Suara gemuruh petir yang menggelegar membuat takut dan banyak tekanan pada hewan, terutama anjing, mereka akan melarikan diri mencari tempat berlindung. Seorang bayi ini tahu dengan sangat baik, dan apa yang dia lakukan untuk menenangkan saudara berbulunya melelehkan semua orang.
Dalam akun Twitter yang diidentifikasi sebagai @akkitwts, video yang lembut dan melelehkan hati dibagikan yang menunjukkan bahwa seorang bayi mampu merasakan empati dengan hewan peliharaan.
“Anak ini yang menghibur temannya saat terjadi badai adalah yang terbaik yang akan Anda lihat hari ini,” tulis pemilik akun di postingannya.
Rekaman menunjukkan seekor anjing cantik berada di rumah bersama keluarganya, dan tiba-tiba kilatan petir dan suara menggelegar yang sangat kencang membuatnya takut.
Anjing itu tidak dapat menemukan apa yang harus dilakukan, ia bergerak dari satu sisi ke sisi yang lain seolah mencari tempat di mana ia bisa aman.
Memiliki telinga yang halus dan tajam meningkatkan ketidaknyamanan mereka, suara keras dirasakan oleh mereka dengan intensitas yang lebih besar. Dengan mata kecilnya yang ketakutan dan jantungnya yang berdetak kencang, dia mencari tempat untuk menghindari kebisingan yang mengerikan itu.
Anjing itu memutuskan untuk bersembunyi ke ruang cuci, yang tidak pernah dibayangkan anjing itu dari siapa dukungan terbesarnya akan datang pada saat kesedihan ini.
Dan ternyata itu adalah orang yang paling tidak diharapkan, saudara lelakinya yang penuh kasih: bayi di rumah, yang memakai popok tidak ragu-ragu untuk membantunya.
Dia muncul di tempat persembunyian untuk menenangkannya, dan mengungkapkan dengan cara itu semua cinta dan kasih sayangnya. Dia memeluknya dengan sangat manis! Dan berbicara kepadanya, tetapi pada saat yang sama jelas dimengerti dengan gerakan kasih sayang.
Gambar lembut anak laki-laki dengan hewan peliharaannya yang ketakutan memenangkan kekaguman dari pengguna internet.
Mereka menghargai gerakan bayi sebagai contoh indah solidaritas dan cinta terhadap hewan yang harus dipraktikkan orang dewasa. Patut dikagumi bagaimana seorang anak kecil dapat menghibur hewan yang ketakutan dengan cara itu.
Pelukannya, belaian yang dia berikan padanya, dan kata-kata penghiburannya hanya menunjukkan kemuliaan hati kecilnya. Mungkin, bayi itu baru saja mengembalikan kepercayaan anjingnya karena banyak kegembiraan yang dibawanya.
Tanpa ragu, pelajaran hidup yang luar biasa bagi semua orang, karena kedua sahabat ini terus tumbuh dan saling membantu setiap hari.(yn)
ETIndonesia – Kepolisian Republik Indonesia (RI) mengatakan telah
melakukan sejumlah upaya pencegahan penyebaran wabah COVID-19 dengan cara yang
humanis.
“Kegiatan pencegahan yang dilakukan kepolisian yaitu pencegahan yang humanis,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri (Karo Penmas Divhumas POLRI) Brigjen Pol Raden Prabowo Argo Yuwono dalam Konferensi Pers bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta, Senin (6/4/2020) yang diteruskan Agus Wibowo, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB.
Ia mengatakan kegiatan-kegiatan pencegahan tersebut antara lain adalah
melakukan pembubaran warga yang berkerumun yang tidak mengindahkan imbauan
untuk menjaga jarak.
“Di Jawa Timur (Jatim) misalnya. Di Jatim ada kegiatan pembubaran
di beberapa lokasi, tapi karena masih _ngeyel_ kita bawa ke kantor
polisi,” katanya.
Ia mengatakan jajaran di Jatim, baik Polres maupun Polda, mencatat ada
sekitar 3.000 warga yang diminta untuk membuar surat pernyataan untuk tidak lagi
berkerumun di tengah wabah COVID-19, yang penularannya melalui _droplet_ cairan
batuk atau bersin dari penderita ke orang lain.
“Untuk pembubaran massa atau kerumunan masyarakat ada 10.873 kali
kita bubarkan,” katanya.
Kemudian, kegiatan pencegahan lain berkaitan dengan pengamanan bahan
pokok adalah penyidikan terhadap kasus penimbunan dan menaikkan harga.
Kepolisian mencatat telah ada 18 kasus penimbunan dan penambahan harga
terhadap Alat Pelindung Diri (APD) dan barang-barang lainnya.
“Begitu mendapat info adanya kenaikan harga maupun penimbunan
langsung kita lakukan penyelidikan. Dan ternyata kita selama ini sudah ada 18
kasus yang sudah kita tangani,” katanya.
Sementara itu, selain melakukan pengamanan bahan pokok, kepolisian juga
melakukan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya virus SARS-CoV-2, penyebab
penyakit COVID-19.
“Edukasi kepada masyarakat kita sudah lakukan sebanyak 26.645 kali.
Jadi masih berkaitan dengan COVID-19 ini. Dan publikasi Humas Polda Mabes Polri
itu ada 51.977 kegiatan,” katanya.
Sementara untuk penegakkan hukum, Polda Metro Jaya telah melakukan
terhadap 18 orang.
Selanjutnya untuk penindakan kasus hoaks, kepolisian mencatat ada 76
kasus, antara lain di Bareskrim 6 kasus, Kalimantan Timur 6, Polda Metro 11,
Kalimantan Barat 4, Sulawesi Selatan 4, Jawa Barat 6, Jawa Tengah 3, Jawa Timur
11, Lampung 5, Sulawesi Tenggara 1, Sumatera Selatan dan Sumatera Utara
masing-masing 3 kasus, Kepulauan Riau 1, Bengkulu 2, Maluku 2, Nusa Tenggara Barat
4, sementara Sulawesi Tengah, Aceh, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Papua
Barat dan Sulawesi Barat masing-masing 1 kasus.
“Jadi total ada 76 kasus,” katanya. (asr)
FOTO : Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri (Karo Penmas Divhumas POLRI) Brigjen Pol Raden Prabowo Argo Yuwono dalam Konferensi Pers bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta, Senin 6 April 2020 (Dok BNPB)
ETIndonesia. Pemerintah melaporkan jumlah pasien yang terinfeksi corona bertambah menjadi 2.491 pasien pada Senin (6/4/2020). Meski demikian sebanyak 192 pasien sembuh. Sedangkan angka kematian mencapai 209 jiwa.
“Kita dapatkan penambahan kasus
baru konfirmasi positif COVID-19 dari pemeriksaan metode PCR bukan pemeriksaan rapid
test sebanyak 218 kasus baru, sehingga total 2.491 kasus,” kata Juru Bicara
Pemerintah penanganan Virus Corona, via Livestreaming BNPB dari Gedung BNPB,
Jakarta Timur.
Yuri juga menambahkan, pasien
sembuh bertambah 28 orang hingga berjumlah 192 orang. Sedangkan yang meninggal
dunia bertambah 11 orang sehingga secara total berjumlah 209 orang meninggal
dunia.
Ia mengatakan, gambaran yang riil dari data yang didapatkan pada
hari ini, masih menunjukkan terjadinya penularan. Selain itu, masih ada kasus
positif tanpa gejala yang ada di tengah masyarakat.
Menurut Yuri, masih terlihat penambahan jumlah kasus yang terus meningkat, penyebaran yang sangat cepat ke beberapa wilayah di sekitarnya. Oleh karena itu, kata Yuri, pihaknya akan terus melakukan kajian epidemologis untuk membatasi mobilitas manusia sebagai pembawa penyakit ini.
Oleh karena itu, ia menyerukan untuk menguatkan tidak akan berpergian, tidak mudik, karena ini akan menambah resiko. Ia mengajak masyarakat agar terus mengikuti perkembangan penyakit ini. Di samping itu, pemerintah telah menyediakan informasi yang bisa diakses diakses oleh masyarakat.
Pada kesempatan itu, Yuri
mengatakan pihaknya sudah memeriksa 11.420 specimen. Hasilnya, sebanyak 8.000
tak terbukti positif. Ia juga menyampaikan keprihatinan kepada petugas
kesehatan yang terpaksa menderita penyakit ini dan kemudian gugur dalam melaksanakan
tugasnya.
Lebih jauh, Yuri menegaskan komitmen pemerintah tegas dan kuat untuk mendistribuskan
Alat Pelindung Diri (APD).
Dalam kondisi tersebut, masyarakat berada di ujung tombak suksesnya pencegahan wabah tersebut.
“Tetap lakukan langkah jaga jarak, pakai masker dan cuci tangan, ingatkan semuanya,mari kita komit untuk melaksanakan tugas ini,” ujarnya. (asr)
ETIndonesia – Menteri Perdagangan
memaparkan kepada Komisi VI DPR RI telah
melakukan relaksasi regulasi
ekspor dan impor tentang alat kesehatan dan alat pelindung diri (APD).
