Home Blog Page 1720

Mereka Merekam Bagaimana Bayi Menghibur Anjingnya yang Ketakutan oleh Suara Petir

0

Suara gemuruh petir yang menggelegar membuat takut dan banyak tekanan pada hewan, terutama anjing, mereka akan melarikan diri mencari tempat berlindung. Seorang bayi ini tahu dengan sangat baik, dan apa yang dia lakukan untuk menenangkan saudara berbulunya melelehkan semua orang.

Dalam akun Twitter yang diidentifikasi sebagai @akkitwts, video yang lembut dan melelehkan hati dibagikan yang menunjukkan bahwa seorang bayi mampu merasakan empati dengan hewan peliharaan.

https://twitter.com/Cory__1077/status/1238616432574787584

“Anak ini yang menghibur temannya saat terjadi badai adalah yang terbaik yang akan Anda lihat hari ini,” tulis pemilik akun di postingannya.

Rekaman menunjukkan seekor anjing cantik berada di rumah bersama keluarganya, dan tiba-tiba kilatan petir dan suara menggelegar yang sangat kencang membuatnya takut.


 
Anjing itu tidak dapat menemukan apa yang harus dilakukan, ia bergerak dari satu sisi ke sisi yang lain seolah mencari tempat di mana ia bisa aman.

Memiliki telinga yang halus dan tajam meningkatkan ketidaknyamanan mereka, suara keras dirasakan oleh mereka dengan intensitas yang lebih besar. Dengan mata kecilnya yang ketakutan dan jantungnya yang berdetak kencang, dia mencari tempat untuk menghindari kebisingan yang mengerikan itu.

Anjing itu memutuskan untuk bersembunyi ke ruang cuci, yang tidak pernah dibayangkan anjing itu dari siapa dukungan terbesarnya akan datang pada saat kesedihan ini.

Dan ternyata itu adalah orang yang paling tidak diharapkan, saudara lelakinya yang penuh kasih: bayi di rumah, yang memakai popok tidak ragu-ragu untuk membantunya.

Dia muncul di tempat persembunyian untuk menenangkannya, dan mengungkapkan dengan cara itu semua cinta dan kasih sayangnya. Dia memeluknya dengan sangat manis! Dan berbicara kepadanya, tetapi pada saat yang sama jelas dimengerti dengan gerakan kasih sayang.

Gambar lembut anak laki-laki dengan hewan peliharaannya yang ketakutan memenangkan kekaguman dari pengguna internet.

Mereka menghargai gerakan bayi sebagai contoh indah solidaritas dan cinta terhadap hewan yang harus dipraktikkan orang dewasa. Patut dikagumi bagaimana seorang anak kecil dapat menghibur hewan yang ketakutan dengan cara itu.

Pelukannya, belaian yang dia berikan padanya, dan kata-kata penghiburannya hanya menunjukkan kemuliaan hati kecilnya. Mungkin, bayi itu baru saja mengembalikan kepercayaan anjingnya karena banyak kegembiraan yang dibawanya.

Tanpa ragu, pelajaran hidup yang luar biasa bagi semua orang, karena kedua sahabat ini terus tumbuh dan saling membantu setiap hari.(yn)

Sumber: zoorprendente

Video Rekomendasi:

https://youtu.be/fUTJyu07aG4

Polisi : Kegiatan Pencegahan Dilakukan Kepolisian yaitu Pencegahan yang Humanis

0

ETIndonesia – Kepolisian Republik Indonesia (RI) mengatakan telah melakukan sejumlah upaya pencegahan penyebaran wabah COVID-19 dengan cara yang humanis.

“Kegiatan pencegahan yang dilakukan kepolisian yaitu pencegahan yang humanis,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri (Karo Penmas Divhumas POLRI) Brigjen Pol Raden Prabowo Argo Yuwono dalam Konferensi Pers bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta, Senin (6/4/2020) yang diteruskan Agus Wibowo, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB.

Ia mengatakan kegiatan-kegiatan pencegahan tersebut antara lain adalah melakukan pembubaran warga yang berkerumun yang tidak mengindahkan imbauan untuk menjaga jarak.

“Di Jawa Timur (Jatim) misalnya. Di Jatim ada kegiatan pembubaran di beberapa lokasi, tapi karena masih _ngeyel_ kita bawa ke kantor polisi,” katanya.

Ia mengatakan jajaran di Jatim, baik Polres maupun Polda, mencatat ada sekitar 3.000 warga yang diminta untuk membuar surat pernyataan untuk tidak lagi berkerumun di tengah wabah COVID-19, yang penularannya melalui _droplet_ cairan batuk atau bersin dari penderita ke orang lain.

“Untuk pembubaran massa atau kerumunan masyarakat ada 10.873 kali kita bubarkan,” katanya.

Kemudian, kegiatan pencegahan lain berkaitan dengan pengamanan bahan pokok adalah penyidikan terhadap kasus penimbunan dan menaikkan harga.

Kepolisian mencatat telah ada 18 kasus penimbunan dan penambahan harga terhadap Alat Pelindung Diri (APD) dan barang-barang lainnya.

“Begitu mendapat info adanya kenaikan harga maupun penimbunan langsung kita lakukan penyelidikan. Dan ternyata kita selama ini sudah ada 18 kasus yang sudah kita tangani,” katanya.

Sementara itu, selain melakukan pengamanan bahan pokok, kepolisian juga melakukan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya virus SARS-CoV-2, penyebab penyakit COVID-19.

“Edukasi kepada masyarakat kita sudah lakukan sebanyak 26.645 kali. Jadi masih berkaitan dengan COVID-19 ini. Dan publikasi Humas Polda Mabes Polri itu ada 51.977 kegiatan,” katanya. 

Sementara untuk penegakkan hukum, Polda Metro Jaya telah melakukan terhadap 18 orang.

Selanjutnya untuk penindakan kasus hoaks, kepolisian mencatat ada 76 kasus, antara lain di Bareskrim 6 kasus, Kalimantan Timur 6, Polda Metro 11, Kalimantan Barat 4, Sulawesi Selatan 4, Jawa Barat 6, Jawa Tengah 3, Jawa Timur 11, Lampung 5, Sulawesi Tenggara 1, Sumatera Selatan dan Sumatera Utara masing-masing 3 kasus, Kepulauan Riau 1, Bengkulu 2, Maluku 2, Nusa Tenggara Barat 4, sementara Sulawesi Tengah, Aceh, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Papua Barat dan Sulawesi Barat masing-masing 1 kasus.

“Jadi total ada 76 kasus,” katanya. (asr)

FOTO : Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri (Karo Penmas Divhumas POLRI) Brigjen Pol Raden Prabowo Argo Yuwono dalam Konferensi Pers bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta, Senin 6 April 2020 (Dok BNPB)

Laporan 6 April : 2.491 Terinfeksi, 192 Pasien Sembuh dan 209 Pasien Meninggal Dunia

0

ETIndonesia. Pemerintah melaporkan jumlah pasien yang terinfeksi corona bertambah menjadi 2.491 pasien pada Senin (6/4/2020). Meski demikian sebanyak 192 pasien sembuh. Sedangkan angka kematian mencapai 209 jiwa.

“Kita dapatkan penambahan kasus baru konfirmasi positif COVID-19 dari pemeriksaan metode PCR bukan pemeriksaan rapid test sebanyak 218 kasus baru, sehingga total 2.491 kasus,” kata Juru Bicara Pemerintah penanganan Virus Corona, via Livestreaming BNPB dari Gedung BNPB, Jakarta Timur.

Yuri juga menambahkan, pasien sembuh bertambah 28 orang hingga berjumlah 192 orang. Sedangkan yang meninggal dunia bertambah 11 orang sehingga secara total berjumlah 209 orang meninggal dunia.

Ia mengatakan,  gambaran yang riil dari data yang didapatkan pada hari ini, masih menunjukkan terjadinya penularan. Selain itu, masih ada kasus positif tanpa gejala yang ada di tengah masyarakat.

Menurut Yuri, masih terlihat penambahan jumlah kasus yang terus meningkat, penyebaran yang sangat cepat ke beberapa wilayah di sekitarnya. Oleh karena itu, kata Yuri, pihaknya akan terus melakukan kajian epidemologis untuk membatasi mobilitas manusia sebagai pembawa penyakit ini.

Oleh karena itu, ia menyerukan untuk menguatkan tidak akan berpergian, tidak mudik, karena ini akan menambah resiko. Ia mengajak masyarakat agar terus mengikuti perkembangan penyakit ini. Di samping itu, pemerintah telah menyediakan informasi yang bisa diakses diakses oleh masyarakat.

Pada kesempatan itu, Yuri mengatakan pihaknya sudah memeriksa 11.420 specimen. Hasilnya, sebanyak 8.000 tak terbukti positif. Ia juga menyampaikan keprihatinan kepada petugas kesehatan yang terpaksa menderita penyakit ini dan kemudian gugur dalam melaksanakan tugasnya.

Lebih jauh, Yuri menegaskan  komitmen pemerintah tegas dan kuat untuk mendistribuskan Alat Pelindung Diri (APD).

Dalam kondisi tersebut,  masyarakat berada di ujung tombak suksesnya pencegahan wabah tersebut.  

