Home Blog Page 1754

Pengambilalihan PBB oleh Beijing Memberikan Ancaman Eksistensi Bagi AS

oleh Alex Newman

Para pejabat dan ahli memperingatkan adanya ancaman yang ditimbulkan oleh pengaruh Beijing yang terlalu besar dalam organisasi internasional, bagian agenda “pemerintahan global” milik Beijing.

Dengan daftar baru elit negara Komunis Tiongkok dalam posisi kepemimpinan PBB dan di luarnya, para kritikus menyerukan tindakan nyata untuk mengendalikan Beijing.

Pejabat Komunis Tiongkok memang sudah memimpin berbagai badan dan organisasi global yang kuat.

Dari 15 badan khusus PBB, misalnya, empat badan berada di bawah kepemimpinan pejabat Tiongkok — dan itu hanyalah yang tampak di permukaan.

Setidaknya satu mantan pejabat senior dalam pemerintahan Donald Trump, mantan Asisten Menteri Luar Negeri  Amerika Serikat untuk Urusan Organisasi Internasional Kevin Moley, mengatakan kepada The Epoch Times bahwa pengambilalihan yang sedang berlangsung ini mewakili “ancaman eksistensial terbesar bagi AS sejak berdiri.”

“Ini pertarungan hidup kita. Ini adalah perjuangan antara peradaban Barat dengan Partai Komunis Tiongkok,” tambah Kevin Moley.

Laporan baru oleh Komisi Tinjauan Ekonomi dan Keamanan Amerika Serikat-Tiongkok, yang dirilis pada bulan April, menunjukkan bahwa cengkeraman rezim Tiongkok pada lembaga-lembaga internasional adalah semakin ketat.

“Sejak Komisi Tinjauan Ekonomi dan Keamanan Amerika Serikat-Tiongkok mulai melacak pejabat dari Republik Rakyat Tiongkok melayani posisi kepemimpinan di organisasi internasional, pengaruh Beijing tumbuh pada badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang  bertanggung jawab atas pendanaan dan pembuatan kebijakan dengan cakupan masalah penting yang luas. Bertolak belakang dengan Standar Perilaku Pegawai Internasional, para pejabat Tiongkok yang memimpin badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa memanfaatkan posisi itu untuk mengejar tujuan kebijakan luar negeri Tiongkok,” kata Komisi Tinjauan Ekonomi dan Keamanan Amerika Serikat-Tiongkok mengatakan kepada The Epoch Times dalam sebuah pernyataan.

Melalui pengaruhnya yang berkembang di PBB dan organisasi internasional lainnya, Beijing mengejar kepentingannya sendiri, yang mencakup termasuk pengaruh dan kendali global yang lebih besar, menurut Komisi Tinjauan Ekonomi dan Keamanan Amerika Serikat-Tiongkok.

“Tiongkok terus mempromosikan posisi yang mendukung kepentingan dan pandangan Beijing, seperti tata kelola internet, standar teknis untuk

teknologi yang muncul, dan pembangunan ekonomi yang mengesampingkan masalah hak asasi manusia,” kata Komisi Tinjauan Ekonomi dan Keamanan Amerika Serikat-Tiongkok dalam pernyataan.

Para ahli dan pejabat yang berbicara dengan The Epoch Times, memperingatkan bahwa laporan Komisi Tinjauan Ekonomi dan Keamanan Amerika Serikat-Tiongkok tidak menangkap masalah sepenuhnya. Kongres dan pemerintah AS harus mengambil tindakan.

Kendali Beijing Terhadap Pejabat Tiongkok di PBB

Para ahli mengatakan warganegara Tiongkok yang memimpin organisasi internasional terutama adalah bermasalah mengingat harapan Partai Komunis Tiongkok agar mereka setia mutlak kepada Partai Komunis Tiongkok.

Ambil contoh, pejabat Tiongkok Meng Hongwei, adalah presiden badan penegak hukum global Interpol dan mantan Wakil Menteri Keamanan Masyarakat Tiongkok. Ia ditangkap oleh rezim Tiongkok saat dalam perjalanan ke Tiongkok pada akhir tahun 2018. Di antara dugaan kejahatannya adalah tidak mematuhi permintaan Komunis Tiongkok.

Paling tidak seorang pejabat Tiongkok mengumbar kesombongan di televisi Tiongkok mengenai cara para pejabat Tiongkok memanfaatkan pengaruhnya di Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memajukan tujuan Partai Komunis Tiongkok.

Mantan Wakil Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa dan kepala Departemen Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Urusan Ekonomi dan Sosial Wu Hongbo mengumbar kesombongan di  CCTV penyiaran Komunis Tiongkok bahwa ia memanfaatkan posisinya agar polisi PBB menyingkirkan Presiden Kongres Uighur Dunia Dolkun Isa dari sebuah seminar di gedung Perserikatan Bangsa-Bangsa. Sebagai kepala suatu kelompok pembangkang yang membela  penentuan nasib sendiri untuk Uyghur di wilayah Xinjiang Tiongkok, Dolkun Isa telah ditargetkan oleh Komunis Tiongkok.

“Kita harus sangat membela kepentingan ibu pertiwi,” Wu Hongbo menjelaskan disambut oleh tepuk tangan para hadirin.

Ancaman

Kevin Moley memperingatkan : “Saya merasa seperti Paul Revere, mengatakan‘ Inggris datang, Inggris datang,’ tetapi sungguh, orang Tiongkok sudah ada di sini.” Dalam sebuah wawancara telepon dengan The Epoch Times, Kevin Moley memperingatkan.

Kevin Moley juga menjabat sebagai Perwakilan Permanen Amerika Serikat untuk PBB dari tahun 2001 hingga 2006. Kevin Moley mengatakan banyak media dan banyak kelas politik meremehkan atau mengabaikan bahaya tersebut.

Menunjuk pada kamp konsentrasi untuk Uyghur di Xinjiang, Kevin Moley membandingkan situasi tersebut dengan akhir tahun 1930-an, saat para pemimpin dunia menutup mata terhadap pelanggaran di bawah pimpinan Nazi Adolf Hitler.

Kevin Moley berkata bahwa para pejabat penting di Kementerian Luar Negeri meregang kembali ke pemerintahan Obama dan bahkan sebelumnya telah “terlibat dalam apa yang telah terjadi.”

Menunjuk pada penggunaan “praktik korupsi” oleh Beijing untuk mengambilalih badan-badan PBB dan organisasi internasional lainnya, Kevin Moley mengatakan bahwa Amerika Serikat harus menanggapi dengan tepat.

“Ini bukan hanya lapangan bermain yang tidak seimbang. Amerika Serikat sepenuhnya telah kalah senjata dan kalah suara,” kata Kevin Moley. 

Laporan Komisi Tinjauan Ekonomi dan Keamanan Amerika Serikat-Tiongkok terbaru hanya merupakan puncak gunung es, Kevin Moley melanjutkan.

“Orang Tiongkok juga membanjiri badan-badan ini dengan magang dan konsultan,” klaim Kevin Moley.

Misalnya, di Montreal, kata Kevin Moley, pihak berwenang Kanada tidak dapat melacak agen-agen Tiongkok yang beroperasi di lembaga internasional.

Beijing juga “membanjiri” Organisasi Kesehatan Dunia dengan petugas magang dan profesional junior, semuanya — tidak seperti orang Amerika Serikat dan warganegara  negara-negara Barat lainnya — berada di bawah kendali langsung pemerintah Tiongkok.

“Tiongkok benar-benar telah membanjiri sistem Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan orang-orang Tiongkok,” kata Kevin Moley. Beberapa sumber orang dalam di Perserikatan Bangsa-Bangsa juga memastikan kepada The Epoch Times bahwa fenomena ini ada di PBB.

Kevin Moley menjelaskan bahwa hal ini berisiko bagi banyak regulasi dan otoritas penetapan standar global dikendalikan oleh Beijing di sektor-sektor mulai dari telekomunikasi hingga penerbangan global.

“Tujuan Tiongkok adalah menggunakan hal ini untuk memberi manfaat bagi Tiongkok, memajukan tujuan Tiongkok, dan memperluas kendali Tiongkok,” kata Kevin Moley, mengutip inisiatif Belt and Road Tiongkok (juga dikenal sebagai One Belt, One Road) untuk menggambarkan apa yang terjadi di tingkat global.

“Tiongkok menciptakan jaringan infrastruktur untuk melakukan pengaruh perdagangan, dan Tiongkok merusak negara-negara di sepanjang Sabuk dan Jalan Tiongkok,” Kevin Moley.

Mengizinkan Beijing untuk bergabung dengan Organisasi Perdagangan Dunia adalah suatu “kesalahan yang kritis,” debat Kevin Moley.

Beijing sedang mengeksploitasi sistem internasional untuk mendapatkan keunggulan daya saing ekonomi terhadap Amerika Serikat, kata Kevin Moley.

Kevin Moley berkata : “Produk terpenting Amerika Serikat adalah kekayaan intelektual…produk terpenting Tiongkok adalah juga kekayaan intelektual Amerika Serikat.” 

Ancaman Beijing mencakup semuanya. “Ini adalah persaingan kebudayaan, militer dan ekonomi. Tiongkok ingin mengalahkan Barat di segala bidang, termasuk dalam hal nilai-nilai,” kata Kevin Moley. 

Kevin Moley mengatakan bahwa selama ia bertugas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, hanya segelintir orang yang dapat ia andalkan dan percaya sepenuhnya mengenai masalah Tiongkok.

Badan-Badan PBB di Bawah Kendali Beijing

Hampir sepertiga dari semua badan di Perserikatan Bangsa-Bangsa kini dipimpin oleh seorang pejabat komunis Tiongkok dalam jabatan teratas, laporan Komisi Tinjauan Ekonomi dan Keamanan Amerika Serikat-Tiongkok menunjukkan.

Hal ini mencakup Uni Telekomunikasi International, yang dijalankan oleh Zhao Houlin sejak tahun 2015.

Sebelum bekerja di Perserikatan Bangsa-Bangsa, Zhao Houlin bekerja di Kementerian Pos dan Telekomunikasi Tiongkok, yang kini menjadi bagian Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi.

Uni Telekomunikasi International adalah organisasi penting dalam sistem Perserikatan Bangsa-Bangsa. Banyak pemerintah membela memberikan kekuasaan yang besar bagi Uni Telekomunikasi International untuk  Internet.

Saat Zhao Houlin ditanya oleh kantor berita Korea Selatan Yonhap Mengenai badan sensor Beijing, ia menepisnya.

“Kami [di Uni Telekomunikasi International] tidak memiliki interpretasi yang biasa mengenai arti sensor,” kata Zhao Houlin seperti dikutip.

Badan PBB lainnya di bawah kendali Beijing adalah Organisasi Penerbangan Sipil International, yang berupaya mengawasi perjalanan udara dan industri penerbangan global.

Dipimpin oleh Liu Fang, yang karirnya dimulai di Kementerian Penerbangan rezim Tiongkok, Organisasi Penerbangan Sipil International menjadi terkenal karena permusuhannya terhadap Taiwan yang memiliki peraturan sendiri dan mengusulkan pajak internasional untuk perjalanan udara.

Organisasi Pengembangan Industri Perserikatan Bangsa-Bangsa dipimpin oleh mantan Wakil Menteri Keuangan Beijing Li Yong.

Badan yang dipermalukan itu telah kehilangan banyak anggota pemerintahan Barat setelah Organisasi Pengembangan Industri mendanai investasi di rezim diktator Kuba dan Iran.

Li Yong, yang menjalankan Organisasi Pengembangan Industri, sering membela dan mempromosikan perusahaan Tiongkok seperti Huawei, dengan mesin propaganda Beijing memperkuat retorika dan mengklaim bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa mendukung hal tersebut.

Organisasi Pangan dan Pertanian yang berbasis di Roma adalah badan terbaru yang jatuh dalam kendali Beijing, di mana dipimpin oleh Qu Dongyu musim panas lalu.

Menurut laporan media, Beijing mengandalkan suap dan ancaman untuk mengamankan pos yang  berpengaruh.

Organisasi Pangan dan Pertanian membentuk kebijakan pertanian di seluruh dunia dan mendistribusikan bantuan makanan.

Komunis Tiongkok juga menyombongkan diri bahwa Partai Komunis Tiongkok memainkan “peran penting” dalam menciptakan Agenda Perserikatan Bangsa-Bangsa Tahun 2030 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, yang secara luas disebut-sebut oleh para pemimpin Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai “rencana utama untuk kemanusiaan.”

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres juga menyombongkan diri mengenai “penyelarasan Inisiatif Belt dan Road Komunis Tiongkok  dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.”

Pos-Pos PBB Lainnya

Jabatan kepemimpinan kuat lainnya mencakup Liu Zhenmin, yang menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal untuk Urusan Ekonomi dan Sosial PBB sejak tahun 2017. Liu Zhenmin mengambilalih jabatan tersebut dari pejabat Tiongkok lainnya yang menduduki posisi tersebut sebelum Liu Zhenmin. 

Sebelumnya Liu Zhenmin menjabat sebagai Wakil Menteri Luar Negeri.

Secara terpisah, Xu Haoliang menjabat sebagai Asisten Sekretaris Jenderal untuk Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa, sebuah badan dengan sejarah meningkatkan rezim komunis.

Kembali ke tahun 1980-an, misalnya, dengan kedok “pembangunan,” Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa membantu sekutu Beijing di Pyongyang membangun pabrik semikonduktor yang digunakan rezim Korea Utara untuk memproduksi  komponen rudal.

Xue Hanqin menjabat sebagai Wakil Presiden Mahkamah Internasional, badan yudisial utama Perserikatan Bangsa-Bangsa. Badan ini, yang menggambarkan dirinya sebagai “Pengadilan Dunia,” diciptakan untuk menyelesaikan perselisihan antar pemerintah.