Langkah cepat
dan strategis ini dilakukan untuk mengantisipasi kelangkaan sejumlah alat
kesehatan (alkes) di masa tanggap darurat
COVID-19 di Indonesia.
Demikian ditegaskan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI melalui
daring, Jumat (3/4/2020) malam dalam rilis
Kemendag.
Terkait ketersediaan
alkes yang dibutuhkan, khususnya oleh
para tenaga
medis di rumah sakit atau
klinik yang manangani
pasien COVID-19 dan untuk memenuhi kebutuhan masyarkat pada
umumnya di Indonesia, terdapat
4 Peraturan
Menteri Perdagangan yang telah direvisi.
Pertama, kebijakan terkait
pelarangan sementara ekspor produk antiseptik,
bahan baku masker, alat pelindung
diri (APD), masker, dan etil alkohol.
Kementerian Perdagangan telah menerbitkan
Permendag No 34 Tahun 2020 tentang
Perubahan Kedua atas Permendag No 23 Tahun 2020
tentang Larangan Sementara
Ekspor Antiseptik, Bahan Baku Masker, Alat Pelindung Diri dan Masker
yang berlaku
hinga 30 Juni 2020.
“Pelarangan tersebut guna
memastikan ketersediaan produk antiseptk, bahan
baku masker,
alat pelindung diri, masker dan etil alkohol yang penting untuk pelayanan dan pelindung diri bagi
masyarakat, mengingat
produk tersebut sangat tinggi dan harus cepat dipenuhi untuk
pencegahan penyebarluasan wabah dan
penanganan virus COVID-19 yang sedang
merebak saat ini di dunia dan
Indonesia,” ujar Menteri Agus Suparmanto.
Kedua, pembebasan
sementara laporan surveyor (LS) untuk
impor produk masker dan APD
serta keperluan dan kelengkapan
alat kesehatan
sampai dengan 30 Juni 2020
sesuai dengan Permendag No. 28 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedelapan atas Permendag No 87 Tahun 2015 tentang
Ketentuan Impor
Produk Tertentu.
Alkes yang
termasuk dalam pembebasan LS sementara
tersebut, antara lain pakaian
pelindung medis, pakaian pelindung dari bahan kimia atau radiasi,
pakaian bedah, examination gown terbuat dari serat
buatan, masker bedah, masker lainnya
dari bahan nonwoven, termometer infra merah dan barang lain-lain berupa sanitary
towel, tampon saniter, popok bayi dan barang semacam itu dari bahan selain tekstil, kertas atau pulp kertas
untuk sekali pakai.
“Relaksasi impor yang diberikan tersebut adalah pengecualian atas persyaratan yang ada yaitu ketentuan LS di negara asal atau pelabuhan muat, dan pembatasan pelabuhan masuk. Pertimbangan pembebasan tersebut adalah untuk reaksi cepat tangani virus ini dan merupakan hasil koordinasi dengan instansi kementerian lembaga terkait khususnya Kementerian Kesehatan dan Kementerian Perindustrian. Kami ini pastikan ketersediaan alat kesehatan dan APD tersebut dapat segera terpenuhi melalui relaksasi kebijakan ini,” ujar Mendag. (asr)
ETIndonesia – Kementerian
Perindustrian mendorong industri otomotif di dalam negeri untuk dapat
memproduksi alat bantu pernapasan atau ventilator yang dibutuhkan dalam
penanganan pandemi Covid-19 di Tanah Air.
Saat ini, sejumlah rumah sakit
rujukan Covid-19 membutuhkan banyak ventilator seiring dengan bertambahnya
penderita penyakit yang disebabkan oleh virus korona baru tersebut.
“Sesuai arahan Bapak Menteri Perindustrian, kami telah meminta pelaku industri
otomotif melalui Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo),
agar beberapa anggotanya dapat memproduksi ventilator,” kata Direktur Industri
Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kemenperin Putu Juli
Ardika di Jakarta, Minggu (5/4/2020) dalam rilis Kemenprin.
Menurut Putu, sudah ada industri otomotif yang siap memenuhi permintaan
pemerintah tersebut.
“Kami memberikan apresiasi kepada pelaku industri yang menyambut baik
terhadap upaya kemanusiaan ini. Semoga produksi ventilator nantinya bisa
menjadi solusi untuk mempertahankan kinerja sektor otomotif di tengah kondisi
sulit sekarang,” tuturnya.
Lebih lanjut, Putu mengemukakan, produsen otomotif tersebut sedang
menindaklanjuti kerja sama dengan industri komponen untuk
melakukan reverse engineering dalam pengembangan prototipe
ventilator.
“Perusahaan itu juga telah mengidentifikasikan ada beberapa tim di
lembaga pendidikan dan penelitian yang sedang bekerja mengembangkan
ventilator,” terangnya.
Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi menyatakan, dalam upaya mendorong para
anggotanya untuk memproduksi ventilator, pihaknya meminta kepada pemerintah
dapat menyediakan rekanan kompeten.
“Kami membutuhkan pendamping
khususnya industri yang memiliki pengalaman dan keahlian dalam pembuatan
ventilator,” ujarnya.
Pendamping tersebut akan membantu mulai dari menjabarkan blueprint terkait
teknis pembuatan ventilator, alih teknologi, sampai memodifikasi fasilitas
perakitan mobil yang ada saat ini agar dapat digunakan memproduksi ventilator
dan menentukan standar bahan baku kepada supplier.
“Kemudian, partner yang sudah berpengalaman itu
menentukan standar bahan baku kepada pemasok, kami hanya membantu menjahitkan,”
ujarnya.
Sementara itu, Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) siap menunggu
arahan pemerintah terkait teknis memproduksi ventilator yang dibutuhkan. Ketua
Bidang Komersial AISI Sigit Kumala mengatakan, pihaknya yang membawahi lima
merek motor di Tanah Air ini butuh gambaran detail melakukan produksi massal
ventilator.
Negara seperti Amerika Serikat dan Inggris sudah mengerahkan kemampuan industri otomotifnya untuk membantu produksi ventilator yang ketersediannya terbatas dalam upaya memenuhi kebutuhan bagi pasien Covid-19. Ventilator dibutuhkan oleh pasien untuk menghindari terjadinya gagal nafas. (asr)
Virus Wuhan atau virus Komunis Tiongkok meledak di negara
Amerika Selatan. Di Ekuador korban tewas akibat virus itu bertebaran. Di
jalan-raya kota terbesar Guayaquil, Ekuador terlihat mayat yang ditinggalkan.
Mayat sudah sangat banyak sehingga tidak ada yang mampu mengumpulkannya.
Beberapa orang terpaksa membakar mayat saudara mereka di
jalanan.
“Mayat-mayat itu ada di mana-mana, ada beberapa yang
ditinggalkan di rumah sakit yang sibuk, dan beberapa sudah membusuk di
kediaman. Kadang-kadang mayat Itu hanya dibungkus plastik dan kardus lalu
dibuang di jalan. “
Dalam sebuah video epidemi yang diposting online, seorang wanita
yang mengaku sebagai Gabriela Orellana memohon pemerintah untuk mengambil tubuh
suaminya dari rumah.
Orellana mengatakan dia dikarantina dan tubuh suaminya terbaring
di lantai atas, tetapi para pejabat bersikeras bahwa mereka telah mengambil
mayat itu.
“Tuan Presiden, jika Anda
melihat video ini, tolong beri tahu saya di mana mereka (pejabat yang
mengumpulkan mayat) ?
Mereka mengatakan kepada saya bahwa mereka akan datang.
“Itu bohong.”
Orellana bercerita sambil menangis.
“Aku hanya ingin meminta bantuanmu agar suamiku mati dengan
bermartabat. Tolong jangan melemparkannya dia di sini atau di lantai.”
Gambar itu
menunjukkan bahwa pada 3 April 2020, di luar sebuah klinik di Guayaquil, kota
terbesar di Ekuador, setelah melihat mayat itu, polisi mengatakan bahwa perlu
tiga hari untuk memiliki tenaga untuk menarik diri. (STR / Marcos Pin /
AFP via Getty Images)
Markas besar yang menangani pencegahan dan
pengendalian epidemi virus komunis Tiongkok atau pneumonia Wuhan mengeluarkan
pemberitahuan pada 3 April. Pemberitahuan itu isinya meminta semua pengelola
komunitas untuk terus memperkuat manajemen lockdown dan menggencarkan
pengawasan terhadap populasi kunci.
Ditegaskan bahwa petugas pengelola komunitas
wajib melaksanakan prosedural seperti : menanyakan identitas setiap orang yang
keluar masuk komunitas, melakukan uji suhu badan, memastikan penggunaan masker,
mencatat informasi yang ada, dan lainnya. Di samping itu juga memberi
pengarahan kepada warga untuk tidak keluar rumah bila tidak ada hal yang perlu,
agar dapat memotong sumber infeksi dan memblokir saluran penularan.
