Seorang datang dengan kreativitasnya merancang model virus corona yang dikendalikan dari jarak jauh untuk menakuti para demonstran anti-kuncian di sebuah demonstrasi besar di Wisconsin, AS.
Meskipun ada anjuran pemerintah untuk orang-orang di seluruh dunia agar tetap berada di rumah dan membantu mengekang penyebaran virus – suatu langkah yang tidak diragukan lagi menyelamatkan nyawa – untuk beberapa alasan ada beberapa orang yang menolak untuk mematuhi aturan.
Jumat, (24/4), lalu beberapa ribu orang berkumpul di Madison, Wisconsin, AS, untuk memprotes perintah untuk tinggal di rumah dan mengutuk Gubernur Tony Evers karena memperpanjang kuncian hingga 26 Mei. Protes serupa telah terjadi di seluruh AS, meskipun Jumat itu ditandai di salah satu negara terbesar hingga saat ini.
(Foto: PA)
Acara ini dijuluki oleh beberapa orang sebagai ‘mari kita berbagi COVID-19’, dan dalam upaya untuk menyindir para pengunjuk rasa, satu orang harus bekerja membuat versi virus yang dikendalikan dari jarak jauh dengan gundukan abu-abu bundar dan paku merah menonjol, dikenal sebagai Covidbot.
Setelah mereka menempelkan virus ke mobilnya dan memastikan itu bekerja sesuai rencana, orang iseng itu mulai mengendalikannya di sekitar protes, tampaknya bahkan mengejar beberapa dari mereka yang telah berkumpul di daerah tersebut.
Replika virus yang dikendalikan dari jarak jauh itu berputar-putar ketika orang yang mengendalikannya berdiri pada jarak yang aman dari keramaian, mengenakan masker.
Ketika itu berhasil menembus pengunjuk rasa di Madison, pergerakannya yang cepati itu akan menjadi contoh yang bagus tentang bagaimana virus dapat berdampak pada banyak orang di kerumunan, membuat bahaya situasi menjadi jelas bagi semua orang untuk melihat.
Tidak jelas siapa yang membuat perangkat kecil itu, meskipun rekaman yang dibagikan di YouTube oleh pengguna Oblivion Art menunjukkannya beraksi di jalan yang kosong, mungkin menjelang protes.
Gejala virus dapat memakan waktu hingga dua minggu untuk berkembang dan dapat menyebar dari orang ke orang, yang berarti ada setiap kesempatan seseorang dalam protes itu bisa menjadi pembawa dan berisiko menyebarkannya ke setidaknya beberapa dari ribuan orang di acara tersebut.
Tampaknya, ancaman itu tidak mengganggu banyak pengunjuk rasa, karena hanya sedikit di antara kerumunan yang mengenakan masker pelindung dan orang-orang berdiri bahu-membahu dalam upaya untuk membuat suara mereka didengar.
Polisi berada di acara tersebut dan tinggal setidaknya enam kaki dari pengunjuk rasa untuk menghindari terinfeksi atau penyebaran virus, tetapi mereka tidak menegakkan aturan jarak sosial pada kerumunan.
Pencipta model virus yang dikendalikan dari jarak jauh ini telah dipuji di media sosial atas tanggapan mereka yang cerdik kepada para pemrotes, dengan satu orang di YouTube menyarankan pembuatnya untuk membuat alat semprot tangan sanitiser terhadap mereka yang melawan perintah tinggal di rumah.(yn)
Hk.epochtimes.com- Situasi
epidemi Komunis Tiongkok yang umumnya dikenal sebagai Pneumonia Wuhan atau
coronavirus belum menunjukkan mereda di sejumlah negara Eropa. Negara-negara
itu melaporkan penambahan kasus meninggal dunia dan kasus positif terkonfirmasi
akibat virus itu.
Pada tanggal 24 April
2020 saja di Belanda, ada 806 kasus pneumonia Komunis Tiongkok yang baru
dikonfirmasi , dengan total 36.535 kasus dikonfirmasi dan total 4.289 kasus
kematian.
Jumlah kasus yang dikonfirmasi di Swiss meningkat dari 28.496 kasus pada tanggal 23 April menjadi 28.677. Sedangkan jumlah kematian kumulatif dari epidemi naik dari 1.268 kasus menjadi 1.309 kasus. Swiss diperkirakan akan memulai fase pertama pencegahan epidemi yang melonggarkan pembatasan pada 27 April. Sedangkan tukang cukur, toko bunga dan pasar bunga akan kembali beroperasi.
Pejabat Belgia
mengumumkan 190 kasus baru kematian karena epidemi, dengan jumlah kematian
kumulatif 6.679 kasus dan diagnosis kumulatif lebih dari 44.000 kasus.
Sedangkan, di Jerman,
2.337 kasus baru ditambahkan pada tanggal 24 April, dengan total 150.383 kasus
didiagnosis, 227 kasus kematian baru ditambahkan, jadi total 5.321 orang
meninggal dunia.
Kanselir Jerman Angela
Merkel mengatakan bahwa epidemi dalam negeri “masih dalam tahap awal”
dan beberapa daerah mungkin telah mencabut blokade terlalu cepat.
Badan pencegahan dan
pengendalian penyakit nasional Jerman “Robert Koch Institute”
mengatakan pada tanggal 24 April, bahwa jumlah kasus baru dalam satu hari di
negara itu harus berkurang menjadi beberapa ratus kasus, negara itu lebih
melonggarkan langkah-langkah blokade.
Sementara itu,
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan pada tanggal 23 April bahwa ia akan
mengumumkan rencana terperinci untuk membuka isolasi. Sekolah Prancis akan
melanjutkan kelasnya pada 11 Mei mendatang.
Bruno Le Maire,
Menteri Ekonomi dan Keuangan Prancis, mengatakan ia berharap industri ritel
akan melanjutkan operasi pada hari yang sama, tetapi restoran, bar dan kafe
mungkin tidak akan dibuka hingga pertengahan Juni mendatang. Pasalnya,
ada begitu banyak orang di tempat kerumuman itu. Mungkin akan menjadi
pelanggaran terhadap protokol pencegahan epidemi.
Di Spanyol, 6.740 kasus baru didiagnosis pada tanggal 24 April, dengan total 219.764 kasus. Ada 367 kematian baru, dan jumlah kematian dalam satu hari adalah yang terendah sejak 22 Maret. Total 22.524 orang meninggal di negara itu.
Pejabat Spanyol
percaya bahwa setelah tiga minggu penutupan ketat, Spanyol telah mencapai
puncak epidemi pada 2 April. Tetapi Parlemen Spanyol sepakat pada malam tanggal
22 April, untuk memperpanjang penutupan kota hingga 9 Mei mendatang.
Di belahan negara
eropa lainnya, Sekolah dari semua tingkatan di Austria akan melanjutkan
pelajaran mulai 4 Mei mendatang.
Berbeda dengan Menteri
Pendidikan Polandia Dariusz Piatkowski yang mengatakan pada tanggal 24 April,
bahwa pemerintahnya akan memperpanjang periode penangguhan sekolah dan taman
kanak-kanak di semua tingkatan selama satu bulan hingga 24 Mei mendatang.
Saat terjadinya
laporan ada penambahan kasus kematian dan positif terkonfirmasi di Eropa,
gelombang pertama percobaan terhadap manusia untuk vaksin virus itu dimulai di
Universitas Oxford di Inggris. Total sekitar 1.110 sukarelawan direkrut untuk
berpartisipasi. Dua dari mereka yang jadi relawan pada tanggal 23 terlebih
dahulu menerima suntikan vaksin.
Keterangan Foto : Situasi epidemi Komunis Tiongkok(umumnya
dikenal sebagai Wuhan Pneumonia dan Pneumonia Corona baru) di Eropah terus
berlanjut, Belanda pada tanggal 24 April bertambah 112 orang meninggal,
Belgia menambahkan 190 orang meninggal karena penyakit tersebut. Gambar
menunjukkan pada 24 April 2020, orang-orang yang memakai masker berjalan di
depan simbol euro besar di Frankfurt, Jerman. (YANN SCHREIBER / AFP via Getty
Images)
Ntdtv.com- Baru-baru
ini, wabah virus di Komunis Tiongkok yang melanda Rusia telah meningkat, dan
sejumlah besar orang Tionghoa lokal telah memasuki Tiongkok dari pelabuhan
Suifenhe di Heilongjiang. Karena banyak penumpang telah didiagnosis terinfeksi
virus di Komunis Tiongkok, pemerintah daerah mengharuskan semua imigran harus
diisolasi dan diamati selama 14 hari.
Menanggapi orang
Tionghoa yang memasuki Suifenhe, Li Dexi, wakil sekretaris jenderal Pemerintah
Provinsi Heilongjiang, menanggapi pada konferensi pers epidemi pada tanggal 23
April lalu.
Menurut Li Dexi,
setelah periode karantina 14 hari di Suifenhe berakhir, orang-orang yang masuk
dari provinsi ituharus dipindahkan ke tujuan dengan mobil khusus. Penting untuk
memberi tahu markas tujuan 3 hari sebelumnya dan mengatur pemindahan mobil
khusus dan ke manajemen provinsi lain untuk memastikan bahwa prosesnya tetap
tertutup.
Li Dexi juga
menyebutkan bahwa setelah personil isolasi kembali ke wilayah tersebut, mereka
harus terus melakukan karantina di wilayah itu selama 7 hari dan melakukan tes
asam nukleat virus. Itu dilakukan sebelum beralih ke karantina rumah selama 14
hari untuk dimasukkan dalam manajemen jaringan komunitas.
Isolasi di rumah
haruslah “satu orang, satu rumah tangga, atau satu keluarga”. Mereka
yang tidak memenuhi kondisi ini harus terus memusatkan isolasi.