Perwakilan Beijing juga bertugas di posisi kepemimpinan wakil.

Liu Jian, misalnya, menjabat sebagai ilmuwan kepala dan direktur pelaksana divisi ilmu pengetahuan untuk badan yang dikenal sebagai Lingkungan Hidup Perserikatan Bangsa-Bangsa, suatu organisasi yang membantu membentuk kebijakan lingkungan hidup di seluruh dunia.

Para pejabat Tiongkok telah menjadi pendukung utama pengurangan emisi CO2 di negara-negara Barat, sementara emisi Tiongkok sendiri terus tumbuh.

Hingga tahun 2018, pejabat Tiongkok Tang Qian menjabat sebagai asisten Direktur Jenderal Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO), dan dinominasikan oleh Beijing untuk mengambilalih seluruh badan tersebut, meskipun akhirnya tawaran tersebut gagal. Bos Tang Qian adalah Irina Bokova, putri seorang politisi komunis Bulgaria terkenal.

UNESCO memainkan peran besar dalam kebijakan pendidikan global, membantu membentuk pikiran miliaran anak.

Pada tahun 2018, saat Tang Qian dalam perjalanan tidak dipekerjakan, kepala baru UNESCO Audrey Azoulay, seorang sosialis Prancis, menunjuk pejabat komunis Tiongkok Qu Xing menjabat sebagai Wakil Direktur Jenderal UNESCO. Tang Qian tidak tercantum dalam laporan Komisi Tinjauan Ekonomi dan Keamanan Amerika Serikat-Tiongkok.

Di Organisasi Kesehatan Dunia, yang dikritik selama pandemi ini karena membeo poin pembicaraan Beijing, pejabat Tiongkok Ren Minghui bertindak sebagai asisten Direktur Jenderal untuk “cakupan kesehatan universal.”

Sebelum digantikan oleh Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus yang didukung oleh Beijing, Organisasi Kesehatan Dunia dipimpin oleh Margaret Chan, mantan pejabat Hong Kong yang setia kepada Beijing.

Mengutip skandal COVID-19, Donald Trump baru-baru ini mengecam Organisasi Kesehatan Dunia sebagai “sangat Tiongkok-sentris” dan memerintahkan dihentikannya pendanaan dari Amerika Serikat, sambil menunggu tinjauan terhadap tanggapan Organisasi Kesehatan Dunia terhadap pandemi.

Pemimpin penting Tiongkok lainnya di Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah Wang Binying, Wakil Direktur Jenderal Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia.

Beijing melobi Wang Binying untuk menjadi kepala Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia.

Para ahli semakin khawatir jika seorang pejabat Tiongkok memimpin Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia, maka Beijing akan memiliki akses ke tempat penyimpanan kekayaan intelektual dan rahasia terbesar di dunia, dengan implikasi untuk perusahaan Amerika Serikat dan keamanan nasional Amerika Serikat.

Zhang Wenjian menjabat sebagai asisten Sekretaris Jenderal Organisasi Meteorologi Dunia, sebuah badan yang membentuk kebijakan iklim.

Beberapa pos Perserikatan Bangsa-Bangsa yang senior ditempati oleh agen-agen Beijing tidak disebutkan dalam laporan Komisi Tinjauan Ekonomi dan Keamanan Amerika Serikat-Tiongkok, seperti Sekretaris Konvensi Perlindungan Tanaman Internasional Xia Jingyuan.

Dan jumlah konsultan dan kontraktor Tiongkok di posisi pengaruh yang penting di mana mereka secara resmi ditunjuk, berbagai sumber Epoch Times.

Di luar Perserikatan Bangsa-Bangsa 

Menurut laporan Komisi Tinjauan Ekonomi dan Keamanan Amerika Serikat-Tiongkok, Beijing juga memiliki pejabat yang dipasang di organisasi internasional lainnya, mulai dari kebijakan keuangan dan perbankan hingga infrastruktur dan pengembangan.

Di Dana Moneter Internasional, misalnya, Zhang Tao menjabat sebagai wakil direktur pelaksana sejak tahun 2016, pos yang diambilnya setelah ia menjabat sebagai Wakil Gubernur Bank Sentral Tiongkok, the People’s Bank of China.

Sementara itu, Lin Jianhai menjabat sebagai Sekretaris Dana Moneter Internasional dan Sekretaris Komite Moneter dan Keuangan Internasional.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Dana Moneter Internasional untuk Tiongkok adalah Jin Zhongxia, mantan pejabat lain di Bank Sentral Tiongkok.

Bank Dunia juga memiliki pejabat Tiongkok dalam banyak posisi yang berpengaruh. Di antaranya adalah Yang Shaolin, direktur pelaksana dan kepala petugas administrasi; Hua Jingdong, wakil presiden dan bendahara; dan Yang Yingming, direktur eksekutif untuk Tiongkok.

Dengan penerbitan obligasi tahunan sebesar usd 50 miliar dan kemampuan untuk membentuk kebijakan pemerintah di seluruh dunia, memiliki banyak orang Tiongkok yang beroperasi di pucuk pimpinan Bank Dunia adalah ancaman utama terhadap kebebasan, kata para ahli.

Bank Investasi Infrastruktur Asia yang baru dibentuk, diusulkan oleh Beijing dan terdiri dari negara-negara Indo-Pasifik, dipimpin oleh pejabat Tiongkok Jin Liqun. Bank Investasi Infrastruktur Asia berharap menyaingi Bank Pembangunan Asia yang didukung Amerika Serikat.

Tetapi bahkan Bank Pembangunan Asia, yang secara tradisional didukung oleh Barat dan Amerika Serikat, termasuk Chen Shixin dari Beijing sebagai wakil presiden operasi dan Cheng Zhijun sebagai direktur eksekutif untuk Tiongkok.

Bank Pembangunan Inter-Amerika juga mencakup gubernur seorang Tiongkok, Yi Gang, yang secara bersamaan menjabat sebagai Gubernur the People’s Bank of China.


Organisasi Perdagangan Dunia, yang berperan dalam membantu kebangkitan ekonomi Beijing ke status negara adidaya global, menampilkan pejabat resmi Tiongkok Yi Xiaozhun sebagai Wakil Direktur Jenderal.

Sementara itu, Zhao Hong dari Beijing melayani di Badan Banding Organisasi Perdagangan Dunia, yang memutuskan perselisihan antara negara dan pemerintah.

Badan Energi Atom Internasional, yang mengatur penggunaan teknologi nuklir, juga memiliki Wakil Direktur Jenderal seorang Tiongkok, Yang

Dazhu. Beijing berencana untuk menyuntikkan lebih banyak pejabat ke Perserikatan Bangsa-Bangsa dan  organisasi lainnya; ada “Sekolah Tata Kelola Global” yang relatif baru yang menawarkan pelatihan di Universitas Studi Asing Beijing.

Aset Non-Tiongkok

Mantan pejabat Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Kevin Moley dan mantan pejabat senior lainnya di pemerintahan Donald Trump menekankan bahwa bahkan banyak pejabat non-Tiongkok melakukan penawaran Beijing.

Seorang mantan pejabat senior PBB dengan pengalaman lebih dari 30 tahun di dunia diplomasi Perserikatan Bangsa-Bangsa menggemakan keprihatinan para ahli lainnya mengenai kemampuan Beijing mengandalkan diplomat dari negara lain untuk melakukan penawarannya.

“Tiongkok memahami sangat awal pentingnya untuk kepentingan pengaruh Tiongkok yang berkembang di dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa,” kata pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang meminta tidak disebutkan namanya untuk berbicara terus terang di tengah melanjutkan transaksi dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

“Ini menghasilkan perjuangan tanpa kompromi untuk mendapatkan yang posisi tinggi yang menjamin tanggung jawab yang menentukan di badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa,” kata mantan pejabat tersebut, menambahkan bahwa pemerintah dalam “Kelompok 77” (G77 + aliansi Tiongkok lebih dari 130 pemerintah) berfungsi sebagai “satelit-satelit” Beijing dan “menjadi sayap bersenjata bagi diplomasi Tiongkok terkait Perserikatan Bangsa-Bangsa.”

Karena keputusan di sebagian besar badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa dibuat berdasarkan satu suara per pemerintah, Tiongkok dapat memperoleh banyak pengaruh meskipun relatif sedikit dana yang diberikan Tiongkok pada organisasi-organisasi tersebut.

Menggunakan sekutunya dalam pemerintahan Afrika, Amerika Latin, dan Asia, Tiongkok dapat “secara efektif dalam memberi keputusan” saat dibutuhkan, kata mantan pejabat PBB.

“Dengan waktu, uang besar dan intimidasi politik Cosa Nostra bagi Tiongkok dan sebagian besar badan PBB melayang ke dalam modus operandi tipe mafia yang didominasi oleh korupsi skala besar dan skema penggelapan, keruntuhan aturan dan hukum internal serta penyalahgunaan kekuatan,” kata sumber tersebut.

“Gurita Tiongkok raksasa sedang menyebarkan tentakel yang lebih lebar setiap hari,” tambah mantan pejabat itu.

Whistleblower yang menentang pelanggaran hak asasi manusia Tiongkok dari keprihatinan serupa oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Mantan pejabat hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa Emma Reilly, yang kasusnya adalah subjek artikel mendalam di The Epoch Times, juga mencatat bahwa pejabat Tiongkok di Perserikatan Bangsa-Bangsa sering membantu Beijing.

“Meskipun ada banyak fokus pada warganegara Tiongkok yang ditunjuk sebagai kepala badan Perserikatan Bangsa-Bangsa, itu adalah tanda yang sangat jelas dari masalah yang lebih umum,” kata Emma Reilly kepada The Epoch Times. 

“Tiongkok tidak perlu memiliki warganegaranya ditunjuk saat mereka yang di posisi atas hanya melakukan penawaran pemerintah Tiongkok dan melanggar aturan untuk membantu mereka mengidentifikasi korban untuk penyiksaan dan genosida.”

Emma Reilly menuduh bahwa Kantor Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Hak Asasi Manusia menyerahkan nama-nama  pembangkang Tiongkok yang mencari bantuan ke Beijing.

Emma Reilly mengajukan keluhan sebelum Pengadilan Perselisihan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kantor hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa sebelumnya telah menolak untuk mengomentari tuduhan Emma Reilly, “memberi proses pengadilan saat ini.”

Tiongkok juga menjalankan kendali atas kepegawaian, kata Emma Reilly.

“Tiongkok sebagai salah satu dari lima anggota permanen di Dewan Keamanan dapat dengan mudah gunakan pengaruhnya untuk memblokir penunjukan siapa pun yang cenderung bertindak secara independen dan menerapkan aturan yang sama ke Tiongkok seperti orang lain, seperti staf PBB secara resmi diminta untuk melakukan oleh Piagam PBB,” kata Emma Reilly.

Masalah Saat Pemerintahan Obama dan Sebelumnya

Seperti yang dilaporkan The Epoch Times pada bulan September, kini ada upaya bersama untuk menyalahkan pengambilalihan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang sedang berlangsung oleh Komunis Tiongkok pada pemerintahan Donald Trump.

Namun, Kevin Moley dan lainnya berpendapat bahwa pemerintahan Donald Trump adalah di antara yang pertama menganggap serius ancaman Tiongkok.

Kevin Moley mengatakan bahwa masalah tersebut dimulai bahkan sebelum pemerintahan Barack Obama, sebelumnya Presiden Bill Clinton menyambut Beijing menjadi anggota Organisasi Perdagangan Dunia.

Namun, berbagai sumber dari dalam PBB dan Kementerian Luar Negeri, seperti serta para ahli dan analis eksternal, mengatakan pemerintahan Obama adalah yang sangat penting dalam memungkinkan krisis saat ini terwujud.

“Komunis Tiongkok menginfeksi PBB dengan pengaruh kanker ganas komunis Tiongkok— dan pemerintahan Obama membantu memegang jarum suntik,” kata Christopher Hull, Ph.D., seorang rekan senior di Orang Amerika Serikat untuk Reformasi Intelijen, yang dengan cermat mengikuti pengaruh Tiongkok yang berkembang dalam sistem internasional.

Secara khusus, Dr. Christopher Hull dan beberapa orang lainnya mengarahkan jari ke Deputi Asisten Menteri Luar Negeri Amerika Serikat untuk Urusan Organisasi Internasional Nerissa Cook, yang bertugas di posisi itu sejak tahun 2010.

Pejabat Amerika Serikat lainnya yang menurut orang dalam memfasilitasi masalah tersebut adalah  Bathsheba Crocker, mantan Asisten Menteri Luar Negeri Amerika Serikat untuk Urusan Organisasi Internasional selama pemerintahan Obama.

Bathsheba Crocker dikutip oleh organ propaganda Tiongkok yang merayakan peran Beijing yang tumbuh dalam sistem Perserikatan Bangsa-Bangsa, di mana surat kabar milik pemerintah China Daily melaporkan bahwa Bathsheba Crocker “sangat senang” melihat Tiongkok mengambil lebih banyak tanggung jawab di Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Saat orang-orang yang ditunjuk Donald Trump berusaha agar Nerissa Cook dan pejabat senior lainnya memberikan perincian mengenai kendali Beijing yang meningkat atas badan-badan PBB, yang mereka lakukan adalah menghentikan semua perkembangan, kata dua sumber dalam mengatakan pada The Epoch Times.

Para pejabat itu kemudian bekerja untuk membuat orang-orang yang diangkat Donald Trump digulingkan, menurut sumber tersebut.

Kevin Moley mengatakan sebuah laporan telah disusun, mengidentifikasi kebangsaan pejabat penting, termasuk yang mewakili Beijing, di dalam organisasi internasional. Tetapi Kevin Moley tidak menerima laporan sampai berbulan-bulan kemudian.