Akibat komunis Tiongkok terus menutupi situasi
sebenarnya dari epidemi corona virus di negaranya, menyebabkan virus menular
dengan cepat ke seluruh dunia.
Baru-baru ini, warga dan dokter Wuhan masih
terus mengungkapkan informasi tentang kasus baru yang muncul di daerah
setempat. Sejumlah media juga mengungkapkan bahwa komunis Tiongkok secara resmi
menggunakan metode seperti tidak melakukan pengujian, menolak pasien berobat,
tidak memasukkan pasien yang mengalami ‘positif ulang’ atau pasien yang kambuh,
dan pasien dengan tanpa gejala ke dalam laporan wabah untuk menciptakan
fenomena “nol pertumbuhan” pasien terinfeksi.
Dokumen uji asam nukleat milik Komisi Kesehatan
Kota Wuhan pada 14 Maret yang terungkap bahwa jumlah sampel uji asam nukleat
warga Wuhan yang diambil pada hari itu adalah sebanyak 16.320. Di antaranya ada
373 kasus dinyatakan positif infeksi, dan di antara 373 kasus itu ada 91 adalah
kasus positif baru, atau pasien baru yang terinfeksi virus komunis Tiongkok.
Pengujian terhadap infeksi lewat asam nukleat
pada hari itu mencakup sampel milik seluruh pasien rawat inap, jadi jumlah
kasus positif baru yang 91 itulah pasien yang baru didiagnosa terinfeksi pada
14 Maret.
Dalam data epidemi resmi yang dipublikasikan
komunis Tiongkok terhadap kasus baru yang dikonfirmasi di Wuhan dari tanggal 14
Maret hingga 16 Maret, masing-masing hanya 4 kasus, 4 kasus, dan 1 kasus.
Dengan kata lain, dalam waktu 3 hari sejak 14 Maret, jumlah kasus infeksi baru
yang dirilis oleh komunis Tiongkok paling banyak hanya 4 kasus dalam 1 hari.
Faktanya, tidak satupun pemerintah daerah di
Tiongkok yang percaya pada laporan diagnosa Hubei apalagi gembar-gembor
“Nol Pertumbuhan”.
Pada 25 Maret, Hubei membebaskan lockdown kota,
tetapi banyak penduduk provinsi yang akan keluar kota untuk kembali bekerja
mendapati bahwa mereka sama sekali tidak dapat meninggalkan provinsi Hubei
karena otoritas lokal lainnya menolak untuk mencabut pembatasan perjalanan
terhadap penduduk Hubei.
Pada 27 Maret, terjadi saling baku hantam antara
polisi kota Jiujiang, Provinsi Jiangxi dengan polisi kota Huangmei, Provinsi
Hubei. Gara-gara pihak polisi Jiujiang memperkuat pemasangan penghalang di
Jembatan Sungai Yangtze untuk mencegah warga Hubei memasuki kota Jiujiang.
Di kota Hangzhou, Zhejiang warga Hubei perlu menunjukkan surat kerja, surat bukti dari perusahaan kepada yang bersangkutan agar kembali bekerja, dan surat “izin masuk” yang dikeluarkan komite lingkungan sebelum mereka dapat melewati petugas yang menjaga di daerah “perbatasan”.
keterangan Gambar: Pada 3 April, Pihak berwenang di kota Wuhan tiba-tiba mengeluarkan pemberitahuan tentang rencana membatalkan pembebasan lockdown komunitas, meminta warga untuk tidak keluar rumah, bahkan menginstruksikan pengelola komunitas untuk memperkuat manajemen lockdown. Hal ini menunjukkan bahwa situasi aktual dari epidemi di kota Wuhan masih cukup serius. (AFP/Getty Images)
Virus komunis Tiongkok
mengamuk di seluruh dunia, menyebabkan banyak negara menghadapi kekurangan atau
bahkan kehabisan sarana medis untuk memerangi epidemi. Namun, berbagai sumber
mengungkapkan bahwa sejak awal epidemi, di satu sisi, komunis Tiongkok menutupi
informasi tentang epidemi, sementara di sisi lain, lebih dulu menjarah dan
memborong sumber daya medis di berbagai negara melalui kedutaan atau konsulat
Tiongkok di luar negeri, perusahaan milik negara, asosiasi Tiongkok keturunan
Tionghoa dan kamar dagang Tiongkok di luar negeri. Akibatnya, negara-negara itu
jatuh ke dalam situasi pasif di bawah hantaman epidemi.
Menurut media Australia,
The Sydney Morning Herald, raksasa real estat Greenland Group, yang didukung
oleh Komunis Tiongkok, adalah mayoritas pemegang saham yang dimiliki oleh
pemerintah Shanghai. Sejak didirikan pada tahun 2013, apartemen hunian di
Sydney dan Melbourne telah dijual seharga lebih dari 1 miliar dolar Amerika
Serikat atau lebih dari Rp. 16,2 triliun
Ketika epidemi radang paru-paru Komunis Tiongkok pecah, karyawan Greenland Group mendapat instruksi untuk mengesampingkan pekerjaan sehari-hari, mereka diminta membeli sejumlah besar sarana medis di seluruh dunia dan dikirim ke Tiongkok.
Orang dalam perusahaan
tersebut mengungkapkan bahwa Greenland Group melakukan ini secara global,
begitu di Sydney, membeli sejumlah besar masker bedah, termometer, tisu antibakteri,
cairan desinfektan tangan, sarung tangan dan sarana medis lainnya.
Karyawan perusahaan
diminta untuk mengumpulkan sarana medis apa pun, dan kesampingkan pekerjaan
lainnya. Aksi ini telah berlangsung selama beberapa minggu hingga Februari
2020. Bahkan seluruh departemen akuntansi tidak hadir selama beberapa hari
karena mereka sibuk membeli sarana medis seperti yang diinstruksikan.
Sehubungan dengan itu,
Presiden Greenland Group mengatakan, “Menurut persyaratan dari Pemerintah
Pusat, Komite Kota dan Pemerintah Kota Shanghai, Greenland selanjutnya akan
menangani pengadaan sarana medis epidemi global untuk memenuhi permintaan pasar
domesti Tiongkok.”
Virus itu telah menyebabkan kekurangan pasokan medis di Tiongkok.
Keterangan foto: Sejak awal epidemi, komunis Tiongkok telah lebih dulu menjarah sumber daya medis di sejumlah negara menggunakan perusahaan milik negara maupun swasta dan sebagainya, kemudian sarana medis ini dijual kembali ke negara lain. Ilustrasi (CRISTIAN HERNANDEZ / AFP via Getty Images)
Menurut informasi
publik, hingga 31 Januari 2020, Greenland Group telah mengeruk 3 juta masker
pelindung, 700.000 set pakaian pelindung dan 500.000 pasang sarung tangan dari
Australia, Kanada, Turki dan negara-negara lain. Greenland juga membentuk tim
untuk membeli sarana darurat medis, seperti masker, pakaian pelindung dan
kacamata pelindung.
Manajer umum Greenland
Group Australia juga secara terbuka menyatakan di media sosial pada bulan
Februari: “Greenland Australia sedang beraksi, dan termometer tanpa kontak
partai kedua akan segera diterbangkan ke Tiongkok! Orang-orang Tiongkok dan
masyarakat di luar negeri tengah bekerja keras memerangi virus bersama.”
Pada akhir Januari lalu,
Xinhua News Agency pernah melaporkan, bahwa “Greenland Group”
menyumbangkan 20 juta yuan bahan pencegahan epidemi di Shanghai, dan sebelumnya
juga menyumbang 500.000 masker, 20.000 pakaian isolasi untuk Wuhan serta
menyumbangkan bahan pencegahan epidemi ke pemerintah provinsi dan kota
setempat.
Media Australia
“seniorsnews.com.au” mengatakan pada 26 Maret, bahwa sejumlah besar
barang yang dikirim ke Tiongkok, termasuk barang-barang yang sangat dibutuhkan
untuk warga dan profesional medis Australia.
Laporan itu juga
mengatakan bahwa Greenland Group memborong 3 juta masker bedah, 500.000 pasang
sarung tangan, dan sejumlah besar desinfektan serta tisu basah di Australia dan
negara-negara lain. Greenland Group diam-diam “menjarah” dulu
persediaan itu, yang menyebabkan masker Australia kekurangan stok karena
diborong Tiongkok.
Selain Greenland Group,
Risland, perusahaan real estat yang membeli pasokan medis di Sydney, telah
menarik perhatian media Australia. Perusahaan ini dulu dikenal sebagai Country
Garden dan merupakan salah satu perusahaan real estate terbesar di Tiongkok.
The Sydney Morning
Herald mengutip berita Risland di LinkedIn yang mengatakan bahwa pada 24
Februari 2020, pesawat khusus perusahaan yang mengangkut pasokan medis itu tiba
di Wuhan dari Sydney. Ada 90 ton sarana medis di dalam pesawat, termasuk
100.000 potong pakaian pelindung dan 900.000 pasang sarung tangan.
