menegaskan bahwa Beijing “benar-benar mengabaikan kehendak warga Hongkong” dengan menerapkan hukum tanpa pengawasan legislatif Hong Kong.

Pencetus Kelompok pro Demokrasi, Civil Human Rights Front (CHRF), Jimmy Sham mengatakan bahwa undang-undang baru akan menghancurkan hak asasi manusia, demokrasi, kebebasan, dan supremasi hukum di Hong Kong kemudian memusnahkan kemakmuran ekonomi Hong Kong.

Sham meminta orang-orang untuk mendukung aksi protes yang diorganisir oleh kelompok itu. Ia menambahkan, lebih dari 2 juta orang mesti hadir jika ada harapan untuk Hong Kong yang bebas dari Partai Komunis Tiongkok.

Partai Civic pro-demokrasi setempat menyatakan di halaman Facebook-nya bahwa, rezim komunis di Beijing adalah pembunuh yang berniat untuk membunuh perlindungan dan “otonomi tingkat tinggi.” Yang mana dijanjikan ke Hong Kong di bawah “Satu Negara, Dua Sistem” dengan pengantar dari lembaga baru  Partai Komunis Tiongkok di Hong Kong. 

Langkah Beijing memaksakan kehendak politik yang lebih besar atas Hong Kong, berhadapan dengan peringatan keras dari administrasi Trump di Amerika Serikat dan anggota parlemen dari Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan Taiwan. (asr)

Video Rekomendasi :

https://www.youtube.com/watch?v=REeMckWk8gc


Anjing Bersaudara yang Telah Dipisahkan Ini Bertemu di Taman dan Seketika Mereka Berpelukan

0

Mereka mengatakan seekor gajah tidak pernah lupa – yah, ternyata anjing juga tidak, setelah dua saudara kandung yang terpisah ini langsung saling mengenali saat bertemu di taman.

Monty dan Rosie, cockapoo lahir di tempat peternakan yang sama Juni lalu, tetapi berakhir di rumah yang berbeda selamanya.

Sementara anjing biasanya berkenalan satu sama lain dengan mengendus-endus satu sama lain, namun setelah bertemu satu sama lain, Monty dan Rosie saling berpelukan.

(Foto: Dogs @ libpincher / Twitter)

Reunian yang menghangatkan hati menjadi viral di media sosial setelah Libby Pincher berbagi tulisan yang dia terima dari ayahnya tentang hal itu, bersama dengan gambar-gambar manis.

Menulis tweet pada hari Selasa,(19/5), Libby berkata,: “Tolong lihat apa yang dikirim ayahku pagi ini, aku bahkan tidak bisa menahan haru”.

Tulisan dalam foto berbunyi: “Jadi, Dave keluar berjalan dengan anjingnya, dan ada pasangan berjalan ke arahnya dengan versi putih anjingnya. Ternyata mereka adalah saudara laki-laki dan perempuan dari peternakan yang sama. Tapi alih-alih hanya bermain seperti yang mereka lakukan dengan anjing lain, lihat ini.”

(Foto: Dogs @ libpincher / Twitter)

Dengan ingatan jangka pendek anjing-anjing yang tampaknya hanya sekitar lima menit , Monty dan Rosie yang cukup mengesankan masih ingat satu sama lain beberapa bulan setelah dipisahkan.

Berbicara kepada The Dodo, pemilik Rosie, Susan Killip, berbicara tentang momen menggemaskan yang dilakukan anjing-anjing itu:

“Itu sangat indah, mereka berdua hanya melompat dan berpelukan. Sungguh menakjubkan mereka saling mengingat setelah 10 bulan tidak bertemu satu sama lain.”(yn)

Sumber: Unilad

Video Rekomendasi:

https://youtu.be/PlUtzyRD0YE?list=PLagNdOe-xshJk9bkw8UVGayheosWINW5-

Anak Berusia 10 Tahun Ini Mengirim Ribuan Perlengkapan Seni untuk Anak-anak di Tempat Penampungan Tunawisma dan Panti Asuhan Selama Kuncian

Seorang gadis berusia 10 tahun di Danbury, Connecticut,AS, mengirimkan peralatan seni kepada anak-anak di tempat penampungan tunawisma dan panti asuhan untuk mengangkat semangat mereka selama kuncian.