Sumber Kementerian Luar Negeri lainnya memastikan adanya penghentian semua perkembangan.

Baik Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, Bathsheba Crocker, atau pun Nerissa Cook tidak menanggapi  permintaan komentar yang dibuat melalui telepon dan email.

Misi Tiongkok untuk PBB tidak menanggapi permintaan komentar dari wartawan.  (Vv)

Alex Newman adalah jurnalis, pendidik, penulis, dan konsultan internasional pemenang penghargaan. Ia menjabat sebagai CEO Liberty Sentinel Media dan menulis untuk berbagai publikasi di Amerika Serikat dan luar negeri.


FOTO : Lambang PBB terlihat di depan Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNOG) di Jenewa, Swiss, pada 8 Juni 2008. (Johannes Simon / Getty Images)

Mohon Maaf Pemudik Dilarang Masuk ke Jakarta Tanpa SIKM

0

ETIndonesia- Pasca  diberlakukannya  Pembatasan  Sosial  Berskala  Besar  (PSBB)  di  wilayah  Ibu  Kota,  yang terkahir  diperpanjang  hingga  4  Juni  2020,  grafik  persebaran  kasusu  baru  COVID-19  menunjukkan  penurunan  yang signifikan.  Meski  demikian,  masyarakat  diimbau  tidak  lengah,  sebab  masa  perpanjangan  PSBB  kali  ini  bertepatan dengan momen mudik dan arus balik dalam rangka Hari Raya Idulfitri 1441 H, yang berpotensi terhadap peningkatan kasus Kembali.

Untuk  itu,  Pemerintah  Provinsi  DKI  Jakarta  bersinergi  dengan  Gugus  Tugas  Percepatan  Penanggulangan  COVID-19 untuk  membatasi  pergerakan  masyarakat  saat  arus  balik  menuju  Ibu  Kota.  Menurut  Gubernur  Provinsi  DKI  Jakarta, Anies Baswedan, pencegahan second wave akibat arus balik lebaran ini sangat menentukan bagaimana kondisi Jakarta ke depan.

“Sekarang kita berhadapan dengan situasi yang cukup unik, di masa akhir perpanjangan PSBB ini bersamaan dengan musim mudik dan musim arus balik, karena itulah Pemprov DKI Jakarta membuat ketentuan bahwa semua orang yang akan  bepergian  harus  mendapatkan  izin  dan  yang  bepergian  adalah  orang  yang  bekerja  di  11  sektor  yang  diizinkan,” ungkap Gubernur Anies dalam konferensi pers bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 di Graha BNPB, Jakarta Timur, Senin (25/5/2020)

Sebelumnya,  Gubernur  Anies  telah  mengeluarkan  Pergub  Nomor  47  tahun  2020  Tentang  Pembatasan  Kegiatan Bepergian  Keluar  dan/atau  Masuk  Provinsi  DKI  Jakarta  Dalam  Upaya  Pencegahan  Penyebaran  COVID-19.  Dalam Pergub  tersebut,  masyarakat  dengan  kriteria  tertentu  diwajibkan  memiliki  Surat  Izin  Keluar  Masuk  (SIKM)  sebagai dispensasi  untuk  dapat  melakukan  kegiatan  keluar  dan/atau  masuk  DKI  Jakarta.  Tanpa  SIKM,  masayarakat  tidak diizinkan keluar dan/atau masuk wilayah Ibu Kota.

Anies mengatakan, ia sudah menyampaikan  kepada  masyarakat  sejak  pertengahan  bulan  ramadan lalu agar tetap tinggal  di  Jakarta.  Dikarenakan apabila meninggalkan Jakarta belum tentu bisa kembali dengan cepat. Anies menuturkan akan laksanakan aturan ini secara tegas bersama  jajaran  Kepolisian,  TNI,  dan  Pemprov  akan  menjaga  perbatasan,  akan  ada  pemeriksaan  mereka  yang  tidak memiliki Surat Izin Keluar Masuk tidak diperbolehkan lewat.

Lebih  lanjut,  persyaratan  untuk  mendapatkan  SIKM  dapat  diakses  melalui  website  corona.jakarta.go.id.  Persyaratan tersebut antara lain menyertakan surat keterangan sehat yang diikuti dengan surat keterangan test, baik rapid test dengan masa kedaluwarsa 3 hari maupun PCR test dengan masa kedaluwarsa 7 hari.

“Jadi  intinya  adalah  bila  Anda  berencana  ke  Jakarta  dan  tidak  memiliki  ketentuan-ketentuan  yang  disebutkan  disini, tidak memiliki hasil test, maka tunda dulu keberangkatannya, karena apabila anda memaksakan justru nanti anda akan mengalami  kesulitan  di  perjalanan.  Mengapa,  karena  anda  harus  kembali,  pemeriksaannya  sangat  ketat,  dan  bagi masyarakat Jakarta yang punya kerabat dan berencana ke Jakarta tunda dulu” tegas Gubernur Anies.

“Ini dilakukan untuk melindungi ibukota dari potensi gelombang kedua COVID-19, agar kerja keras puluhan juta orang di Jabodetabek selama dua bulan lebih menjaga dan menurunkan tingkat penyebaran COVID-19 tidak batal begitu saja, kalau itu sampai terjadi yang menderita kita semua di Jakarta,” lanjutnya.

Sementara itu Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Doni Monardo, menjelaskan bahwa meskipun di  DKI  Jakarta  telah  menunjukkan  penurunan  jumlah  kasus  baru  yang  signifikan,  namun  di  beberapa  daerah  kasus penularan  COVID-19  justru  mengalami  kenaikan.  Hal  tersebut  menjadi  alasan  utama  untuk  memperketat  penjagaan menuju Ibu Kota.

Doni mengatakan, beberapa   daerah   menunjukkan   mengalami   penurunan   tetapi   juga   beberapa   daerah   menunjukkan   grafik   yang meningkat. Oleh karena itu, ia menegaskan ulang pentingnya mengikuti ketentuan dari pemerintah dalam hal ini surat edaran  gugus  tugas.

“Saya  juga  menghimbau  pada  masyarakat  untuk  melakukan  pemeriksaan  di  tempat  keberangkatan sebelum  melaksanakan  perjalanan.  Apabila  tidak  bisa  menunjukkan  surat  keterangan  yang  dimaksud  maka  aparat gabungan baik dari Dishub, Polri, Satpol PP, TNI, akan memintau anda kembali ke tempat semula oleh karenanya besar harapan kita semua patuhi aturan yang ada untuk selalu taat pada protokol kesehatan,” ungkap Doni. (asr)

https://www.youtube.com/watch?v=REeMckWk8gc

Terbang Tujuan Akhir ke Jabodetabek Tanpa SIKM, Akan Dikarantina 14 Hari di GOR Cengkareng

0

ETIndonesia- Setiap penumpang pesawat yang mendarat di Bandara Soekarno-Hatta dan melanjutkan perjalanan ke wilayah aglomerasi Jabodetabek yakni Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekas harus memiliki Surat Izin Keluar/Masuk (SIKM) yang dapat diajukan secara online di situs corona.jakarta.go.id.

Hal ini sesuai dengan Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 47/2020 tentang Pembatasan Kegiatan Berpergian Keluar Dan/Atau Masuk Provinsi DKI Jakarta Dalam Upaya Pencegahan Penyebaran COVID-19.

Sejalan dengan itu, Bandara Soekarno-Hatta mulai Selasa 26 Mei 2020, mengaktifkan posko pemeriksaan (checkpoint) guna memenuhi ketentuan di dalam Pergub DKI Jakarta tersebut.

President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan sesuai pembahasan di dalam Komite Fasilitas (FAL) Soekarno-Hatta pada 25 Mei 2020, ditetapkan adanya tiga checkpoint sebagai prosedur pemeriksaan kedatangan penumpang rute domestik seiring dengan berlakunya Pergub DKI Jakarta No. 47/2020.

Tiga checkpoint tersebut adalah:

Checkpoint 1: pengamatan tanda gejala fisik, pengukuran suhu tubuh dan pemeriksaan dokumen Health Alert Card (HAC) oleh personel Kantor Kesehatan Pelabuhan Kementerian Kesehatan (KKP Kemenkes)

Checkpoint 2: Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Bandara Soekarno-Hatta melakukan klasifikasi penumpang dengan tujuan akhir Jabodetabek atau bukan Jabodetabek.

Checkpoint 3: Pengecekan SIKM oleh personel gabungan yang terdiri dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Bandara Soekarno-Hatta dan Pemprov DKI Jakarta yakni Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan dan Satpol PP.

Pada Checkpoint 3, jika ada penumpang pesawat yang mendarat di Bandara Soekarno-Hatta dan ingin menuju ke wilayah Jabodetebak namun tidak dapat menunjukkan SIKM, maka penanganan penumpang yang bersangkutan akan diserahkan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Bandara Soekarno-Hatta ke Pemprov DKI untuk kemudian dilakukan karantina selama 14 hari di GOR Cengkareng.

“Pengajuan SIKM dapat dilakukan secara online saat calon penumpang pesawat berada di kota asal keberangkatan. Kami informasikan di Bandara Soekarno-Hatta tidak terdapat meja atau pos pengajuan SIKM,” ujar Muhammad Awaluddin dalam keterangan tertulisnya.

Muhammad Awaluddin mengatakan seluruh stakeholder di Soekarno-Hatta mendukung penuh agar prosedur penanganan kedatangan penumpang rute domestik ini dapat berjalan lancar, sebagaimana juga kelancaran pada prosedur penanganan keberangkatan penumpang rute domestik serta penanganan kedatangan penumpang rute internasional.

Pada  Selasa (26/5) terdapat 22 penerbangan domestik yang mendarat di Soekarno-Hatta dengan membawa sekitar 1.500 penumpang, dioperasikan oleh Garuda Indonesia (8 penerbangan), Batik Air (12 penerbangan) dan Lion Air (2 penerbangan).  (asr)

FOTO : Ilustrasi pesawat terbang (Shutterstock*)

Anjing Ini Menunggu 3 Bulan di Rumah Sakit, Tidak Tahu Pemiliknya Sudah Meninggal Karena COVID-19

0

Anjing mungkin adalah hewan peliharaan yang paling setia dan kesetiaanya pada pemiliknya tak terukur.

Awal tahun ini pada bulan Februari, seorang pria di Wuhan, Tiongkok telah terinfeksi virus COVID-19 dan dirawat di rumah sakit. Anjingnya mengikutinya dan menunggunya di depan rumah sakit setiap hari.

(Foto: Oriental Daily)

Sayangnya, pemiliknya akhirnya meninggal, tetapi anjing yang setia itu terus menunggu di sana, tidak tahu bahwa pemiliknya sudah pergi. Anjing itu berada di rumah sakit selama tiga bulan dan enggan untuk pergi karena akan selalu berusaha mencari pemiliknya setiap hari, lapor Oriental Daily.

Pada bulan April, salah satu penjaga toko di rumah sakit memperhatikan bahwa anjing itu masih ada di sana dan memutuskan untuk merawatnya. Dia memberinya makan dan menamakannya “Xiao Bao”.

Setelah memberi makan hampir setiap hari, dia membawa Xiao Bao ke tokonya yang berada di lingkungan di rumah sakit tempat dia bekerja.

(Foto: Oriental Daily)

“Kadang-kadang jika saya berjalan pergi, anjing akan berbaring di pintu untuk membantu saya menjaga toko,” katanya.

Penjaga toko itu memiliki rencana untuk mengadopsi Xiao Bao, tetapi Xiao Bao selalu menolak untuk meninggalkan rumah sakit dan akan selalu berusaha untuk menemukan jalan kembali ke rumah sakit.

“Meskipun kita tahu bahwa Xiao Bao tidak dapat berbicara, kita tahu dia masih ingin terus menemukan pemiliknya,” kata penjaga toko.

(Foto: Oriental Daily)

Sayangnya, karena keamanan kesehatan dan beberapa pasien yang mungkin takut pada anjing, Xiao Bao tidak bisa tinggal di rumah sakit lagi. Penjaga toko menghubungi Wuhan Small Animal Protection Association dengan harapan menemukan pemilik yang baik untuk Xiao Bao.

Dia mengatakan bahwa ketika staf dari asosiasi tiba, Xiao Bow awalnya takut. Tetapi setelah staf dengan sabar menghabiskan sekitar setengah jam bermain dengan Xiao Bao di toko, staf dapat membawa Xiao Bao keluar dari rumah sakit dengan tali.

Wo, anak yang baik sekali! Semoga asosiasi hewan dapat menemukan pemilik yang akan mencintai dan merawat Xiao Bao dengan penuh kasih sayang.(yn)

Sumber: worldofbuzz

Video Rekomendasi:

https://youtu.be/svae7qaQo_s

Momen yang Luar Biasa Saat Seorang Petani Berenang dengan Anak-anak Bebek di Punggungnya

0

Ketika sekelompok anak-anak bebek takut untuk berenang untuk pertama kalinya, seorang petani di Tiongkok datang untuk membantu

Belajar berenang adalah pengalaman masa kecil yang sangat luar biasa bagi kebanyakan orang. Dengan bantuan pelampung Anda belajar untuk berenang – Anda belajar mengayuh melalui air, memperlengkapi Anda dengan keterampilan seumur hidup.

Secara alami, angsa tidak memiliki alat pelampung. Di masa kecil mereka, mereka hanya perlu menjelajah ke hal-hal yang tidak diketahui dan berlatih sambil berjalan. Untungnya untuk bayi-bayi bebek ini, mereka memiliki penolong manusia.

(Foto: AsiaWire / Aini)

Beberapa hari yang lalu, seorang petani mengajar anak-anak bebek tentang cara berenang untuk pertama kalinya sambil membiarkan mereka memanjat di punggungnya. Pria berusia 28 tahun, yang dipanggil dengan Aini dari Kota Tumxuk di Daerah Otonomi Xinjiang Uyghur, Tiongkok barat laut, berenang di danau, mengilhami anak-anak angsa itu untuk mengikutinya.