Surat kabar itu mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan yang didanai Tiongkok ini menyapu bersih sarana medis di Australia dan mengangkutnya ke Tiongkok, yang mungkin menjadi salah satu faktor langkanya pasokan medis di Australia. Ketika perusahaan Tiongkok memborong besar-besaran sarana medis di Australia, hanya ada beberapa orang yang didiagnosis di Australia, tapi sekarang ada lebih dari 4.560 orang yang didiagnosis. Pemerintah Australia mau tidak mau harus memerintahkan pembatalan semua operasi non-darurat untuk menghemat sumber daya medis.
Keteranagn Foto: Sejak awal epidemi, komunis Tiongkok telah lebih dulu menjarah sumber daya medis di sejumlah negara menggunakan perusahaan milik negara maupun swasta dan sebagainya, kemudian sarana medis ini dijual kembali ke negara lain. Ilustrasi (ALEXANDER NEMENOV / AFP via Getty Images)
Produk pencegahan
epidemi Amerika Serikat juga telah diborong komunis Tiongkok
Laporan The Epoch Times
menyebutkan bahwa Amerika Serikat juga tidak selamat dari serbuan komunis
Tiongkok merongrong semua produk medis di Amerika.
Informasi dari akun
WeChat komunis Tiongkok mengatakan bahwa Asosiasi Alumni New York
Universitas Wuhan meluncurkan crowdfunding atau penggalangan dana di
Internet pada 23 Januari 2020. Staf dari Asosiasi Alumni tersebut mengatakan
bahwa mereka menerima sumbangan dari lebih dari 6.500 orang Tionghoa perantauan
hanya dalam beberapa hari, dengan total sumbangan hampir US $ 700.000 atau
sekitar Rp. 11.3 miliar
Asosiasi Alumni segera
melakukan aksi pembelian di Amerika Serikat, “Mereka mengirim ke Tiongkok
sambil membeli sarana medis yang dibutuhkan, dan mengirim sebanyak yang bisa
dikirim.”
Hanya dalam waktu singkat, asosiasi alumni di New York berhasil mengumpulkan lebih dari 4 juta dolar Amerika Serikat dari orang-orang Tiongkok di luar negeri, termasuk Kamar Dagang Tiongkok di Amerika, Asian American Community Empowerment, American Hubei Association, dan kelompok Tionghoa di Amerika, lembaga sekolah Tiongkok, kemudian membeli sejumlah besar masker, kacamata, dan pakaian pelindung, lalu dikirim ke Hubei, Tiongkok.
Pada tahap awal epidemi, PKC menggunakan perusahaan Tiongkok, perusahaan pusat, dll untuk menjarah bahan medis dari banyak negara, tetapi beberapa dari bahan ini bahkan dijual kembali ke negara lain. Skema (CRISTIAN HERNANDEZ / AFP via Getty Images)
Media Tiongkok mengatakan bahwa banyak asosiasi orang Tionghoa
perantauan di luar negeri dan asosiasi industri medis Tiongkok di Amerika
Serikat meluncurkan penggalangan dana dan membeli pasokan medis, kemudian
dikirim ke Tiongkok. Selain itu, jutaan bahan pelindung yang diangkut dari
Amerika Serikat, Jepang, Australia dan Spanyol juga dikirim ke Tiongkok.
Pada tanggal 31 Januari,
sebuah tim sukarelawan “Wuhan United”yang terdiri dari orang Tionghoa
di Amerika Serikat, bekerja sama dengan organisasi non-pemerintah Amerika
Serikat, Direct Relief mengangkut sejumlah pasokan medis darurat dari San
Francisco Ke Wuhan, Tiongkok, termasuk 200.000 masker bedah medis, 27.500
pasang sarung tangan medis dan 4.000 potong pakaian pelindung, dengan berat
total 2,5 ton.
Terbetik berita bahwa penggagas “Wuhan United” adalah HUST Alumni Association of Northern California dan Wuhan University Alumni Association di Wilayah Teluk San Francisco, Amerika Serikat.
Pada tahap awal epidemi, PKC menggunakan perusahaan Tiongkok, perusahaan pusat, dll untuk menjarah bahan medis dari banyak negara, tetapi beberapa dari bahan ini bahkan dijual kembali ke negara lain. Skema (Gambar Scott Heins / Getty)
Keterangan foto: Sejak
awal epidemi, komunis Tiongkok telah lebih dulu menjarah sumber daya medis di
sejumlah negara menggunakan perusahaan milik negara maupun swasta dan
sebagainya, kemudian sarana medis ini dijual kembali ke negara lain. Ilustrasi
(FRANCOIS NASCIMBENI / AFP via Getty Images)
Produk medis Kanada
diborong habis komunitas Tionghoa perantauan
Di Kanada, yang tidak
memproduksi sarana medis dan memiliki cadangan terbatas, dimana sejak pecahnya
wabah di Tiongkok, komunitas Tionghoa perantauan telah membentuk tim untuk
memborong berbagai sarana medis, kemudian mengirimnya ke Tiongkok.
Menurut statistik yang
tidak lengkap, hingga 27 Januari, berbagai komunitas Tionghoa perantauan di
wilayah Vancouver telah mengumpulkan total lebih dari 1,5 juta yuan atau
sekitar Rp. 3,3 miliar, dan menyumbangkan bahan pakaian pelindung senilai
ratusan ribu yuan. Federasi Tiongkok di Kanada telah mengirim 100,000 masker ke
Wuhan, Huang-gang, Jingzhou (Cing Cou) dan daerah lainnya di Tiongkok melalui
SF Express.
Laporan itu juga
mengatakan bahwa pada 24 Januari, Asosiasi Hubei, Kamar Dagang Hubei, dan
beberapa Asosiasi Alumni Kanada Universitas Wuhan dan sebagainya, bersama-sama
memprakarsai kegiatan penggalangan dana untuk Hubei dan Wuhan.
Hingga 31 Januari, total
hampir 600.000 yuan telah disumbangkan, termasuk lebih dari 2 juta masker, dan
lebih dari 10.000 botol cairan desinfektan.
Akun publik WeChat
“DushiVan” mengatakan pada 18 Februari bahwa persediaan medis di
Kanada akan segera habis diborong oleh komunitas Tionghoa.
Pada tanggal 25 Maret, media Amerika Serikat mengatakan bahwa jumlah orang Kanada yang terinfeksi pneumonia virus Komunis TIongkok di Kanada terus meningkat. Sementara sarana medis di berbagai rumah sakit besar, seperti masker, sarung tangan dan pakaian pelindung sangat langka. Banyak rumah sakit telah memberi tahu staf rumah sakit bahwa mereka hanya dapat diberikan satu masker per hari, dan tidak perlu mengganti masker ketika merawat pasien yang tidak sama.
Keterangan foto: Sejak awal epidemi, komunis Tiongkok telah lebih dulu menjarah sumber daya medis di sejumlah negara menggunakan perusahaan milik negara maupun swasta dan sebagainya, kemudian sarana medis ini dijual kembali ke negara lain. Ilustrasi (FRANCOIS NASCIMBENI / AFP via Getty Images)
Sarana perlindungan
epidemi di sejumlah besar negara diborong komunis Tiongkok
Italia yang dihantam
epidemi parah, persediaan medis seperti masker dan kacamata juga telah disikat
habis oleh orang-orang Tiongkok.
Menurut laporan
huxiu.com pada 9 Maret 2020, ketika wabah meletus pada awal Januari lalu,
orang-orang Tionghoa perantauan di Italia secara aktif menyumbangkan uang dan
“menyapu bersih semua masker setempat yang tersedia.”
Situs Nihon Keizai Shimbun mengatakan pada 4 Februari 2020, bahwa
masker dan persediaan sterilisasi di Jepang juga mengalami kekurangan stok, dan
rak-rak di toko obat dan toko-toko lainnya terjual habis.
Menurut sebuah laporan
di Jiangsu.com pada 2 Februari, hampir 400.000 masker di Kenya diborong oleh
orang-orang Tionghoa perantauan setempat, dan dikirim ke Tiongkok.
Beberapa orang
mengkritik Tiongkok tidak seharusnya membeli sarana medis di wilayah yang sudah
terbelakang, karena akan menyebabkan kerugian yang tidak perlu pada daerah
setempat.
Dilihat dari kilas balik dari jejaring sosial di berbagai negara, Tiongkok juga telah memborong habis masker dari Inggris, Thailand, dan Korea Selatan dan banyak negara lainnya.
Pada tahap awal epidemi, PKC menggunakan perusahaan Tiongkok, perusahaan pusat, dll untuk menjarah bahan medis dari banyak negara, tetapi beberapa dari bahan ini bahkan dijual kembali ke negara lain. Skema (FRANCOIS NASCIMBENI / AFP via Getty Images)
Menurut statistik resmi
dari Bea Cukai Tiongkok, dari 24 Januari hingga 29 Februari, orang Tionghoa
perantauan mengirim 2,02 miliar masker dan 25,38 juta pakaian pelindung ke
Tiongkok dalam waktu satu bulan.