Melalui kegiatan sosialnya, Chelsea Phaire telah mengirim lebih dari 1.500 perlengkapan seni – yang meliputi spidol, krayon, kertas, buku mewarnai, dan pensil warna – ke tempat penampungan tunawisma dan panti asuhan, perlengkapan seni untuk memberi anak-anak sesuatu semangat yang dapat dilakukan ketika mereka sedang sedih.

Orangtua Chelsea membantunya meluncurkan “Chelsea’s Charity” pada hari ulang tahunnya pada Agustus 2019, ketika dia meminta tamu pesta untuk menyumbangkan perlengkapan seni alih-alih mendapatkan hadiah ulang tahunnya.

“Sejak dia berusia tujuh tahun, dia memohon saya dan ayahnya untuk memulai amal,” kata Candace Phaire, ibu Chelsea, kepada CNN. “Dia begitu gigih, setiap beberapa bulan dia akan bertanya, ‘Apakah kita akan memulai Chelsea’s Charity?’ Ketika dia berusia 10 tahun, dia bertanya lagi kepada kami, dan kami memutuskan sudah waktunya untuk melakukannya. “

Setelah ulang tahunnya, Chelsea menggunakan sumbangan untuk mengirimkan 40 perlengkapan seni pertamanya ke tempat penampungan tunawisma di New York.

Sebelum pandemi, Chelsea bepergian dengan ibunya di seluruh negeri untuk bertemu langsung dengan anak-anak dan mengajari mereka beberapa teknik menggambar favoritnya.

Sekarang Chelsea tidak dapat berinteraksi secara fisik dengan anak-anak, dia mengirimkan perlengkapan seni.

Sejak Maret, ketika sekolah-sekolah mulai ditutup, Chelsea telah mengirim lebih dari 1.500 kit ke sekolah, tempat penampungan, dan panti asuhan di 12 negara bagian di seluruh AS.

James Storehouse, sebuah organisasi nirlaba yang melayani anak-anak di panti asuhan, adalah salah satu organisasi yang menerima perlengkapan seni dari Chelsea.

“Ini memberi anak-anak dan remaja outlet kreatif yang menyenangkan untuk menyalurkan energi mereka karena mereka tidak bisa berada di kelas saat ini,” kata Stacy DeWitt, direktur eksekutif James Storehouse. “Peralatan Chelsea telah menjadi berkah bagi banyak anak di tempat-tempat sulit dan membuat mereka gembira.”

https://www.instagram.com/p/CANvzsGB0jN/?utm_source=ig_embed

“Saya merasa senang mengetahui betapa bahagianya mereka ketika mereka mendapatkan perlengkapan seni mereka,” kata Chelsea kepada CNN. “Aku benar-benar tumbuh sebagai pribadi karena ini. Sekarang impianku adalah bertemu setiap anak di seluruh dunia dan memberi mereka seni. Siapa tahu, mungkin jika kita melakukan itu dan kemudian anak-anak kita melakukannya, kita akan memiliki kedamaian dunia ! “

Dia masih belia, tetapi tindakannya telah menginsipirasi dunia.(yn)

Sumber: sunnyskyz

Video Rekomendasi:

https://youtu.be/0m33pzJ3eEE?list=PLagNdOe-xshJk9bkw8UVGayheosWINW5-

Bocoran Dokumen : Semua Informasi Terkait Virus Komunis Tiongkok di Tiongkok Diklasifikasikan Sebagai Rahasia Negara

0

Nicole Hao

Dokumen pemerintahan komunis Tiongkok yang diperoleh oleh The Epoch Times menunjukkan bahwa pihak berwenang komunis Tiongkok memperlakukan semua informasi terkait Virus Komunis Tiongkok atau Coronavirus Wuhan sebagai “rahasia negara.” Pihak berwenang komunis Tiongkok  juga melarang pejabat untuk mengungkapkannya kepada publik.

Disebutkan sebagai virus Komunis Tiongkok sebagai tuntutan  pertanggungjawaban dari rezim Komunis Tiongkok atas pengabaiannya terhadap kehidupan manusia dan terjadinya pandemi. Yang mana, mengakibatkan jumlah risiko yang tidak terhitung bagi negara-negara di seluruh dunia. Sekaligus menciptakan ketakutan yang meluas dan menghancurkan ekonomi negara-negara yang berusaha mengatasi penyakit ini.