Aini menjelaskan kepada media setempat bahwa ini adalah pertama kalinya anak-anak angsa dan bebek berenang. “Mereka takut, jadi mereka secara alami ingin naik ke punggungku,” katanya.

(Foto: AsiaWire / Aini)

Dalam video yang diposting di TikTok-nya,induk bebek dapat terlihat berenang di dekatnya, mengamati dengan saksama ketika anak-anak kecilnya mulai berenang di punggung Aini. Saat ia mengayuh di sekitar air yang dangkal, beberapa masih naik ke punggungnya untuk keselamatan.

Klip dengan cepat menjadi viral segera setelah diposting, menarik lebih dari lima juta tampilan. Aini secara teratur berbagi video di akun TikTok-nya, dengan angas-angsa yang mengikutinya berkeliling saat ia berjalan-jalan ke pertanian. Saat ini, ia memiliki lebih dari 34.000 pengikut.(yn)

Sumber: Unilad

Video Rekomendasi:

https://youtu.be/el5mgcdt4P0?list=PLagNdOe-xshJk9bkw8UVGayheosWINW5-

Lebih Banyak Negara Jatuh Ke Perangkap Utang Komunis Tingkok dengan COVID19

0

oleh Emel Akan

Melalui inisiatif Belt and Road Initiative (BRI), Komunis Tiongkok menggelontorkan pinjaman miliaran dolar  ke negara-negara berpenghasilan rendah untuk membantu membangun proyek infrastruktur mereka secara massif. Kini ketika dilanda pandemi COVID-19, kekhawatiran tentang krisis utang yang menjulang meningkat di negara-negara berkembang. Pasalnya,  sebagian besar dari negara-negara itu sudah takluk di bawah utang besar dengan Komunis Tiongkok.

Diluncurkan pada Tahun 2013, Belt and Road Initiative (BRI), juga disebut sebagai “One Belt, One Road” atau “New Silk Road,” adalah salah satu program pembangunan paling ambisius dan kontroversial di dunia.

Dalam beberapa tahun terakhir, inisiatif ini dianggap sebagai “perangkap utang,” karena praktik peminjaman predator Beijing.

Menurut laporan Institute of International Finance (IIF) pada 14 Mei 2020, BRI berkontribusi pada pembengkakan utang luar negeri  di banyak negara berpenghasilan rendah.

Selama dua dekade terakhir, Komunis Tiongkok menjadi pemberi pinjaman global utama, dengan utang melebihi $ 5,5 triliun pada 2019 — lebih dari 6 persen produk domestik bruto global, sebagaimana diungkapkan laporan IIF.

BRI memainkan peran penting dalam mendorong kegiatan peminjaman Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir, menjadikan Beijing kreditor terbesar di dunia untuk negara-negara berpenghasilan rendah.

Menurut laporan itu, sejak diluncurkan, inisiatif tersebut mengarahkan lebih dari $ 730 miliar untuk investasi luar negeri dan proyek konstruksi di lebih dari 112 negara.

Di antara negara-negara BRI, Djibouti, Etiopia, Laos, Maladewa, dan Tajikistan dinilai “berisiko tinggi tertekan utang” oleh Dana Moneter Internasional (IMF), yang berarti mereka cenderung gagal bayar atau mengatasi masalah  utang besar mereka.

Selain itu, sebuah studi akademik baru-baru ini yang diterbitkan oleh Kiel Institute for the World Economy menunjukkan bahwa pinjaman luar negeri Tiongkok mungkin lebih tinggi dari yang dilaporkan. Studi tersebut mengatakan bahwa hingga 50 persen pinjaman Tiongkok “tersembunyi”, karena tidak dilaporkan kepada IMF atau Bank Dunia.

Praktik peminjaman non-transparan Tiongkok memperbesar kerentanan utang di negara-negara miskin. Di tengah bayang-bayang krisis keuangan, Sri Lanka saat ini menimbun lebih banyak utang Tiongkok.

Meskipun negara yang dililit utang harus menghasilkan $ 4,8 miliar pembayaran pinjaman tahun ini, negara itu sudah mencapai kesepakatan dengan Komunis Tiongkok untuk setidaknya $ 1 miliar dalam pinjaman tambahan, menurut laporan Nikkei Asian Review.

Sri Lanka sering disebut sebagai contoh nyata soal terperangkap dengan utang Tiongkok. Sehingga dipaksa untuk menyerahkan aset strategis kepada Komunis Tiongkok.

Sebuah BUMN Komunis Tiongkok mengambil kendali atas pelabuhan selatan Hambantota di Sri Lanka pada tahun 2017 dengan kontrak sewa 99 tahun setelah negara itu terjerambab dalam gagal bayar.

“Pelabuhan memiliki penggunaan ganda di hampir setiap negara — untuk penggunaan sipil dan juga untuk penggunaan militer,” kata Deputi Administrator Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) Bonnie Glick  pada program American Thought Leaders  The Epoch Times.

“Dan cara Tiongkok memetakan dunia,  sangat strategis melihat pelabuhan paling berharga terlebih dahulu dan mendekati negara-negara tersebut.”

Hal yang sama terjadi di negara Djibouti, Afrika Timur, katanya, di mana Tiongkok membangun pelabuhan konsesi. Negara ini terletak di pintu masuk ke Laut Merah, di mana Amerika Serikat memiliki kepentingan pertahanan.

Hampir 10 persen dari ekspor minyak dunia dan 20 persen dari semua barang komersial bergerak melalui Terusan Suez, melewati dekat dengan Djibouti.

Glick berkata : “Djibouti gagal membayar pinjamannya, dan Tiongkok pada akhirnya mengendalikan operasi di pelabuhan di Djibouti.” Ia menyebutkan BRI “One Belt One Road, satu arah perjalanan ke utang yang tak terpecahkan.”

Keringan Utang

Bank Dunia dan IMF sudah mendesak negara-negara G-20 termasuk Tiongkok untuk memberikan keringanan utang kepada 76 negara termiskin di dunia dan memungkinkan mereka untuk menggunakan dana untuk memerangi pandemi.

Tiongkok adalah penandatangan inisiatif penangguhan layanan utang yang disetujui oleh negara-negara G-20, yang memberikan pembekuan pembayaran utang untuk negara-negara termiskin atas permintaan. Penangguhan akan berlangsung mulai 1 Mei hingga akhir 2020.

Menurut Glick, respons awal Tiongkok terhadap Debt Forgiveness dalam penundaan kewajiban pembayaran utang adalah positif. Tetapi kemudian, mereka mulai menempatkan tentang jenis utang apa saja yang akan dipertimbangkan dimasukkan dalam Debt Forgiveness, kemudian dengan cermat  mencoba agar tidak berlaku dengan utang bilateral  ke Tiongkok.

Proyek-proyek konstruksi BRI yang besar dibiayai terutama melalui berbagai pemerintah daerah Tiongkok dan lembaga yang dikendalikan negara.

Pemerintahan Trump dengan keras menyuarakan terhadap ambisi Komunis tiongkok yang mencengkram pasar negara-negara berkembang. Sedangkan pandemi memperkuat kekhawatiran ini.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyampaikan kepada seluruh dunia agar sadar atas  tantangan dari Partai Komunis Tiongkok.

“Tiongkok telah diperintah oleh rezim brutal, otoriter, rezim komunis, sejak 1949. Selama beberapa dekade, kami berpikir rezim akan menjadi lebih seperti kita melalui perdagangan, pertukaran ilmiah, penjangkauan diplomatik, membiarkan mereka di WTO sebagai negara berkembang,” katanya kepada wartawan pada 20 Mei 2020.

Pompeo menambahkan : “Itu tidak terjadi. Kami sangat meremehkan sejauh mana Beijing secara ideologis dan politis memusuhi negara-negara yang bebas. ” (asr)

Ikuti Emel di Twitter: @mlakan

FOTO : Seorang pekerja Tiongkok membawa bahan-bahan untuk jalur rel pertama yang menghubungkan Tiongkok ke Laos, bagian penting dari proyek ‘Belt and Road’ Beijing di seberang Mekong, di Luang Prabang, pada 8 Februari 2020. (AIDAN JONES / AFP via Getty Images)

https://www.youtube.com/watch?v=1bO5YsJjVfk


Keajaiban Tuhan, Ikan Raksasa Muncul di Daerah Miskin yang Tidak Punya Apa-apa untuk Dimakan

0

Karantina karena pandemi telah mendorong ribuan keluarga untuk tetap tinggal di rumah, dan bagi mereka yang tidak memiliki sumber daya yang memadai , ini telah menimbulkan banyak masalah -kelaparan. Tetapi alam tidak pernah berhenti membuat takjub dan ramah, menjadi bukti paling nyata bahwa mukjizat memang ada.

Setidaknya inilah yang dipikirkan oleh penduduk di daerah miskin di Guatemala yang disebut Tulate, yang telah dibuat dalam ketidakpastian total oleh kuncian yang disebabkan karena pandemi, tanpa penghasilan dan tanpa mengetahui bagaimana memberi makan pada anak-anak mereka yang tidak berdosa.

Keputusasaan menyebabkan puluhan nelayan Tulate nekat meninggalkan rumah mereka meskipun ada karantina, pergi mencari ikan untuk mereka makan. Namun, harapan mereka tidak tinggi karena jumlah ikan di laut minimal selama bertahun-tahun.

Tetapi,mungkin karena keajaiban alam, ketika mereka pergi untuk mencari ikan, orang-orang itu mendapatkan banyak ikan dan, yang paling menakjubkan adala, mereka mendapatkan ikan raksasa! Penduduk desa sangat senang dengan apa yang terjadi, terutama ketika mereka menangkap ikan besar hampir 12 kilogram yang berfungsi untuk memberi makan hampir 20 keluarga.

Para nelayan berharap dapat menjual ikan yang diberikan kekuatan misterius kepada mereka sehingga mereka dapat memiliki uang untuk keluarga mereka. Tetapi, sekarang mereka yakin bahwa, meskipun mereka tidak menjualnya, mereka setidaknya dapat memiliki makanan untuk beberapa hari lagi.

Lebih menakjubkan lagi, para wanita di tempat terpencil ini juga bergabung dengan misi untuk mendapatkan makanan dan menemukan bahwa ada lebih banyak kerang daripada sebelumnya, yang akan bisa memasak untuk dimakan oleh anak-anak kecil mereka.

Ribuan pengguna internet telah terkesan dengan peristiwa luar biasa ini, juga menegaskan bahwa itu adalah mukjizat sejati yang mengingatkan kita bahwa kita seharusnya tidak pernah menyerah tidak peduli betapa buruknya hal-hal yang tampak.

Namun, pengguna internet lain mempertanyakan mukjizat yang seharusnya, dengan alasan bahwa itu tidak lebih dari efek samping yang terjadi di alam yang akhirnya dapat mengambil nafas dari manusia.

“Tuan-tuan, ini tidak ada hubungannya dengan Tuhan mana pun, mari kita menganggap kesalahan atau tanggung jawab kita bahkan untuk sekali saja dan meninggalkan ketidaktahuan. Ini memiliki penjelasan logis dan bahwa, dengan membatasi manusia sebagai predator, alam memulihkan ruang. Setelah beberapa saat tanpa manusia, hewan kembali, “tulis seorang netizen.

Dalam kasus apa pun, yang paling penting adalah bahwa penduduk mendapatkan makanan sehingga mereka dapat berlindung di dalam rumah mereka lagi sampai karantina berakhir.(yn)

Sumber: zoorprendente

Video Rekomendasi:

https://youtu.be/0m33pzJ3eEE?list=PLagNdOe-xshJk9bkw8UVGayheosWINW5-

Kekhawatiran Terhadap Wabah Gelombang Kedua Semakin Meningkat Di Tengah Ketidakkonsekuenan Data Komunis Tiongkok

0

oleh Emel Akan

Rezim Komunis Tiongkok telah menyatakan status “masa perang” setidaknya untuk dua kota — termasuk ibukota Beijing, tempat pemerintah baru-baru ini melaporkan belasan pasien demam, yang bersikeras didiagnosis menderita infeksi bakteri dan bukannya virus Komunis Tiongkok, yang umumnya dikenal sebagai jenis Coronavirus baru.

Pihak berwenang di timur laut Tiongkok mengkarantina sekitar 8.000 orang setelah mereka terpapar dengan pasien yang dipastikan. Enam pejabat setempat dipecat karena gagal mengendalikan wabah.

Sementara itu, di Wuhan, tempat virus pertama kali menyebar, pihak berwenang mengamanatkan uji diagnostik untuk 11 juta penduduk, setelah beberapa kasus dilaporkan. Wuhan sudah tidak menerapkan lockdown beberapa minggu sebelumnya setelah mengklaim bahwa virus telah berhasil dikendalikan.

Saat rezim Komunis Tiongkok terus menangkis kritik internasional terhadapnya dalam menangani krisis, sambil memuji sistem sosialisnya sebagai teladan untuk mengendalikan wabah, pemandangan kacau di lokasi pengujian dan kerahasian yang konsisten telah menimbulkan keraguan akan data virus Tiongkok.

“Tahukah anda bahwa rezim Tiongkok tidak melaporkan apa-apa? Pelaporan [angka yang sebenarnya] akan menimbulkan kepanikan masyarakat. Kini kami semua tahu betapa parahnya wabah  ini, karena wabah itu terjadi di dekat dengan kami,” kata nyonya Yang, pemilik usaha kecil di kota Jilin di timur laut Tiongkok, kepada The Epoch Times. 

Perbedaan

Sejak virus tersebut pertama kali menyebar, angka yang saling bertentangan yang dilaporkan oleh pihak berwenang Tiongkok telah membingungkan para peneliti internasional dan warganegara Tiongkok.