Ini berarti bahwa
personel yang disebutkan di atas harus mengalami masa isolasi yang sangat lama,
setidaknya selama 35 hari.
Menanggapi hal itu,
Media Tiongkok mengutip dari Sheng Guoping, wakil direktur Departemen Infeksi
Hangzhou, yang mengatakan bahwa beberapa pasien hanya memiliki gejala
pernapasan ringan dan tidak ada demam pada awalnya. Beberapa pasien memiliki
masa inkubasi lebih dari 14 hari. Sehingga tidak dikecualikan karena 14 hari
tidak demam, berarti sudah terbebas.
Dilaporkan bahwa ada
beberapa pasien yang didiagnosis dengan pneumonia Komunis Tiongkok yang kambuh
setelah masa isolasi berakhir di daratan baru-baru ini.
Misalnya, seorang
siswa internasional yang berbasis di Beijing jatuh sakit 14 hari setelah
isolasi dan menularkannya ke tiga anggota keluarga. Distrik Chaoyang Beijing
telah diklasifikasikan sebagai daerah “berisiko tinggi” karena
infeksi cluster.
Oleh karena itu, waktu
isolasi disesuaikan di banyak tempat. Beijing merekomendasikan agar orang-orang
pada akhir periode isolasi terus mengamati di rumah selama 7 hari.
Mongolia Dalam dan
Guangxi berubah menjadi 14 hari isolasi terpusat, kemudian menerima lagi 14
hari isolasi di tempat tinggal, serta 2 tes asam nukleat dan 1 serum Pengujian
antibodi.
Zhejiang berubah
menjadi 14 hari setelah isolasi terpusat di rumah sakit yang ditunjuk, dan
harus terus mengamati di situs isolasi terpusat selama 14 hari.
Keterangan foto: Baru-baru ini, di Tiongkok daratan telah
berulang kali melihat pasien dengan virus Komunis Tiongkok (pneumonia Wuhan) yang
kambuh setelah berakhirnya periode isolasi, sehingga banyak tempat telah
memperpanjang periode isolasi. Di antaranya Heilongjiang mengharuskan
penumpang memasuki pelabuhan Suifenhe untuk menjalani total 35 hari isolasi
dalam tiga tahap, menetapkan isolasi waktu terpanjang. (GREG BAKER / AFP via
Getty Images)
Bagaimanapun, yang
pertama kali terlintas dalam benak orang-orang yang berusia di atas 50 tahun
tentang Detroit adalah “Kota otomotif” yang terkenal. Kota maju
itu memimpin industri otomotif Amerika. Sedangkan bagi mereka yang berusia
sekitar 40 tahun-an, kesan pertama mereka mungkin satu-satunya kota di Amerika
Serikat yang mengajukan kebangkrutan.
Kini sebuah tempat
kumuh di mana ekonomi telah memburuk ke titik nadir hingga tidak ada yang mau
membeli rumah seharga 1 dolar AS.
Hari ini, Detroit
kembali menjadi fokus berita. Dikarenakan merebaknya virus Komunis Tiongkok,
juga dikenal sebagai pneumonia Komunis Tiongkok dan pneumonia Wuhan di kota
itu.
Detroit adalah kota
terbesar di Michigan, terletak di Wayne County dan merupakan pusat pemerintahan
county.
Di antara penyebaran
epidemi di Amerika Serikat, Michigan per 27 April 2020 saat ini berada di
peringkat ketujuh tingkat keparahan wabahnya di seantero negeri Amerika Serikat
yakni 37.778 dikonfirmasi dan 3.315 meninggal dunia.
Angka itu kurang lebih
sama dengan peringkat keempat California yakni 43.700 dikonfirmasi, 1.720
meninggal, peringkat kelima Illinois 41.777 dikonfirmasi, 1.874 meninggal, dan
peringkat keenam Pennsylvania 41.697 dikonfirmasi dan 1.804 meninggal dunia.
Akan tetapi jumlah kematiannya jauh lebih tinggi dari ketiga negara bagian ini.
Bahkan lebih tinggi dari Massachusetts yang berada di peringkat ketiga yakni
53.348 dikonfirmasi dan 2.730 meninggal dunia.
Dilihat dari
statistik, daerah yang paling terpukul di Michigan adalah Detroid, Wayne
County, dengan 15.548 kasus dikonfirmasi dan 1.560 meninggal. Kedua indikator
ini menduduki hampir setengah dari total negara bagian di Amerika
Serikat.
Kota Detroit juga
merupakan daerah bencana di Wayne County, dengan 8.548 orang yang terinfeksi,
lebih dari setengahnya dari total daerah itu. Meskipun tidak ada angka spesifik
kematian akibat komunis Tiongkok di Kota Detroit, tapi dilihat dari sejumlah
laporan tingginya jenazah yang dilaporkan di kota tersebut, tingkat kematian
mungkin jauh lebih tinggi.
Rumah Sakit
Rata-rata Menerima 130 Pasien Setiap 12 Jam, 5 di Antaranya Meninggal Dunia
Belum lama ini, staf
di ruang gawat darurat di Rumah Sakit Sinai-Grace di Detroit berbagi foto yang
mengejutkan dengan CNN.
Sebuah foto diambil di
sebuah ruangan yang digunakan untuk mempelajari kebiasaan tidur, yang sementara
ini digunakan sebagai kamar jenazah.
Foto lain menunjukkan
kantong jenazah ditumpuk di kamar jenazah di tempat parkir. Dua staf di ruang
gawat darurat mengonfirmasi bahwa itu terjadi pada awal April 2020. Dalam
setiap shift yakni 12 jam, dokter harus mendiganosis 130 pasien pneumonia virus
komunis Tiongkok, dan rata-rata 5 pasien tidak terselamatkan di setiap shift.
Staf Medis Satu
Demi Satu Terinfeksi, Tingkat Infeksi Mencapai 2%
Pada 6 April 2020
lalu, seperti dilansir dari situs web berita nirlaba BridgeMI.com, Dr. Adnan
Munkarah dari Henry Ford Health System di Detroit mengatakan bahwa sebanyak 731
pekerja medis telah dikonfirmasi di rumah sakit tersebut. Jumlahnya menduduki
2% dari 31.600 karyawan di rumah sakit itu.
Sebanyak 1.500 orang
di sebuah rumah sakit lain di negara bagian ini dilaporkan mengalami gejala
pneumonia virus komunis Tiongkok. Namun, mereka masih didiagnosis apakah
terinfeksi virus itu atau tidak.
Mengingat virus
Komunis Tiongkok yang ditujukan pada komunis, seberapa dekat sebenarnya hubungan
Michigan, atau Detroit dengan Komunis Tiongkok?
Mantan Gubernur
Michigan 8 Kali Mengunjungi Tiongkok untuk Memperkuat Hubungan
Rick Snyder, mantan
gubernur Michigan yang menjabat selama delapan tahun berturut-turut, memimpin
delegasi ekonomi dan perdagangan negara bagian tersebut ke Tiongkok setiap
tahun.
Menurutnya, komunis
Tiongkok memainkan peran yang sangat diperlukan dalam pemulihan ekonomi
Michigan. Selama masa jabatannya, Snyder secara aktif mendorong pembangunan
“Pusat Inovasi Michigan-Tiongkok.” Tujuannya menarik
perusahaan-perusahaan Tiongkok berinvestasi langsung di negara bagian tersebut.
Sebagai mitra dagang terbesar ketiga Michigan, Komunis Tiongkok secara langsung menginvestasikan US$ 1,21 miliar di Michigan dari 2011 hingga 2017, di mana 42% berasal dari suku cadang mobil dan produsen peralatan Tiongkok.
Mantan Gubernur Michigan Rick Snyder (kiri), yang memimpin kunjungan kelompok setiap tahun selama delapan tahun berturut-turut, berkontribusi pada pendirian “Pusat Inovasi Michigan-China (CCP)” untuk menarik investasi Tiongkok di negara bagian tersebut. Gambar tersebut menunjukkan kunjungan Snyder ke Beijing pada 1 Agustus 2017. (WU HONG / POOL / AFP)
Saat ini, setidaknya
ada lebih dari 300 perusahaan Tiongkok di negara bagian itu. Menurut statistik
terbaru pada 2019, investasi komunis Tiongkok di Michigan telah mencapai US $
40 miliar.
Mempertahankan
Hubungan dengan Komunis Tiongkok karena Pasar Tiongkok
Mike Duggan, walikota Detroit, mengatakan tentang hubungan kota itu dengan Komunis Tiongkok, “Tiongkok adalah negara dengan petumbuhan ekonomi paling cepat di dunia, dan kami ingin mempertahankan hubungan yang kokoh.”
Selama beberapa tahun
terakhir, ketika investor dari seluruh dunia berduyun-duyun ke Detroit untuk
membeli real estate, komunis Tiongkok juga banyak berinvestasi di pasar real
estat Detroit.
Untuk memperingati 40
tahun hubungan diplomatik antara Amerika Serikat dan Tiongkok, pada 13
September tahun lalu, Kota Detroit dan Aliansi Tiongkok-Amerika Utara
bersama-sama mengadakan perayaan.
Dalam perayaan
tersebut, Jeff Mason, CEO dari Michigan Economic Development Corporation,
mengatakan, “Michigan telah mendapat banyak manfaat dari kemitraannya
dengan Tiongkok. Kami meningkatkan ekspor, menarik investor Tiongkok, dan
menciptakan lapangan kerja baru.”