“Tetap lakukan langkah jaga jarak, pakai masker dan cuci tangan, ingatkan semuanya,mari kita komit untuk melaksanakan tugas ini,” ujarnya. (asr)

Video Rekomendasi :

https://www.youtube.com/watch?v=42UCAxV5KF0

Kemendag Relaksasi Regulasi Ekspor dan Impor Untuk Pemenuhan Alat Kesehatan dan APD

0

ETIndonesia – Menteri  Perdagangan  memaparkan  kepada  Komisi  VI  DPR  RI  telah melakukan  relaksasi  regulasi  ekspor  dan  impor  tentang  alat  kesehatan  dan  alat  pelindung  diri (APD). 

Langkah  cepat  dan  strategis  ini  dilakukan  untuk  mengantisipasi  kelangkaan  sejumlah  alat kesehatan  (alkes)  di  masa  tanggap darurat COVID-19  di  Indonesia. Demikian ditegaskan  Menteri Perdagangan  Agus  Suparmanto  dalam  Rapat  Dengar  Pendapat  (RDP)  dengan  Komisi  VI  DPR  RI melalui daring, Jumat (3/4/2020) malam dalam rilis Kemendag.

Terkait ketersediaan alkes yang dibutuhkan, khususnya oleh para tenaga medis di rumah sakit atau klinik   yang   manangani   pasien   COVID-19   dan   untuk   memenuhi   kebutuhan   masyarkat   pada umumnya di Indonesia, terdapat 4 Peraturan Menteri Perdagangan yang telah direvisi.

Pertama,   kebijakan terkait pelarangan sementara ekspor produk antiseptik, bahan baku masker, alat pelindung  diri  (APD),  masker,  dan  etil  alkohol. Kementerian Perdagangan telah  menerbitkan Permendag  No   34  Tahun  2020  tentang  Perubahan  Kedua  atas  Permendag  No  23  Tahun  2020 tentang  Larangan  Sementara  Ekspor  Antiseptik,  Bahan  Baku  Masker,  Alat  Pelindung  Diri  dan Masker yang berlaku hinga 30 Juni 2020.

“Pelarangan tersebut guna memastikan ketersediaan produk antiseptk, bahan baku masker, alat pelindung  diri,  masker  dan  etil  alkohol  yang  penting  untuk  pelayanan  dan  pelindung  diri  bagi masyarakat,   mengingat   produk   tersebut   sangat   tinggi   dan   harus   cepat   dipenuhi   untuk pencegahan penyebarluasan wabah dan penanganan virus COVID-19 yang sedang merebak saat ini di dunia dan Indonesia,” ujar Menteri Agus Suparmanto.

Kedua, pembebasan sementara laporan surveyor (LS) untuk impor produk masker dan APD serta keperluan dan kelengkapan alat kesehatan sampai dengan 30 Juni 2020 sesuai dengan Permendag No.  28  Tahun  2020  tentang  Perubahan  Kedelapan  atas  Permendag   No  87  Tahun  2015  tentang Ketentuan   Impor   Produk   Tertentu.  

Alkes   yang   termasuk   dalam   pembebasan   LS   sementara tersebut,  antara  lain  pakaian  pelindung  medis,  pakaian  pelindung  dari  bahan  kimia  atau  radiasi, pakaian bedah,  examination gown  terbuat dari  serat buatan, masker  bedah, masker  lainnya dari bahan  nonwoven,  termometer  infra  merah  dan  barang  lain-lain  berupa  sanitary  towel,  tampon saniter,  popok  bayi  dan  barang  semacam  itu  dari  bahan  selain  tekstil,  kertas  atau  pulp  kertas untuk sekali pakai.

“Relaksasi  impor  yang  diberikan  tersebut  adalah  pengecualian  atas  persyaratan  yang  ada  yaitu ketentuan   LS   di   negara   asal   atau   pelabuhan   muat,   dan   pembatasan   pelabuhan   masuk. Pertimbangan pembebasan  tersebut  adalah  untuk  reaksi  cepat  tangani  virus ini  dan  merupakan hasil  koordinasi  dengan instansi kementerian lembaga terkait khususnya Kementerian Kesehatan dan Kementerian Perindustrian. Kami ini  pastikan ketersediaan  alat kesehatan dan APD tersebut dapat segera terpenuhi melalui relaksasi kebijakan ini,” ujar Mendag. (asr)

Industri Otomotif di Dalam Negeri Didorong Memproduksi Ventilator

0

ETIndonesia – Kementerian Perindustrian mendorong industri otomotif di dalam negeri untuk dapat memproduksi alat bantu pernapasan atau ventilator yang dibutuhkan dalam penanganan pandemi Covid-19 di Tanah Air.

Saat ini, sejumlah rumah sakit rujukan Covid-19 membutuhkan banyak ventilator seiring dengan bertambahnya penderita penyakit yang disebabkan oleh virus korona baru tersebut.


“Sesuai arahan Bapak Menteri Perindustrian, kami telah meminta pelaku industri otomotif melalui Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), agar beberapa anggotanya dapat memproduksi ventilator,” kata Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kemenperin Putu Juli Ardika di Jakarta, Minggu (5/4/2020) dalam rilis Kemenprin.


Menurut Putu, sudah ada industri otomotif yang siap memenuhi permintaan pemerintah tersebut.

“Kami memberikan apresiasi kepada pelaku industri yang menyambut baik terhadap upaya kemanusiaan ini. Semoga produksi ventilator nantinya bisa menjadi solusi untuk mempertahankan kinerja sektor otomotif di tengah kondisi sulit sekarang,” tuturnya.  


Lebih lanjut, Putu mengemukakan, produsen otomotif tersebut sedang menindaklanjuti kerja sama  dengan industri komponen untuk melakukan reverse engineering dalam pengembangan prototipe ventilator.

“Perusahaan itu juga telah mengidentifikasikan ada beberapa tim di lembaga pendidikan dan penelitian yang sedang bekerja mengembangkan ventilator,” terangnya.


Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi menyatakan, dalam upaya mendorong para anggotanya untuk memproduksi ventilator, pihaknya meminta kepada pemerintah dapat menyediakan rekanan kompeten.

“Kami membutuhkan pendamping khususnya industri yang memiliki pengalaman dan keahlian dalam pembuatan ventilator,” ujarnya.


Pendamping tersebut akan membantu mulai dari menjabarkan blueprint terkait teknis pembuatan ventilator, alih teknologi, sampai memodifikasi fasilitas perakitan mobil yang ada saat ini agar dapat digunakan memproduksi ventilator dan menentukan standar bahan baku kepada supplier.

“Kemudian, partner yang sudah berpengalaman itu menentukan standar bahan baku kepada pemasok, kami hanya membantu menjahitkan,” ujarnya.


Sementara itu, Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) siap menunggu arahan pemerintah terkait teknis memproduksi ventilator yang dibutuhkan. Ketua Bidang Komersial AISI Sigit Kumala mengatakan, pihaknya yang membawahi lima merek motor di Tanah Air ini butuh gambaran detail melakukan produksi massal ventilator.


Negara seperti Amerika Serikat dan Inggris sudah mengerahkan kemampuan industri otomotifnya untuk membantu produksi ventilator yang ketersediannya terbatas dalam upaya memenuhi kebutuhan bagi pasien Covid-19. Ventilator dibutuhkan oleh pasien untuk menghindari terjadinya gagal nafas. (asr)

Foto : Ilustrasi Ventilator (Getty Images)

https://www.youtube.com/watch?v=SxiKvXUSsDY

Virus Hantam Ekuador, Orang-orang Tak Berdaya, Mayat Dibakar di Jalanan

0

Epoch Times, oleh Lin Yan Roundup

Virus Wuhan atau virus Komunis Tiongkok meledak di negara Amerika Selatan. Di Ekuador korban tewas akibat virus itu bertebaran. Di jalan-raya kota terbesar Guayaquil, Ekuador terlihat mayat yang ditinggalkan. Mayat sudah sangat banyak sehingga tidak ada yang mampu mengumpulkannya. Beberapa orang terpaksa membakar mayat saudara mereka di jalanan.   

“Mayat-mayat itu ada di mana-mana, ada beberapa yang ditinggalkan di rumah sakit yang sibuk, dan beberapa sudah membusuk di kediaman. Kadang-kadang mayat Itu hanya dibungkus plastik dan kardus lalu dibuang di jalan. “

Dalam sebuah video epidemi yang diposting online, seorang wanita yang mengaku sebagai Gabriela Orellana memohon pemerintah untuk mengambil tubuh suaminya dari rumah. 

Orellana mengatakan dia dikarantina dan tubuh suaminya terbaring di lantai atas, tetapi para pejabat bersikeras bahwa mereka telah mengambil mayat itu.

 “Tuan Presiden, jika Anda melihat video ini, tolong beri tahu saya di mana mereka (pejabat yang mengumpulkan mayat) ?  

Mereka mengatakan kepada saya bahwa mereka akan datang. 

“Itu bohong.” 

Orellana bercerita sambil menangis. 

“Aku hanya ingin meminta bantuanmu agar suamiku mati dengan bermartabat. Tolong jangan melemparkannya dia di sini atau di lantai.”