Ironisnya, media pemerintahan Komunis Tiongkok, Xinhua – corong pemerintah pusat – berkomentar pada 8 Februari 2020: “Pengalaman sejarah yang tak terhitung jumlahnya dalam mencegah penyakit menular  menunjukkan kepada orang-orang bahwa berbagi informasi epidemi kepada publik seperti sinar mentari yang dapat membunuh virus. Jadi, obat yang paling efektif adalah menerbitkan semua informasi. ”

Dokumen yang Bocor

Nanning adalah ibu kota wilayah Guangxi barat daya. Kota ini memiliki tujuh distrik dan lima wilayah yang berpenduduk sekitar 7,25 juta jiwa.

The Epoch Times memperoleh salinan dokumen dari pemerintah kota Nanning tanggal 13 Februari yang ditandai “rahasia.” Dokumen ini meletakkan persyaratan untuk semua tim pemerintah daerah di dalam pemerintah kabupaten dan wilayah di Nanning dibentuk untuk menangani virus.

Dokumen lain dari Provinsi Heilongjiang di utara Tiongkok juga menyebutkan bahwa dokumen terkait pandemi harus diperlakukan sebagai rahasia besar. Artinya pemerintah daerah lain di Tiongkok juga kemungkinan menerima instruksi serupa.

Keterangan gambar : Peraturan tentang Kerahasiaan selama Pencegahan Epidemi dan Pengendalian Markas Besar Kota Nanning, Pencegahan Epidemi Koroner Baru dan Kelompok Kerja Kontrol” yang diperoleh Epoch Times menunjukkan bahwa Partai Komunis Tiongkok telah mengklasifikasikan informasi terkait epidemi sebagai rahasia (The Epoch Times)

“Selama periode waktu memerangi virus, semua jenis dokumen mendesak, pemberitahuan mendesak, kejadian mendesak … berbagi informasi sensitif secara internal, dan informasi apa pun yang belum disetujui oleh para pemimpin [pemerintah] untuk diungkapkan kepada publik” akan dianggap sebagai negara rahasia,” demikian bunyi dokumen itu.

Pemerintahan Kota menyatakan, “Rahasia negara” terkait pandemi ini dilindungi oleh “undang-undang tentang menjaga rahasia negara” yang dirilis pada 29 April 2010.

Menurut undang-undang, tujuh jenis informasi diperlakukan sebagai rahasia negara, seperti yang menyangkut keputusan kebijakan utama tentang urusan negara, pertahanan nasional, kegiatan diplomatik, pengembangan ekonomi nasional, ilmu pengetahuan dan teknologi, keamanan negara, dan sebagainya.

Keterangan gambar : “Regulasi Pekerjaan Rahasia” Markas Besar Anti-epidemi Nanning yang diperoleh Epoch Times menunjukkan bahwa Partai Komunis Tiongkok menjaga bocornya informasi epidemi dan membutuhkan pengawasan ketat terhadap dokumen-dokumen rahasia. (The Epoch Times)

Dokumen itu tidak menjelaskan bagaimana informasi pandemi dapat dianggap sebagai “rahasia negara.” Akan tetapi menjelaskan secara terperinci tentang bagaimana menjaga kerahasiaan informasi tersebut.

Dokumen itu menyebutkan bahwa semua pejabat harus menyiapkan, mengedit, dan menyimpan “rahasia negara” terkait virus hanya pada komputer atau ponsel yang tak terhubung ke internet.

Semua dokumen terkait virus hanya dapat dikirim melalui surat biasa. Semua staf dilarang mengambil foto dari dokumen-dokumen ini dan berbagi foto-foto ini.

Keterangan gambar : “Regulasi Pekerjaan Rahasia” Markas Besar Kota Nanning menunjukkan bahwa bahkan ketika mendisinfeksi atau membersihkan ruang kantor rahasia atau mengadakan pertemuan pencegahan dan pengendalian jangka panjang, kebocoran informasi harus dicegah. (The Epoch Times)

Pejabat tidak diperbolehkan untuk membicarakan informasi tersebut selama panggilan telepon, melalui pesan teks, atau saluran komunikasi berbasis internet lainnya. Mereka juga dilarang menyebutkan informasi itu di rumah.

Pejabat tak dapat membawa dokumen terkait virus, komputer terkait, hard drive eksternal, dan media penyimpanan bergerak lainnya ke rumah atau tempat umum.