Kebijakan Keras
Trump pada Tiongkok, Gubernur Baru Michigan Pernah Berkata : Merugikan
Kepentingan Ekonomi Michigan
Gara-gara
ketergantungan ekonomi pada komunis Tiongkok, gubernur baru Michigan tidak
setuju dengan kebijakan keras Presiden Trump terhadap komunis Tiongkok dalam
perdagangan untuk kepentingan seluruh Amerika Serikat.
Ketika Trump
meningkatkan tarif impor Tiongkok Oktober tahun lalu, gubernur baru negara
bagian itu Gretchen Whitmer menyatakan keprihatinannya.
Dia khawatir pengenaan
tarif pada barang-barang Tiongkok pada akhirnya dapat merusak kepentingan
ekonomi Michigan.
“Saya sangat
khawatir dampak (kenaikan tarif) ini bagi masyarakat Michigan dan apakah kita
memiliki kemampuan untuk memperkuat ekonomi,” kata Whitmer.
Juru bicara Ford,
Rachel McCleery juga sangat takut komunis Tiongkok akan mengenakan tarif
pembalasan.
Dia mengatakan,
“Meskipun sebagian besar mobil yang kami jual di Tiongkok itu dibuat di
sana, namun, Ford memang mengekspor banyak mobil dari Amerika Serikat ke
Tiongkok.”
Juru bicara itu
mengatakan, Kekhawatiran terbesar pihaknya adalah tariff pembalasan akan
berdampak pada ekspor dan basis pelanggan Tiongkok yang besar.
Detroit
“menjadi”Wuhan-nya Amerika, Orang-orang Mulai Merefleksi Diri
Epidemi yang kejam
telah mendorong beberapa orang untuk merefleksikan kembali hubungan dekat
jangka panjang antara Michigan dan Komunis Tiongkok.
Beberapa waktu lalu,
di sebuah jembatan penyeberangan di jalan layang Highland Park City di wilayah
Greater Detroit dicoret-coret dengan sebaris tulisan : Welcome to Wuhan /
Selamat datang di Wuhan. Atas nama : Partai Komunis Tiongkok Detroit menjadi
Wuhan di bawah kekuasaan Partai Komunis Tiongkok.
Menghadapi status
Detroit saat ini, kontributor independen Zhuge Mingyang, mengatakan: Kata
“Detroid” ini berasal dari bahasa Prancis, détroit, yang berarti
selat, saluran air. Tetapi kata Detroid itu juga berarti” situasi yang
sulit.”
Menurut dia,
mudah-mudahan Detroid dan seluruh negara bagian Michigan dapat meninggalkan
Komunis Tiongkok dan berkembang maju dengan lancar dan tidak akan lagi dihimpit
kesulitan.”
Editor : Lian Shuhua
Keterangan Foto : Pada
akhir 2020, North American International Auto Show (pameran otomotif yang
digelar di Detroit, Michigan di Cobo Center) dibatalkan, dan TCF Center (bekas
Cobo Hall) diubah menjadi rumah sakit lapangan sementara sebagai Kantor
Manajemen Darurat Federal untuk merawat pasien virus CCP/Partai Komunis
Tiongkok. Keterangan gambar : Korps Insinyur Angkatan Darat AS sedang
mengerjakan proyek konstruksi pada 6 April 2020. (JEFF KOWALSKY / AFP)
Seperti manusia, hewan memahami apa yang terjadi dan menghargai kebaikan kita. Karena alasan ini, ketika anak kucing yang penuh kasih diselamatkan oleh seorang wanita yang penuh kasih, dia tidak bisa tidak untuk selalu mencium dan memeluknya.
Teman kecil itu ditemukan sebagai anak kucuing tunawisma yang hidup di jalanan yang berbahaya, tanpa seorang ibu.
Kita tahu betul betapa pentingnya bagi anak kucing yang baru berumur beberapa minggu untuk menerima perawatan yang diperlukan.
Mereka tidak hanya berisiko kelaparan atau kehausan, mereka juga dapat memperoleh penyakit yang dapat sangat merusak kesehatan mereka dan, dalam kasus terburuk, itu bisa mengakhiri kehidupan mereka.
Orang yang bekerja dalam penyelamatan hewan tahu bahwa waktu bukanlah permainan ketika si kecil dalam kesulitan. Tidak masalah apakah itu kucing atau anak anjing, dalam minggu-minggu pertama kehidupan mereka, sangat penting bagi mereka untuk menerima bantuan.
Anak kucing yang ditemukan wanita muda itu lapar dan haus karena dia tidak dapat menemukan makanan sendiri. Tidak ada yang tahu bahwa ada sesuatu yang terjadi padanya, jelas bahwa dia sangat membutuhkan bantuan.
Untungnya, semuanya berubah ketika wanita baik hati ini memperhatikannya dan memberinya kesempatan kedua dalam hidup. Tanpa ragu-ragu, dia memutuskan untuk mengadopsi dia dan kemudian membawanya pulang.
Kucing itu tidak bisa lebih bahagia setelah menerima makanan dan air. Dia memberi pelukan dan ciuman manis kepada pahlawannya yang sekarang menjadi ibu barunya.
Sulit untuk menjelaskan betapa bahagia dan bersyukurnya anak kucing itu ketika dia diselamatkan atau ketika dia menerima sedikit cinta dan kasih sayang.
Meskipun memiliki kehidupan yang sulit di masa lalu, kucing lucu akhirnya menemukan rumahnya selamanya!
Dia akhirnya memiliki keberuntungan yang layak dia dapatkan dan akan menjalani kehidupan yang penuh cinta dan kasih sayang. Salam hangat kami untuknya dan keluarga manusia barunya!
Sekarang kucing jantan kecil ini dapat memiliki kehidupan yang telah lama ia tunggu-tunggu.(yn)
Pada 24 April, majalah
‘Bitter Winter’ melaporkan bahwa komunis Tiongkok tidak pernah berhenti
menganiaya kaum beragama. Setelah virus komunis Tiongkok atau pneumonia Wuhan
mewabah, Amerika Serikat menetapkan 15 Maret sebagai Hari Doa Nasional Amerika
Serikat. Pemerintah AS menyerukan setiap orang untuk berdoa kepada Tuhan
menurut agama masing-masing.
Sebaliknya, pemerintah
komunis Tiongkok takut rakyatnya mendekatkan diri dan mencari bantuan kepada
Tuhan yang menciptakan alam semesta, justru dengan sekuat tenaga berusaha
menghancurkan rumah-rumah ibadah kaum Kristiani dan menghilangkan tanda-tanda
keagamaan seperti salib.
Pada tanggal 10 Maret
pukul 16:00 waktu setempat, sejumlah aparat dari kepolisian dan Biro Agama
Shangqiu Provinsi Henan yang berjumlah lebih dari 200 orang menggunakan 2 buah
ekskavator untuk membongkar paksa bangunan Gereja Kristen di Xiazhuang.
Menurut seorang saksi
mata setempat, setelah terdengar satu suara keras, gereja senilai lebih dari
300.000 renminbi atau 40.000 dolar AS, yang dibangun dengan dana
sumbangan para jemaah telah menjadi reruntuhan. Sedangkan fasilitas dalam
gereja senilai puluhan ribu yuan juga hancur tertimpa puing.
Saksi mata itu mengatakan
bahwa sebelum melakukan pembongkaran, polisi mendobrak pintu gereja, menggiring
para jemaah ke suatu sisi dan merampas 2 ponselnya. Ketika seorang penanggung
jawab gereja berusia 70 tahun bertanya kepada polisi mengapa membongkar gereja,
ia justru mendapat pukulan bertubi-tubi oleh polisi hingga tulang rusuk di sisi
kanannya patah.
Seingat saksi mata
bahwa penanggung jawab gereja tersebut juga diperingati oleh polisi ketika itu
: “Mati jika kamu menentang Partai Komunis !”
Jaringan Bantuan
kepada Tiongkok juga melaporkan bahwa pada Hari Paskah, 12 April, pejabat
pemerintah kota Xining di Provinsi Qinghai menggunakan pelanggaran ketentuan
terhadap tata ruang kota sebagai alasan, untuk melakukan pembongkaran
paksa rumah-rumah ibadah di Donhu.
‘Bitter Winter’
melaporkan bahwa selama epidemi, komunis Tiongkok telah melaksanakan
pembongkaran gereja, rumah-rumah ibadah di provinsi Anhui, Jiangsu dan
Shandong. Bahkan papan nama, plakat dengan tulisan berbau keyakinan atau gambar
salib juga menjadi sasaran pengrusakan.
Para pengkhotbah di
rumah-rumah ibadah di Kabupaten Juye, Kabupaten Dongming di Kota Heze, Shandong
pada bulan Januari sudah didesak oleh pihak berwenang untuk menghilangkan
tulisan-tulisan yang berbau agama. Pihak berwenang juga mengatakan bahwa ini
adalah kebijakan nasional. Seorang pendeta yang tidak berdaya mengatakan :
“Jika tidak mau mematuhi arahan Partai Komunis, maka gereja akan disegel”.
Pada bulan yang sama,
sebuah rumah ibadah di Kabupaten Xiangning, Kota Linfen, Provinsi Shanxi
dipaksa oleh polisi setempat untuk menurunkan papan nama yang bertuliskan
‘Gereja Kristen’. Penanggung jawab rumah ibadah tersebut sebelumnya telah
berkali-kali dilecehkan oleh pemerintah setempat, memaksanya untuk menurunkan
papan nama dengan alasan bahwa pemerintah tidak akan pernah membiarkan papan
nama gereja lebih besar dari papan nama lembaga pemerintah.
Pemerintah juga tidak
mengizinkan tanda-tanda keagamaan di rumah jemaah gereja. Staf Biro Agama
Penglai, Provinsi Shanxi pada 7 Februari telah merobek tulisan yang berkaitan
dengan keyakinan di kain bait yang dipasang di kedua sisi pintu rumah jemaah.