Gambar itu menunjukkan bahwa pada 3 April 2020, di luar sebuah klinik di Guayaquil, kota terbesar di Ekuador, setelah melihat mayat itu, polisi mengatakan bahwa perlu tiga hari untuk memiliki tenaga untuk menarik diri. (STR / Marcos Pin / AFP via Getty Images)

lim/rp 

Video Rekomendasi

Rencana Pembebasan Lockdown Kota Wuhan Terancam Batal karena Situasi Wabah Masih Serius

0

ET, oleh Zhou Huixin

Markas besar yang menangani pencegahan dan pengendalian epidemi virus komunis Tiongkok atau pneumonia Wuhan mengeluarkan pemberitahuan pada 3 April. Pemberitahuan itu isinya meminta semua pengelola komunitas untuk terus memperkuat manajemen lockdown dan menggencarkan pengawasan terhadap populasi kunci. 

Ditegaskan bahwa petugas pengelola komunitas wajib melaksanakan prosedural seperti : menanyakan identitas setiap orang yang keluar masuk komunitas, melakukan uji suhu badan, memastikan penggunaan masker, mencatat informasi yang ada, dan lainnya. Di samping itu juga memberi pengarahan kepada warga untuk tidak keluar rumah bila tidak ada hal yang perlu, agar dapat memotong sumber infeksi dan memblokir saluran penularan.

Akibat komunis Tiongkok terus menutupi situasi sebenarnya dari epidemi corona virus di negaranya, menyebabkan virus menular dengan cepat ke seluruh dunia. 

Baru-baru ini, warga dan dokter Wuhan masih terus mengungkapkan informasi tentang kasus baru yang muncul di daerah setempat. Sejumlah media juga mengungkapkan bahwa komunis Tiongkok secara resmi menggunakan metode seperti tidak melakukan pengujian, menolak pasien berobat, tidak memasukkan pasien yang mengalami ‘positif ulang’ atau pasien yang kambuh, dan pasien dengan tanpa gejala ke dalam laporan wabah untuk menciptakan fenomena “nol pertumbuhan” pasien terinfeksi.

Dokumen uji asam nukleat milik Komisi Kesehatan Kota Wuhan pada 14 Maret yang terungkap bahwa jumlah sampel uji asam nukleat warga Wuhan yang diambil pada hari itu adalah sebanyak 16.320. Di antaranya ada 373 kasus dinyatakan positif infeksi, dan di antara 373 kasus itu ada 91 adalah kasus positif baru, atau pasien baru yang terinfeksi virus komunis Tiongkok.

Pengujian terhadap infeksi lewat asam nukleat pada hari itu mencakup sampel milik seluruh pasien rawat inap, jadi jumlah kasus positif baru yang 91 itulah pasien yang baru didiagnosa terinfeksi pada 14 Maret. 

Dalam data epidemi resmi yang dipublikasikan komunis Tiongkok terhadap kasus baru yang dikonfirmasi di Wuhan dari tanggal 14 Maret hingga 16 Maret, masing-masing hanya 4 kasus, 4 kasus, dan 1 kasus. Dengan kata lain, dalam waktu 3 hari sejak 14 Maret, jumlah kasus infeksi baru yang dirilis oleh komunis Tiongkok paling banyak hanya 4 kasus dalam 1 hari.

Faktanya, tidak satupun pemerintah daerah di Tiongkok yang percaya pada laporan diagnosa Hubei apalagi gembar-gembor “Nol Pertumbuhan”. 

Pada 25 Maret, Hubei membebaskan lockdown kota, tetapi banyak penduduk provinsi yang akan keluar kota untuk kembali bekerja mendapati bahwa mereka sama sekali tidak dapat meninggalkan provinsi Hubei karena otoritas lokal lainnya menolak untuk mencabut pembatasan perjalanan terhadap penduduk Hubei.

Pada 27 Maret, terjadi saling baku hantam antara polisi kota Jiujiang, Provinsi Jiangxi dengan polisi kota Huangmei, Provinsi Hubei. Gara-gara pihak polisi Jiujiang memperkuat pemasangan penghalang di Jembatan Sungai Yangtze untuk mencegah warga Hubei memasuki kota Jiujiang.

Di kota Hangzhou, Zhejiang warga Hubei perlu menunjukkan surat kerja, surat bukti dari perusahaan kepada yang bersangkutan agar kembali bekerja, dan surat “izin masuk” yang dikeluarkan komite lingkungan sebelum mereka dapat melewati petugas yang menjaga di daerah “perbatasan”.

keterangan Gambar: Pada 3 April, Pihak berwenang di kota Wuhan tiba-tiba mengeluarkan pemberitahuan tentang rencana membatalkan pembebasan lockdown komunitas, meminta warga untuk tidak keluar rumah, bahkan menginstruksikan pengelola komunitas untuk memperkuat manajemen lockdown. Hal ini menunjukkan bahwa situasi aktual dari epidemi di kota Wuhan masih cukup serius. (AFP/Getty Images)

sin/rp

Video Rekomendasi

Rahasia Komunis Tiongkok Terbongkar, Memborong Sumber Daya Medis di Sejumlah Negara di Bawah Hantaman Epidemi

0

ntdtv.com

Virus komunis Tiongkok mengamuk di seluruh dunia, menyebabkan banyak negara menghadapi kekurangan atau bahkan kehabisan sarana medis untuk memerangi epidemi. Namun, berbagai sumber mengungkapkan bahwa sejak awal epidemi, di satu sisi, komunis Tiongkok menutupi informasi tentang epidemi, sementara di sisi lain, lebih dulu menjarah dan memborong sumber daya medis di berbagai negara melalui kedutaan atau konsulat Tiongkok di luar negeri, perusahaan milik negara, asosiasi Tiongkok keturunan Tionghoa dan kamar dagang Tiongkok di luar negeri. Akibatnya, negara-negara itu jatuh ke dalam situasi pasif di bawah hantaman epidemi.

Menurut media Australia, The Sydney Morning Herald, raksasa real estat Greenland Group, yang didukung oleh Komunis Tiongkok, adalah mayoritas pemegang saham yang dimiliki oleh pemerintah Shanghai. Sejak didirikan pada tahun 2013, apartemen hunian di Sydney dan Melbourne telah dijual seharga lebih dari 1 miliar dolar Amerika Serikat atau lebih dari Rp. 16,2 triliun

Ketika epidemi radang paru-paru Komunis Tiongkok pecah, karyawan Greenland Group mendapat instruksi untuk mengesampingkan pekerjaan sehari-hari, mereka diminta membeli sejumlah besar sarana medis di seluruh dunia dan dikirim ke Tiongkok.

Orang dalam perusahaan tersebut mengungkapkan bahwa Greenland Group melakukan ini secara global, begitu di Sydney, membeli sejumlah besar masker bedah, termometer, tisu antibakteri, cairan desinfektan tangan, sarung tangan dan sarana medis lainnya.

Karyawan perusahaan diminta untuk mengumpulkan sarana medis apa pun, dan kesampingkan pekerjaan lainnya. Aksi ini telah berlangsung selama beberapa minggu hingga Februari 2020. Bahkan seluruh departemen akuntansi tidak hadir selama beberapa hari karena mereka sibuk membeli sarana medis seperti yang diinstruksikan.

Sehubungan dengan itu, Presiden Greenland Group mengatakan, “Menurut persyaratan dari Pemerintah Pusat, Komite Kota dan Pemerintah Kota Shanghai, Greenland selanjutnya akan menangani pengadaan sarana medis epidemi global untuk memenuhi permintaan pasar domesti Tiongkok.” 

Virus itu telah menyebabkan kekurangan pasokan medis di Tiongkok. 

Keterangan foto: Sejak awal epidemi, komunis Tiongkok telah lebih dulu menjarah sumber daya medis di sejumlah negara menggunakan perusahaan milik negara maupun swasta dan sebagainya, kemudian sarana medis ini dijual kembali ke negara lain. Ilustrasi (CRISTIAN HERNANDEZ / AFP via Getty Images)

Menurut informasi publik, hingga 31 Januari 2020, Greenland Group telah mengeruk 3 juta masker pelindung, 700.000 set pakaian pelindung dan 500.000 pasang sarung tangan dari Australia, Kanada, Turki dan negara-negara lain. Greenland juga membentuk tim untuk membeli sarana darurat medis, seperti masker, pakaian pelindung dan kacamata pelindung.

Manajer umum Greenland Group Australia juga secara terbuka menyatakan di media sosial pada bulan Februari: “Greenland Australia sedang beraksi, dan termometer tanpa kontak partai kedua akan segera diterbangkan ke Tiongkok! Orang-orang Tiongkok dan masyarakat di luar negeri tengah bekerja keras memerangi virus bersama.”

Pada akhir Januari lalu, Xinhua News Agency pernah melaporkan, bahwa “Greenland Group” menyumbangkan 20 juta yuan bahan pencegahan epidemi di Shanghai, dan sebelumnya juga menyumbang 500.000 masker, 20.000 pakaian isolasi untuk Wuhan serta menyumbangkan bahan pencegahan epidemi ke pemerintah provinsi dan kota setempat.

Media Australia “seniorsnews.com.au” mengatakan pada 26 Maret, bahwa sejumlah besar barang yang dikirim ke Tiongkok, termasuk barang-barang yang sangat dibutuhkan untuk warga dan profesional medis Australia.

Laporan itu juga mengatakan bahwa Greenland Group memborong 3 juta masker bedah, 500.000 pasang sarung tangan, dan sejumlah besar desinfektan serta tisu basah di Australia dan negara-negara lain. Greenland Group diam-diam “menjarah” dulu persediaan itu, yang menyebabkan masker Australia kekurangan stok karena diborong Tiongkok.