Keterangan gambar : “Peraturan Kerja Rahasia” dari Markas Besar Pencegahan Epidemi Kota Nanning melarang staf pencegahan epidemi untuk menyebarluaskan dan mengeluarkan informasi yang berkaitan dengan situasi epidemi. (The Epoch Times)

Instruksi itu menyebutkan semua dokumen tersebut harus diproses di kantor di gedung-gedung pemerintah, dengan semua jendela tertutup. Ketika para pejabat perlu membuka jendela kantor, staf terkait harus memperhatikan keamanan sekitar.

Ketika setiap tingkat pemerintahan menyelenggarakan pertemuan terkait pandemi, staf juga harus menutup semua jendela. Jika pertemuan berlangsung sangat lama dan peserta perlu mendapatkan udara segar, staf dapat membuka jendela tetapi harus memastikan rahasia tidak akan bocor, demikian menurut dokumen itu.

Tanpa izin dari pemerintah kota, semua pejabat dan staf pemerintah, staf medis di rumah sakit, dan personel terkait tidak diizinkan untuk menerima wawancara media. Setiap informasi yang disetujui untuk dibuka ke publik harus dipublikasikan sesuai dengan perintah pemerintah kota.

Pelaporan Epoch Times sebelumnya sudah mendokumentasikan kurangnya transparansi otoritas berwenang Komunis Tiongkok seputar virus.

Pada tahap awal wabah, rezim Komunis Tiongkok meremehkan risiko penularan dari manusia ke manusia di tengah masyarakat, sementara itu dokumen internal pemerintah menunjukkan bahwa pihak berwenang berusaha keras untuk mencegah penyebaran virus.

Pemerintah daerah juga secara konsisten melaporkan infeksi virus yang tidak dilaporkan, menjaga penghitungan internal hasil diagnostik yang berbeda dari data dirilis secara resmi. (asr)


Hitungan Sehari 502 Warga Jawa Timur Positif Corona, Tertinggi di Kota Surabaya, Sidoarjo, Kab Probolinggo dan Gresik

0

ETIndonesia- Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto Kamis (21/5) mengumumkan wilayah yang mengalami peningkatan kasus positif terbanyak adalah Provinsi Jawa Timur dengan penambahan sebanyak 502 orang, sehingga totalnya menjadi 2.998 kasus positif.

Dilansir dari http://infocovid19.jatimprov.go.id/ rincian penambahan terhadap 502 Warga Jawa Timur Positif Corona tertinggi dari Kota Surabaya sebanyak 311 orang, Sidoarjo 57 orang, Gresik 27 orang, dan Kabupaten Probolinggo 31 orang.

Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Covid 19 Jawa Timur, dr Joni Wahyuhadi dalam keterangannya sepanjang pihaknya merilis data jumlah pasien positif, pada Kamis 21 Mei memang yang tertinggi di Jawa Timur.

Senamuak 502 pasien tambahan baru itu, kata Wahyuhadi, sebanyak 451 pasien telah terkonfirmasi datanya sesuai data kependudukan. Namun 51 pasien lainnya yang juga sudah terdata masih dalam proses penentuan lokasi domisili atau sesuai asal dari data kependudukannya karena adanya identitas yang berbeda.

Rumpun Kuratif Gugus Tugas Covid 19 Jawa Timur menjelaskan, Upasien sembuh atau terkonversi negatif dari Covid 19 tercatat tambahan baru 10 orang atau total kini sebanyak 413 orang atau 14,04 persen. Sedangkan pasien yang meninggal dunia saat ini tercatat bertambah 15 orang dengan total keseluruhan sebanyak 258 atau 8,77 persen.

Adapun jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) tercatat sebanyak 5.267 orang. Dengan rincian 2.296 dalam pengawasan, 2.456 orang selesai diawasi, dan 515 orang meninggal dunia.