Sementara itu, data internal pemerintah yang diperoleh The Epoch Times mengungkapkan bahwa pemerintah setempat secara rutin melaporkan kasus infeksi yang lebih rendah dari keadaan yang sebenarnya.

Kebingungan kembali muncul pada tanggal 18 Mei 2020, saat pejabat kesehatan Provinsi Jilin, timur laut Tiongkok, melaporkan lima kasus baru sementara Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok hanya melaporkan dua kasus baru dari wilayah tersebut.

Pihak berwenang Provinsi Jilin kemudian menurunkan angka kasus dalam sebuah pembaruan, mengatakan bahwa tiga kasus lainnya muncul setelah tanggal 18 Mei tengah malam dan oleh karena itu dihitung sebagai data hari berikutnya.

Pada hari yang sama, Shanghai tidak mencatat adanya kasus baru, bertentangan dengan laporan Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok yang melaporkan adanya satu infeksi baru di Shanghai. Pemerintah belum memberikan penjelasan untuk angka yang saling bertentangan tersebut.

Di Wuhan, pemerintah dengan cepat memecat seorang pejabat Partai Komunis Tiongkok setempat setelah muncul sekelompok yang terdiri dari enam kasus infeksi, di mana selama lebih dari sebulan pihak berwenang secara konsisten melaporkan tidak ada kasus infeksi baru.

Kurangnya transparansi pihak berwenang mengenai wabah menyulitkan memahami skala sebenarnya dari epidemi di Tiongkok.

“Sepertinya virus tersebut tunduk pada perintah pihak berwenang. Ada semacam kesenjangan besar antara data dengan jumlah infeksi…di seluruh dunia selama tiga bulan terakhir…jadi bagaimana anda mempercayai data tersebut?” kata Ge Bidong, komentator politik yang berbasis di California, kepada NTD, afiliasi The Epoch Times. 

Zhong Nanshan, seorang ahli pernapasan Tiongkok yang menjadi terkenal selama wabah ini, memperingatkan tantangan suram ke depan.

“Sebagian besar…saat ini orang Tiongkok masih rentan terhadap infeksi COVID-19 karena kurangnya kekebalan tubuh. Kami menghadapi tantangan besar; saya pikir saat ini tantangan tersebut adalah tidak lebih baik dari negara asing,” kata Zhong Nanshan dalam wawancara dengan CNN pada tanggal 16 Mei. 

Utara Tiongkok

Wilayah timur laut Tiongkok pertama kali melaporkan rantai infeksi yang berawal dari seorang wanita petugas kebersihan yang berusia 45 tahun di Shulan, sebuah kota kecil di bawah administrasi kota Jilin, Provinsi Jilin. 

Melalui pergerakan wanita tersebut di sekitar Shulan dan berinteraksi dengan kontak dekat, wanita petugas kebersihan tersebut, yang bekerja di biro kepolisian setempat, dengan cepat menyebarkan virus itu kepada orang-orang yang tinggal di kota-kota lain.

Sejak itu Shulan menyatakan “status masa perang” dan menyegel lingkungan setempat, yang memungkinkan hanya satu orang dari setiap rumah tangga untuk keluar dua hari sekali untuk membeli barang kebutuhan yang penting. Setiap perjalanan dibatasi selama dua jam. Lebih dari 1.100 bangunan tempat tinggal, 1.200 desa, dan sembilan komunitas lingkungan kini dikarantina total karena kemungkinan infeksi.

Seorang warga dari kompleks yang kini dikarantina di distrik Changyi, kota Jilin, mengatakan hampir 100 polisi datang untuk menyegel setiap pintu apartemen untuk menghalangi orang meninggalkan rumahnya.

Langkah-langkah karantina membebani penduduk setempat karena mereka berjuang untuk bertahan hidup.

“Anda tidak dapat pergi ke mana pun. Tidak tampak seorang pun berada di jalan. Tidak tampak seorang pun di sekitar gedung apartemen saya,” kata seorang pekerja sosial yang minta untuk tidak disebutkan namanya dalam sebuah wawancara. 

Li, seorang pria pemilik supermarket di distrik Fengman kota Jilin, salah satu dari dua daerah yang ditetapkan sebagai “berisiko tinggi” oleh pihak berwenang, bersama dengan kota Shulan, menempatkan penghalang di sekitar pintu masuk supermarket untuk meminimalkan kontak dengan pelanggan.

Ia mengatakan : “Katakan saja apa yang anda inginkan, saya akan membawanya [ke luar].” Staf supermarket lain di Shulan mengatakan ia akan menuliskan orang-orang menulis pesanan dan meminta mereka berada di luar supermarket untuk memperoleh barang yang dibelinya.

“Pemerintah memberitahu anda ada satu atau dua [kasus]…yang tidak serius, tetapi cara pemerintah menangani kasus tersebut cukup intens,” kata Lü, seorang pria yang bekerja di Rumah Sakit Pertama Fakultas Kedokteran Universitas Shenyang di dekat Provinsi Liaoning, kepada The Epoch Times.

Ketakutan juga memicu stigma di sekitar orang-orang dari Shulan. “Tidak ada taksi yang mau membawa anda begitu mereka tahu anda berasal dari Shulan. Mereka tidak ingin kontak dengan orang-orang Shulan,” kata nyonya Zhang, dari Shulan, dalam sebuah wawancara. 

Qiu Haibo, ahli Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok, mengatakan para pasien di kluster timur laut Tiongkok tampaknya membawa virus untuk jangka waktu yang lebih lama daripada kasus Wuhan sebelumnya, sementara pemulihan para pasien tersebut juga memakan waktu lebih lama, menurut sebuah wawancara dengan CCTV penyiaran milik negara pada tanggal 19 Mei.

Pengujian Massal Dipertanyakan

Warga yang menjalani pengujian massal di Wuhan juga mengeluhkan prosedur yang ceroboh dapat mengakibatkan pengujian tersebut menjadi tidak berguna dan mengundang risiko keselamatan.

Di kompleks perumahan Shengshi Dongfang, orang-orang mengatakan usap tenggorokan mereka dengan santai dilempar ke dalam kotak atau botol yang sama tanpa diberi label — kadang puluhan usap tenggorokan sekaligus, menurut video terbaru yang direkam oleh penduduk setempat. Para petugas medis juga tampak tidak diperlengkapi dengan baik; meskipun sekitar 6.000 warga tinggal di kompleks tersebut, petugas medis hanya membawa sekitar 600 kit pengujian, menurut warga.

“Menurut anda apa yang mereka lakukan di sini? Anda bahkan tidak dapat  membedakan usap yang mana milik siapa, jadi apa gunanya melakukan ini?” teriak seorang wanita dalam video itu.

Lebih banyak warga juga menuduh pihak berwenang mengambil untung dari proses tersebut. Biaya uji sekitar 260 yuan untuk setiap orang, menurut Li, yang tinggal di kompleks lain di Wuhan. Kompleks perumahannya mengatur pengujian untuk penghuni gedung demi gedung.

Warga setempat, Wang, mengatakan seluruh keluarganya menolak untuk menjalani uji tersebut.

“Mereka memperlakukan kami sebagai kelinci percobaan,” kata Wang dalam sebuah wawancara. Setiap kali petugas setempat mendesaknya untuk menjalani uji tersebut, Wang bertanya pada petugas setempat mengenai ketepatan uji tersebut. “Jika tidak akurat, saya tidak akan melakukannya,” kata Wang. (Vivi/asr)

FOTO : Polisi menutup stasiun kereta api kota Jilin di Jilin, Tiongkok pada 13 Mei 2020. (STR / AFP via Getty Images)

Video Rekomendasi :

https://www.youtube.com/watch?v=sWRMTcxkZ9Y


Anjing yang Mengejutkan Semua Orang Karena Berjalan Seperti Manusia di Jalanan

0

Selama bertahun-tahun telah diketahui bahwa kera adalah hewan yang paling mirip manusia, tetapi seekor anjing di Kanada tidak mau gelar kesetiaannya diambil darinya dan dia melakukan hal-hal menakjubkan yang sama sekali tidak umum pada makhluk-makhluk ini.

Namanya Eli, anak anjing pudel yang, bersama dengan pemiliknya, berjalan-jalan dengan cara yang tidak biasa, karena teman berbulu ini berjalan di jalanan kota dengan dua kaki.

Seolah-olah itu warga negara lain, Eli berjalan dengan langkah cepat tetapi aman setiap kali berjalan-jalan dengan pemiliknya dan cara berjalannya yang unik membangkitkan rasa ingin tahu banyak orang di jalan.

Brandon Ryan Rudowski baru-baru ini terkejut dengan adegan yang dia saksikan dan memutuskan untuk merekam apa yang ada di depan matanya.


 
Itu adalah bola rambut yang berjalan, yang sepertinya bergerak dengan dua kaki belakangnya dengan melompat.

Brandon memperhatikan masalah ini dari seberang trotoar di mana Eli berada, dan dari mobilnya dia tidak bisa menahan tawanya.

“Aku belum pernah melihat itu sebelumnya! Saya berpikir, ‘Tidak, saya hanya akan membayangkan sesuatu, ‘” kata Rudowski.

Pria itu memutuskan untuk mengunggah video ke Facebook-nya dan segera ratusan orang mulai mengomentari posting tersebut. Semua orang benar-benar terkejut dengan apa yang dilakukan anjing itu.

“Ya, sejuta tahun evolusi akan melakukan sisanya dan mereka akan seperti kita,” komentar seseorang di Facebook.

“Mengapa anakmu diikat dengan tali dan juga berpakaian seperti anjing?” Tulis seorang netizen dengan cara yang ironis.

Tetapi jauh dari lelucon yang buruk, lebih dari satu orang dapat berpikir bahwa itu benar-benar seseorang yang berpakaian seperti anjing, Colleen Susko, teman pemilik Eli, berkomentar bahwa ini adalah sesuatu yang benar dan bahwa hewan itu juga menikmatinya.

“Nama anjing itu Eli. Ini adalah anjing pudel mini. Dia selalu melakukan itu, “kata Susko.

Pria itu juga mengungkapkan bahwa hewan itu tidak terlatih, tetapi terbiasa melakukannya ketika dia benar-benar bersemangat.

Jelaslah bahwa bagi Eli dan keluarganya sangat umum bola cinta ini menjadi anak anjing berkaki dua, seolah-olah itu adalah manusia.

“Dia tidak peduli, jadi dia tidak pernah menghentikannya. Dia sering melakukannya. [Tapi] dia masih berjalan merangkak juga. Ini pesona! ”Kata Susko.

Eli adalah pesona total dan kita senang mengetahui bahwa keluarga dan kenalannya mencintainya sebagaimana adanya, dengan kelembutannya tetapi juga keeksentrikannya. Meskipun tidak terlalu umum bagi pemiliknya, itu pasti normal untuk membangunkan mata banyak orang setiap kali mereka berjalan-jalan.(yn)

Sumber: zoorprendente

Video Rekomendasi:

https://youtu.be/0m33pzJ3eEE?list=PLagNdOe-xshJk9bkw8UVGayheosWINW5-

Laporan Pemerintah Per 25 Mei 2020 : 22.750 Orang Terinfeksi Corona dan 1.391 Meninggal Dunia

0

ETIndonesia- Pemerintah Indonesia melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 mencatat jumlah penambahan pasien sembuh COVID-19 per hari ini Senin (25/5) sebanyak 240 orang sehingga totalnya menjadi 5.642. Sedangkan terkonfirmasi positif menjadi 22.750 setelah ada penambahan 479 orang dan kasus meninggal menjadi 1.391 dengan penambahan 19 orang.

“Kasus sembuh 240 orang, menjadi 5.642 orang,” ungkap Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 Achmad Yurianto dalam keterangan resmi di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Senin (25/5).

Adapun akumulasi data kasus tersebut diambil dari hasil uji pemeriksaan spesimen sebanyak 256.946 yang dilakukan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) di 87 laboratorium, Test Cepat Melokuler (TCM) di 40 laboratorium dan Laboratorium jejaring (RT-PCR dan TCM) di 152 lab.

Secara keseluruhan, 183.192 orang telah diperiksa dan hasilnya 22.750 positif dan 160.442 negatif.

Kemudian untuk jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang masih dipantau ada sebanyak 49.361 orang dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang masih diawasi ada 12.342 orang. Data tersebut diambil dari 34 provinsi dan 405 kabupaten/kota di Tanah Air.

Berdasarkan data yang diterima Gugus Tugas, untuk sebaran kasus sembuh dari 34 Provinsi di Tanah Air, DKI Jakarta tertinggi yakni 1.655, Jawa Timur sebanyak 489, kemudian Jawa Barat 479, Sulawesi Selatan 462, Bali 295, dan wilayah lain di Indonesia sehingga total mencapai 5.642 orang.

Kriteria pasien sembuh yang diakumulasikan tersebut adalah berdasarkan hasil uji laboratorium selama dua kali dan ketika pasien tidak ada lagi keluhan klinis.

Kemudian, lima provinsi dengan angka kasus positif terbanyak adalah Provinsi DKI Jakarta dengan total kasus 6.709 disusul Jawa Timur sebanyak 3.886 Jawa Barat 2.113, Sulawesi Selatan 1.319, Jawa Tengah 1.311, dan wilayah lain di Indonesia sehingga total mencapai 22.750 orang.

Selanjutnya Gugus Tugas merincikan akumulasi data positif COVID-19 lainnya di Indonesia yaitu di Provinsi Aceh 19 kasus, Bali 396 kasus, Banten 789 kasus, Bangka Belitung 39 kasus, Bengkulu 69 kasus, Yogyakarta 226 kasus.

Selanjutnya di Jambi 97 kasus, Kalimantan Barat 175 kasus, Kalimantan Timur 276 kasus, Kalimantan Tengah 310 kasus, Kalimantan Selatan 602 kasus, dan Kalimantan Utara 164 kasus.