Selain Greenland Group, Risland, perusahaan real estat yang membeli pasokan medis di Sydney, telah menarik perhatian media Australia. Perusahaan ini dulu dikenal sebagai Country Garden dan merupakan salah satu perusahaan real estate terbesar di Tiongkok.

The Sydney Morning Herald mengutip berita Risland di LinkedIn yang mengatakan bahwa pada 24 Februari 2020, pesawat khusus perusahaan yang mengangkut pasokan medis itu tiba di Wuhan dari Sydney. Ada 90 ton sarana medis di dalam pesawat, termasuk 100.000 potong pakaian pelindung dan 900.000 pasang sarung tangan.

Surat kabar itu mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan yang didanai Tiongkok ini menyapu bersih sarana medis di Australia dan mengangkutnya ke Tiongkok, yang mungkin menjadi salah satu faktor langkanya pasokan medis di Australia. Ketika perusahaan Tiongkok memborong besar-besaran sarana medis di Australia, hanya ada beberapa orang yang didiagnosis di Australia, tapi sekarang ada lebih dari 4.560 orang yang didiagnosis. Pemerintah Australia mau tidak mau harus memerintahkan pembatalan semua operasi non-darurat untuk menghemat sumber daya medis. 

Keteranagn Foto: Sejak awal epidemi, komunis Tiongkok telah lebih dulu menjarah sumber daya medis di sejumlah negara menggunakan perusahaan milik negara maupun swasta dan sebagainya, kemudian sarana medis ini dijual kembali ke negara lain. Ilustrasi (ALEXANDER NEMENOV / AFP via Getty Images)

Produk pencegahan epidemi Amerika Serikat juga telah diborong komunis Tiongkok

Laporan The Epoch Times menyebutkan bahwa Amerika Serikat juga tidak selamat dari serbuan komunis Tiongkok merongrong semua produk medis di Amerika.

Informasi dari akun WeChat komunis Tiongkok mengatakan bahwa Asosiasi Alumni New York Universitas  Wuhan meluncurkan crowdfunding atau penggalangan dana di Internet pada 23 Januari 2020. Staf dari Asosiasi Alumni tersebut mengatakan bahwa mereka menerima sumbangan dari lebih dari 6.500 orang Tionghoa perantauan hanya dalam beberapa hari, dengan total sumbangan hampir US $ 700.000 atau sekitar Rp. 11.3 miliar

Asosiasi Alumni segera melakukan aksi pembelian di Amerika Serikat, “Mereka mengirim ke Tiongkok sambil membeli sarana medis yang dibutuhkan, dan mengirim sebanyak yang bisa dikirim.”

Hanya dalam waktu singkat, asosiasi alumni di New York berhasil mengumpulkan lebih dari 4 juta dolar Amerika Serikat dari orang-orang Tiongkok di luar negeri, termasuk Kamar Dagang Tiongkok di Amerika, Asian American Community Empowerment, American Hubei Association, dan kelompok Tionghoa di Amerika, lembaga sekolah Tiongkok, kemudian membeli sejumlah besar masker, kacamata, dan pakaian pelindung, lalu dikirim ke Hubei, Tiongkok. 

Pada tahap awal epidemi, PKC menggunakan perusahaan Tiongkok, perusahaan pusat, dll untuk menjarah bahan medis dari banyak negara, tetapi beberapa dari bahan ini bahkan dijual kembali ke negara lain. Skema (CRISTIAN HERNANDEZ / AFP via Getty Images)

 Media Tiongkok mengatakan bahwa banyak asosiasi orang Tionghoa perantauan di luar negeri dan asosiasi industri medis Tiongkok di Amerika Serikat meluncurkan penggalangan dana dan membeli pasokan medis, kemudian dikirim ke Tiongkok. Selain itu, jutaan bahan pelindung yang diangkut dari Amerika Serikat, Jepang, Australia dan Spanyol juga dikirim ke Tiongkok.

Pada tanggal 31 Januari, sebuah tim sukarelawan “Wuhan United”yang terdiri dari orang Tionghoa di Amerika Serikat, bekerja sama dengan organisasi non-pemerintah Amerika Serikat, Direct Relief mengangkut sejumlah pasokan medis darurat dari San Francisco Ke Wuhan, Tiongkok, termasuk 200.000 masker bedah medis, 27.500 pasang sarung tangan medis dan 4.000 potong pakaian pelindung, dengan berat total 2,5 ton.

Terbetik berita bahwa penggagas “Wuhan United” adalah HUST Alumni Association of Northern California dan Wuhan University Alumni Association di Wilayah Teluk San Francisco, Amerika Serikat.

Pada tahap awal epidemi, PKC menggunakan perusahaan Tiongkok, perusahaan pusat, dll untuk menjarah bahan medis dari banyak negara, tetapi beberapa dari bahan ini bahkan dijual kembali ke negara lain. Skema (Gambar Scott Heins / Getty)

Keterangan foto: Sejak awal epidemi, komunis Tiongkok telah lebih dulu menjarah sumber daya medis di sejumlah negara menggunakan perusahaan milik negara maupun swasta dan sebagainya, kemudian sarana medis ini dijual kembali ke negara lain. Ilustrasi (FRANCOIS NASCIMBENI / AFP via Getty Images)

Produk medis Kanada diborong habis komunitas Tionghoa perantauan

Di Kanada, yang tidak memproduksi sarana medis dan memiliki cadangan terbatas, dimana sejak pecahnya wabah di Tiongkok, komunitas Tionghoa perantauan telah membentuk tim untuk memborong berbagai sarana medis, kemudian mengirimnya ke Tiongkok.

Menurut statistik yang tidak lengkap, hingga 27 Januari, berbagai komunitas Tionghoa perantauan di wilayah Vancouver telah mengumpulkan total lebih dari 1,5 juta yuan atau sekitar Rp.  3,3 miliar, dan menyumbangkan bahan pakaian pelindung senilai ratusan ribu yuan. Federasi Tiongkok di Kanada telah mengirim 100,000 masker ke Wuhan, Huang-gang, Jingzhou (Cing Cou) dan daerah lainnya di Tiongkok melalui SF Express.

Laporan itu juga mengatakan bahwa pada 24 Januari, Asosiasi Hubei, Kamar Dagang Hubei, dan beberapa Asosiasi Alumni Kanada Universitas Wuhan dan sebagainya, bersama-sama memprakarsai kegiatan penggalangan dana untuk Hubei dan Wuhan.

Hingga 31 Januari, total hampir 600.000 yuan telah disumbangkan, termasuk lebih dari 2 juta masker, dan lebih dari 10.000 botol cairan desinfektan.

Akun publik WeChat “DushiVan” mengatakan pada 18 Februari bahwa persediaan medis di Kanada akan segera habis diborong oleh komunitas Tionghoa.

Pada tanggal 25 Maret, media Amerika Serikat mengatakan bahwa jumlah orang Kanada yang terinfeksi pneumonia virus Komunis TIongkok di Kanada terus meningkat. Sementara sarana medis di berbagai rumah sakit besar, seperti masker, sarung tangan dan pakaian pelindung sangat langka. Banyak rumah sakit telah memberi tahu staf rumah sakit bahwa mereka hanya dapat diberikan satu masker per hari, dan tidak perlu mengganti masker ketika merawat pasien yang tidak sama. 

Keterangan foto: Sejak awal epidemi, komunis Tiongkok telah lebih dulu menjarah sumber daya medis di sejumlah negara menggunakan perusahaan milik negara maupun swasta dan sebagainya, kemudian sarana medis ini dijual kembali ke negara lain. Ilustrasi (FRANCOIS NASCIMBENI / AFP via Getty Images)

Sarana perlindungan epidemi di sejumlah besar negara diborong komunis Tiongkok

Italia yang dihantam epidemi parah, persediaan medis seperti masker dan kacamata juga telah disikat habis oleh orang-orang Tiongkok.

Menurut laporan huxiu.com pada 9 Maret 2020, ketika wabah meletus pada awal Januari lalu, orang-orang Tionghoa perantauan di Italia secara aktif menyumbangkan uang dan “menyapu bersih semua masker setempat yang tersedia.”

 Situs Nihon Keizai Shimbun mengatakan pada 4 Februari 2020, bahwa masker dan persediaan sterilisasi di Jepang juga mengalami kekurangan stok, dan rak-rak di toko obat dan toko-toko lainnya terjual habis.

Menurut sebuah laporan di Jiangsu.com pada 2 Februari, hampir 400.000 masker di Kenya diborong oleh orang-orang Tionghoa perantauan setempat, dan dikirim ke Tiongkok. 

Beberapa orang mengkritik Tiongkok tidak seharusnya membeli sarana medis di wilayah yang sudah terbelakang, karena akan menyebabkan kerugian yang tidak perlu pada daerah setempat.

Dilihat dari kilas balik dari jejaring sosial di berbagai negara, Tiongkok juga telah memborong habis masker dari Inggris, Thailand, dan Korea Selatan dan banyak negara lainnya.

Pada tahap awal epidemi, PKC menggunakan perusahaan Tiongkok, perusahaan pusat, dll untuk menjarah bahan medis dari banyak negara, tetapi beberapa dari bahan ini bahkan dijual kembali ke negara lain. Skema (FRANCOIS NASCIMBENI / AFP via Getty Images)

Menurut statistik resmi dari Bea Cukai Tiongkok, dari 24 Januari hingga 29 Februari, orang Tionghoa perantauan mengirim 2,02 miliar masker dan 25,38 juta pakaian pelindung ke Tiongkok dalam waktu satu bulan.