Pada bulan yang sama, pejabat Kota Yuting, Provinsi Jiangxi, juga merobek kain
bait dengan tulisan yang berbau keyakinan dari rumah 11 orang jemaah setempat.
Seorang pejabat
berkoar : Partai Komunis tidak mengizinkan warga untuk percaya pada Tuhan !
pasangan bait bertuliskan kata-kata berbau keagamaan di tempat-tempat lain di
luar Kabupaten Yugan juga sedang dibersihkan.
Dalam beberapa tahun
terakhir, otoritas komunis Tiongkok telah mengintensifkan upaya mereka untuk
menekan agama, menghancurkan rumah ibadah dan salib secara paksa. Bahkan,
menangkap para jemaah Kristen dalam jumlah besar.
Pada tahun 2017, lebih
dari 20 orang jemaah Kristen di Lincang, Chuxiong dan tempat-tempat lain di
Yunnan ditangkap oleh polisi dan diserahkan kejaksaan kepada pengadilan
setempat dengan dakwaan menggunakan organisasi sesat untuk merongrong hukum.
Mereka dituntut karena menemukan Alkitab dalam rumah.
Hingga bulan September
2018, lebih dari 7.000 buah salib gereja di provinsi Henan telah dibongkar
paksa oleh aparat pemerintah. Sedangkan kuil-kuil dan berbagai patung dewa dan
Buddha yang dihancurkan oleh komunis Tiongkok sudah tidak terhitung jumlahnya.
Li Yuanhua, seorang
wakil dosen sebuah universitas di Beijing mengatakan bahwa komunis Tiongkok
adalah organisasi ateis, jadi kepercayaan rakyat mana pun harus dihancurkan.
Alasan menghancurkan adalah mereka ingin semua rakyat Tiongkok membuang
kepercayaan yang mereka miliki di masa lalu. Kemudian mendengarkan
pengaturannya, atau melakukan hal-hal sesuai dengan keinginannya, dan hanya
percaya kepada komunis Tiongkok.
Keterangan Foto:
gereja di Xiazhuang sebelum dan sesudah dihancurkan oleh komunis Tiongkok.
(foto Bitter Winter)
Ntdtv.com- Pada 21 April 2020 lalu, Direktur Eksekutif WFP David Beasley ke Dewan Keamanan PBB membawa “Laporan Krisis Pangan Dunia 2020.” Beasley mengeluarkan pemberitahuan mendesak kepada komunitas internasional tentang “bencana kelaparan dan krisis pangan alkitabiah yakni bencana kelaparan dalam skala seperti kisah Alkitab.
Menurut Beasley
sebelum pecahnya virus Komunis Tiongkok (COVID-19), WFP telah memperkirakan
pada akhir tahun 2019 bahwa 2020 akan menjadi tahun yang sangat tragis.
Karena kecamuk perang di Suriah dan Yaman memasuki puncak pamungkas yang kejam. “Bencana belalang” yang melanda negara-negara di Timur Tengah dan Afrika Timur telah menyebar di luar kendali. Ditambah dengan Venezuela, Pakistan dan negara-negara lain telah mengalami krisis ekonomi yang dalam. Dunia akan menghadapi krisis pangan paling parah pasca Perang Dunia II.
Apalagi dengan
pecahnya wabah di Wuhan, Tiongkok semakin melumpuhkan vitalitas ekonomi global
dan memperbesar secara tak terbatas krisis pangan, mengakibatkan peningkatan
dua kali lipat jumlah orang di ambang kelaparan dalam empat bulan, dan
melampaui skala yang diperkirakan WFP sebelumnya. Jika situasi ini tidak
diatasi, setidaknya 265 juta orang akan mati kelaparan.
Para ahli WFP
memperingatkan bahwa jika komunitas internasional tidak dapat membantu sambil
membantu mencegah epidemi, maka dunia akan menghadapi kerusuhan politik dan
perang yang dipicu oleh krisis kelaparan.
Selain memicu
radikalisme ekstrem, kemungkinan juga akan terjadi krisis global berupa arus pengungsi
skala besar. Sampai saat itu, gejolak dan goncangan akan menyeret seluruh dunia
ke dalam konsekuensi bencana yang tidak dapat diperbaiki.
Setelah menyerahkan
laporan kepada Dewan Keamanan PBB pada 21 April, Beasley juga mengajukan
“permintaan bantuan” kepada perwakilan kebijakan pencegahan epidemi
negara-negara G20 melalui konferensi video.
Menurut Beasley,
WFP tidak hanya sangat membutuhkan US $ 2 miliar dalam anggaran pangan dan
medis, tetapi juga harus berjuang untuk tambahan US $ 350 juta dalam
“bantuan logistik pencegahan epidemi” guna menyediakan peralatan
pencegahan epidemi individu yang memadai kepada para pekerja penyelamat garis
depan.
Standar pengakuan
internasional untuk ketahanan pangan saat ini dibagi menjadi 5 tingkat
berdasarkan “Integrated Food Security Phase Classification” (IPC)
atau Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu.
“Krisis”
adalah tingkat ketiga. Jika proporsi orang yang kekurangan gizi terus
meningkat, maka akan memasuki “darurat kemanusiaan” (Humanitarian
Emergency), dan terakhir adalah “kelaparan” yang menghancurkan.
Sebenarnya, telah
terjadi bencana di beberapa daerah miskin karena kekurangan makanan. Di daerah
kumuh terbesar di ibu kota Kenya, ada orang yang terinjak-injak saat pembagian
tepung dan minyak goreng gratis, mengakibatkan puluhan luka-luka dan dua
meninggal. Di seluruh pelosok Kolombia, keluarga miskin menggantung pakaian dan
bendera merah di jendela dan balkon sebagai tanda mereka tidak bisa makan lagi.
Sejak Maret 2020,
karena laju penyebaran virus komunis Tiongkok sudah sampai tingkat yang
mengkhawatirkan di seluruh dunia, negara-negara penghasil pangan utama, seperti
Vietnam, Kirgistan, Kazakhstan, Rusia, Thailand dan Malaysia serta
negara-negara tetangga Tiongkok lainnya, telah menerapkan pembatasan untuk
melindungi pasokan pangan mereka. Imbasnya, harga biji-bijian seperti gandum
dan beras mulai naik di pasar internasional.
Pada saat yang sama,
gelombang memborong makanan juga telah terjadi di banyak provinsi di
Tiongkok. Tidak hanya warga Huanggang, Yichang, E-zhou dan tempat-tempat lain
di provinsi Hubei, yang baru dicabut lockdownnya itu dilanda kepanikan dengan
memborong kebutuhan pokok sehari-hari.
Fenomena serupa juga
terjadi pada warga di Shaanxi, Chongqing, Gansu, Linxia, Lanzhou dan
tempat-tempat lain memborong kebutuhan pokok sehari-hari. Meskipun fenomena itu
berulang kali dibantah oleh sejumlah kepala pemerintah daerah, namun,
masyarakat yang memborong kebutuhan pokok tetap berlanjut, sehingga beberapa
kepala pemerintah daerah setempat terpaksa memerintahkan semua toko yang
menjual kebutuhan pokok sehari-hari menutup toko mereka dan
menghentikan penjualan.
Sebuah dokumen
“rahasia” yang dikeluarkan oleh Kantor Komite Prefektur Linxia,
provinsi Gansu yang tersebar di internet, menyebutkan bahwa pemerintah daerah
setempat mendesak para pejabat untuk “menyimpan” makanan, daging
sapi, kambing, minyak, garam dan bahan-bahan kebutuhan pokok lainnya.
Mereka juga diminta
untuk membimbing dan memobilisasi massa menyimpan makanan secara sadar
untuk memastikan setiap rumah tangga mencadangkan makanan selama 3 hingga 6
bulan, sebagai persiapan atas kebutuhan yang tidak terduga.
Selain itu, perusahaan
Tiongkok yang bergerak dalam bidang impor dan ekspor biji-bijian atau bahan
makanan juga sudah mulai memborong makanan dalam skala global.
Chen Jizhong, ketua
Komite Pertanian Taiwan, 14 April 2020 lalu mengatakan kepada media, bahwa
hanya pada akhir Maret saja, komunis Tiongkok telah memborong sedikitnya 50
juta ton beras dari seluruh dunia.
Namun, kabar buruk
lainnya bagi orang Tiongkok adalah, bahwa “hama pembunuh tanaman”
fall armyworm atau ulat grayak jatuh atau Spodoptera frugiperda dalam bahasa
ilmiah telah menyerbu Tiongkok. Setidaknya 100 juta mu atau sekitar 16,4
juta hektar lahan pertanian di Yunnan, Sichuan dan delapan provinsi lainnya
menghadapi ancaman. Mu adalah satuan ukuran Tiongkok – 1 mu =
0.16474 hektar. Jumlah hama ini meningkat 90 kali lipat dari tahun lalu.
Pada saat yang sama,
“Pasukan Belalang Afrika” juga telah mendekati perbatasan Xinjiang,
Tibet, dan Yunnan. Sejak tanggal 2 Maret 2020, Biro Kehutanan dan Padang Rumput
Nasional Komunis Tiongkok pernah mengedarkan pemberitahuan darurat, bahwa
setelah penilaian para ahli, dimana jika kondisi iklimnya cocok, belalang
Afrika akan mencapai daratan Tiongkok pada Juni hingga Juli 2020. Ukuran
populasi belalang akan meningkat 500 kali lipat. Kawanan belalang yang
menduduki lahan seluas satu kilometer itu diperkirakan mampu menggerogoti
35.000 ransum makanan manusia dalam sehari.