The Epoch Times
melaporkan bahwa mereka yang menggerakkan orang-orang Tionghua perantauan untuk
membeli dan memberikan sumbangan dana di luar negeri umumnya adalah asosiasi
kaum sedaerah, asosiasi alumni, dan kamar dagang. “Asosiasi kaum
sedaerah” adalah salah satu saluran utama bagi komunis Tiongkok untuk
mencoba mengendalikan orang-orang Tionghoa perantauan di luar negeri.
Clive Hamilton, seorang profesor di Universitas Charles Sturt, Australia, pernah memperingatkan bahwa Komunis Tiongkok mengendalikan mahasiswa dan asosiasi kaum sedaerah Tiongkok, Asosiasi Alumni, Kamar Dagang, Asosiasi Ilmu Pengetahuan Profesional Tiongkok, Grup Warisan Budaya, dan beragam Asosiasi lainnya melalui Departemen Front dan Propagandanya.
Pada tahap awal epidemi, PKC menggunakan perusahaan Tiongkok, perusahaan pusat, dll untuk menjarah bahan medis dari banyak negara, tetapi beberapa dari bahan ini bahkan dijual kembali ke negara lain. Ilustrasi (Gambar Mario Tama / Getty)
Komunis Tiongkok
berusaha keras memborong habis semua sarana medis di seluruh dunia
Pada awal Februari,
Kantor Informasi Dewan Negara Komunis Tiongkok dan akun publik resmi WeChat
dari Kementerian Industri dan Teknologi Informasi mengatakan bahwa untuk
mengatasi kekurangan sarana medis domestik, mereka mengorganisir pengadaan
khusus internasional, dan banyak perusahaan membeli sejumlah besar pasokan
medis dari banyak negara melalui pengadaan barang yang dibutuhkan dan sumbangan
dana.
Pada 3 Februari, sebuah
dokumen dari Dewan Negara Komunis Tiongkok yang jatuh ke tangan “Wall
Street Journal” menyebutkan bahwa untuk memastikan ketersediaan cadangan
sarana medis yang memadai dalam menghadapi epidemi, pemerintah Tiongkok harus
berusaha keras untuk menyerap semua stok yang ada dan membeli semua masker
serta pakaian pelindung.
Menurut laporan media Tiongkok, bahwa sejak 25 Januari, Alibaba,
platform e-commerce terbesar di Tiongkok, mengumumkan pembentukan dana khusus
senilai 1 miliar yuan untuk pengadaan sarana medis di luar negeri dan
mengumumkan akan melakukan transportasi lintas batas secara gratis.
Menurut Kantor Berita
Xinhua, pada 31 Januari, 45.000 pakaian pelindung yang dibeli oleh Tencent dan
Fosun International dari Inggris dan Jepang tiba di Wuhan. Fosun mengatakan
bahwa hingga 29 Januari, mereka telah membeli 330.000 masker dan 270.000
pakaian pelindung.
Pada pagi 1 Februari,
1,12 juta masker medis yang dibeli dari Korea Selatan oleh China General
Technology Group dan China Meheco Corporation tiba di Beijing, sarana medis itu
kemudian dikirim ke Wuhan setelah inventarisasi.
Hingga 2 Februari pukul 10:00 waktu setempat, perusahaan milik negara seperti China National Pharmaceutical
Group Corp, China Railway Construction, China Energy Engineering Corporation
atau Energy China, China Resources dan perusahaan milik negara lainnya telah
membeli 6,729 juta masker, 184.500 potong pakaian pelindung, 511.000 pasang
sarung tangan, 2 ton sarana medis, dan 312.000 sarana pelindung medis
lainnya. Sebanyak 1.703 juta masker dikirim dari luar negeri, 271.000
potong pakaian pelindung, sekitar 134,38 ton sarana medis, dan 4.000 potong
pakaian bedah.
Banyak informasi
menyebutkan bahwa kedutaan dan konsulat Tiongkok juga bekerja sama di luar negeri,
berkontribusi terhadap gelombang pembelian sarana medis secara global itu.
Seorang penulis asing di luar negeri mencuit di Twitter, bahwa komunis Tiongkok pernah mengirim sejumlah besar personel dari badan keamanan nasional untuk membeli masker di luar negeri pada akhir Januari lalu. Tindakan menjarah habis sarana medis dari negara lain untuk mengatasi dampak epidemi itu sangat picik, karena secara langsung menyebabkan memburuknya situasi epidemi di daerah epidemi lainnya. Itu adalah perilaku perang yang tak terlihat. Dengan kata lain, orang-orang Tiongkok menyapu bersih masker dari berbagai negara, adalah hasil dari manipulasi Komunis Tiongkok dibaliknya.
Keterangan foto: Sejak
awal epidemi, komunis Tiongkok telah lebih dulu menjarah sumber daya medis di
sejumlah negara menggunakan perusahaan milik negara maupun swasta dan
sebagainya, kemudian sarana medis ini dijual kembali ke negara lain. (Ilustrasi
Mario Tama / Getty)
Galgos del Sol Animal Rescue berspesialisasi dalam penyelamatan greyhound. Lebih tepatnya, mereka bekerja terutama pada anjing pemburu greyhound di Spanyol, karena banyak dari hewan-hewan ini ditinggalkan atau dibunuh setiap tahun ketika musim berburu di negara Eropa berakhir.
Anjing tidak dipandang sebagai hewan peliharaan yang potensial, sehingga mereka berakhir di tempat penampungan untuk dimatikan, atau, lebih sering daripada tidak, mereka dibiarkan hidup kelaparan dan kehausan di jalanan.
Beginilah cara mereka menemukan Matilda. Anjing itu sangat putus asa dan kesakitan, sendirian di jalanan dan dia tidak bisa berhenti menangis. Tubuhnya yang kurus menunjukkan semua tulangnya, karena beratnya kurang dari setengah berat seekor anjing dari jenis dan umurnya.
Sekelompok pria dan wanita muda menghubungi Tina Solerapendiri presiden Galgos del Sol Animal Rescue untuk memberitahunya tentang situasi mengerikan Matilda.
Tina menulis di Facebook bahwa dia segera pergi ke kota tempat anjing malang itu ketika dia menerima telepon.
Tina berpikir bahwa, karena Matilda sangat lemah, dia bisa menyelamatkannya tanpa jebakan, tetapi segalanya tidak berjalan seperti yang dia harapkan. Beberapa pemuda setempat dengan sabar membantunya memasukkan anjing ke dalam kandang.
Karens kondisi Matilda sangat buruk dan sangat tertekan. Dia berulang kali mencoba menggigit orang yang berusaha membantunya.
Dengan kesabaran, dan ketekunan , Tina dan asistennya berhasil menyelamatkan Matilde, sehingga ia segera dibawa ke rumah sakit hewan. Dia terus menjerit dan menangis sepanjang perjalanan dan Tina tidak tahu apakah anjing itu melakukannya karena rasa sakit atau takut.
Tina, yang pindah bersama keluarganya dari Inggris ke Murcia, Spanyol, adalah ibu dari dua anak dan mengatakan hatinya hancur berkeping-keping oleh teriakan Matilda.
Anjing itu kurus, penuh dengan kutu, dan demam. Mereka melakukan rontgen seluruh tubuh dan pemindai untuk melihat apakah dia mengalami sesuatu yang rusak, tetapi tidak ada yang jelas muncul, jadi dia diberi penghilang rasa sakit dan menempatkannya di tempat tidur empuk untuk tidur.
Beberapa hari kemudian, Matilda merasa jauh lebih baik. Akhirnya dia menjerit, tetapi itu normal karena semua trauma emosional yang diderita hewan peliharaan ini di jalanan.
Bagi Tina, melihat anjing greyhound mengibaskan ekornya adalah emosi yang tak terlukiskan. Ini adalah tanda bahwa dia masih percaya pada manusia lagi dan bahwa dia sedang dalam perjalanan menuju kehidupan normal.(yn)
Presiden Trump membuat catatan muram pada pembukaan briefing pandemi harian di Gedung Putih pada hari Selasa 31 Maret, memuji layanan pekerja kesehatan garis depan dan meratapi kehilangan besar nyawa.
“Amerika Serikat berada di tengah-tengah
pengadilan nasional yang besar, yang belum pernah kita hadapi sebelumnya.
Kita semua berperang dengan virus yang mematikan. Untuk sukses dalam
pertarungan ini akan membutuhkan tindakan penuh dan mutlak dari kekuatan cinta
dan pengabdian kita bersama,” kata Donald Trump.
Dr. Deborah Birx mengutip proyeksi yang berkisar antara 100.000 hingga 240.000 orang mungkin meninggal karena virus Komunis Tiongkok sebelum pandemi ditaklukkan, bahkan dengan diberlakukan langkah-langkah untuk mengurangi keparahan pandemi.
