Saat Sejumlah Pejabat Tinggi Merayakan Hari Ketangguhan Kelompok Spiritual yang Dianiaya di Tiongkok

Eva Fu

Para pejabat di seluruh dunia mengirim surat untuk mendukung latihan spiritual Falun Gong dan memuji para praktisi Falun Gong yang mengalami penganiayaan brutal selama beberapa dekade di Tiongkok.

Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, sebuah disiplin meditasi kuno dengan ajaran moral yang berpusat pada Sejati, Baik, dan Sabar, pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat pada tanggal 13 Mei 1992 di kota Changchun di timur laut Tiongkok. Tanggal 13 Mei, yang juga merupakan hari ulang tahun pendiri Falun Gong, Mr. Li Hongzhi, kini dikenal sebagai Hari Falun Dafa Sedunia.

Setiap tahun, para praktisi di lebih dari 90 negara di seluruh dunia merayakan Falun Dafa Sedunia.

Anggota parlemen dari Amerika Serikat, Kanada, Jerman, dan Australia bergabung dalam peringatan tersebut.

“Hari ini mengakui jutaan orang di seluruh dunia yang menemukan praktik kebudayaan Tiongkok kuno ini menjadi kunci dalam menyikapi tekanan dan kecemasan kehidupan modern,” kata Senator dari Partai Republik Dwight Evans (D-Pa.) yang dinyatakan dalam surat.

Tamara Jansen, anggota Partai Konservatif Parlemen Kanada, menulis, “Meskipun perayaan sedang berlangsung dalam bentuk yang berbeda tahun ini, prinsip-prinsip Falun Dafa yaitu Sejati, Baik, dan Sabar dihormati dan dirayakan.”

Senator Negara Bagian Tom Killion (R-Pa.) menyebut Falun Gong adalah “mekanisme yang sangat kuat untuk penyembuhan dan menghilangkan stres,” dan menyatakan penghargaannya untuk Falun Gong yang memperkaya keragaman komunitas konstituennya, sementara Senator John Cornyn (R-Texas) mengatakan bahwa Falun Gong berfungsi sebagai “contoh positif bagi dunia.”

Sementara itu, permintaan agar dikibarkannya bendera Amerika Serikat di depan gedung Capitol di Washington untuk menghormati Hari Falun Dafa Sedunia pada tanggal 13 Mei diusulkan oleh Senator Partai Republik Brian Fitzpatrick (R-Pa.), dan Walikota St. Peters, sebuah kota di Missouri, yang menyatakan tanggal 13 Mei sebagai Hari Falun Dafa di St. Peters.

“Pada Hari Falun Dafa Sedunia, kami berusaha untuk menegakkan prinsip universal yaitu Sejati, Baik, dan Sabar, gagasan  yang mendasar bagi ekspresi keyakinan Falun Gong,” kata Sam Brownback, duta besar Amerika Serikat untuk kebebasan beragama internasional, dalam pesan dukungannya di Twitter pada tanggal 13 Mei.

Perayaan tersebut dibayangi selama bertahun-tahun oleh penganiayaan terus-menerus terhadap praktisi Falun Gong di Tiongkok. Sejak bulan Juli 1999, ratusan ribuan praktisi Falun Gong dijebloskan ke penjara, kamp kerja paksa, dan pusat pencucian otak di tengah kampanye penganiayaan penyisiran oleh rezim Tiongkok yang ateis.

Minghui, situs web berbasis di Amerika Serikat yang melacak penganiayaan terhadap Falun Gong di Tiongkok, mendokumentasikan hampir 4.500 praktisi Falun Gong yang meninggal karena kampanye rezim Tiongkok tersebut, meskipun dikatakan angka kematian yang sebenarnya kemungkinan jauh lebih besar.

Penganiayaan tersebut terus berlanjut meskipun terjadi pandemi — sekitar 750 praktisi Falun Gong diintimidasi atau ditangkap oleh pihak berwenang Tiongkok pada bulan Maret saja, menurut situs web Minghui.

Pat McGrail, Walikota Keller, sebuah kota di Texas, melihat kesamaan penganiayaan rezim Tiongkok terhadap Falun Gong dengan penanganan rezim Tiongkok terhadap pandemi.

“Sifat jahat Partai Komunis Tiongkok kini sepenuhnya terpampang di panggung dunia, setelah menutupi wabah awal Coronavirus dan bahkan menghukum orang-orang Tiongkok yang baik yang ingin kebenaran diketahui, lebih lanjut menunjukkan pengabaian Partai Komunis Tiongkok terhadap hak asasi manusia,” tulis Pat McGrail.

Beberapa anggota parlemen juga meminta perhatian pada kekejaman panen organ secara paksa yang sedang berlangsung di Tiongkok. Tahun lalu, pengadilan rakyat independen di London menemukan bahwa praktisi Falun Gong adalah sumber utama organ industri transplantasi organ yang disetujui negara Tiongkok, dan panen organ secara paksa tersebut terjadi “dalam skala yang bermakna.”

Pada tahun 2016, Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat dengan suara bulat meloloskan sebuah resolusi yang mengutuk pelanggaran hak asasi manusia, menyebutnya sebagai “salah satunya kejahatan besar abad ke-21.”

Senator Partai Republik Ron Wright (R-Texas) mengatakan ia berharap bekerja dengan praktisi Falun Gong untuk “mengakhiri penganiayaan agama dan panen organ secara paksa oleh Partai Komunis Tiongkok.”

Sylvester Turner, Walikota Houston, Texas, mengatakan “tekad dan keberanian” praktisi Falun Gong  untuk membela nilai-nilai keyakinannya “telah menunjukkan nilai kehidupan dan keindahan martabat manusia kepada dunia.” (Vv)

https://www.youtube.com/watch?v=Pdr7ox0vyP0