Keterangan foto: World Food Programme (WFP) atau Program Pangan
Dunia PBB mengeluarkan peringatan bahwa pandemi global virus Komunis Tiongkok
(COVID-19) pada tahun 2020 telah memicu “krisis pangan alkitabiah”
dunia. (Image by Hans Braxmeier from Pixabay)
Epochtimes.com- Saat
ini, Amerika Serikat sedang menyelidiki apakah virus komunis Tiongkok bocor
dari laboratorium P4 di Wuhan. Sementara itu, negara-negara seperti Inggris dan
Prancis juga mempertanyakan sumber virus. Fokus global kini terkonsentrasi pada
laboratorium P4 Wuhan, yang membuat dilema Prancis karena laboratorium itu
adalah proyek kerja sama Tiongkok dengan Prancis.
Menurut laporan Radio France Internationale, stasiun radio Prancis, wabah SARS pada tahun 2003 silam berasal dari Guangzhou, Tiongkok, dan juga menyebabkan epidemi global. Menurut keterangan seorang pejabat senior Prancis, pada saat itu, ada yang mengatakan perlu membantu Tiongkok mempelajari virus baru, agar masyarakat Tiongkok yang tidak memiliki fasilitas yang relevan dan pengetahuan yang diperlukan, terhindar dari virus.
Pada tahun 2004,
ketika Jacques René Chirac, mantan Presiden Republik Prancis periode 17 Mei
1995 – 16 Mei 2007, mengunjungi Tiongkok, ia menyepakati kerja sama dengan
Komunis Tiongkok.
Ketidaktransparan
komunis Tiongkok mengejutkan Prancis
Laporan investigasi
menyebutkan bahwa pada awalnya, para ahli perang kuman Perancis menentang
kesepakatan itu. Karena saat itu tidak lama setelah peristiwa 9.11, yakni
serangan menara World Trade Center (WTC) Amerika Serikat pada 9 November 2001.
The General Secretariat for Defence and National Security (SGDSN) atau
Sekretariat Jenderal untuk Pertahanan dan Keamanan Nasional Prancis khawatir
laboratorium P4 mungkin akan menjadi gudang senjata biologis. Lain halnya
dengan energi nuklir atau senjata kimia, fasilitas medis yang sensitif
tidak memiliki lembaga pengawas internasional.
Alasan lain adalah
Komunis Tiongkok selalu menolak untuk menjelaskan dengan jelas keberadaan
beberapa laboratorium P3 yang didanai oleh pemerintah Prancis setelah pecahnya
SARS / Sindrom Pernapasan Akut Parah.
Antoine Izambard,
penulis buku “France Chine, les liaisons dangereuses,” menyebutkan,
bahwa pada saat itu, Prancis mengurangi minat untuk kerja sama karena kurangnya
transparansi Tiongkok. Interpretasi Tiongkok tentang penggunaan laboratorium
aktivitas P3 itu sangat tidak transparan.
Tak mengherankan
beberapa orang di pemerintahan Prancis mengatakan, bahwa Komunis Tiongkok pasti
akan menggunakan lab P4 dengan cara yang sama, dan prospeknya sangat
mengerikan.
Peraturan ekspor
laboratorium P3 tidak begitu ketat, tetapi tidak sama dengan Lab P4. Pada saat
itu, seorang peserta mengatakan : “P4 seperti sebuah pabrik pengolahan
pasca-nuklir. Itu adalah semacam bom atom bakteri.”
Mereka yang menentang
proyek kerjasama itu khawatir ketidaktransparanan komunis Tiongkok akan menjadi
hambatan atas kerja sama antara kedua belah pihak.
Laporan itu mengatakan
bahwa politisi Prancis menyetujui proyek tersebut tanpa mendengar keberatan
dari para ahli. Tetapi pada akhirnya dipastikan kecurigaan para penentang itu
terbukti benar.
Komunis Tiongkok
melanggar perjanjian, Prancis disingkirkan
Menurut laporan,
perusahaan Tiongkok pada awalnya membangun sebagian besar laboratorium P4
sesuai dengan spesifikasi, namun belakangan Tiongkok mulai waspada dan mendepak
para ahli Perancis. Salah seorang ahli terkait mengungkapkan, arsitektur
laboratorium P4 sangat kompleks, tata letak ruang tertutup membutuhkan teknologi
dan pengetahuan khusus. Namun, perilaku pihak Tiongkok mengecewakan para ahli
Perancis yang tidak bisa menghentikan proyek itu.
Laporan investigasi
mengutip pernyataan seorang diplomat, bahwa pihak berwenang Prancis melakukan
kesalahan karena terlalu naif. Prancis berpikir Komunis Tiongkok dapat
dipercaya. Diplomat itu menjelaskan bahwa kasus itu sangat rumit.
“Kami telah
mendapatkan jaminan tertulis, tetapi kami tidak yakin apakah jaminan ini dapat
dilaksanakan dan dipatuhi,” kata sang diplomat.
Pada tahun 2015,
industrialis farmasi Prancis Alain Mérieux meninggalkan posisi ketua komite
bilateral karena kecewa kerja sama Tiongkok dengan Prancis tidak benar-benar
terwujud. Sementara Technip, penyedia manajemen proyek juga menolak untuk
mengotentikasi bangunan itu.
Menurut laporan itu,
50 peneliti Prancis yang telah merencanakan kerja di P4 Wuhan sesuai dengan
rencana itu tidak jadi ke laboratorium tersebut. Alasan sebenarnya, karena
laboratorium P4 secara bertahap menyingkirkan kontrol dari para ilmuwan Prancis
dan melanggar tujuan semula dalam kontrak Paris dan Beijing. Hanya ada para
peneliti Tiongkok di laboratorium Wuhan, tidak ada peneliti Prancis yang
waspada terhadap para peneliti Tiongkok.
Laporan survei
menyebutkan, bahwa sejak awal, orang-orang telah menyatakan keraguan tentang
keandalan laboratorium P4 Wuhan. Menurut laporan The Washington Post
sebelumnya, pada Januari 2018, staf Kedutaan Besar Amerika Serikat mengunjungi
situs tersebut dan memperingatkan bahwa tempat dimana corona virus kelelawar
diteliti itu tidak menerapkan langkah-langkah keamanan yang memadai.
Media resmi Komunis
Tiongkok juga pernah melaporkan kesalahan laboratorium itu pada 16 Februari
2020. Laporan itu menyebutkan bahwa setelah melakukan percobaan, para peneliti
membuang bahan-bahan laboratorium tanpa penanganan khusus terhadap bahan-bahan
biologis. Selain itu, banyak peneliti menjual hewan percobaan di pasar Wuhan.
Melakukan
eksperimen pada manusia untuk kembangkan vaksin
Radio France
Internationale mengutip beberapa sumber dari Prancis dan Tiongkok,
mengatakan bahwa pada pertengahan Maret 2020, Laboratorium P4 bekerja sama
dengan sebuah perusahaan bioteknologi Tiongkok melakukan uji coba vaksin.
Metodenya adalah
menginokulasi atau proses pemindahan virus pada monyet terlebih dahulu, dan
setelah menonaktifkannya, lalu menyuntikkannya ke tubuh manusia.
Zhao Yan, wakil
direktur di Zhongnan Hospital of Wuhan University, juga mengkonfirmasi bahwa
kelompok pertama yang menginokulasi adalah sukarelawan, dan berjalan dengan
lancar. Zhao Yan tahu ada dokter yang terlibat, partai pertama tidak banyak
jumlahnya, sementara percobaan produk partai kedua sedang diuji, dan jumlahnya
relatif besar.
Terkait vaksin virus
yang tidak aktif itu, Frédéric Tangy, peneliti dari Pasteur Institute Paris
mengatakan: “Ada risiko memperburuk penyakit. Ini adalah bencana dan
sesuatu yang terburuk.”
Keterangan gambar :
Laboratorium P4 di Institut Virologi Wuhan, yang selesai dibangun pada 2017.
(RETAMAL HEKTOR / AFP via Getty Images)
Ntdtv.com- Menurut
laporan media, Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan Komunis Tiongkok
menunjukkan bahwa sejak bulan Maret telah terjadi 13 wabah demam babi Afrika
pada peternakan babi. Seorang pengusaha dari Henan membeli 400 babi hidup dari
Provinsi Jiangsu. Peungusaha itu mengetahui bahwa beberapa babi positif terkena
demam babi Afrika, tetapi dia tetap menjual ke peternakan Hebei.
Sekitar 111 ekor babi hidup dijual ke Sichuan, dan 7 ekor babi mati selama transportasi yang mengakibatkan epidemi demam babi Afrika menyebar.
Ada operator
transportasi babi di Sichuan yang berspesialisasi dalam akuisisi dan penjualan
babi muda ilegal. Operator membeli 249 babi muda dari Hubei dan mengirimkannya
ke tempat lain untuk dijual. Dalam proses transportasi ada babi muda yang mati.
Setelah dilakukan tes, hasilnya menunjukkan respons positif terhadap demam babi
Afrika.
Di provinsi Henan, ada juga peternak babi yang terlibat dalam penjualan babi yang terinfeksi. Peternakan babi lokal membeli 364 ekor babi muda “kelas A sehat” dari pedagang Hebei. “Kelas A sehat” berarti babi yang yang mati karena sakit. Setelah diperiksa, babi itu juga ditemukan positif terinfeksi demam babi Afrika.
Sebelumnya, Kantor
Berita Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan Komunis Tiongkok mengumumkan
pada 30 Maret lalu bahwa seorang peternak di Kota Ordos, Daerah Otonomi
Mongolia Dalam menemukan babi mati secara tidak normal, dan demam babi
Afrika didiagnosis oleh pusat pencegahan dan pengendalian penyakit hewan di
wilayah otonom.