Sedangkan jumlah orang dalam pemantauan (ODP) tercatat 23.271 orang. Dengan rincian dalam pemantauan 3.989 orang, selesai dipantau 19.190 orang dan meninggal dunia 92 orang. (Infocovid19.Jatim/asr)

FOTO : Gambar mikroskop elektron pemindaian ini menunjukkan novel coronavirus (oranye), yang menyebabkan penyakit COVID-19, yang diisolasi dari seorang pasien di AS, muncul dari permukaan sel (hijau) yang dikultur di laboratorium. Foto diterbitkan pada 13 Februari 2020. (NIAID-RML)

https://www.youtube.com/watch?v=9eohWgda9zo

Pompeo Memperingatkan kepada Beijing untuk Menghormati Kebebasan Pers di Hong Kong

Masoma Haq

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo mengatakan hak-hak jurnalis AS di Hong Kong harus dijunjung. Hal demikian disampaikannya dalam  sebuah pernyataan Minggu 17 Mei 2020. Ia memperingatkan kepada rezim komunis Tiongkok terkait penindasan lebih lanjut tentang kebebasan pers.

Pompeo mengungkapkan ia mendapatkan laporan intelijen terhadap ancaman seperti dari rezim Tiongkok. Pompeo mengatakan tindakan apa pun yang melemahkan kedaulatan Hong Kong bakal meminta AS untuk menilai kembali seberapa tulusnya  Tiongkok tentang Deklarasi Bersama Tiongkok-Inggris yang ditandatangani pada 1984 silam. Perjanjian itu sebagai bagian untuk mengembalikan Hong Kong ke pemerintahan Tiongkok pada tahun 1997.

“Baru-baru ini menjadi perhatian saya bahwa pemerintah Tiongok  mengancam akan mengganggu pekerjaan jurnalis Amerika di Hong Kong. Wartawan-wartawan ini adalah anggota kebebasan pers, bukan kader propaganda, dan pelaporan mereka yang berharga mewartakan warga Tiongkok dan dunia,” katanya dalam sebuah pernyataan.

“Setiap keputusan yang berdampak pada otonomi dan kebebasan Hong Kong sebagaimana dijamin di bawah Deklarasi Bersama Tiongkok-Inggris dan Undang-Undang Dasar akan berdampak pada penilaian kita terhadap Satu Negara, Dua Sistem dan status wilayah,” tambahnya.

“Tiongkok tidak ingin kita mengetahui apa yang mereka lakukan di #HongKong, jadi mereka mempertimbangkan untuk mengganggu wartawan Amerika yang ditempatkan di sana. Terima kasih kepada @SecPompeo untuk membela kebebasan pers !,” cuitan Anggota Kongres Jim Banks (R-In.), yang bertugas di Komite Layanan Angkatan Bersenjata AS.

Pompeo mengumumkan pada 6 Mei bahwa departemen akan menunda laporannya kepada Kongres mengenai status otonomi Hong Kong sampai setelah peristiwa politik Beijing 22 Mei 2020.

“Pertama, saya menyebutkan Hong Kong minggu lalu. Saat ini kami sedang menunda laporan kami ke Kongres yang akan menilai otonomi Hong Kong, untuk memungkinkan kami mempertanggungjawabkan tindakan tambahan apa pun, yang mana mungkin sedang direncanakan Beijing dalam rangka menjelang Kongres Rakyat Nasional yang akan semakin melemahkan rakyat otonomi Hong Kong seperti yang dijanjikan oleh Tiongkok ketika mereka memasuki perjanjian dengan orang-orang Hong Kong. “

Ketegangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok meningkat sejak wabah virus komunis Tiongkok di Tiongkok, sehingga memicu pandemi global yang telah menghancurkan ekonomi.

Presiden Trump dan pemerintahannya mengkritik penanganan Tiongkok terhadap wabah di Wuhan, tempat virus itu berasal. Dikarenakan menutup-nutupi fakta tentang sifat menular virus dan penindasan terhadap pelapor yang berusaha memperingatkan komunitas internasional.

Amerika Serikat dan Tiongkok juga sebelumnya berselisih soal wartawan yang bekerja di negara mereka masing-masing.

Pada  Februari 2020, administrasi Trump mengatakan akan mulai memberlakukan lima entitas media besar yang dikelola pemerintahan komunis Tiongkok yang beroperasi di AS agar mendaftarkan karyawan mereka dan properti AS mereka ke Departemen Luar Negeri.

Beijing mengusir dua koresponden Wall Street Journal dan kemudian melarang semua warga negara Amerika yang bekerja di negara itu untuk The New York Times, The Wall Street Journal, dan The Washington Post sebagai bagian dari perang media dengan Amerika Serikat.

Senator Michael McCaul (R-Texas) di Komite Urusan Luar Negeri DPR dan ketua Gugus Tugas Tiongkok dari Partai Republik, mengutuk keputusan Komunis Tiongkok yang mengusir jurnalis AS.