Kemudian di Kepulauan Riau 154 kasus, Nusa Tenggara Barat 478 kasus, Sumatera Selatan 812 kasus, Sumatera Barat 478 kasus, Sulawesi Utara 239 kasus, Sumatera Utara 315 kasus, dan Sulawesi Tenggara 215 kasus.

Adapun di Sulawesi Tengah 121 kasus, Lampung 116 kasus, Riau 111 kasus, Maluku Utara 107 kasus, Maluku 160 kasus, Papua Barat 130 kasus, Papua 557 kasus, Sulawesi Barat 86 kasus, Nusa Tenggara Timur 82 kasus, Gorontalo 58 kasus dan dalam proses verifikasi lapangan 21 kasus. (asr)

Video Rekomendasi :

Saat Sejumlah Pejabat Tinggi Merayakan Hari Ketangguhan Kelompok Spiritual yang Dianiaya di Tiongkok

Eva Fu

Para pejabat di seluruh dunia mengirim surat untuk mendukung latihan spiritual Falun Gong dan memuji para praktisi Falun Gong yang mengalami penganiayaan brutal selama beberapa dekade di Tiongkok.

Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, sebuah disiplin meditasi kuno dengan ajaran moral yang berpusat pada Sejati, Baik, dan Sabar, pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat pada tanggal 13 Mei 1992 di kota Changchun di timur laut Tiongkok. Tanggal 13 Mei, yang juga merupakan hari ulang tahun pendiri Falun Gong, Mr. Li Hongzhi, kini dikenal sebagai Hari Falun Dafa Sedunia.

Setiap tahun, para praktisi di lebih dari 90 negara di seluruh dunia merayakan Falun Dafa Sedunia.

Anggota parlemen dari Amerika Serikat, Kanada, Jerman, dan Australia bergabung dalam peringatan tersebut.

“Hari ini mengakui jutaan orang di seluruh dunia yang menemukan praktik kebudayaan Tiongkok kuno ini menjadi kunci dalam menyikapi tekanan dan kecemasan kehidupan modern,” kata Senator dari Partai Republik Dwight Evans (D-Pa.) yang dinyatakan dalam surat.

Tamara Jansen, anggota Partai Konservatif Parlemen Kanada, menulis, “Meskipun perayaan sedang berlangsung dalam bentuk yang berbeda tahun ini, prinsip-prinsip Falun Dafa yaitu Sejati, Baik, dan Sabar dihormati dan dirayakan.”

Senator Negara Bagian Tom Killion (R-Pa.) menyebut Falun Gong adalah “mekanisme yang sangat kuat untuk penyembuhan dan menghilangkan stres,” dan menyatakan penghargaannya untuk Falun Gong yang memperkaya keragaman komunitas konstituennya, sementara Senator John Cornyn (R-Texas) mengatakan bahwa Falun Gong berfungsi sebagai “contoh positif bagi dunia.”

Sementara itu, permintaan agar dikibarkannya bendera Amerika Serikat di depan gedung Capitol di Washington untuk menghormati Hari Falun Dafa Sedunia pada tanggal 13 Mei diusulkan oleh Senator Partai Republik Brian Fitzpatrick (R-Pa.), dan Walikota St. Peters, sebuah kota di Missouri, yang menyatakan tanggal 13 Mei sebagai Hari Falun Dafa di St. Peters.

“Pada Hari Falun Dafa Sedunia, kami berusaha untuk menegakkan prinsip universal yaitu Sejati, Baik, dan Sabar, gagasan  yang mendasar bagi ekspresi keyakinan Falun Gong,” kata Sam Brownback, duta besar Amerika Serikat untuk kebebasan beragama internasional, dalam pesan dukungannya di Twitter pada tanggal 13 Mei.

Perayaan tersebut dibayangi selama bertahun-tahun oleh penganiayaan terus-menerus terhadap praktisi Falun Gong di Tiongkok. Sejak bulan Juli 1999, ratusan ribuan praktisi Falun Gong dijebloskan ke penjara, kamp kerja paksa, dan pusat pencucian otak di tengah kampanye penganiayaan penyisiran oleh rezim Tiongkok yang ateis.

Minghui, situs web berbasis di Amerika Serikat yang melacak penganiayaan terhadap Falun Gong di Tiongkok, mendokumentasikan hampir 4.500 praktisi Falun Gong yang meninggal karena kampanye rezim Tiongkok tersebut, meskipun dikatakan angka kematian yang sebenarnya kemungkinan jauh lebih besar.

Penganiayaan tersebut terus berlanjut meskipun terjadi pandemi — sekitar 750 praktisi Falun Gong diintimidasi atau ditangkap oleh pihak berwenang Tiongkok pada bulan Maret saja, menurut situs web Minghui.

Pat McGrail, Walikota Keller, sebuah kota di Texas, melihat kesamaan penganiayaan rezim Tiongkok terhadap Falun Gong dengan penanganan rezim Tiongkok terhadap pandemi.

“Sifat jahat Partai Komunis Tiongkok kini sepenuhnya terpampang di panggung dunia, setelah menutupi wabah awal Coronavirus dan bahkan menghukum orang-orang Tiongkok yang baik yang ingin kebenaran diketahui, lebih lanjut menunjukkan pengabaian Partai Komunis Tiongkok terhadap hak asasi manusia,” tulis Pat McGrail.

Beberapa anggota parlemen juga meminta perhatian pada kekejaman panen organ secara paksa yang sedang berlangsung di Tiongkok. Tahun lalu, pengadilan rakyat independen di London menemukan bahwa praktisi Falun Gong adalah sumber utama organ industri transplantasi organ yang disetujui negara Tiongkok, dan panen organ secara paksa tersebut terjadi “dalam skala yang bermakna.”

Pada tahun 2016, Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat dengan suara bulat meloloskan sebuah resolusi yang mengutuk pelanggaran hak asasi manusia, menyebutnya sebagai “salah satunya kejahatan besar abad ke-21.”

Senator Partai Republik Ron Wright (R-Texas) mengatakan ia berharap bekerja dengan praktisi Falun Gong untuk “mengakhiri penganiayaan agama dan panen organ secara paksa oleh Partai Komunis Tiongkok.”

Sylvester Turner, Walikota Houston, Texas, mengatakan “tekad dan keberanian” praktisi Falun Gong  untuk membela nilai-nilai keyakinannya “telah menunjukkan nilai kehidupan dan keindahan martabat manusia kepada dunia.” (Vv)

https://www.youtube.com/watch?v=Pdr7ox0vyP0

Permintaan untuk Mengawasi Perusahaan Tiongkok yang Terdaftar di AS Akan Menguntungkan Investor

0

oleh Fan Yu

Saat Luckin Coffee, jaringan merek minuman Tiongkok, mengaku melakukan penipuan — menghapus nilai USD 8,3 miliar dari buku saku investor Amerika Serikat — skandal tersebut menyoroti risiko berinvestasi di perusahaan Tiongkok.

Dalam sebuah wawancara dengan Fox Business Network minggu lalu, Presiden  Trump mengatakan pemerintahannya sedang “melihat” perusahaan-perusahaan Tiongkok seperti Luckin Coffee yang terdaftar di bursa Amerika Serikat, namun tidak selalu mengikuti pedoman pengungkapan dan akuntansi Amerika Serikat.

Investasi menanggung risiko. Dan investor mengerti bahwa perusahaan dari pasar negara berkembang seperti Tiongkok menanggung rasio risiko-hadiah yang lebih tinggi, karena ekonomi yang kurang matang dan pasar yang kurang berkembang di  negara berkembang setempat.

Tetapi tidak semata-mata karena perusahaan Tiongkok. Ada risiko tambahan yang mungkin tidak disadari para investor. Saat terdaftar di bursa saham Amerika Serikat, perusahaan-perusahaan Tiongkok seperti Luckin Coffee tidak melakukan standar akuntansi dan pengungkapan yang sama sebagai perusahaan yang terdaftar di Amerika Serikat pada bursa saham yang sama.

Ada 172 perusahaan Tiongkok yang terdaftar di bursa saham Amerika Serikat yang bernilai lebih dari USD 1 triliun pada bulan September tahun lalu, menurut sebuah laporan tahunan yang dikeluarkan oleh Komisi Tinjauan Ekonomi dan Keamanan Amerika Serikat-Tiongkok.

Perusahaan Tiongkok tersebut tidak berada di tingkat yang sama dengan perusahaan Amerika Serikat.

Pasar saham Amerika Serikat adalah rumah bagi perusahaan dari banyak posisi industri, geografi, dan keuangan. Kemampuan para investor untuk

menentukan harga yang wajar dari saham suatu perusahaan adalah sangat penting bagi fungsi pasar saham yang sehat. Bidang permainan tingkat dan integritas pelaku pasar adalah yang terpenting. Itu sebabnya penyelidikan terhadap perusahaan Tiongkok oleh pemerintahan  Trump akan menjadi perkembangan yang baik bagi para investor.

Celah

Sebagai titik awal, perusahaan Tiongkok harus diikat oleh rangkaian  aturan dan pedoman yang sama seperti perusahaan lain yang terdaftar di bursa saham Amerika Serikat. Akan tetapi dikarenakan adanya celah tertentu yang dieksploitasi oleh perusahaan Tiongkok yang terdaftar di Amerika Serikat, perusahaan Tiongkok tersebut memiliki persyaratan lebih longgar dibandingkan dengan perusahaan Amerika Serikat.

Semua perusahaan AS diaudit, dan auditor perusahaan Amerika Serikat tersebut adalah akuntan berlisensi secara profesional. Kertas kerja para auditor — catatan terperinci hasil pemeriksaan mereka terhadap akun klien mereka — dapat diperiksa secara rutin oleh pengawas industri akuntansi Amerika Serikat,  the Public Company Accounting Oversight Board -PCAOB- atau Dewan Pengawas Akuntansi Perusahaan Publik.

Namun demikian, perusahaan Tiongkok — bahkan yang terdaftar di Amerika Serikat — diaudit oleh firma akuntansi Tiongkok yang tidak harus menjawab Dewan Pengawas Akuntansi Perusahaan Publik atau Komisi Sekuritas dan Bursa Saham Amerika Serikat. 

Sejak tahun 2013, Komisi Sekuritas dan Bursa Saham Amerika Serikat berusaha untuk mencapai kesepakatan dengan pihak berwenang regulator Tiongkok untuk mendapatkan kertas kerja perusahaan Tiongkok, tetapi sejauh ini tidak berhasil.

Kepemimpinan Komunis Tiongkok memandang akun dan catatan keuangan perusahaan Tiongkok sebagai “rahasia negara.”

Menyusul skandal penipuan akuntansi Enron dan WorldCom pada awal tahun 2000-an, Amerika Serikat memberlakukan Undang-Undang Sarbanes-Oxley untuk memberikan pengawasan tambahan kepada perusahaan publik. Di antara hal-hal lain, kepala eksekutif dan kepala keuangan perusahaan yang diperdagangkan secara publik setiap tahun harus membuktikan kendali internal perusahaannya, dan harus menyatakan bahwa mereka tidak mengetahui tindakan penipuan. Di kasus-kasus tertentu, kepala eksekutif dan kepala keuangan tersebut dapat dimintai pertanggungjawaban pidana atas tindakan penipuan di bawah pengawasannya.

Perusahaan Tiongkok yang terdaftar di bursa saham Amerika Serikat tidak tunduk pada kelalaian semacam itu.

Selain itu, perusahaan Tiongkok yang terdaftar di Amerika Serikat semuanya dianggap “emiten swasta asing.” Persyaratan tertentu harus dipenuhi untuk dianggap sebagai emiten swasta asing, tetapi setelah disertifikasi, emiten swasta asing nikmati keuntungan tambahan dibandingkan dengan perusahaan Amerika Serikat.

Semua perusahaan yang terdaftar di Amerika Serikat harus membuat laporan keuangan triwulanan ditinjau oleh auditornya. Tetapi Komisi Sekuritas dan Bursa Saham Amerika Serikat memberikan pengecualian emiten swasta asing: persyaratan triwulanan dicabut.

Aturan-aturan ini awalnya diberlakukan untuk memudahkan regulasi dan melaporkan beban perusahaan yang sebagian besar mencatatkan sahamnya di bursa saham lain. Misalnya, sebuah perusahaan multinasional Jerman yang terutama mendaftar sahamnya di Bursa Efek Frankfurt harus mematuhi

standar peraturan Jerman, dan Komisi Sekuritas dan Bursa Saham Amerika Serikat tidak ingin terlalu membebani sebuah perusahaan yang mungkin memiliki daftar tambahan di New York.

Tetapi tidak ada beban semacam itu untuk perusahaan Tiongkok. Kebanyakan perusahaan Tiongkok yang diperdagangkan di Amerika Serikat terutama terdaftar di New York, dan tidak memiliki beban pelaporan peraturan lainnya. 

Jadi aturan emiten swasta asing sebenarnya memberi celah bagi perusahaan Tiongkok yang memungkinkan perusahaan Tiongkok kurang transparansi secara bermakna dibandingkan dengan perusahaan di  Barat.

Sementara sebagian besar investor mungkin tidak terlalu memperhatikan untuk mengajukan laporan keuangan atau sertifikasi CEO, laporan keuangan atau sertifikasi CEO memainkan peran utama dalam membangun kepercayaan, integritas, dan kejujuran dalam operasi suatu perusahaan.

Kerangka kerja regulasi Amerika Serikat memiliki check and balance, yang memberi kemewahan bagi investor Amerika Serikat untuk tidak harus memperhatikan rincian semacam itu.