Setelah diselidiki,
peternak itu secara ilegal mengangkut 200 babi dari provinsi lain, diantaranya
ada 92 ekor babi yang mati.
Sebelumnya epidemi
demam babi Afrika pernah meletus di Tiongkok daratan pada tahun 2018 silam. Dampaknya
menghantam industri babi. Wabah berangsur-angsur mereda hingga Desember 2019.
Keterangan foto: Epidemi pneumonia Komunis Tiongkok belum
hilang, Tiongkok kembali mengalami epidemi demam babi Afrika. (Gambar Scott
Olson / Getty)
Organisasi Kesehatan Dunia – WHO kehilangan kredibilitasnya karena gagal memperingatkan dunia mengenai kemungkinan darurat kesehatan yang disebabkan oleh penyebaran virus Komunis Tiongkok, yang umumnya dikenal sebagai jenis Coronavirus baru di Tiongkok.
“Kami menghabiskan hampir setengah miliar dolar untuk WHO. Tiongkok, yang mengendalikan WHO, sayangnya, WHO menjadi alat propaganda Tiongkok, menghabiskan sekitar USD 40 juta. Paling sedikit itulah yang Tiongkok habiskan untuk WHO secara terbuka. Bagaimana Tiongkok menghabiskan dana lain untuk memengaruhi WHO adalah sesuatu yang sedang kami selidiki dengan sangat hati-hati,” kata Robert O’Brien, Penasihat Keamanan Nasional untuk Presiden Trump.
“Kami belum tahu, hal tersebut adalah sesuatu yang sedang kami selidiki. Apakah uang Tiongkok membantu memengaruhi WHO beserta keputusannya mengenai kesehatan dan medis. Jelas ada banyak korupsi di dalam WHO, dan kami akan mencermati isu tersebut,” tambah Robert O’Brien.
Jika Presiden Trump tidak mendapatkan “reformasi yang diperlukan” di WHO, maka pemerintahan Donald Trump akan memberikan uang secara langsung kepada organisasi nirlaba seperti Palang Merah, Dokter Tanpa Batas, atau lainnya.
“Organisasi tersebut benar-benar membantu orang, pasien COVID-19, dan organisasi tersebut membantu menghentikan penyebaran virus,” kata Robert O’Brien.
Presiden Trump menunda pendanaan untuk WHO awal bulan ini karena WHO gagal menyelidiki laporan terpercaya yang bertentangan dengan narasi resmi Tiongkok mengenai virus Komunis Tiongkok, yang menyebar sehingga mengarah ke wabah yang lebih luas daripada yang seharusnya terjadi.
Sementara pendanaan dihentikan, tanggapan WHO terhadap wabah virus Komunis Tiongkok sedang ditinjau oleh pemerintahan Trump, yaitu diperkirakan memakan waktu 60-90 hari.
“Namun, uang yang telah diberikan kepada WHO tidak akan diambil kembali; hanya pendanaan baru yang dijeda,” jelas John Barsa, yang bertindak sebagai administrator dari Badan Pengembangan Internasional Amerika Serikat saat briefing pada tanggal 22 Maret lalu.
“Karena pandemi tidak dapat menunggu untuk ditinjau, Amerika Serikat akan terus membantu negara-negara lain di seluruh dunia. Sekali lagi, Badan Pengembangan Internasional Amerika Serikat akan memilih saluran terbaik tergantung pada keadaan dan dapat menggunakan berbagai organisasi internasional, organisasi nirlaba, organisasi berbasis agama, atau kontraktor,” kata Jim Richardson, Direktur Bantuan Asing di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat saat briefing yang sama.
Bagaimana WHO Menanggapi Wabah Virus Komunis Tiongkok
“Setelah wabah SARS pertama pada tahun 2003, peraturan WHO mengenai bagaimana seharusnya negara-negara melaporkan ancaman kesehatan masyarakat direformasi atas inisiatif yang dipimpin Amerika Serikat,” kata Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo saat briefing yang sama.
Aturan baru tersebut memiliki efek pada tahun 2007 mengatur secara rinci bagaimana masing-masing negara anggota WHO harus mengungkapkan informasi adanya ancaman kesehatan di wilayahnya yang berpotensi membahayakan kesehatan masyarakat dan menimbulkan keadaan darurat kesehatan di negara lain.
“Kami sangat percaya bahwa Partai Komunis Tiongkok tidak melaporkan wabah jenis Coronavirus baru secara tepat waktu kepada WHO. Bahkan setelah Komunis Tiongkok tidak memberitahu WHO mengenai wabah Coronavirus, Tiongkok juga tidak membagikan semua informasi yang dimilikinya,” kata Mike Pompeo.
Mike Pompeo menilai, rezim komunis Tiongkok tidak melaporkan adanya penularan manusia-ke-manusia yang berkelanjutan selama sebulan sampai virus tersebut menyebar di setiap provinsi di Tiongkok. Tiongkok memerintahkan untuk menghentikan pengujian sampel baru, dan Tiongkok menghancurkan sampel yang ada.
Tiongkok juga menindas pelapor pelanggaran yang berusaha memperingatkan dunia mengenai adanya potensi ancaman kesehatan.
“Partai Komunis Tiongkok masih belum membagikan sampel virus dari dalam negeri Tiongkok kepada dunia luar, sehingga membuat Tiongkok mustahil untuk melacak evolusi penyakit itu,” kata Mike Pompeo.
Aturan baru tersebut memberi wewenang kepada Kepala WHO untuk menginformasikan kepada masyarakat kapan sebuah negara anggota WHO gagal mengikuti aturan ini, tetapi hal tersebut tidak terjadi dalam kasus pandemi virus Komunis Tiongkok.
WHO mengatakan bahwa pihak berwenang Tiongkok pertama kali memberitahu WHO adanya wabah tersebut pada tanggal 31 Desember 2019, tetapi WHO tidak menyampaikan informasi tersebut kepada dunia pada hari itu juga.
WHO juga tetap diam saat epidemi menyebar luas di Wuhan, dan rezim Tiongkok membungkam para dokter dan pelapor pelanggaran lainnya yang berusaha memperingatkan masyarakat mengenai wabah itu.
WHO juga terlambat memberitahu dunia mengenai kemungkinan penularan penyakit virus Komunis Tiongkok dari manusia ke manusia atau terjadinya penularan infeksi di antara pekerja perawatan kesehatan. Akibatnya memungkinkan virus Komunis Tiongkok menyebar secara internasional, yang bertentangan dengan temuan para ahli medis dari Taiwan yang melakukan evaluasi wabah pandemi itu di Wuhan.
Pemodelan statistik, laporan saksi mata, dan dokumen yang ada menunjukkan bahwa pihak berwenang Tiongkok menyembunyikan skala wabah sebenarnya di Wuhan dan wilayah lainnya di Tiongkok. (Vv)
FOTO : Gedung kantor pusat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Jenewa pada 11 Maret 2015. (Raphael Satter / The Canadian Press)
Pada bulan Januari 2020 lalu, seorang pria yang dari Wuhan datang ke Negara Bagian Washington, ia didiagnosis dengan virus Komunis Tiongkok. Hingga saat ini, lebih dari 880.000 kasus telah didiagnosis di Amerika Serikat dan lebih dari 50.000 kematian. Wabah itu berdampak dalam lima minggu terakhir, lebih dari 26 juta orang kehilangan pekerjaan.
Presiden AS Trump baru-baru ini menyatakan di Gedung Putih saat briefing, bahwa epidemi virus Komunis Tiongkok yang berasal di Wuhan. Trump menuturkan, epidemi seharusnya bisa saja dikendalikan di Tiongkok. Akan tetapi, Komunis Tiongkok menyembunyikannya menyebabkan lebih dari 180 negara di seluruh dunia menderita. Dia juga menunjukkan bahwa siapa yang akan mempercayai data resmi Komunis Tiongkok. Trump mengatakan, Amerika Serikat telah meluncurkan penyelidikan yang akan membuat Komunis Tiongkok menanggung konsekuensinya.
Partai Republik yang tidak puas dengan Komunis Tiongkok, telah mengusulkan sejumlah metode untuk meminta Komunis Tiongkok bertanggung jawab dan menuntut kompensasi. Partai itu menyarankan agar Presiden Trump membatalkan utang AS lebih dari US $ 1 triliun ke Tiongkok. Trump juga diminta mempromosikan rantai perusahaan-perusahaan Amerika yang memasok produk medis mereka di daratan Tiongkok, agar ditransfer kembali ke Amerika Serikat.
Sementara itu, Jaksa Agung di negara bagian Missouri, AS menggugat pihak berwenang Tiongkok di pengadilan federal minggu ini. Ia menuntut Komunis Tiongkok memberikan kompensasi kepada negara atas miliaran dolar yang dihabiskan untuk merespons epidemi tersebut.
Sedangkan, Jaksa Agung di negara bagian Mississippi mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa ia bermaksud melakukannya. Ia bersumpah tak akan membiarkan Komunis Tiongkok tidak dikenai hukuman.
Lindsey O. Graham, ketua Komite Kehakiman Senat AS, baru-baru ini menuduh pemerintah Beijing melakukan “kelalaian serius dan penipuan yang disengaja” dalam menangani epidemi.” Ia mengatakan, Tiongkok harus membayar harganya.”
Dia menyerukan pembatalan utang AS kepada Komunis Tiongkok, pengenaan “tarif pandemi” pada barang-barang Tiongkok. Selain itu, menjatuhkan sanksi terhadap pejabat Komunis Tiongkok.
The Washington Post melaporkan pada 24 April, bahwa prioritas administrasi Trump sebelum pemilihan akhir tahun adalah untuk menghindari ketidakpatuhan Komunis Tiongkok dengan perjanjian perdagangan tahap pertama dan pembelian produk pertanian AS sebagaimana disepakati.