The Epoch Times melaporkan bahwa mereka yang menggerakkan orang-orang Tionghua perantauan untuk membeli dan memberikan sumbangan dana di luar negeri umumnya adalah asosiasi kaum sedaerah, asosiasi alumni, dan kamar dagang. “Asosiasi kaum sedaerah” adalah salah satu saluran utama bagi komunis Tiongkok untuk mencoba mengendalikan orang-orang Tionghoa perantauan di luar negeri.

Clive Hamilton, seorang profesor di Universitas Charles Sturt, Australia, pernah memperingatkan bahwa Komunis Tiongkok mengendalikan mahasiswa dan asosiasi kaum sedaerah Tiongkok, Asosiasi Alumni, Kamar Dagang, Asosiasi Ilmu Pengetahuan Profesional Tiongkok, Grup Warisan Budaya, dan beragam Asosiasi lainnya melalui Departemen Front dan Propagandanya.

Pada tahap awal epidemi, PKC menggunakan perusahaan Tiongkok, perusahaan pusat, dll untuk menjarah bahan medis dari banyak negara, tetapi beberapa dari bahan ini bahkan dijual kembali ke negara lain. Ilustrasi (Gambar Mario Tama / Getty)

Komunis Tiongkok berusaha keras memborong habis semua sarana medis di seluruh dunia

Pada awal Februari, Kantor Informasi Dewan Negara Komunis Tiongkok dan akun publik resmi WeChat dari Kementerian Industri dan Teknologi Informasi mengatakan bahwa untuk mengatasi kekurangan sarana medis domestik, mereka mengorganisir pengadaan khusus internasional, dan banyak perusahaan membeli sejumlah besar pasokan medis dari banyak negara melalui pengadaan barang yang dibutuhkan dan sumbangan dana.

Pada 3 Februari, sebuah dokumen dari Dewan Negara Komunis Tiongkok yang jatuh ke tangan “Wall Street Journal” menyebutkan bahwa untuk memastikan ketersediaan cadangan sarana medis yang memadai dalam menghadapi epidemi, pemerintah Tiongkok harus berusaha keras untuk menyerap semua stok yang ada dan membeli semua masker serta pakaian pelindung.

 Menurut laporan media Tiongkok, bahwa sejak 25 Januari, Alibaba, platform e-commerce terbesar di Tiongkok, mengumumkan pembentukan dana khusus senilai 1 miliar yuan untuk pengadaan sarana medis di luar negeri dan mengumumkan akan melakukan transportasi lintas batas secara gratis.

Menurut Kantor Berita Xinhua, pada 31 Januari, 45.000 pakaian pelindung yang dibeli oleh Tencent dan Fosun International dari Inggris dan Jepang tiba di Wuhan. Fosun mengatakan bahwa hingga 29 Januari, mereka telah membeli 330.000 masker dan 270.000 pakaian pelindung.

Pada pagi 1 Februari, 1,12 juta masker medis yang dibeli dari Korea Selatan oleh China General Technology Group dan China Meheco Corporation tiba di Beijing, sarana medis itu kemudian dikirim ke Wuhan setelah inventarisasi.

Hingga 2 Februari pukul 10:00 waktu setempat, perusahaan milik negara seperti China National Pharmaceutical Group Corp, China Railway Construction, China Energy Engineering Corporation atau Energy China, China Resources dan perusahaan milik negara lainnya telah membeli 6,729 juta masker, 184.500 potong pakaian pelindung, 511.000 pasang sarung tangan, 2 ton sarana medis, dan 312.000 sarana pelindung medis lainnya.  Sebanyak 1.703 juta masker dikirim dari luar negeri, 271.000 potong pakaian pelindung, sekitar 134,38 ton sarana medis, dan 4.000 potong pakaian bedah.

Banyak informasi menyebutkan bahwa kedutaan dan konsulat Tiongkok juga bekerja sama di luar negeri, berkontribusi terhadap gelombang pembelian sarana medis secara global itu.

Seorang penulis asing di luar negeri mencuit di Twitter, bahwa komunis Tiongkok pernah mengirim sejumlah besar personel dari badan keamanan nasional untuk membeli masker di luar negeri pada akhir Januari lalu. Tindakan menjarah habis sarana medis dari negara lain untuk mengatasi dampak epidemi itu sangat picik, karena secara langsung menyebabkan memburuknya situasi epidemi di daerah epidemi lainnya. Itu adalah perilaku perang yang tak terlihat. Dengan kata lain, orang-orang Tiongkok menyapu bersih masker dari berbagai negara, adalah hasil dari manipulasi Komunis Tiongkok dibaliknya. 

Keterangan foto: Sejak awal epidemi, komunis Tiongkok telah lebih dulu menjarah sumber daya medis di sejumlah negara menggunakan perusahaan milik negara maupun swasta dan sebagainya, kemudian sarana medis ini dijual kembali ke negara lain. (Ilustrasi  Mario Tama / Getty) 

Johny/rp

Video rekomendsi

Seekor Anjing Greyhound yang Ditinggalkan Terus Menangis, Beberapa Hari Kemudian Anjing Itu Mengejutkan Penyelamatnya

0

Galgos del Sol Animal Rescue berspesialisasi dalam penyelamatan greyhound. Lebih tepatnya, mereka bekerja terutama pada anjing pemburu greyhound di Spanyol, karena banyak dari hewan-hewan ini ditinggalkan atau dibunuh setiap tahun ketika musim berburu di negara Eropa berakhir.

Anjing tidak dipandang sebagai hewan peliharaan yang potensial, sehingga mereka berakhir di tempat penampungan untuk dimatikan, atau, lebih sering daripada tidak, mereka dibiarkan hidup kelaparan dan kehausan di jalanan.

Beginilah cara mereka menemukan Matilda. Anjing itu sangat putus asa dan kesakitan, sendirian di jalanan dan dia tidak bisa berhenti menangis. Tubuhnya yang kurus menunjukkan semua tulangnya, karena beratnya kurang dari setengah berat seekor anjing dari jenis dan umurnya.

Sekelompok pria dan wanita muda menghubungi Tina Solerapendiri presiden Galgos del Sol Animal Rescue untuk memberitahunya tentang situasi mengerikan Matilda.

Tina menulis di Facebook bahwa dia segera pergi ke kota tempat anjing malang itu ketika dia menerima telepon.

Tina berpikir bahwa, karena Matilda sangat lemah, dia bisa menyelamatkannya tanpa jebakan, tetapi segalanya tidak berjalan seperti yang dia harapkan. Beberapa pemuda setempat dengan sabar membantunya memasukkan anjing ke dalam kandang.

Karens kondisi Matilda sangat buruk dan sangat tertekan. Dia berulang kali mencoba menggigit orang yang berusaha membantunya.

Dengan kesabaran, dan ketekunan , Tina dan asistennya berhasil menyelamatkan Matilde, sehingga ia segera dibawa ke rumah sakit hewan. Dia terus menjerit dan menangis sepanjang perjalanan dan Tina tidak tahu apakah anjing itu melakukannya karena rasa sakit atau takut.

Tina, yang pindah bersama keluarganya dari Inggris ke Murcia, Spanyol, adalah ibu dari dua anak dan mengatakan hatinya hancur berkeping-keping oleh teriakan Matilda.

Anjing itu kurus, penuh dengan kutu, dan demam. Mereka melakukan rontgen seluruh tubuh dan pemindai untuk melihat apakah dia mengalami sesuatu yang rusak, tetapi tidak ada yang jelas muncul, jadi dia diberi penghilang rasa sakit dan menempatkannya di tempat tidur empuk untuk tidur.

Beberapa hari kemudian, Matilda merasa jauh lebih baik. Akhirnya dia menjerit, tetapi itu normal karena semua trauma emosional yang diderita hewan peliharaan ini di jalanan.

Bagi Tina, melihat anjing greyhound mengibaskan ekornya adalah emosi yang tak terlukiskan. Ini adalah tanda bahwa dia masih percaya pada manusia lagi dan bahwa dia sedang dalam perjalanan menuju kehidupan normal.(yn)

Sumber: zoorprendente

Video Rekomendasi:

https://youtu.be/CQOdiOnRO5E

Angka Kematian Harian Akibat Pandemi di Amerika Serikat Mungkin Mencapai Puncaknya pada Pertengahan April, Dimana Terjadi Lebih dari 2.200 Kematian

0




Theepochtimes.com

Presiden Trump membuat catatan muram pada pembukaan briefing pandemi harian di Gedung Putih pada hari Selasa 31 Maret, memuji layanan pekerja kesehatan garis depan dan meratapi kehilangan besar nyawa.

“Amerika Serikat berada di tengah-tengah pengadilan nasional yang besar,  yang belum pernah kita hadapi sebelumnya. Kita semua berperang dengan virus yang mematikan. Untuk sukses dalam pertarungan ini akan membutuhkan tindakan penuh dan mutlak dari kekuatan cinta dan pengabdian kita bersama,” kata Donald Trump.