“Pola disinformasi yang dikeluarkan dan dipromosikan oleh Kementerian Luar Negeri di tengah pandemi meningkatkan kekhawatiran kami tentang tindakan yang tidak beralasan dan provokatif ini. Kami mendesak Kementerian Luar Negeri untuk segera mengakhiri perannya dalam menghambat arus kebebasan informasi secara global dan membalikkan keputusannya untuk mengusir jurnalis Amerika, ”tulisnya dalam surat yang dikirim ke Duta Besar Tiongkok Cui Tiankai pada Maret 2020. (asr)

FOTO : Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, berbicara kepada para wartawan selama briefing berita di Departemen Luar Negeri di Washington D.C. pada 23 Oktober 2018. (Cathal McNaughton / Reuters)

Video Rekomendasi :

https://www.youtube.com/watch?v=8fXmF8iTnRU

Kakek Berusia 90 Tahun dengan Sisa-sisa Tenaganya Mengayuh Sepedanya untuk Membawa Anjing Tuanya ke Dokter Hewan

0

Kesetiaan yang diberikan anak-anak anjing terhadap pemiliknya selalu merupakan hal yang perlu disoroti ketika berbicara tentang mereka, tetapi kadang-kadang juga penting untuk berfokus pada orang-orang yang memiliki rasa sayang pada hewan peliharaan mereka dan mampu melakukan semua untuk mereka.

Contoh yang jelas dan mengagumkan adalah kasus Don Juan, seorang kakek berusia 90 tahun yang tinggal di San Juan, Puerto Riko, yang tidak dihentikan oleh usianya yang sudah renta ketika datang untuk merawat dan melindungi teman hidupnya yang setia, anjing peliharaanya.

Don Juan telah memberi setiap orang contoh kebaikan karena dia dengan sisa-sisa tenaganya sanggup membawa anak anjingnya ke dokter hewan dengan cara yang paling tidak terduga. Karena teman anjingnya yang berumur lebih dari 16 tahun tidak bisa lagi berjalan, Don Juan dengan sepedanya untuk membawa anjingnya ke dokter.

Karena usianya, teman berbulunya menderita arthritis anjing yang parah, yang telah melemahkan tulangnya dan membuatnya praktis tidak bisa bergerak. Menghadapi situasi yang sulit, Don Juan tidak membiarkan dirinya dikalahkan dengan kondisinus dan, meskipun kerangkanya juga bukan yang terkuat, ia mengayuh sepedanya sehingga anjingnya dapat pergi ke tempat praktik dokter hewan.

Kisah pria tua yang baik ini menjadi viral, setelah tetangganya, Nelson Rodriguez-López, memutuskan untuk membagikannya di Facebook-nya.

“Dan berapa banyak anak muda yang meninggalkan hewan peliharaan mereka dengan menelantarkan atau tidak mengambil mereka untuk bantuan medis?” Nelson menulis di posnya.

Segera, wajah baik Don Juan membuat semua orang di jejaring sosial jatuh cinta dan ribuan orang meninggalkan ekspresi kasih sayang mereka kepada kakek yang mulia ini.

Selain itu, beberapa orang terkejut mengetahui kisah lelaki tua yang pernah mereka lihat di jalan San Juan dengan anak anjingnya di atas sepeda.

Tanpa ragu, setiap anak anjing, anak kucing, atau makhluk hidup membutuhkan Don Juan dalam hidup mereka.

Menghadapi banyak kasus pelecehan dan pengabaian terhadapa hewan yang paling rentan, mengetahui bahwa masih ada orang dengan jiwa dan hati mereka yang semurni kakek ini menuntun kita dengan harapan dan rasa terima kasih.

Kami juga senang mengetahui bahwa pasangan tua ini bersama-sama menghadapi kehidupan di tahun-tahun keemasan mereka.(yn)

Sumber: zoorprendente

Video Rekomendasi:

https://youtu.be/PlUtzyRD0YE?list=PLagNdOe-xshJk9bkw8UVGayheosWINW5-

Beijing Mengeksploitasi Politik Identitas, Alihkan Tuduhan Penyebab Pandemi

0

Cathy He dan Jan Jekielek

Sejarawan Victor Davis Hanson mengatakan rezim Tiongkok memanfaatkan politik identitas di Barat untuk membelokkan perhatian menjauh dari perannya dalam menyebabkan pandemi global

Selama beberapa bulan terakhir, Beijing menyebarkan kampanye informasi yang agresif yang bertujuan untuk membentuk narasi seputar pandemi sesuai keinginannya.