Namun demikian, Presiden Trump menjelaskan di pengarahan Gedung Putih beberapa hari yang lalu bahwa jika Komunis Tiongkok tidak memenuhi perjanjian perdagangan dengan alasan bencana alam, ia akan mengakhiri perjanjian.
Senator AS Tom Cotton mengatakan, dia telah mengusulkan dua rancangan undang-undang untuk memberi sanksi kepada pejabat Tiongkok. Selain itu, mengizinkan warga AS untuk menuntut rezim Komunis Tiongkok sebagai kompensasi.
Senator AS Josh Hawley baru-baru ini, mengusulkan RUU untuk menghapuskan kekebalan pemerintah asing dari proses hukum. Tujuannya, memungkinkan para korban pandemi untuk secara langsung menuntut Komunis Tiongkok dan menuntut kompensasi.
Selain itu, Hawley juga meminta Dewan Negara untuk membentuk kelompok ad hoc untuk menyelidiki penanganan Beijing terhadap epidemi. Dewan Negara juga diminta membantu para korban untuk mengklaim kompensasi dari Komunis Tiongkok.
Derek Scissors, seorang analis Tiongkok di American Enterprise Institute, mengatakan bahwa beberapa anggota parlemen dari Partai Republik sedang mendiskusikan kemungkinan rancangan undang-undang. Yang mana, mengharuskan Kantor Akuntabilitas Pemerintah (GAO) untuk menilai tanggung jawab Komunis Tiongkok terhadap pandemi, terutama Tanggung jawab finansial yang harus dipikul Amerika Serikat.
Derek Scissors mengatakan bahwa tujuannya adalah untuk “memberitahu para pembuat kebijakan AS bahwa Komunis Tiongkok telah menipu AS, daripada berpura-pura bahwa Tiongkok akan membayar kepada AS. “Sekarang, kita hanya berjuang dalam kegelapan,” kata Derek Scissors. (Hui/asr)
Saat dunia menyesuaikan diri dengan aturan jarak sosial, netizen di seluruh dunia beralih ke media sosial, berbagi gambar hewan yang mematuhi aturan jarak sosial jauh lebih baik daripada manusia.
Gambar-gambar tersebut, yang disusun oleh Bored Panda, memperlihatkan gambar-gambar kucing, burung, dan hewan lain yang ditangkap pada saat yang tepat untuk menunjukkan kepada mereka mematuhi aturan jarak sosial, seperti yang disarankan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Di antara gambar yang ditampilkan dalam artikel itu adalah sekelompok kucing bermalas-malasan di atas atap di lokasi yang tidak diketahui. Berlatih aturan satu meter, kucing menjauhkan diri sesuai genteng masing-masing.
Gambar lain menampilkan sekelompok kucing berbaris untuk memasuki premis toko di Jepang.
Kucing bukan satu-satunya hewan yang menjaga jarak selama wabah COVID-19, hewan lain juga ikut serta dalam aksi tersebut.
Bahkan anjing dan bebek pun menginginkan aksi tersebut.
Jelas, menurut Psikologi Today Dr Daniel Marston,: “Spesies hewan akan sering memaksa anggota untuk menjauhkan diri secara sosial sebagai cara menjaga anggota yang sakit dari berada di sekitar mereka.”
“Hewan secara naluriah mengenali ketika anggota lain memiliki penyakit yang dapat ditularkan kepada anggota lain dari kelompok dan akan mengarahkan anggota tersebut untuk berpisah dari kelompok yang lebih besar untuk melindungi anggota dari penyakit tersebut.”
“Mereka masih akan menyediakan makanan dan dukungan tetapi akan meminta mereka untuk menjauhkan diri dari kelompok yang lebih besar.”
Adalah baik untuk memahami bahwa apa yang dilakukan hewan lebih dari sekadar kebetulan belaka.
Menurut pendapat kami, hewan jauh lebih baik dalam menjaga jarak sosial daripada sebagian dari kita!(yn)
Sejumlah media
mengutip intelijen Amerika Serikat mengungkapkan bahwa Kim Jong-un berada dalam
kondisi bahaya usai menjalani pembedahan kardiovaskuler baru -baru ini.
Beberapa pejabat intelijen Amerika mengatakan kepada CNBC News bahwa
apabila nyawa Kim Jong-un terselamatkan ia mungkin mengalami cacat seumur hidup
dan kehilangan kemampuannya untuk melakukan aktivitas fisik.
Media Jepang ‘Shukan Gendai’
pada 24 April menerbitkan sebuah artikel yang menyebutkan bahwa, menurut
personil dari tim medis Tiongkok, Kim Jong-un sekarang telah menjadi seorang
yang vegetatif. Meskipun komunis Tiongkok mengirim tim medis yang terdiri diri
hampir 50 orang ahli ke Pyongyang, tetapi sudah terlambat.
Qin Feng, wakil
direktur Hongkong Satelit TV memberitahu lewat Weibo pada 24 April bahwa Kim
Jong-un telah meninggal. Qin Feng adalah keponakan Li Zhaoxing, mantan menteri
luar negeri Tiongkok.
Bloomberg melaporkan
bahwa selama 8 tahun berkuasa, kondisi kesehatan Kim Jong-un terus dipenuhi
dengan misteri. Keluarga Kim juga memberlakukan tradisi seperti dinasti lainnya
yang turun temurun, kekuasaan berada di tangan ahli waris laki-laki dan
memerintah Korea Utara selama 70 tahun. Namun Kim Jong-un lelaki berusia 36
tahun ini belum memiliki seorang ahli waris, jadi kerabat dekatnya berpotensi
menjadi calon penerus.
Laporan menyebutkan
bahwa adik perempuan Kim Jong-un, yakni Kim Yo-jong adalah salah satu pembantu
terdekatnya, ia adalah adik seayah-seibu, dan pernah menemani Kim Jong-un dalam
pertemuan dengan pemimpin Amerika dan Tiongkok.
Pada awal bulan April, Kim Yo-jong diangkat kembali sebagai anggota pengganti Politbiro Partai Buruh. Ia adalah kandidat dari keluarga Kim yang paling cocok sebagai pengganti Kim Jong-un bila ia berhalangan. Namun, tidak jelas apakah Korea Utara dapat menerima wanita sebagai pemimpin puncak.
Keterangan foto: Kim Yo-jong saat menghadiri upacara peringatan 25 tahun wafatnya mendiang Kim Il-sung. Peringkat kekuatan Kim Yo-jong di Korea Utara sudah masuk 10 besar. (video screenshot)
Ahli urusan Korea
Utara Leonid Petrov mengatakan bahwa jika kesehatan Kim Jong-un benar-benar
“tamat” karena kesehatan, maka tampuk pimpinan Korea Utara akan
diberikan kepada Kim Yo-jong.
Bong Young-shik,
analis dari Universitas Yonsei di Korea Selatan juga berpendapat bahwa Kim
Jong-in sudah mengakui saudara perempuannya itu sebagai orang kedua di Korea
Utara.
Buktinya, Kim Yo-jong
pada bulan Maret lalu melayangkan kritikan pedas saat menanggapi permintaan
Korea Selatan yang menghendaki Korea Utara menghentikan latihan tembak langsung
sebagai tindakan yang bodoh, bajingan, menggonggong seperti anjing yang
ketakutan. Kim Yo-jong berani berkata demikian jelas seirama dengan Kim
Jong-un.
Media Korea Selatan
‘JoongAn Ilbo’ beranggapan bahwa Kim Yo-jong yang usianya masih muda sulit bisa
digolkan dalam penyeleksian, tetapi Kim Pyong-il yang “Berdarah
Paektu” tampaknya lebih sesuai untuk dijadikan calon pemegang tampuk
pimpinan.
Thae Ku-min, mantan
diplomat Korea Utara untuk Inggris yang membelot ke Selatan dan sekarang
menjadi anggota parlemen Gangnam-gu, Seoul juga berpendapat bahwa pejabat utama
Korea Utara yang kebanyakan adalah pejabat dari tahun-tahun 1960-an dan
1970-an. Di mata mereka, Kim Yo-jong hanyalah seorang anak-anak dan kandidat
yang lebih pantas adalah saudara tiri laki-laki dari Kim Jong-il yaitu Kim
Pyong-il.
Namun, Thae Ku-min
juga mengatakan, rakyat Korea Utara sudah dibentuk menjadi orang-orang yang
memiliki kebiasaan mengikuti instruksi atasan secara membabi buta, dan bahkan
jika Kim Yo-jong yang menjadi pemimpin baru, rakyat Korea Utara juga akan
mengikutinya.
Tetapi masalah
terbesar jika Kim Yo-jong yang berkuasa adalah berapa lama rezim bisa
bertahan.
“Menurut saya,
masa transisi setelah ia menjabat tampaknya tidak akan sepanjang Kim Jong-un
berkuasa”, kata Thae Ku-min.
Diberitakan bahwa Kim
Pyong-il sejak tahun 1979 telah bertugas sebagai pejabat diplomatik Korea Utara
di luar negeri. Setelah gagal dalam persaingan menjadi kepala negara Korea
Utara dengan Kim Jong-un, sejak bulan November tahun lalu, ia dipanggil kembali
masuk Pyongyang.
Kim Yo-jong yang kini
berusia 31 tahun pertama kali diekspos pada bulan November 2014 oleh KCNA
sebagai ‘wakil menteri Komite Sentral Partai Buruh’ saat mendampingi Kim
Jong-un mengunjungi studio film animasi di Korea Utara.