Dr. Anthony Fauci mengatakan bahwa sementara ada
beberapa tanda untuk mengurangi keparahan pandemi, langkah-langkah sedang
bekerja, hal tersebut akan memakan waktu sebelum dampak jaga jarak yang nyata
sosial menjadi jelas.
“Penurunan jumlah kasus yang dipastikan akan
menjadi tanda pertama perbaikan,” kata Dr. Anthony Fauci.
Sementara itu, statistik kematian, penerimaan
unit perawatan intensif, dan rawat inap akan menyusul.
“Jadi apa yang akan kita lihat dan kita harus bersiap diri, beberapa hari hingga satu minggu atau lebih ke depan, kita akan terus melihat hal-hal tersebut semakin meningkat. Kita tidak boleh berkecil hati karena hal tersebut, karena pengurangan keparahan pandemi sebenarnya bekerja dan akan bekerja,” kata Dr. Anthony Fauci.
Seorang pekerja ambulans menyemprotkan desinfektan di dalam ambulans di luar Pusat Rumah Sakit Brooklyn selama wabah virus PKC di wilayah Brooklyn di Kota New York, New York, AS, 31 Maret 2020. (Brendan Mcdermid / Reuters)
Seorang wanita memakai masker saat melintasi jalan kosong dekat Los Angeles Convention Center di pusat kota Los Angeles, California, pada 30 Maret 2020. (Robyn Beck / AFP via Getty Images)
Gedung Putih merilis proyeksi terbaru beberapa hari setelah memperpanjang pedoman jaga jarak federal sampai tanggal 30 April. Presiden dan para pejabat semuanya meminta orang Amerika Serikat untuk berpartisipasi dalam mengalahkan virus tersebut.
“Adalah masyarakat yang akan melakukan ini.
Tidak ada peluru ajaib. Tidak ada vaksin atau terapi ajaib. Hanyalah perilaku.
Setiap perilaku kita diterjemahkan menjadi sesuatu yang akan mengubah arah
pandemi ini selama 30 hari ke depan,” kata Deborah Birx.
Menurut model yang
dikutip oleh Deborah Birx, seandainya Amerika Serikat tidak melakukan jaga
jarak, maka sebanyak 1,5 hingga 2,2 juta orang akan meninggal akibat penyakit
ini. Menurutnya, ada harapan dalam angka terbaru dari Italia, di mana kasus
yang dipastikan mulai menurun setelah pihak berwenang Italia memberlakukan
karantina nasional.
Peningkatan pesat dalam
kasus yang dipastikan per 100.000 penduduk di New York dan New Jersey membuat
kedua negara bagian tersebut berbeda sendiri dari negara bagian lain, model
lain yang dirujuk oleh Deborah Birx. Kini strategi Gedung Putih adalah fokus
pada semua sumber daya untuk membantu New York dan New Jersey sementara
memastikan wabah serupa tidak terjadi di tempat lain.
Hingga 3 April 2020, sebanyak 7.392 orang meninggal dunia di Amerika Serikat karena virus ‘Komunis Tiongkok’ yang dikenal sebagai pneumonia Wuhan atau coronavirus. Sementara itu, lebih dari 277.161 kasus yang dipastikan positif terinfeksi
Foto: Presiden Donald Trump berbicara sementara diapit oleh Dr. Anthony Fauci (kiri), direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, dan Wakil Presiden Mike Pence selama pengarahan tugas satuan koronavirus harian di ruang Brady Briefing di Gedung Putih di Washington pada 31 Maret 2020. (Menangkan McNamee / Getty Images
Penelitian
terbaru yang diterbitkan Journal of American Medical Association (JAMA)
Network Open menunjukkan bahwa virus komunis Tiongkok masih dapat
menyebar secara efektif dalam kondisi suhu tinggi dan kelembaban tinggi.
Dengan kata lain, jika kita menaruh harapan pada cuaca panas akan membuat
penyebaran virus komunis Tiongkok menurun seperti halnya pada virus SARS,
maka harapan itu tidak akan
menjadi kenyataan.
Intensitas penyebaran virus SARS yang terjadi
antara tahun 2002 dan 2003 secara bertahap menurun seiring dengan munculnya
suhu tinggi di musim panas, yang menunjukkan bahwa virus SARS lebih cocok
dengan suhu rendah dan lingkungan yang lembab. Lalu apakah virus komunis
Tiongkok juga akan menghilang saat cuaca semakin hangat ? Para ahli tidak yakin
dengan hal ini.
Baru-baru ini, Zhang Wenhong, Direktur
Departemen Infeksi Rumah Sakit Huashan yang Berafiliasi dengan Universitas
Fudan juga mengatakan bahwa tidak ada virus dalam sejarah yang seaneh virus
komunis Tiongkok ini. Virus corona ini memiliki gejala yang lebih berat
daripada influenza yang penyebarannya cepat. Corona juga memiliki kecepatan
penyebaran yang lebih kuat daripada SARS dengan gejala parah. Bahkan ada pembawa virus atau pasien terinfeksi yang
tidak menunjukkan gejala asimtomatik.
Yuen Kwok-yung, seorang profesor di Departemen
Mikrobiologi di Universitas Hongkong mengatakan bahwa ia tidak percaya suhu
tinggi akibat perubahan musim akan membunuh corona virus Komunis Tiongkok. Ia
memperkirakan bahwa pandemi tidak akan berakhir pada tahun ini.
Untuk memahami apakah penyebaran virus komunis
Tiongkok akan terpengaruh oleh suhu tinggi dan kelembaban tinggi, tim peneliti
di Tiongkok menganalisis jejak ke-9 orang pasien yang terinfeksi virus dari
lokasi pemandian di Huai’an, Jiangsu.
Pemandian di Huai’an ini berada sekitar 700
kilometer jauhnya dari kota Wuhan, dengan luas sekitar 300 meter persegi, suhu
25-41°C, kelembaban udara sekitar 60%. Tersedia kolam renang, tempat mandi
pancuran dan sauna.
Kesembilan orang pasien ini berumur antara 24
hingga 50 tahun, 8 orang dari mereka adalah tamu mandi dan yang lainnya adalah
staf di pemandian tersebut. Setelah terinfeksi pneumonia komunis Tiongkok
mereka semua dikirim ke Rumah Sakit Keempat Kota Huai’an, dan mendapat
perawatan mulai 25 Januari hingga 10 Februari.
Tim peneliti menyatakan bahwa pasien No. 1
sebelumnya pernah berkunjung ke Wuhan. Pasien itu pada 18 Januari menggunakan
fasilitas pemandian umum di Huai’an. Ia menderita demam pada hari berikutnya
dan dikirim ke rumah sakit seminggu kemudian.
Pasien lainnya masing-masing menggunakan
fasilitas pemandian seperti mandi pancuran, sauna dan berenang pada tanggal 19,
20, 23 dan 24 Januari. Gejala-gejala seperti demam, batuk, sakit kepala, sesak
dada, dan lainnya muncul pada hari keenam sampai kesembilan. Sedangkan pasien
No. 9 masih terus bekerja di tempat pemandian, ia baru terasa ada gejala sakit
pada 30 Januari.
Selama di rumah sakit ke-9 orang tersebut
menjalani uji infeksi melalui ambil sampel usap faring mulut dan hidung dengan
hasil yang menunjukkan positif infeksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa virus komunis
Tiongkok tidak menunjukkan tanda-tanda melemahnya penyebaran dalam kondisi suhu
tinggi dan kelembaban tinggi.
Sebelumnya, Harvard Medical School di Amerika
Serikat telah melakukan sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa perubahan
cuaca saja tidak akan menyebabkan penyebaran virus komunis Tiongkok menurun.
Xiao En, mantan peneliti virologi di US Army
Research Institute juga berpendapat bahwa virus itu sendiri mereproduksi dan
menyebar di tubuh manusia dan pada dasarnya tidak ada hubungannya dengan suhu
di luar. Ia menyebutkan bahwa di beberapa negara bercuaca panas seperti
Singapura dan Asia Selatan juga memiliki kasus infeksi, jadi tidak terbukti
bahwa penyebaran virus akan terhambat oleh faktor cuaca.
Saat ini, jumlah pasien positif terinfeksi virus komunis Tiongkok di Singapura, Malaysia, Thailand, Indonesia dan negara-negara Asia Selatan lainnya terus meningkat.
Foto : Penelitian terbaru yang diterbitkan dalam JAMA Network Open beberapa hari yang lalu menunjukkan bahwa virus komunis Tiongkok masih dapat menyebar secara efektif dalam kondisi suhu tinggi dan kelembaban tinggi. (CDC-AS)
Tenaga medis tanpa diragukan lagi adalah pahlawan di tengah krisis pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini. Mereka bekerja tanpa kenal lelah mempertaruhkan hidup mereka sendiri untuk menyelamatkan orang lain yang telah menjadi korban virus.