Kampanye informasi yang agresif ini melibatkan pengalihan perhatian dari kerahasiaan Beijing terhadap awal wabah dengan menyerukan Beijing sebagai pemimpin global dalam memerangi penyakit itu, dan menyatakan bahwa virus berasal dari luar Tiongkok sementara mengkritik penanganan negara-negara lain terhadap wabah tersebut. Salah satu unsur dalam strategi ini adalah mempermainkan korban, kata Victor Davis Hanson.

“Beijing sangat manipulatif dalam arti memasuki balapan, kelas, jenis kelamin, politik identitas yang progresif, ” kata Victor Davis Hanson, seorang rekan senior di Institut Hoover, pada program “American Thought Leaders” The Epoch Times.

“Beijing memahami pikiran kaum kiri, bahwa Beijing bisa-bisanya bersikap sebagai korban — meskipun Beijing adalah yang mengorbankan pihak lain dalam krisis ini.”


Victor Davis Hanson mengatakan rezim Tiongkok melakukan ini dengan mencap dirinya sebagai bagian “lain” orang Amerika Serikat —yaitu, bukan bagian mayoritas kulit putih.

Pada Maret, rezim Tiongkok menyerang Presiden Donald Trump dan pejabat Amerika Serikat lainnya karena menggunakan frasa “Virus Tiongkok” atau “Virus Wuhan” untuk menjelaskan penyakit itu, menyebut frasa tersebut sebagai rasis dan xenofobia. Selama tahap awal wabah, media pemerintah Tiongkok sendiri menggunakan istilah “Pneumonia Wuhan” dalam laporannya.

Duta Besar Tiongkok untuk Kanada Cong Peiwu mengklaim dalam sebuah wawancara baru-baru ini dengan outlet media setempat Global News bahwa “Tiongkok bukan hanya korban penyakit itu sendiri, tetapi juga korban informasi sesat.”

Hasil strategi ini, kata Victor Davis Hanson, adalah bahwa orang Barat “jauh lebih hati-hati untuk mengatakan sesuatu yang negatif mengenai Tiongkok, karena Tiongkok kembali menyerang sepenuhnya, dan kemudian memanfaatkan gerakan politik identitas.”

Victor Davis Hanson menunjuk ke kemunafikan rezim Tiongkok, “Rezim Tiongkok adalah kebudayaan monorasial untuk sebagian besar, dan rezim Tiongkok sangat rasis dalam kebijakannya terhadap negara-negara lain.”

Ia menambahkan: “Rezim Tiongkok memiliki sejuta orang di kamp pendidikan ulang. Rezim Tiongkok mempraktikkan diskriminasi sistematis terhadap orang Afrika yang mereka perjuangkan. Rezim Tiongkok menghancurkan kebudayaan Tibet, namun rezim Tiongkok berpura-pura kaget dan kecewa dengan xenophobia serta rasisme dan kepicikan pikiran oleh orang Amerika Serikat.”

Sementara rezim Tiongkok mengecam contoh-contoh rasisme anti-Tiongkok di luar negeri di tengah pandemi, rezim Tiongkok gagal menghentikan perlakuan rasis terhadap orang Afrika di dalam negeri. Sebagai akibat  diskriminasi terkait-virus, para migran Afrika di Provinsi Guangzhou di selatan Tiongkok dilarang masuk toko, restoran, dan hotel, dan diusir dari rumahnya.

Victor Davis Hanson berseru kepada  outlet media Barat yang membeo propaganda rezim Tiongkok untuk mengkritik Donald Trump.

“Kami memiliki situasi Orwellian ini di mana media tidak hanya anti-Trump, tetapi sebenarnya mengambil poin pembicaraan dari Tiongkok. Maksud saya, mereka akan berkata, yah, Tiongkok jauh lebih baik daripada Donald Trump dan menangani virus, Tiongkok memiliki lebih sedikit kasus dan lebih sedikit korban jiwa — walaupun kita tahu bahwa tidak ada informasi dari Tiongkok dapat dipercaya,” katanya.