Dr. Deborah Birx mengutip proyeksi yang berkisar antara 100.000 hingga 240.000 orang mungkin meninggal karena virus  Komunis Tiongkok sebelum pandemi ditaklukkan, bahkan dengan diberlakukan langkah-langkah untuk mengurangi keparahan pandemi.

Dr. Anthony Fauci mengatakan bahwa sementara ada beberapa tanda untuk mengurangi keparahan pandemi, langkah-langkah sedang bekerja, hal tersebut akan memakan waktu sebelum dampak jaga jarak yang nyata sosial menjadi jelas. 

“Penurunan jumlah kasus yang dipastikan akan menjadi tanda pertama perbaikan,” kata Dr. Anthony Fauci. 

Sementara itu, statistik kematian, penerimaan unit perawatan intensif, dan rawat inap akan menyusul.

“Jadi apa yang akan kita lihat dan kita harus bersiap diri, beberapa hari hingga satu minggu atau lebih ke depan, kita akan terus melihat hal-hal tersebut semakin meningkat. Kita tidak boleh berkecil hati karena hal tersebut, karena pengurangan keparahan pandemi sebenarnya bekerja dan akan bekerja,” kata Dr. Anthony Fauci.

Seorang pekerja ambulans menyemprotkan desinfektan di dalam ambulans di luar Pusat Rumah Sakit Brooklyn selama wabah virus PKC di wilayah Brooklyn di Kota New York, New York, AS, 31 Maret 2020. (Brendan Mcdermid / Reuters)
Seorang wanita memakai masker saat melintasi jalan kosong dekat Los Angeles Convention Center di pusat kota Los Angeles, California, pada 30 Maret 2020. (Robyn Beck / AFP via Getty Images)

Gedung Putih merilis proyeksi terbaru beberapa hari setelah memperpanjang pedoman jaga jarak federal sampai tanggal 30 April. Presiden dan para pejabat semuanya meminta orang Amerika Serikat untuk berpartisipasi dalam mengalahkan virus tersebut.

“Adalah masyarakat yang akan melakukan ini. Tidak ada peluru ajaib. Tidak ada vaksin atau terapi ajaib. Hanyalah perilaku. Setiap perilaku kita diterjemahkan menjadi sesuatu yang akan mengubah arah pandemi ini selama 30 hari ke depan,” kata Deborah Birx.

Menurut model yang dikutip oleh Deborah Birx, seandainya Amerika Serikat tidak melakukan jaga jarak, maka sebanyak 1,5 hingga 2,2 juta orang akan meninggal akibat penyakit ini. Menurutnya, ada harapan dalam angka terbaru dari Italia, di mana kasus yang dipastikan mulai menurun setelah pihak berwenang Italia memberlakukan karantina nasional.

Peningkatan pesat dalam kasus yang dipastikan per 100.000 penduduk di New York dan New Jersey membuat kedua negara bagian tersebut berbeda sendiri dari negara bagian lain, model lain yang dirujuk oleh Deborah Birx. Kini strategi Gedung Putih adalah fokus pada semua sumber daya untuk membantu New York dan New Jersey sementara memastikan wabah serupa tidak terjadi di tempat lain.

Hingga 3 April 2020, sebanyak 7.392 orang meninggal dunia di Amerika Serikat karena virus  ‘Komunis Tiongkok’ yang dikenal sebagai pneumonia Wuhan atau coronavirus. Sementara itu, lebih dari 277.161 kasus yang dipastikan positif terinfeksi

Foto: Presiden Donald Trump berbicara sementara diapit oleh Dr. Anthony Fauci (kiri), direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, dan Wakil Presiden Mike Pence selama pengarahan tugas satuan koronavirus harian di ruang Brady Briefing di Gedung Putih di Washington pada 31 Maret 2020. (Menangkan McNamee / Getty Images

vivi/rp 

Video Rekomendasi

Suhu dan Kelembaban Tinggi Tidak Menghambat Penyebaran Corona Virus Wuhan

0

NTD, oleh Xiao Jing

Penelitian terbaru yang diterbitkan  Journal of American Medical Association (JAMA) Network Open  menunjukkan bahwa virus komunis Tiongkok masih dapat menyebar secara efektif dalam kondisi suhu tinggi dan kelembaban tinggi.  Dengan kata lain, jika kita menaruh harapan pada cuaca panas akan membuat penyebaran virus komunis Tiongkok menurun seperti halnya pada virus SARS, maka  harapan  itu tidak akan menjadi kenyataan.

Intensitas penyebaran virus SARS yang terjadi antara tahun 2002 dan 2003 secara bertahap menurun seiring dengan munculnya suhu tinggi di musim panas, yang menunjukkan bahwa virus SARS lebih cocok dengan suhu rendah dan lingkungan yang lembab. Lalu  apakah virus komunis Tiongkok juga akan menghilang saat cuaca semakin hangat ? Para ahli tidak yakin dengan hal ini.

Baru-baru ini, Zhang Wenhong, Direktur Departemen Infeksi Rumah Sakit Huashan yang Berafiliasi dengan Universitas Fudan juga mengatakan bahwa tidak ada virus dalam sejarah yang seaneh virus komunis Tiongkok ini. Virus corona  ini memiliki gejala yang lebih berat daripada influenza yang penyebarannya cepat. Corona juga memiliki kecepatan penyebaran yang lebih kuat daripada SARS dengan gejala parah. Bahkan  ada pembawa virus atau pasien terinfeksi yang tidak menunjukkan gejala asimtomatik. 

Yuen Kwok-yung, seorang profesor di Departemen Mikrobiologi di Universitas Hongkong mengatakan bahwa ia tidak percaya suhu tinggi akibat perubahan musim akan membunuh corona virus Komunis Tiongkok. Ia memperkirakan bahwa pandemi tidak akan berakhir pada tahun ini.

Untuk memahami apakah penyebaran virus komunis Tiongkok akan terpengaruh oleh suhu tinggi dan kelembaban tinggi, tim peneliti di Tiongkok menganalisis jejak ke-9 orang pasien yang terinfeksi virus dari lokasi pemandian di Huai’an, Jiangsu.

Pemandian di Huai’an ini berada sekitar 700 kilometer jauhnya dari kota Wuhan, dengan luas sekitar 300 meter persegi, suhu 25-41°C, kelembaban udara sekitar 60%. Tersedia kolam renang, tempat mandi pancuran dan sauna. 

Kesembilan orang pasien ini berumur antara 24 hingga 50 tahun, 8 orang dari mereka adalah tamu mandi dan yang lainnya adalah staf di pemandian tersebut. Setelah terinfeksi pneumonia komunis Tiongkok mereka semua dikirim ke Rumah Sakit Keempat Kota Huai’an, dan mendapat perawatan mulai 25 Januari hingga 10 Februari.

Tim peneliti menyatakan bahwa pasien No. 1 sebelumnya pernah berkunjung ke Wuhan. Pasien itu pada 18 Januari menggunakan fasilitas pemandian umum di Huai’an. Ia menderita demam pada hari berikutnya dan dikirim ke rumah sakit seminggu kemudian.

Pasien lainnya masing-masing menggunakan fasilitas pemandian seperti mandi pancuran, sauna dan berenang pada tanggal 19, 20, 23 dan 24 Januari. Gejala-gejala seperti demam, batuk, sakit kepala, sesak dada, dan lainnya muncul pada hari keenam sampai kesembilan. Sedangkan pasien No. 9 masih terus bekerja di tempat pemandian, ia baru terasa ada gejala sakit pada 30 Januari.

Selama di rumah sakit ke-9 orang tersebut menjalani uji infeksi melalui ambil sampel usap faring mulut dan hidung dengan hasil yang menunjukkan positif infeksi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa virus komunis Tiongkok tidak menunjukkan tanda-tanda melemahnya penyebaran dalam kondisi suhu tinggi dan kelembaban tinggi.

Sebelumnya, Harvard Medical School di Amerika Serikat telah melakukan sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa perubahan cuaca saja tidak akan menyebabkan penyebaran virus komunis Tiongkok menurun.

Xiao En, mantan peneliti virologi di US Army Research Institute juga berpendapat bahwa virus itu sendiri mereproduksi dan menyebar di tubuh manusia dan pada dasarnya tidak ada hubungannya dengan suhu di luar. Ia menyebutkan bahwa di beberapa negara bercuaca panas seperti Singapura dan Asia Selatan juga memiliki kasus infeksi, jadi tidak terbukti bahwa penyebaran virus akan terhambat oleh faktor cuaca.

Saat ini, jumlah pasien positif terinfeksi virus komunis Tiongkok di Singapura, Malaysia, Thailand, Indonesia dan negara-negara Asia Selatan lainnya terus meningkat.

Foto : Penelitian terbaru yang diterbitkan dalam JAMA Network Open beberapa hari yang lalu menunjukkan bahwa virus komunis Tiongkok masih dapat menyebar secara efektif dalam kondisi suhu tinggi dan kelembaban tinggi. (CDC-AS)

sin/rp

Video Rekomendasi

Tenaga Medis di Rumah Sakit Mendapat Dukungan Terbaik dalam Menghadapi Pandemi

0

Tenaga medis tanpa diragukan lagi adalah pahlawan di tengah krisis pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini. Mereka bekerja tanpa kenal lelah mempertaruhkan hidup mereka sendiri untuk menyelamatkan orang lain yang telah menjadi korban virus.