Pada 7 Oktober 2017,
Kim Jong-un memimpin rapat pleno kedua Komite Sentral ke-7 Partai Buruh Korea
Utara. Kim Yo-jong kemudian terpilih sebagai anggota pengganti Politbiro Partai
Buruh dan secara resmi masuk jajaran pengambilan keputusan Kim dalam usianya
yang masih 29 tahun.
Tahun 2018, Kim
Yo-jong mendampingi Kim Jong-un menghadiri Konferensi Tingkat Tingii – KTT
dengan Moon Jae-in. Pada KTT pertama itu, Kim Yo-jong duduk di samping Kim
Jong-un dan mencatatkan sesuatu. Pada waktu itu, dunia luar mulai menganggapnya
sebagai orang kedua di Korea Utara.
Keterangan foto: Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un bersama saudara perempuannya Kim Yo-jong di dalam Rumah Perdamaian di Panmunjom, Korea Selatan untuk mengikuti KTT pada 27 April 2018. (Korea Summit Press Pool/Getty Images)
Jaksa Agung Negara Bagian Mississippi, AS, Lynn Fitch mengatakan kepada Fox pada 25 April bahwa Komunis Tiongkok harus bertanggung jawab, karena menutupi sumber virus dan penyebaran awalnya. Sehingga menyebabkan jutaan orang Amerika berada dalam bahaya dan menyebabkan kekacauan ekonomi.
Fitch mengatakan tanggung jawabnya adalah melindungi kesehatan, keselamatan, dan kemakmuran Mississippi.
Dia mengatakan gugatan itu “memungkinkan Mississippi untuk mencari keadilan dan meminta pertanggungjawaban Komunis Tiongkok. Karena jika Anda melihat apa yang mereka lakukan, ini adalah tindakan jahat yang sangat berbahaya”
Fitch berkata : “Coronavirus baru telah membunuh orang. Coronavirus baru telah menyebabkan kerusakan medis yang serius dan melukai seluruh negara kita dan kota kita. Ini telah menghancurkan bisnis kita dan telah mengubah gaya hidup orang Amerika di masa depan.”
Fitch menegaskan, “Kami telah Rekonstruksi … Kami melihat kehancuran dan masalah yang mereka (Komunis Tiongkok) lakukan terhadap Mississippi. Jadi saya menuntut atas nama Mississippi. “
Negara bagian Mississippi dan Missouri telah menggugat Komunis Tiongkok di pengadilan federal. Ada beberapa aksi menuntut dan melawan Beijing sebelumnya. Pakar hukum mengatakan kasus-kasus ini menghadapi hambatan, karena dalam litigasi domestik. Pasalnya, pemerintah asing biasanya memiliki kekebalan berdaulat.
Namun demikian, Kongres AS sedang bekerja keras untuk menghilangkan hambatan. Senator AS Tom Cotton dan republikan Dan Crenshaw memperkenalkan Rancangan Undang-undang pada 17 April, yang bermaksud untuk mengubah “RUU Kekebalan Negara Asing.” Tujuannya untuk mencabut Komunis Tiongkok dari kekebalan peradilan dalam wabah ini. Sehingga memungkinkan Amerika menggugat Komunis Tiongkok di pengadilan federal, menuntut kompensasi atas kematian, cedera dan kerusakan ekonomi yang disebabkan oleh virus Komunis Tiongkok.
Cotton dan Crenshaw menulis di Fox bahwa RUU itu memberikan Komunis Tiongkok kesempatan untuk berdamai dengan pemerintah AS di luar pengadilan. Tetapi jika tidak ada penyelesaian yang tercapai, Komunis Tiongkok akan menghadapi “jutaan” klaim yang diajukan oleh orang Amerika.
Pada 25 April, ada 905.000 kasus yang dikonfirmasi dan 52.000 kematian di Amerika Serikat. Ada 5.400 kasus yang dikonfirmasi dan lebih dari 200 kematian di Mississippi.
Meskipun pejabat AS sedang menyelidiki sumber virus, Komunis Tiongkok menolak untuk mengizinkan inspektur internasional memasuki laboratorium Wuhan. Inspektur internasional berharap untuk mengetahui apakah virus itu secara tidak sengaja bocor dari laboratorium Wuhan.
Fitch mengatakan kepada Fox bahwa gugatannya adalah “hal yang benar, Kita harus meminta pertanggungjawaban mereka (Komunis Tiongkok).”
“Mereka memaksa dokter, jurnalis, dan pelapor untuk tutup mulut. Mereka membuat kami tidak waspada, yang menyebabkan kami mengalami kerusakan di banyak tingkatan: kehilangan nyawa, kerusakan ekonomi.”
Selain itu, Fitch menegaskan meskipun gugatan yang sulit. Tapi ia optimis akan memenangi gugatan itu. “Tapi kita akan menang karena kita akan meminta pertanggungjawaban mereka. Kita harus melakukan ini untuk menghentikan mereka dari jalan hitam. Mereka tidak bisa terus menipu dan mengambil keuntungan dari Amerika Serikat.”
Sementara itu, senator Cotton dan Crenshaw menunjukkan bahwa rantai bukti kejahatan Komunis Tiongkok sudah mencukupi, termasuk dengan sengaja menerbitkan informasi yang salah dan menutupi penyebarannya.
Cotton dan Crenshaw berkata, “Komunis Tiongkok telah melakukan banyak penyembunyian yang tak termaafkan, yang telah menyebabkan penderitaan yang tak terbayang kan bagi rakyat Amerika. Orang Amerika harus mencari keadilan.”
Cotton dan Crenshaw menuturkan Amerika Serikat selalu menggunakan aturan hukum untuk mencapai keadilan. “RUU kami harus menggunakan kekuatan besar dari sistem peradilan pidana kami untuk memastikan bahwa Komunis Tiongkok bertanggung jawab atas kejahatannya.”
Sejak akhir Desember, Li Wenliang dan dokter Tiongkok lainnya telah ditutup mulut dan dilenyapkan karena mengekspos bahaya virus Komunis Tiongkok. Sampel virus dari laboratorium Tiongkok telah dimusnahkan secara luas untuk mencegah penelitian luar tentang sumber dan karakteristik virus.
Data tentang infeksi dan kematian telah dimanipulasi. Sedangkan jumlahnya telah ditekan untuk menyembunyikan tingkat keparahan virus Komunis Tiongkok. Wartawan Barat yang melaporkan wabah itu di daratan Tiongkok telah diusir dari Tiongkok oleh rezim komunis Tiongkok. (Hui/asr)
FOTO : Pada 18 Maret 2020, seorang wanita berada di depan Pusat Komunitas Kota New Rochelle di Negara Bagian New York. (John Moore / Getty Images)
Ntdtv.com- Saat ini,
Iris Ohyama, merek Jepang yang terkenal, kemungkinan akan menjadi perusahaan
pertama yang menerima subsidi “Rencana Rekonstruksi Rantai Suplai”
pemerintah Jepang. Mereka berencana untuk memindahkan lini produksi bahan baku
masker non kain tenun dari Tiongkok daratan ke Jepang untuk meningkatkan
produksi masker lokal.
Pemerintah Jepang
mengumumkan pada 9 April lalu bahwa mereka menghabiskan US $ 2,2 miliar untuk
membantu perusahaan-perusahaan Jepang menarik diri dari Tiongkok, kembali ke
Jepang, atau mentransfer ke daerah lain seperti Asia Tenggara.
Pada hari yang sama,
Larry Kudlow, penasihat ekonomi Gedung Putih, menyarankan agar Amerika Serikat
membantu semua perusahaan Amerika yang ingin meninggalkan Tiongkok dan membayar
semua biaya relokasi.
Eric Brown, peneliti
senior di Institut Hudson mengatakan, “Jepang sedang berpikir mendalam
tentang bagaimana cara terbaik memposisikan pemulihan ekonominya dan membawa
manfaat geopolitik. Amerika Serikat harus melakukan hal yang sama.”
Stephen Moore, seorang
ahli ekonomi dasar tradisional menilai banyak perusahaan dan presiden Amerika
sudah melakukan perpindahan dari Tiongkok tanpa bantuan pemerintah. Karena
mereka tidak lagi menganggap Tiongkok dapat diandalkan dan manufaktur Tiongkok
tidak lagi menjadi titik penjualan. Ada banyak faktor yang mengarah pada
perpindahan kembali ke tanah air menjadi buatan Amerika Serikat. “
Di bawah maraknya
pandemi, selain rantai pasokan, komunitas keuangan Amerika Serikat juga memeriksa
kembali risiko perusahaan Tiongkok yang terdaftar di Amerika Serikat.
Pada hari Selasa 21
April lalu, Ketua Komisi Sekuritas dan Pertukaran Amerika Serikat (SEC) Jay
Clayton dan Ketua Komite Pengawas Akuntansi Perusahaan Terdaftar (PCAOB)
William Duhnke dan lima lainnya mengeluarkan pernyataan bersama kepada para
investor, untuk mewaspadai risiko keuangan perusahaan Tiongkok. Karena laporan
keuangan perusahaan-perusahaan ini sudah lama tidak jelas, begitu investasi
rusak, kemungkinan tidak ada cara untuk mendapatkan kompensasi.
Para ahli percaya
bahwa pandemi memaksa negara-negara untuk merefleksikan risiko pertukaran
ekonomi dengan Komunis Tiongkok dan mempercepat decoupling.
Harry Kazianis,
Direktur Senior Pusat Kepentingan Nasional mengatakan, “Ketika Anda
melihat lebih banyak rantai pasokan meninggalkan Tiongkok dan kembali ke
Amerika Serikat dan negara-negara lain, mereka tidak punya alasan untuk
menyenangkan Komunis Tiongkok. Setelah itu, situasinya akan segera
berubah.”