Sejarawan Victor Davis Hanson mengatakan bahwa seruan Amerika Serikat dan negara-negara Barat bagi rezim Tiongkok untuk memberikan informasi mengenai asal-usul virus tersebut kemungkinan tidak diindahkan oleh rezim Tiongkok.

“Saya kira kita tidak akan menemukannya karena untuk mendapatkan informasi itu akan  identik dengan pengakuan bersalah,” kata Victor Davis Hanson, mencatat  Informasi itu, paling banter, akan mengungkapkan kegagalan Beijing untuk mengungkapkan apa yang diketahui Beijing mengenai wabah secara tepat waktu, dan paling buruk, menunjukkan virus itu bocor dari laboratorium.

Tindakan semacam itu, pada dasarnya, berarti bagi rezim Tiongkok mengatakan: “Kami, Partai Komunis Tiongkok, bertanggung jawab atas pembunuhan seperempat juta orang sejauh ini…dan menghancurkan ekonomi seperti yang kita tahu.”

“Kita tidak akan pernah mendengar itu dari Partai Komunis Tiongkok. Saya tidak dapat memikirkan pemerintah komunis dalam sejarah peradaban yang pernah ada adalah jujur ​​atau transparan,” kata Victor Davis Hanson. (Vv)

Video Rekomendasi :

https://www.youtube.com/watch?v=AN_E51Qb7PM


Mereka Mempertaruhkan Segalanya untuk Menyelamatkan Anak Kucing Mungil dan Lemah

0

Haley Waugh, sukarelawan dari Front Street Animal Shelter, di Sacramento, California, menerima pesan tentang seekor anak kucing kecil yang ditemukan di luar sebuah restoran: itu adalah seekor anak kucing yang benar-benar sendirian dengan kondisi yang memilukan.

Haley sudah memiliki beberapa hewan yang diselamatkan dan tidak berencana mengambil lebih banyak anak kucing, tetapi dia tidak bisa mengatakan tidak.

Orang yang menemukan menghubungi petugas penyelamat karena dia tidak yakin apa yang bisa dia lakukan dan benar-benar ingin membantu si berbulu kecil.

Anak kucing itu bermasalah dengan kesehatannya: ia menderita infeksi saluran pernapasan atas, kekurangan berat badan, dehidrasi, dan sepenuhnya tertutup oleh kutu.

Ketika Haley membawa anak kucing pulang, hal pertama yang dia lakukan adalah membersihkan semua kutu. Dia memandikan kucing malang itu, menyisir rambutnya dengan sangat baik untuk menghindari kusut, dan membungkusnya agar hangat.

Dia menutupinya dengan selimut yang empuk dan meletakkannya di dekat pemanas sehingga mendapat kehangatan. Berbulu kecil itu segera mendengkur. Siapa yang tahu sudah berapa lama sebelum dia merasa sangat nyaman.

Anak kucing menerima antibiotik dan perawatan uap, juga dikenal sebagai “spa kucing” atau “wajah kucing” untuk membantunya melawan kemacetan di saluran pernapasan bagian atas.

Nafsu makannya meningkat begitu dia bisa bernapas dengan normal. Selain itu, dia mendapatkan kembali indra penciumannya. Tidak ada yang akan terjadi di antara dia dan makanan lagi, jadi Hailey menyaksikan dengan sangat bahagia ketika berbulu keci itu mulai makan dengan senang hati!

Petarung kecil telah menjadi jiwa dari rumah asuhnya. Tidak hanya berat badannya bertambah dan sangat baik dalam masalah kesehatannya, ia juga mencintai orang-orang di sana dan hewan lain.

Di antara teman-teman favoritnya adalah anjing Haley. Yang benar adalah bahwa petugas penyelamat sangat senang melihat seberapa baik kucing kecil itu pulih, terutama setelah melalui awal yang sulit.

Berita baik tidak berakhir untuk kucing, yang selain berjalan dengan kecepatan stabil dengan pemulihannya, sudah memiliki rumah yang bahagia. Orang yang sama yang menyelamatkannya dan memanggil seorang spesialis untuk merawatnya akan mengadopsinya begitu dia siap untuk rumah barunya.(yn)

Sumber:zoorprendente

Video Rekomendasi:

https://youtu.be/hE7rE154Ik4?list=PLagNdOe-xshJk9bkw8UVGayheosWINW5-