Adalah sangat mudah untuk melupakan bahwa pemegang saham adalah pemilik, dan sebagai pemilik  perusahaan publik, pemegang saham harus percaya bahwa perusahaannya berfungsi dengan baik dan eksekutif bertindak dengan itikad baik. Para investor mungkin menerima begitu saja, mengingat sejarah panjang pasar saham Amerika Serikat, tetapi para investor tidak boleh begitu teledor terhadap saham Tiongkok.

Integritas dan kepercayaan telah mendefinisikan pasar saham Amerika Serikat selama satu abad.

Regulator harus memastikan bahwa mereka bertahan untuk abad berikutnya. (vv)

Pandangan yang diungkapkan dalam artikel ini adalah pendapat penulis dan belum tentu mencerminkan pandangan The Epoch Times.

FOTO : Traders bekerja di lantai New York Stock Exchange (NYSE) di New York pada 20 Maret 2020. (Spencer Platt / Getty Images)

Video Rekomendasi :

https://www.youtube.com/watch?v=vRJkIbAjftE


Kucing Berwajah Dua, Bskuit dan Gravy, Mati Hanya Tiga Hari Setelah Lahir

0

Biskuit dan Gravy, kucing bermuka dua, dengan sedih mati pada usia tiga hari.

Anak kucing yang menjadi berita utama minggu lalu setelah lahir di Albany, Oregon, AS, pada hari Rabu, (20/5). Sayangnya dia mati pada hari Sabtu, (23/5).

Berbagi berita sedih kepada 12.400 pengikut anak kucing di Instagram, pemiliknya, Kyla King, mengatakan dia merasa ‘diberkati’ telah menjadi bagian dari kisah Biskuit dan Gravy.

(Foto: Catsbiscuits_andgravy / Instagram)

Dalam postingannya Kyla menulis:

“Saya ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada semua orang atas kebaikan dan cinta Anda. Kisah ini telah menjadi kisah kehidupan dan betapa berharganya itu, apakah berhari-hari atau bertahun-tahun, apakah hewan atau manusia, hidup sangat berharga dan setiap kehidupan adalah unik. Saya merasa sangat diberkati menjadi bagian dari kisah Biskuit dan Gravy dan bagaimana dia membawa sukacita dan harapan bagi begitu banyak orang.

“Kami mencintainya dan merawatnya dan dia mati di tangan saya. Kami bersyukur masih memiliki saudara-saudaranya untuk dirawat dan mereka sama berharganya. Saya tidak bisa mengungkapkan kepada Anda betapa pengalaman ini sangat berarti bagi saya. Terima kasih semua.”

Meskipun berbagi satu tubuh, kucing itu memiliki dua wajah yang sepenuhnya berkembang, yang berarti mereka berdua dapat melakukan hal yang berbeda pada saat yang sama.

(Foto: Catbiscuits_andgravy / Instagram)

Dilahirkan bersama beberapa anak kucing sehat lainnya, Kyla memutuskan untuk memisahkan dari yang lain dan merawat biskuit dan saus.

Bagian dari postingan lain di halaman Instagram-nya Kyla menulis:

“Foto ini diambil sekitar satu jam sebelum Biskuit mati. Kyla akhrinya menyerah setelah 3 1/2 hari dalam hidupnya untuk mengerahkan seluruh upayanya menyelamatkannya. Dia dilahirkan dengan peluang paling lama dan dengan hidup hampir 4 hari, dia mengalahkan peluang itu. Saya berharap saya tidak mengatakan bahwa kami berharap dia makan lebih banyak. Itu mendorong banyak dari Anda untuk memberi tahu kami apa yang kami lakukan salah. Faktanya adalah dia makan dengan sangat baik. Yang saya maksudkan adalah kami berharap dia bisa menambah berat badan.”

(Foto: Catsbiscuits_andgravy / Instagram)

Kyla menambahkan bahwa dia banyak makan, buang air kecil dan buang air besar tetapi sayangnya tidak menambah berat badan, yang membuatnya menjadi kerja keras untuk anak kucing sekecil itu untuk menopang kepala besar dengan dua wajahnya yang lengkap.

Dia melanjutkan untuk berterima kasih kepada orang-orang atas kebaikan dan doa mereka untuk Biskuit dan Gravy, menambahkan ‘Kami tidak akan pernah melupakan kebaikanmu’.

RIP Biskuit dan Saus.(yn)

Sumber: Unilad

Video Rekomendasi:

https://youtu.be/0m33pzJ3eEE?list=PLagNdOe-xshJk9bkw8UVGayheosWINW5-

Bagaimana Roh Jahat Komunisme Menguasai Dunia Kita : Bab XV – Akar Terorisme Adalah Komunisme

Roh jahat komunisme tidak lenyap dengan disintegrasi Partai Komunis di Eropa Timur

Pengantar

Pada pagi hari 11 September 2001, teroris membajak pesawat penumpang dan menerbangkan pesawat tersebut ke menara kembar World Trade Center di New York, serta ke Pentagon di Washington, yang menewaskan hampir sekitar 3,000 orang.

Ini adalah yang pertama kalinya sejak serangan Jepang ke Pearl Harbour yang mempermalukan Amerika Serikat di wilayahnya sendiri.

Serangan 11 September tersebut berdampak pada seluruh dunia. Amerika Serikat meluncurkan “perang terhadap teroris” secara global, yang menggulingkan rezim di Afganistan dan pemimpin diktator Irak Saddam Hussein.

Sejak peristiwa tersebut, masyarakat menjadi akrab dengan gerakan teroris dan perwakilannya, seperti al-Qaeda dan Osama bin Laden. Namun, hanya beberapa orang saja yang menyadari adanya hubungan erat antara terorisme dengan komunisme.

Istilah “terorisme” dan “teroris” pertama kali muncul pada tahun 1795 sebagai rujukan untuk Pemerintahan Teror selama Revolusi Prancis, yang mendasari fondasi gerakan komunis (lihat Bab Dua).[1]

Dalam dunia modern, terorisme terutama muncul dalam tiga bentuk: Terorisme negara di bawah rezim komunis; aktivitas teroris yang dilakukan di luar negeri oleh agen rezim komunis, yang bertujuan untuk menyebarkan revolusi kekerasan; dan ekstremisme yang banyak menganut ideologi dan metode komunisme.

1. Terorisme Negara Di Bawah Rezim Komunis

Abad komunis adalah berupa kebohongan, kekerasan, dan pembunuhan. Khususnya, terorisme telah menjadi alat penting bagi komunis untuk menyebarkan ideologinya ke seluruh dunia.

Tak diragukan lagi, bangkitnya rezim komunis mengakibatkan pergerakan mesin negara untuk memaksakan kebrutalan yang mengerikan. Penindasan yang disponsori pemerintah adalah terorisme negara.

Vladimir Lenin mengandalkan terorisme dalam mengambilalih kekuasaan di Rusia. Pada tahun 1918, Felix Dzerzhinsky, yang dianggap oleh Vladimir Lenin sebagai pahlawan revolusi atas perannya sebagai direktur Komisi Luar Biasa Seluruh-Rusia (Cheka), berkata dengan gamblang, ”Kami siap mendukung teror yang terorganisir — hal ini harus diakui secara jujur.”[2]

Penganut Marxis bernama Karl Kautsky, yang pada tahun 1919 menerbitkan Terorisme dan Komunisme, memberikan tinjauan pemahaman mengenai apa yang akan terjadi di bawah kediktatoran kelas sosial rendah yang dibangkitkan oleh Vladimir Lenin.

Meneliti kekerasan Revolusi Prancis, Vladimir Kautsky menyimpulkan bahwa kaum Bolshevik yang diciptakan oleh Vladimir Lenin telah mewarisi karakter teroris kaum Jacobin dan akan meneruskannya.[3]

Yuri N. Afanasyev, sejarahwan Rusia menyalahkan Vladimir Lenin atas kebijakan pendiriannya mengenai teror negara, kekerasan, dan pelanggaran hukum. “Kekerasan sebenarnya adalah keseluruhan sejarah kami,” kata Yuri N. Afanasyev.[4]

Menyertai berdirinya Uni Soviet, rezim komunis Joseph Stalin, Mao Zedong, Pol Pot, Fidel Castro, Eric Honecker, Nicolae Ceausescu, Kim Il Sung, dan penguasa lalim lainnya semuanya mengandalkan pembunuhan untuk mempertahankan kekuasaannya. Kekerasan dan barbarism teror negara yang mereka lakukan telah dibahas dalam bab-bab sebelumnya.

Kekerasan dan pembunuhan adalah satu komponen agenda teroris komunisme. Bahkan yang lebih parah adalah cara komunisme menggunakan gabungan kekuatan politik dan semangat agama untuk mencuci otak rakyat dengan kebudayaan partai komunis, yang menyemai bibit penipuan, kebencian, dan kekerasan untuk diwariskan dari generasi ke generasi.

2- Bagaimana Rezim Komunis Mengekspor Teror

Saat memberlakukan terorisme negara pada rakyatnya sendiri, rezim komunis mendukung organisasi teroris di luar negeri dengan tujuan memicu revolusi atau menggoyahkan negara musuh.

Ahli anti-komunis Brian Crozier, pendiri dan direktur Institut Studi Konflik, menghabiskan beberapa puluh tahun untuk mempelajari hubungan antara komunisme dengan terorisme, dan menerbitkan banyak buku dan makalah yang merinci temuannya. Ia menjabat sebagai pembantu pemimpin anti-komunis seperti Ronald Reagan dan Margaret Thatcher dalam menganalisis penggunaan teror oleh blok komunis.[5]

Stanislav Lunev, mantan perwira Direktorat Intelijen Utama dalam militer Uni Soviet yang membelot ke Barat, menuduh Direktorat Intelijen Utama sebagai salah satu mentor utama teroris di seluruh dunia.[6]

Banyak kelompok ekstrimis yang menggelar serangan anti-Amerika Serikat — di antaranya Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina, pasukan komando Tentara Merah Jepang, Brigade Merah Italia, Faksi Tentara Merah Jerman, penyelundup senjata Turki, dan gerilyawan Amerika Selatan — didukung oleh KGB Uni Soviet.

Pada tahun 1975, Richard Welch, direktur kantor CIA di Athena, dibunuh oleh kaum Marxis Yunano.[7] Pada tahun 1979, komandan tertinggi NATO bernama Jenderal Alexander Haig menjadi sasaran serangan oleh Faksi Tentara Merah dekat Brussels. Tiga pengawalnya terluka saat bom meledak di bawah kendaraan mereka, yang mengikuti kendaraan sang Jenderal.

Pada September 1981, Jenderal Frederick J.Kroesen, komandan Kelompok Tentara Pusat NATO, terluka di Heidelberg, Jerman Barat saat itu, ketika anggota Faksi Tentara Merah menembaki roket anti-tank ke mobil lapis baja yang ditumpanginya.

Namun, bentuk terorisme modern yang paling berpengaruh adalah Islam radikal yang dipelihara oleh blok Uni Soviet sebagai sarana untuk mengacaukan dunia Islam.
Pada paruh pertama abad ke-20, Timur Tengah adalah wilayah kolonial Barat. Saat rakyat Timur Tengah memperoleh kemerdekaannya, Uni Soviet mengambil kesempatan untuk mempengaruhi rakyat di sana.

Kini, Timur Tengah dalam situasi yang rumit dan kacau akibat pertentangan di antara kelompok, konflik Arab-Israel, Perang Dingin, politik di pusaran minyak, dan benturan peradaban antara wilayah kebudayaan Barat dengan kebudayaan Islam.

Dengan latar belakang inilah Uni Soviet melakukan penyusupannya ke wilayah umat Islam. Sekilas, hal ini tampaknya bertentangan. Ada yang mengikuti Iman Abraham dan percaya pada Tuhan, sedangkan Marxisme-Leninisme adalah ateis dan bertujuan untuk melenyapkan agama. Bagaimana mungkin mereka dapat berdamai?

Gerakan komunis menyerupai wabah yang menyebar melalui semua vektor yang tersedia. Meskipun gagal, komunisme membuat kemajuan pertamanya di dunia Islam tak lama setelah Revolusi Oktober.

Pada  Juni 1920, kaum Bolshevik membantu pembentukan rezim Uni Soviet di Provinsi Gilan di Iran, yang dikenal sebagai Republik Sosialis Soviet Persia atau Republik Soviet Gilan.

Rezim Soviet melakukan serangkaian reformasi radikal, yang mencakup kebijakan untuk mengambilalih kekayaan tuan tanah, yang disertai oleh program propaganda anti-agama. Tindakan-tindakan ini terbukti sangat tidak populer, dan rezim Soviet digulingkan pada bulan September tahun berikutnya.

Kemudian, konsep “sosialisme Islam” mulai berlaku. Perwakilannya mencakup memimpin Gerakan Pembebasan Palestina (PLO) dari tahun 1969 hingga pada tahun 2004, dan Gamal Abdel Nasser, yang menjadi Presiden Mesir yang kedua dari tahun 1954 hingga kematiannya pada tahun 1970. Gerakan Pembebasan Palestina yang didukung oleh Uni Soviet dan Partai Komunis Tiongkok, terlibat dalam aktivitas perlawanan yang meluas.

Aljazair, Yaman Selatan, dan Afganistan berada di bawah cengkraman komunis untuk waktu yang bervariasi selama Perang Dingin. Pada tahun 1979, Uni Soviet menyerbu Afganistan dan menjajah negara tersebut selama 10 tahun dalam upaya menopang rezim komunis rezim komunis terakhir yang tersisa di dunia Islam.

Mempromosikan komunisme di suatu daerah dengan kepercayaan agama yang dipegang teguh adalah tantangan yang luar biasa. Upaya Uni Soviet untuk secara langsung mengekspor revolusi sosialis ke dunia Islam terbukti sangat tidak berhasil. Namun, walaupun komunisme itu sendiri gagal mengendalikan wilayah tersebut, komunisme telah banyak berpengaruh dalam pembentukan dan perkembangan ekstremisme kontemporer.