Sebagian besar staf menghabiskan sepanjang hari di rumah sakit, sehingga menerima pelukan atau belaian kenyamanan dari kerabat yang dicintai tampaknya telah lama berlalu.
Namun, ada anggota berbulu baru yang telah tiba untuk membawa kedamaian dan ketenangan untuk mereka di tengah kekacauan ini. Itu adalah seekor anjing Labrador kuning berumur satu tahun yang menggemaskan. Dia tinggal di Kota Denver, Amerika Serikat.
Ini adalah anjing penjaga yang menggemaskan yang telah memutuskan untuk membawa kegembiraan bagi seluruh staf medis yang memerangi virus corona.
Wynn adalah nama teman berbulu yang telah datang untuk memenuhi peran luar biasa di Rose Medical Center di Denver, Colorado. Ini membantu staf memutuskan hubungan setelah shift yang sibuk untuk sementara waktu, mengistirahatkan pikiran mereka dan membuat mereka tersenyum dengan kelembutan tak terbatas mereka.
Anjing kecil yang manis ini tidak asing dengan dunia kesehatan, pemiliknya Susan Ryan juga bekerja sebagai tenaga medis di rumah sakit. Wynn selama ini telah memberikan bantuan gratis kepada para veteran, orang dewasa dan anak-anak cacat.
Sementara Wynn hanyalah anak anjing, ketika dia telah cukup umur, Canine Companions for Independence telah melatihnya untuk menjadi anjing bantuan pribadi bagi seseorang dengan disabilitas.
Wynn memiliki akun Instagram-nya sendiri @docplusdog. Dalam akunnya pemiliknya menerbitkan beberapa gambar Wynn selama hari kerjanya, ia telah memperoleh ribuan pengikut dan mengagumi semua pecinta binatang.
Dalam salah satu gambar kita bisa melihat anjing menghibur ibunya. Dalam hal ini Ryan mengatakan:
“Saya melihat Wynn kembali setelah dibawa keluar. Saya hanya duduk di lantai dan berkata, ‘Bisakah saya menghabiskan waktu dengannya?’ ”
Pada saat itu Ryan baru saja meninggalkan seorang pasien, memeluk bola rambut kesayangannya adalah kenyamanan yang sangat dibutuhkannya.
Anjing melakukan hal yang sama dengan semua staf, memeluk mereka, berbaring satu sama lain, membiarkan mereka membelai, memberi mereka sedikit ketenangan dan kenyamanan setelah begitu banyak musibah.
Sejak dia masih kecil, anjing yang menggemaskan ini telah mengunjungi rumah sakit, tetapi sekarang kunjungannya menjadi lebih penting karena peran penting yang dia mainkan dalam kehidupan tenaga medis.
“Ketika saya melakukan shift, staf menyala. Itu adalah bagian paling bahagia dari zaman kita, ” kata Ryan)
Jangan khawatir jika Anda berpikir Wynn bisa tertular virus, semua staf di sekitarnya mencuci tangan dengan baik sebelum menyentuhnya.
Bagaimanapun, kebersihan sangat penting untuk memerangi virus. Terima kasih, Wynn, karena menjadi bagian dari pertarungan ini, Anda juga bagian dari para pahlawan super yang menghadapi pertempuran ini.(yn)
Tidak ada keraguan, hewan peliharaan adalah anggota keluarga yang lain. Setiap hari mereka lebih dihargai, karena selain menawarkan kesenangan dan kebersamaan, kehadiran mereka memiliki dampak positif pada kesehatan fisik dan mental manusia, meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan.
Di sisi lain, orang tua yang hidup dengan hewan terbukti lebih sedikit mengalami stres dan sangat jarang mengunjungi dokter daripada mereka yang tidak.
Keberadaannya mengurangi rasa kesepian, merangsang komunikasi, mendukung kontak fisik dan menunjukkan kasih sayang, dan juga merangsang memori dan perhatian. Tetapi ada satu hal yang kita cintai dan itu adalah kemampuan yang mereka miliki untuk membuat hidup kita lebih baik.
Guadalupe “Lupita” seorang wanita berusia 90 tahun, dan salah satu putrinya, bernama Diana Pérez, berbagi momen berharga dari persahabatan ibunya dengan kucingnya Tili.
Dalam gambar Anda dapat melihat bagaimana wanita tua itu berbagi sepotong kue dengan kucingnya, dalam contoh kasih sayang yang diberikan kucing cantik ini untuk tetap termotivasi.
“Ibuku bersama pasangannya, anak kucing yang manis dan nakal Tili, aku sangat menyayangi mereka,” tulis Diana dalam publikasi itu.
Dan apakah Tili telah bertanggung jawab untuk menjaga wanita tua itu stabil dan ceritanya juga sangat mengharukan, dimulai dengan fakta bahwa kalungnya bertuliskan “Luna”, meskipun mereka memanggilnya Tili karena salah satu anak kecil di rumah itu memutuskan untuk memberinya julukan itu.
Dalam contoh lain tentang seberapa dekat keluarga ini, anak-anak di rumah itu menyelamatkan kucing tepat pada waktunya sebelum dimakan oleh seekor anjing, membebaskannya dari bawah mobil, kotor dan penuh minyak.
“Tubuhnya penuh dengan lumpur dan minyak dari bawah mobil. Dia kecil, takut setengah mati, sangat kurus. Saudara-saudaraku menghabiskan semua uang mereka untuk menyembuhkannya. Mereka membawakan stoples dan serum untuk ibuku untuk anak kucingnya, “lanjut Diana.
Kehadiran anjing, kucing, dan hewan peliharaan lainnya merupakan faktor penentu suasana hati.
Dampak hewan pada kehidupan manusia begitu positif sehingga bahkan banyak program kesehatan di berbagai negara mulai memasukkan hewan peliharaan lebih banyak ke dalam terapi.
Kisah ini adalah contoh yang jelas tentang bagaimana hal-hal besar dapat dilakukan dengan cinta dan kesatuan keluarga. Seekor hewan peliharaan menempati tempat yang berharga di hati kita, dan memberi kami bonus itu, seperti Lupita.(yn)
Banyak orang suka menggunakan lotion berjemur agar terlihat seperti telah menghabiskan beberapa hari di pantai.
Jenni Coleman selalu menjadi pencinta hebat produk-produk ini dan kapan pun dia bisa, dia membeli satu dan menggunakannya pada acara-acara khusus. Beberapa tahun yang lalu saat dia berusia 35 tahun, ia memutuskan untuk pergi ke toko dan menerapkan produk favoritnya itu.
“Aku selalu terlihat terlalu putih, aku terlihat seperti hantu. Jadi saya suka memakai bronzer dan saya punya banyak, ” katanya, alasan dia suka memakai produk tresebut.
Segalanya tampak berjalan normal tetapi pada hari berikutnya dia hampir pingsan ketika dia melihat dirinya di cermin. Itu benar-benar hijau dan tampak seperti kostum Halloween.
“Ketika saya memakainya, anak-anak saya memperingatkan saya bahwa krim itu terlihat agak hijau tetapi saya mengabaikannya,” kenang Jenni.
Pada titik inilah Jenni berharap dia mendengarkan rekomendasi anak-anaknya. Jelas ada sesuatu yang salah dan tidak peduli seberapa keras dia berusaha untuk mencuci, warna hijau cerah tidak keluar dari tubuhnya.
Dia tidak pernah untuk meninggalkan rumahnya dalam kondisi seperti itu dan tetap tetap tinggal di rumah sepanjang akhir pekan berharap semuanya akan berakhir sesegera mungkin.
Reaksi pertamanya sangat menakutkan dan dia bahkan hampir menangis, tetapi kemudian dia memutuskan bahwa yang terbaik adalah mengambil semuanya dengan sedikit humor. Dia memasang wajah penyihir terbaiknya untuk mengambil beberapa gambar lucu.
“Kupikir warna itu tidak akan pernah rontok. Teman-teman saya memberi tahu saya bahwa dia terlihat seperti Wizard of Oz Witch. Mereka bahkan memberi tahu saya bahwa hidung saya terlihat lebih besar, “kata Jenni.
Jenni ingat bahwa ia mengambil sebotol lotion berjemur dari bagian bawah raknya. Dia mungkin terlalu tua dan hanya kedaluwarsa.
“Biasanya saya membeli krim ini kapan saja saya bisa jadi saya punya banyak yang disimpan di rumah. Saya tidak pernah berpikir mereka bisa dikalahkan,” ujarnya.
Yang membuat semua orang lega, beberapa hari kemudian warna hijau cerah menjadi semakin terang dan akhirnya hilang sama sekali. Ini tidak menghentikan Jenni dalam kecintaannya yang besar akan penyamakan tetapi dia sekarang memastikan bahwa produk yang dia gunakan tidak kedaluwarsa.(yn)
Gara-gara mengkritik pemimpin Partai Komunis Tiongkok Xi Jinping, taipan Ren Zhiqiang baru-baru ini ditahan oleh rezim Komunis Tiongkok.