Sebagian besar staf menghabiskan sepanjang hari di rumah sakit, sehingga menerima pelukan atau belaian kenyamanan dari kerabat yang dicintai tampaknya telah lama berlalu.
 
Namun, ada anggota berbulu baru yang telah tiba untuk membawa kedamaian dan ketenangan untuk mereka di tengah kekacauan ini. Itu adalah seekor anjing Labrador kuning berumur satu tahun yang menggemaskan. Dia tinggal di Kota Denver, Amerika Serikat.

Ini adalah anjing penjaga yang menggemaskan yang telah memutuskan untuk membawa kegembiraan bagi seluruh staf medis yang memerangi virus corona.

Wynn adalah nama teman berbulu yang telah datang untuk memenuhi peran luar biasa di Rose Medical Center di Denver, Colorado. Ini membantu staf memutuskan hubungan setelah shift yang sibuk untuk sementara waktu, mengistirahatkan pikiran mereka dan membuat mereka tersenyum dengan kelembutan tak terbatas mereka.

Anjing kecil yang manis ini tidak asing dengan dunia kesehatan, pemiliknya Susan Ryan juga bekerja sebagai tenaga medis di rumah sakit. Wynn selama ini telah memberikan bantuan gratis kepada para veteran, orang dewasa dan anak-anak cacat.

Sementara Wynn hanyalah anak anjing, ketika dia telah cukup umur, Canine Companions for Independence telah melatihnya untuk menjadi anjing bantuan pribadi bagi seseorang dengan disabilitas.

Wynn memiliki akun Instagram-nya sendiri @docplusdog. Dalam akunnya pemiliknya menerbitkan beberapa gambar Wynn selama hari kerjanya, ia telah memperoleh ribuan pengikut dan mengagumi semua pecinta binatang.

Dalam salah satu gambar kita bisa melihat anjing menghibur ibunya. Dalam hal ini Ryan mengatakan:

“Saya melihat Wynn kembali setelah dibawa keluar. Saya hanya duduk di lantai dan berkata, ‘Bisakah saya menghabiskan waktu dengannya?’ ”

Pada saat itu Ryan baru saja meninggalkan seorang pasien, memeluk bola rambut kesayangannya adalah kenyamanan yang sangat dibutuhkannya.

Anjing melakukan hal yang sama dengan semua staf, memeluk mereka, berbaring satu sama lain, membiarkan mereka membelai, memberi mereka sedikit ketenangan dan kenyamanan setelah begitu banyak musibah.

Sejak dia masih kecil, anjing yang menggemaskan ini telah mengunjungi rumah sakit, tetapi sekarang kunjungannya menjadi lebih penting karena peran penting yang dia mainkan dalam kehidupan tenaga medis.

“Ketika saya melakukan shift, staf menyala. Itu adalah bagian paling bahagia dari zaman kita, ” kata Ryan)

Jangan khawatir jika Anda berpikir Wynn bisa tertular virus, semua staf di sekitarnya mencuci tangan dengan baik sebelum menyentuhnya.

Bagaimanapun, kebersihan sangat penting untuk memerangi virus. Terima kasih, Wynn, karena menjadi bagian dari pertarungan ini, Anda juga bagian dari para pahlawan super yang menghadapi pertempuran ini.(yn)

Sumber: zoorprendente

Video Rekomendasi:

https://youtu.be/CQOdiOnRO5E

Anak Kucing yang Diselamatkan Menjadi Obat Terbaik untuk Wanita Berusia 90 Tahun

0

Tidak ada keraguan, hewan peliharaan adalah anggota keluarga yang lain. Setiap hari mereka lebih dihargai, karena selain menawarkan kesenangan dan kebersamaan, kehadiran mereka memiliki dampak positif pada kesehatan fisik dan mental manusia, meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan.

Di sisi lain, orang tua yang hidup dengan hewan terbukti lebih sedikit mengalami stres dan sangat jarang mengunjungi dokter daripada mereka yang tidak.

Keberadaannya mengurangi rasa kesepian, merangsang komunikasi, mendukung kontak fisik dan menunjukkan kasih sayang, dan juga merangsang memori dan perhatian. Tetapi ada satu hal yang kita cintai dan itu adalah kemampuan yang mereka miliki untuk membuat hidup kita lebih baik.
 
Guadalupe “Lupita” seorang wanita berusia 90 tahun, dan salah satu putrinya, bernama Diana Pérez, berbagi momen berharga dari persahabatan ibunya dengan kucingnya Tili.

Dalam gambar Anda dapat melihat bagaimana wanita tua itu berbagi sepotong kue dengan kucingnya, dalam contoh kasih sayang yang diberikan kucing cantik ini untuk tetap termotivasi.

“Ibuku bersama pasangannya, anak kucing yang manis dan nakal Tili, aku sangat menyayangi mereka,” tulis Diana dalam publikasi itu.

Dan apakah Tili telah bertanggung jawab untuk menjaga wanita tua itu stabil dan ceritanya juga sangat mengharukan, dimulai dengan fakta bahwa kalungnya bertuliskan “Luna”, meskipun mereka memanggilnya Tili karena salah satu anak kecil di rumah itu memutuskan untuk memberinya julukan itu.

Dalam contoh lain tentang seberapa dekat keluarga ini, anak-anak di rumah itu menyelamatkan kucing tepat pada waktunya sebelum dimakan oleh seekor anjing, membebaskannya dari bawah mobil, kotor dan penuh minyak.

“Tubuhnya penuh dengan lumpur dan minyak dari bawah mobil. Dia kecil, takut setengah mati, sangat kurus. Saudara-saudaraku menghabiskan semua uang mereka untuk menyembuhkannya. Mereka membawakan stoples dan serum untuk ibuku untuk anak kucingnya, “lanjut Diana.

Kehadiran anjing, kucing, dan hewan peliharaan lainnya merupakan faktor penentu suasana hati.

Dampak hewan pada kehidupan manusia begitu positif sehingga bahkan banyak program kesehatan di berbagai negara mulai memasukkan hewan peliharaan lebih banyak ke dalam terapi.

Kisah ini adalah contoh yang jelas tentang bagaimana hal-hal besar dapat dilakukan dengan cinta dan kesatuan keluarga. Seekor hewan peliharaan menempati tempat yang berharga di hati kita, dan memberi kami bonus itu, seperti Lupita.(yn)

Sumber: zoorprendente

Video Rekomendasi:

https://youtu.be/CQOdiOnRO5E

Kulit Wanita Ini Menjadi Hijau Setelah Menerapkan Produk Kecantikan Favoritnya

Banyak orang suka menggunakan lotion berjemur agar terlihat seperti telah menghabiskan beberapa hari di pantai.

Jenni Coleman selalu menjadi pencinta hebat produk-produk ini dan kapan pun dia bisa, dia membeli satu dan menggunakannya pada acara-acara khusus. Beberapa tahun yang lalu saat dia berusia 35 tahun, ia memutuskan untuk pergi ke toko dan menerapkan produk favoritnya itu.

“Aku selalu terlihat terlalu putih, aku terlihat seperti hantu. Jadi saya suka memakai bronzer dan saya punya banyak, ” katanya, alasan dia suka memakai produk tresebut.

Segalanya tampak berjalan normal tetapi pada hari berikutnya dia hampir pingsan ketika dia melihat dirinya di cermin. Itu benar-benar hijau dan tampak seperti kostum Halloween.
 
“Ketika saya memakainya, anak-anak saya memperingatkan saya bahwa krim itu terlihat agak hijau tetapi saya mengabaikannya,” kenang Jenni.

Pada titik inilah Jenni berharap dia mendengarkan rekomendasi anak-anaknya. Jelas ada sesuatu yang salah dan tidak peduli seberapa keras dia berusaha untuk mencuci, warna hijau cerah tidak keluar dari tubuhnya.

Dia tidak pernah untuk meninggalkan rumahnya dalam kondisi seperti itu dan tetap tetap tinggal di rumah sepanjang akhir pekan berharap semuanya akan berakhir sesegera mungkin.

Reaksi pertamanya sangat menakutkan dan dia bahkan hampir menangis, tetapi kemudian dia memutuskan bahwa yang terbaik adalah mengambil semuanya dengan sedikit humor. Dia memasang wajah penyihir terbaiknya untuk mengambil beberapa gambar lucu.

“Kupikir warna itu tidak akan pernah rontok. Teman-teman saya memberi tahu saya bahwa dia terlihat seperti Wizard of Oz Witch. Mereka bahkan memberi tahu saya bahwa hidung saya terlihat lebih besar, “kata Jenni.

Jenni ingat bahwa ia mengambil sebotol lotion berjemur dari bagian bawah raknya. Dia mungkin terlalu tua dan hanya kedaluwarsa.

“Biasanya saya membeli krim ini kapan saja saya bisa jadi saya punya banyak yang disimpan di rumah. Saya tidak pernah berpikir mereka bisa dikalahkan,” ujarnya.

Yang membuat semua orang lega, beberapa hari kemudian warna hijau cerah menjadi semakin terang dan akhirnya hilang sama sekali. Ini tidak menghentikan Jenni dalam kecintaannya yang besar akan penyamakan tetapi dia sekarang memastikan bahwa produk yang dia gunakan tidak kedaluwarsa.(yn)

Sumber: viralistas

Video Rekomendasi:

https://youtu.be/HcKq5WfnyaM

Setelah Taipan Tiongkok Hilang, Semakin Berkembang Kritik terhadap Kepemimpinan Xi Jinping Menunjukkan Pertikaian Faksi

0

Nicole Hao

Gara-gara mengkritik pemimpin Partai Komunis Tiongkok Xi Jinping, taipan Ren Zhiqiang baru-baru ini ditahan oleh rezim Komunis Tiongkok.