Ion Mihai Pacepa, seorang mantan jenderal bintang-dua di negara komunis Rumania, di mana ia menjadi penasihat Presiden Nicolae Ceausescu, pejabat kepala dinas intelijen negara, dan sekretaris negara Kementerian Dalam Negeri, menjadi pembelot peringkat-tertinggi dari blok Uni Soviet saat ia melarikan diri ke Amerika Serikat pada bulan Juli 1978.

Dalam artikelnya berjudul “Jejak Rusia,” Ion Mihai Pacepa mengungkapkan sejumlah besar rahasia sebagai orang dalam mengenai dukungan komunis untuk terorisme di Timur Tengah.[8] Ia mengutip Aleksandr Sakharovsky, kepala intelijen Uni Soviet untuk negara asing, yang mengatakan, “Dalam dunia masa kini, saat senjata nuklir menjadikan kekuatan militer menjadi usang, terorisme seharusnya menjadi senjata utama kita.”

Delapan puluh dua pembajakan pesawat terjadi pada tahun 1969 saja. Banyak pembajakan tersebut dilakukan oleh Gerakan Pembebasan Palestina dengan dukungan komunis Uni Soviet dan Partai Komunis Tiongkok. Ion Mihai Pacepa ingat saat ia mengunjungi kantor Aleksandr Sakharovsky, ia memperhatikan lautan bendera merah kecil menghiasi sebuah peta dunia. Setiap bendera mewakili sebuah pesawat yang dibajak.

Aleksandr Sakharovsky membual kepada Ion Mihai Pacepa bahwa taktik pembajakan pesawat adalah temuannya sendiri. Antara tahun 1968 hingga 1978, setiap minggu direktorat keamanan Rumania melakukan pengiriman pasokan militer untuk teroris Palestina di Lebanon melalui udara. Arsip-arsip dari pembubaran Jerman Timur menunjukkan bahwa pada tahun 1983, Badan Intelijen Asing Jerman Timur mengirim amunisi senilai usd 1.877.600 untuk senapan serbu Kalashnikov untuk organisasi- organisasi teroris Lebanon. Cekoslovakia memberi 1.000 ton Semtex-H, suatu bom plastik yang tidak berbau, kepada teroris agama.

Pada awal tahun 1970-an, Yuri Andropov, yang saat itu menjabat sebagai kepala KGB dan kemudian menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis Soviet, memulai kampanye propaganda terselubung yang direncanakan secara teliti untuk menabur benih kebencian anti-Semit dan anti-Amerika Serikat ke seluruh dunia Arab dan Islam. Untuk karyanya ini, Yuri Andropov dikenal sebagai “bapak era disinformasi.”[9]

Profesor Australia : Tak Bijak Mengabaikan Teori Kebocoran Laboratorium Wuhan yang Diajukan Trump

0

oleh Clive Hamilton

Trump mengatakan ia yakin Coronavirus secara tidak sengaja bocor dari laboratorium Wuhan tetapi tidak memberikan bukti. 

Agen-agen intelijen di Amerika Serikat dan Australia mengatakan mereka memiliki bukti yang kuat. Pemerintah Australia mengatakan kemungkinan besar Coronavirus ditularkan dari seekor hewan ke manusia di pasar basah Wuhan.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo tampaknya menarik pernyataan kuatnya sebelumnya.

Beberapa orang menganggap klaim Donald Trump adalah tanpa dasar dan kami menunggu untuk melihat apakah Donald Trump dapat mendukung klaimnya itu. 

Sementara itu, adalah tidak bijaksana untuk meniadakan hipotesis kebocoran yang tidak disengaja di laboratorium tersebut. Ini alasannya.

Perhatikan dahulu bahwa hal tersebut bukanlah teori konspirasi; hal tersebut adalah hipotesis kecelakaan.

Dan kita seharusnya tidak mencampur aduk klaim kebocoran yang tidak disengaja dari virus yang muncul secara alami, dengan klaim bahwa virus itu direkayasa atau dimanipulasi di laboratorium untuk menjadi virus yang lebih kuat. 

Analisis genetik membantah klaim bahwa virus itu direkayasa atau dimanipulasi di laboratorium untuk menjadi virus yang lebih kuat.

Bukti utama yang menunjukkan adanya kebocoran laboratorium, semuanya bersifat mendadak, berasal dari penelitian yang diterbitkan oleh para ilmuwan Tiongkok sebelum Beijing menutup mulut para ilmuwan tersebut. 

Pada tanggal 29 Januari, sebuah artikel yang ditulis oleh para peneliti Tiongkok yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine. Artikel tersebut disimpulkan dari analisis terhadap 425 pasien Coronavirus di mana 55 persen kasus yang didiagnosis sebelum tanggal 1 Januari dikaitkan dengan Pasar Makanan Laut Selatan Tiongkok, sisanya 45 persen kasus yang didiagnosis tidak memiliki kontak nyata dengan pasar tersebut.

Pada tanggal 6 Februari, sebuah makalah singkat oleh dua ilmuwan dari universitas-universitas di Wuhan berjudul “Kemungkinan asal-usul Coronavirus 2019-nCoV” muncul.

Botao Xiao dan Lei Xiao mencatat bahwa habitat kelelawar yang membawa virus yang dicurigai adalah 900 kilometer dari pasar makanan laut tersebut, bahwa kelelawar tidak dimakan oleh penduduk Wuhan, dan bahwa “tidak ada kelelawar yang diperdagangkan di pasar tersebut.”

Juga tidak ada bukti pejamu  perantara (spekulasi berpusat pada trenggiling).  Botao Xiao dan Lei Xiao menunjukkan bahwa ada dua pusat penelitian yang melakukan percobaan pada virus kelelawar di Wuhan, satu pusat berjarak kurang dari 300 meter dari pasar makanan laut tersebut dan pusat yang lain, adalah Institut Virologi Wuhan, berjarak sekitar 12 kilometer dari pasar makanan laut tersebut. 

Botao Xiao dan Lei Xiao menyimpulkan bahwa “si pembunuh Coronavirus mungkin berasal dari sebuah laboratorium di Wuhan.” 

Artikel tersebut dengan cepat dihapus. Botao Xiao kemudian memberitahukan kepada Wall Street Journal bahwa ia menarik makalah tersebut karena tidak memiliki “bukti langsung.”

Institut Virologi Wuhan berjarak 12 kilometer dari pasar basah yang terkait dengan kelompok besar pertama kasus COVID-19.

Sebuah penelitian yang lebih teliti oleh 27 ilmuwan Tiongkok yang diterbitkan di Lancet pada tanggal 15 Februari menemukan bahwa, 27 pasien dari sampel 41 yang dirawat di rumah sakit pada tahap awal wabah terpapar dengan pasar tersebut, sisanya 14 pasien tidak terpapar dengan pasar tersebut. Orang pertama yang didiagnosis dengan COVID-19 pada tanggal 1 Desember, tidak memiliki kontak dengan pasar tersebut dan tinggal jauh dari pasar tersebut.

Richard Lucey, seorang ahli penyakit menular di Universitas Georgetown yang mempelajari data awal, mengatakan kepada majalah Science bahwa virus tersebut pasti telah beredar secara diam-diam di Wuhan jauh sebelum kluster infeksi merebak di pasar tersebut. 

Richard Lucey mengatakan pihak berwenang “harus menyadari epidemi itu tidak berasal dari Pasar Makanan Laut Huanan Wuhan ”bahkan saat pihak berwenang menyebarkan cerita ini.

Pada tanggal 14 Februari, pemimpin Komunis Tiongkok Xi Jinping memberikan pidato kepada para pemimpin Partai Komunis Tiongkok, menyatakan Tiongkok harus “menutup celah yang terpapar oleh epidemi.” 

Xi Jinping mengumumkan pelacakan cepat undang-undang baru untuk “keamanan hayati di laboratorium” yang secara khusus menargetkan penggunaan agen biologis yang “mungkin membahayakan keamanan nasional.” 

Undang-undang baru tersebut telah ada rencana selama  beberapa bulan-bulan. Sedangkan beberapa ahli mengatakan, memperketat langkah-langkah keamanan di laboratorium diharapkan setelah wabah seperti ini.

Hari berikutnya, Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Tiongkok menerbitkan sebuah arahan baru “yang memperkuat tatalaksana keamanan hayati dalam laboratorium mikrobiologi yang menangani virus canggih seperti jenis Coronavirus baru.” 

Sekali lagi, ahli luar negeri yang bekerja di Institut Virologi Wuhan mengatakan ini adalah normal setelah suatu wabah.

Institut Virologi Wuhan adalah satu-satunya fasilitas di Tiongkok yang diizinkan untuk menangani patogen yang diketahui paling berbahaya, termasuk Ebola dan virus Lassa. 

“Institut Virologi Wuhan telah mempelajari jenis Coronavirus baru yang berhubungan dengan SARS baru pada kelelawar selama beberapa tahun. 

Pekerjaan itu mencakup memanipulasi Coronavirus-Coronavirus untuk membuat Coronavirus-Coronavirus menjadi lebih kuat. 

Para peneliti harus mengambil langkah-langkah ketat untuk mencegah dirinya tertulatr virus-virus tersebut. Di seluruh dunia, kebocoran dari laboratorium-laboratorium diketahui terjadi.

Pada bulan November, Institut Virologi Wuhan memposting pemberitahuan yang mengundang aplikasi bagi rekan-rekan pasca-doktoral untuk bergabung dengan tim yang dipimpin oleh Dr. Peng Zhou yang menggunakan kelelawar. Tujuannya untuk meneliti Coronavirus yang terkait dengan Ebola dan SARS. 

Dr. Peng Zhou mempelajari bagaimana kelelawar dapat membawa virus yang sangat patogen tanpa menjadi sakit.

Pada pertengahan bulan Januari, Mayor Jenderal Chen Wei, ahli epidemiologi dan ahli virus paling top dari kalangan militer Tiongkok, tiba di Wuhan dengan tim ilmuwan militer Tiongkok. Mereka berada di Institut Virologi Wuhan. 

Kali ini, pesan telah beredar di platform media sosial WeChat dan Weibo mengklaim bahwa “pasien pertama terinfeksi,” adalah seorang peneliti di Institut Virologi Wuhan, yaitu seorang wanita lulusan Institut Virologi Wuhan. 

Ia bekerja menangani Coronavirus, dan tidak pernah mengunjungi Pasar Makanan Laut Selatan Tiongkok. Institut Virologi Wuhan merilis pernyataan yang mengatakan bahwa orang tersebut meninggalkan Wuhan pada tahun 2015 lalu dan dalam kondisi cukup sehat.

Pada awal bulan Februari, saat epidemi menyebar ke negara lain, Beijing menjadi sangat khawatir akan rusaknya reputasi Tiongkok di mata  internasional. Beijing memulai kampanye untuk menyangkal fakta bahwa virus tersebut berasal dari Wuhan. Lebih jauh menyebarkan informasi sesat seperti klaim yang aneh bahwa militer Amerika Serikat membawa virus tersebut ke Wuhan.

Keterangan gambar : Sampul depan “Tangan Tersembunyi: Mengungkap Bagaimana Partai Komunis Tiongkok Membentuk Kembali Tatanan Dunia” oleh Clive Hamilton dan Mareike Ohlberg.

Beijing juga bergerak cepat untuk menghentikan penelitian ilmiah. Bulan lalu, Dewan Negara Tiongkok memerintahkan universitas dan lembaga penelitian untuk menerapkan tatalaksana yang ketat untuk semua makalah ilmiah mengenai Coronavirus, terutama yang berhubungan dengan asal Coronavirus. Pemeriksaan politik kini adalah diperlukan sebelum publikasi diizinkan. 

Direktur Institut Virologi Wuhan mengirim email kepada staf pada tanggal 9 April yang memerintahkan staf untuk tidak mengungkapkan informasi apa pun mengenai penyakit ini, bahkan kepada pejabat media atau lembaga mitra Tiongkok.

Beijing tidak ingin kebenaran diketahui, sejauh ini menghapus sepotong pendapat opini Uni Eropa yang mencatat bahwa wabah tersebut berasal dari Tiongkok. 

Tetapi kebenaran tersebut adalah penting karena pencegahan bencana serupa tergantung pada kebenaran itu. Jika pandemi itu disebabkan oleh  kecelakaan laboratorium, maka jawabannya adalah kendali laboratorium yang lebih ketat. (Dan mereka yang bertanggung jawab harus memberi banyak penjelasan.) 

Jika virus itu muncul dari penularan binatang di pasar basah, maka jawabannya adalah menutup perdagangan binatang hidup . Atau kebenaran tersebut dapat berada di tempat lain.

Jadi, akankah dunia mengetahui kebenaran asal usul jenis Coronavirus  baru? Ilmuwan Tiongkok adalah beberapa pemimpin dunia di bidang

virologi, genetika, dan epidemiologi dan ilmuwan Tiongkok memiliki banyak hal untuk diajarkan kepada kita.

Namun, Beijing, yang paranoid karena disalahkan atas pandemi yang terjadi, terlihat cocok untuk membungkam para ilmuwan Tiongkok.

Jika virus itu lolos dari laboratorium, kini tampaknya dunia hanya akan tahu jika beberapa jiwa pemberani membocorkan dokumen atau menyerukan pelanggaran. (Vv)

Clive Hamilton,  seorang profesor di Charles Sturt University di Canberra dan penulis bersama dengan Mareike Ohlberg buku yang berjudul “Hidden Hand: Exposing how the Chinese Communist Party is reshaping the world.”

FOTO : Polisi berjaga di stasiun kereta api di Wuhan, Tiongkok, pada 7 April 2020. (Getty Images)

Video Rekomendasi :

https://www.youtube.com/watch?v=ZHtg4zpEuFg