Segera setelah kejadian itu, para aktivis demokrasi Tiongkok di pengasingan di luar negeri secara terbuka mengedarkan surat meminta Xi Jinping untuk memberlakukan reformasi sistematis. Surat itu konon ditandatangani oleh para pengusaha dan pensiunan pejabat senior Tiongkok.
Kebenaran surat tersebut tidak dapat dipastikan. Tetapi analis percaya desas desus perbedaan pendapat semacam itu menunjukkan bahwa pertikaian antar-faksi di dalam Partai Komunis Tiongkok semakin intensif, saat Xi Jinping menghadapi kritik yang semakin memuncak mengenai cara Tiongkok menangani wabah virus.
Ren Zhiqiang siapa dia?
RenZhiqiang, berusia 69 tahun. Dia adalah taipan real estate yang sukses di Beijing. Ayahnya bernama Ren Quansheng adalah Wakil Menteri Perdagangan Komunis Tiongkok sebelum pensiun pada tahun 1983. Sebagai keturunan mantan pejabat senior, Ren Zhiqiang dianggap sebagai pangeran Partai Komunis Tiongkok.
Selain itu, Wang Qishan, wakil ketua Tiongkok dan salah satu pendukung Xi Jinping yang terkuat, adalah mentor Ren Zhiqiang di sekolah menengah pertama. Wang Qishan adalah seorang guru di sekolah menengah pertama tempat Ren Zhiqiang bersekolah.
Ren Zhiqiang dikenal kritis terhadap rezim Komunis Tiongkok. Pada tanggal 19 Februari 2016, Ren Zhiqiang memposting di Weibo, platform media sosial Tiongkok mirip Twitter, bahwa “nama keluarga semua media Tiongkok adalah Komunis Tiongkok, dan media tersebut tidak mewakili kehendak rakyat”. Itu berarti media menjalankan perintah Partai Komunis Tiongkok.
Pada saat itu, Ren Zhiqiang dikritik oleh media pemerintah Komunis Tiongkok. Komunis Tiongkok juga menghukum Ren Zhiqiang, mengumumkan bahwa Komunis Tiongkok akan memonitor perilaku Ren Zhiqiang selama satu tahun. Jika Ren Zhiqiang selanjutnya melakukan “kesalahan,” ia akan kehilangan keanggotaan Partai Komunis Tiongkok.
Pada tanggal 8 Maret, netizen Tiongkok membagikan artikel yang ditulis oleh Ren Zhiqiang, padahal artikel itu sudah dihapus di Tiongkok. Namun artikel itu dengan cepat menyebar ke luar negeri oleh para aktivis.
Ren Zhiqiang menulis: “Wabah virus ini baru saja membuktikan bahwa nama keluarga semua media Tiongkok adalah Komunis Tiongkok, dan rakyat Tiongkok telah ditinggalkan Komunis Tiongkok.”
Ren Zhiqiang menjelaskan bahwa rezim Komunis Tiongkok tidak bereaksi segera untuk menghentikan penyebaran virus. Ia mengatakan pihak berwenang Tiongkok juga berbohong kepada masyarakat. Karena rakyat Tiongkok tidak sadar akan penularan virus, tanpa disadari rakyat Tiongkok menyebarkan virus lebih lanjut.
Ren Zhiqiang menyebut Xi Jinping sebagai “badut yang bersikeras menjadi kaisar, bahkan setelah si badut melucuti pakaiannya.”
Pada tanggal 12 Maret, Ren Zhiqiang menghilang dari publik.
Pada tanggal 25 Maret, Voice of America mengutip informasi dari teman-teman Ren Zhiqiang yang melaporkan bahwa pihak berwenang Beijing menahan Ren Zhiqiang, serta putranya dan sekretarisnya.
Laporan itu mengutip orang dalam yang mengatakan, “Tidak seorang pun diizinkan untuk ikut campur dalam kasus Ren Zhiqiang, mempengaruhi kasus itu, atau memohon demi Ren Zhiqiang. Mungkin saja Wang Qishan juga tidak diizinkan untuk membantu Ren Zhiqiang .”
Laporan Voice of America dari sumber orang dalam, mengatakan Ren Zhiqiang tidak memposting artikelnya secara online; Ren Zhiqiang membagikan artikelnya dengan 11 pengusaha Tiongkok lainnya yang merupakan teman-temannya. Kemudian, beberapa teman-temannya tersebut berbagi artikel itu dengan lebih banyak orang. Akhirnya, artikel itu bocor secara online.
Chen Ping
Pada tanggal 21 Maret, seorang pangeran dan miliarder Partai Komunis Tiongkok lainnya bernama Chen Ping, memposting sebuah artikel di WeChat, platform media sosial populer. Ia mengklaim artikel itu dirancang oleh warga anonim.
Artikel tersebut menjelaskan mengapa mereka tidak puas dengan rezim Tiongkok saat ini:
tekanan yang meningkat pada sektor swasta; kurangnya aturan hukum, kebebasan ekspresi, dan pers bebas; serta kebijakan represif rezim Tiongkok terhadap Hong Kong dan Taiwan.
Artikel itu mengatakan bahwa Xi Jinping, sebagai pemimpin Partai Komunis Tiongkok, harus bertanggung jawab. Warga Tiongkok mendesak Partai Komunis Tiongkok untuk mengadakan pertemuan dengan Politbiro, sebuah komite yang terdiri dari pejabat senior Partai Komunis Tiongkok, untuk membahas apakah Xi Jinping masih memenuhi syarat untuk menjadi pemimpin.
Warga Tiongkok menyarankan agar pertemuan tersebut dipimpin oleh Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang; ketua badan penasihat politik, Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok Wang Yang; dan wakil ketua Wang Qishan.
Pengusaha dan Pejabat Senior Partai Komunis Tiongkok
Beberapa hari kemudian, pada tanggal 26 Maret, seorang aktivis Tionghoa perantauan Yijian Piaochen memposting sebuah surat di Twitter. Surat itu ditandatangani oleh lebih dari 50 pengusaha Tionghoa. Yijian Piaochen mengubah tanda tangan, ia bermaksud untuk melindungi identitas para pengusaha Tionghoa tersebut.
Surat itu ditujukan kepada Xi Jinping: “Karena dampak virus, ekonomi global telah rusak dan Tiongkok telah sampai di persimpangan jalan, di mana rakyat Tiongkok harus memilih jalan mana yang harus diambil.”
Yang berkuasa memiliki sembilan tuntutan yakni menetapkan reformasi pemerintah; menolak komunisme yang lebih luas; mewujudkan hak pilih universal di Tiongkok; memberi hak istimewa yang sama untuk sektor swasta dengan bisnis yang dikelola negara; melindungi properti wirausahawan; memberikan stimulus dana bantuan kepada orang-orang yang terkena dampak virus; meminta tanggung jawab pejabat dari Wuhan dan Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok dalam menangani epidemi; membebaskan para pembangkang yang ditahan; dan mengevaluasi kembali kasus dokter Li Wenliang, seorang pelapor pelanggaran yang dihukum oleh pihak berwenang setempat karena menyebarkan informasi mengenai virus.
Aktivis Tiongkok lainnya yang berbasis di luar negeri, Laodeng, menposting tweet pada tanggal 26 Maret bahwa ia menerima surat yang ditujukan kepada Xi Jinping yang ditandatangani oleh lima pensiunan pejabat Partai Komunis Tiongkok. Aktivis demokrasi lainnya juga memposting informasi serupa.
Laodeng mengatakan bahwa para pejabat itu adalah mantan ketua Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok Li Ruihuan; mantan Perdana Menteri Tiongkok Wen Jiabao; mantan Wakil Perdana Menteri Tiongkok Li Lanqing; mantan sekretaris dari kantor sekretariat Partai Komunis Tiongkok Hu Qili; dan mantan Wakil Perdana Menteri Tiongkok Tian Jiyun.
Tidak satu pun dari mereka yang secara terbuka memastikan atau menolak keberadaan surat ini.
Tidak jelas apakah surat-surat itu benar-benar ada dan apakah Xi Jinping telah menerimanya.
Komentator urusan Tiongkok yang berbasis di Amerika Serikat Tang Jinyuan mengatakan desas-desus mengenai ketidakpuasan terhadap kepemimpinan Xi Jinping menunjukkan bahwa krisis saat ini telah menyebabkan pertikaian faksi di dalam Partai Komunis Tiongkok.
Menurut Tang Jinyuan, secara khusus, beberapa orang di dalam Partai Komunis Tiongkok khawatir akan ada kekacauan di masyarakat Tiongkok karena virus, dan dengan demikian, mungkin menginginkan para pejabat Partai Komunis Tiongkok tertentu yang harus disalahkan atas potensi kegagalan. (Vv)
FOTO : Ren Zhiqiang, presiden Hua Yuan Group, menyampaikan pidato selama Forum Ekonomi High-End 2006 di Luxehills International Club di Chengdu, Tiongkok pada 7 Januari 2006. (China Photos / Getty Images)