Segera setelah kejadian itu, para aktivis demokrasi Tiongkok di pengasingan di luar negeri secara terbuka mengedarkan surat meminta Xi Jinping untuk memberlakukan reformasi sistematis. Surat itu konon ditandatangani oleh para pengusaha dan pensiunan pejabat senior Tiongkok. 

Kebenaran surat tersebut tidak dapat dipastikan. Tetapi analis percaya desas desus perbedaan pendapat semacam itu menunjukkan bahwa pertikaian antar-faksi di dalam Partai Komunis Tiongkok semakin intensif, saat Xi Jinping menghadapi kritik yang semakin memuncak mengenai cara Tiongkok menangani wabah virus.

Ren Zhiqiang siapa dia?

Ren Zhiqiang, berusia 69 tahun. Dia adalah taipan real estate yang sukses di Beijing. Ayahnya bernama Ren Quansheng adalah Wakil Menteri Perdagangan Komunis  Tiongkok sebelum pensiun pada tahun 1983. Sebagai keturunan mantan pejabat senior, Ren Zhiqiang dianggap sebagai pangeran Partai Komunis Tiongkok.

Selain itu, Wang Qishan, wakil ketua Tiongkok dan salah satu pendukung  Xi Jinping yang terkuat, adalah mentor Ren Zhiqiang di sekolah menengah pertama. Wang Qishan adalah seorang guru di sekolah menengah pertama tempat Ren Zhiqiang bersekolah.

Ren Zhiqiang dikenal kritis terhadap rezim Komunis Tiongkok. Pada tanggal 19 Februari 2016, Ren Zhiqiang memposting di Weibo, platform media sosial Tiongkok mirip Twitter, bahwa “nama keluarga semua media Tiongkok adalah Komunis Tiongkok, dan media tersebut tidak mewakili kehendak rakyat”. Itu berarti media menjalankan perintah Partai Komunis Tiongkok.

Pada saat itu, Ren Zhiqiang dikritik oleh media pemerintah Komunis  Tiongkok. Komunis Tiongkok juga menghukum Ren Zhiqiang, mengumumkan bahwa  Komunis Tiongkok akan memonitor perilaku Ren Zhiqiang selama satu tahun. Jika Ren Zhiqiang selanjutnya melakukan “kesalahan,” ia akan kehilangan keanggotaan Partai Komunis Tiongkok.

Pada tanggal 8 Maret, netizen Tiongkok membagikan artikel yang ditulis oleh Ren Zhiqiang, padahal artikel itu sudah dihapus di Tiongkok. Namun artikel itu dengan cepat menyebar ke luar negeri oleh para aktivis.

Ren Zhiqiang menulis: “Wabah virus ini baru saja membuktikan bahwa nama keluarga semua media Tiongkok adalah  Komunis Tiongkok, dan rakyat Tiongkok telah ditinggalkan Komunis Tiongkok.”

Ren Zhiqiang menjelaskan bahwa rezim Komunis Tiongkok tidak bereaksi segera untuk menghentikan penyebaran virus. Ia mengatakan pihak berwenang Tiongkok juga berbohong kepada masyarakat. Karena rakyat Tiongkok tidak sadar akan penularan virus, tanpa disadari rakyat Tiongkok menyebarkan virus lebih lanjut.

Ren Zhiqiang menyebut Xi Jinping sebagai “badut yang bersikeras menjadi kaisar, bahkan setelah si badut melucuti pakaiannya.”

Pada tanggal 12 Maret, Ren Zhiqiang menghilang dari publik.

Pada tanggal 25 Maret, Voice of America mengutip informasi dari teman-teman Ren Zhiqiang yang  melaporkan bahwa pihak berwenang Beijing menahan Ren Zhiqiang, serta putranya dan sekretarisnya.

Laporan itu mengutip orang dalam yang mengatakan, “Tidak seorang pun diizinkan untuk ikut campur dalam kasus Ren Zhiqiang, mempengaruhi kasus itu, atau memohon demi Ren Zhiqiang. Mungkin saja Wang Qishan juga tidak diizinkan  untuk membantu Ren Zhiqiang .”

Laporan Voice of America dari sumber orang dalam, mengatakan Ren Zhiqiang tidak memposting artikelnya secara online; Ren Zhiqiang membagikan artikelnya dengan 11 pengusaha Tiongkok lainnya yang merupakan teman-temannya. Kemudian, beberapa teman-temannya tersebut berbagi artikel itu dengan lebih banyak orang. Akhirnya, artikel itu bocor secara online.

Chen Ping

Pada tanggal 21 Maret, seorang pangeran dan miliarder Partai Komunis Tiongkok lainnya bernama Chen Ping, memposting sebuah artikel di WeChat, platform media sosial populer. Ia mengklaim artikel itu dirancang oleh warga anonim.

Artikel tersebut menjelaskan mengapa mereka tidak puas dengan rezim Tiongkok saat ini:

tekanan yang meningkat pada sektor swasta; kurangnya aturan hukum, kebebasan ekspresi, dan pers bebas; serta kebijakan represif rezim Tiongkok terhadap Hong Kong dan Taiwan.

Artikel itu mengatakan bahwa Xi Jinping, sebagai pemimpin Partai Komunis Tiongkok, harus bertanggung jawab. Warga Tiongkok mendesak Partai Komunis Tiongkok untuk mengadakan pertemuan dengan Politbiro, sebuah komite yang terdiri dari pejabat senior Partai Komunis Tiongkok, untuk membahas apakah Xi Jinping masih memenuhi syarat untuk menjadi pemimpin. 

Warga Tiongkok menyarankan agar pertemuan tersebut dipimpin oleh Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang; ketua badan penasihat politik, Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok Wang Yang; dan wakil ketua Wang Qishan.

Pengusaha dan Pejabat Senior Partai Komunis Tiongkok

Beberapa hari kemudian, pada tanggal 26 Maret, seorang aktivis Tionghoa perantauan Yijian Piaochen memposting sebuah surat di Twitter. Surat itu ditandatangani oleh lebih dari 50 pengusaha Tionghoa. Yijian Piaochen mengubah tanda tangan, ia bermaksud untuk melindungi identitas para pengusaha Tionghoa tersebut.

Surat  itu ditujukan kepada Xi Jinping: “Karena dampak virus, ekonomi global telah rusak dan Tiongkok telah sampai di persimpangan jalan, di mana rakyat Tiongkok harus memilih jalan mana yang harus diambil.”

Yang berkuasa memiliki sembilan tuntutan yakni menetapkan reformasi pemerintah; menolak komunisme yang lebih luas; mewujudkan hak pilih universal di Tiongkok; memberi hak istimewa yang sama untuk sektor swasta dengan bisnis yang dikelola negara; melindungi properti wirausahawan; memberikan stimulus dana bantuan kepada orang-orang yang terkena dampak virus; meminta tanggung jawab pejabat dari Wuhan dan Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok dalam menangani epidemi; membebaskan para pembangkang yang ditahan; dan mengevaluasi kembali kasus dokter Li Wenliang, seorang pelapor pelanggaran yang dihukum oleh pihak berwenang setempat karena menyebarkan informasi mengenai virus.

Aktivis Tiongkok lainnya yang berbasis di luar negeri, Laodeng, menposting tweet pada tanggal 26 Maret bahwa ia menerima surat yang ditujukan kepada Xi Jinping yang ditandatangani oleh lima pensiunan pejabat Partai Komunis Tiongkok. Aktivis demokrasi lainnya juga memposting informasi serupa.

Laodeng mengatakan bahwa para pejabat itu adalah mantan ketua Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok Li Ruihuan; mantan Perdana Menteri Tiongkok Wen Jiabao; mantan Wakil Perdana Menteri Tiongkok Li Lanqing; mantan sekretaris dari kantor sekretariat Partai Komunis Tiongkok Hu Qili; dan mantan Wakil Perdana Menteri Tiongkok Tian Jiyun.

Tidak satu pun dari mereka yang secara terbuka memastikan atau menolak keberadaan surat ini.

Tidak jelas apakah surat-surat itu benar-benar ada dan apakah Xi Jinping telah menerimanya.

Komentator urusan Tiongkok yang berbasis di Amerika Serikat Tang Jinyuan mengatakan desas-desus mengenai ketidakpuasan terhadap kepemimpinan Xi Jinping menunjukkan bahwa krisis saat ini telah menyebabkan pertikaian faksi di dalam Partai Komunis Tiongkok.

Menurut Tang Jinyuan, secara khusus, beberapa orang di dalam Partai Komunis Tiongkok khawatir akan ada kekacauan di masyarakat Tiongkok karena virus, dan dengan demikian, mungkin menginginkan para pejabat Partai Komunis Tiongkok tertentu yang harus disalahkan atas potensi kegagalan. (Vv)

FOTO : Ren Zhiqiang, presiden Hua Yuan Group, menyampaikan pidato selama Forum Ekonomi High-End 2006 di Luxehills International Club di Chengdu, Tiongkok pada 7 Januari 2006. (China Photos / Getty Images)