Home Blog Page 1856

Bagaimana RRT Dapat Menyalip AS di Tikungan?

0

Frank Tian Xie, Ph.D

Dalam riset strategi bisnis dan pasar, ada istilah keuntungan penggerak pertama (first mover advantage) dan keuntungan penggerak akhir (late mover advantage) atau perbedaan keuntungan pasar oportunis yang bersifat strategis. Pertimbangan strategi serupa juga terjadi dalam persaingan antar negara. Di dalam forum perkembangan dalam negeri ataupun dalam pembicaraan di tengah masyarakat di daratan Tiongkok maupun negara lainnya, beberapa tahun terakhir ini kerap muncul kosa kata bahwa RRT sedang “menyalip di tikungan”, yakni memanfaatkan keunggulan memotong jalan pintas untuk melampaui negara-negara maju lainnya dengan waktu yang lebih singkat, terutama “melampaui” Amerika Serikat.

Jelas Beijing mempunyai harapan yang sangat kuat untuk bisa “menyalip di tikungan”, terutama dalam kurun waktu dekat ini, karena PKT jelas telah merasakan tekanan teramat besar yang datang dari Amerika.

Pernyataan diplomatik pemerintahan Trump saat ini berubah sangat drastis, kata ‘indo-pasifik’ digunakan untuk menggantikan istilah asia-pasifik. ‘Indo-Pasifik’ adalah “Samudera Hindia dan Samudera Pasifik”, yang digunakan untuk memperluas cakupan Asia-Pasifik, diperluas ke barat meliputi India dan Asia Selatan, melintasi Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.

Transformasi konsep seperti ini bagi AS dengan sendirinya sangatlah berarti, karena di sisi timur AS menguasai Samudera Atlantik dan NATO; di dalam wilayahnya ada zona laut-ke-laut, yakni dari Samudera Atlantik sampai Samudera Pasifik; pada strategi di Asia juga ditambahkan Samudera Hindia. Dengan demikian seluruh dunia dalam cakupannya, dan penempatan baru Trump di seluruh dunia pun rampung sudah.

Bicara soal Indo-Pasifik, mengingatkan kita akan “Indo-China”. Istilah yang disebut “Indo-China” bagi banyak orang Tiongkok seperti sebuah nama aneh yang berasal dari Pulau Jawa nan jauh.

Sebenarnya memiliki makna “Tiongkok – India”. Kata ini berasal dari Bahasa Prancis yakni “Indochine”, yang berarti negara di antara India dan Tiongkok yang budayanya dipengaruhi kedua negara dalam jangka waktu lama, yang dibaca “Indo-Cina”.

Di masa perang melawan Jepang, “Cina” adalah istilah diskriminatif yang diciptakan Militerisme Jepang untuk merendahkan dan pada akhirnya menyaplok Tiongkok. Tapi di kalangan akademisi, seperti kalangan geologis, terpaksa masih menggunakan istilah tersebut, seperti di istilah ‘pergerakan lempeng Indo-China’.

Sekarang istilah ‘Indo-Pasifik’ begitu disebut oleh AS, maka dua negara berpenduduk terbesar yakni Tiongkok dan India yang saling bermusuhan pun kembali dikaitkan.

Kembali ke topik menyalip di tikungan. Sebenarnya pada banyak tikungan RRT telah menyalip Amerika dan Barat. Misalnya komunikasi dengan ponsel salah satu contohnya.

Tingkat penggunaan ponsel di RRT sangat tinggi, mungkin tidak kalah dibandingkan AS. Alasannya sederhana, ini bukan karena canggihnya kepemimpinan komunis, melainkan karena para pengusaha telekomunikasi RRT melihat bahwa, tanpa menggunakan kabel telepon yang pemasangan dan jaringannya menelan biaya sangat mahal, cukup dengan membangun sejumlah menara BTS saja, sudah bisa membuat seluruh rakyat Tiongkok sampai ke pedalaman menikmati era telekomunikasi dengan ponsel, tanpa harus melalui era telepon berkabel.

Di AS, bagi keluarga paruh baya ke atas, masih bertahan dengan telepon kabel karena kebiasaan lama, sementara keluarga muda sudah tidak lagi menggunakan kabel, juga tidak ada lagi istilah ‘telepon rumah’, dan sepenuhnya menggunakan ponsel.

Menyalip di tikungan seperti di bidang ponsel, mungkin membuat negara yang tertinggal justru memiliki ‘keuntungan penggerak akhir (late mover advantage)’ dan melampaui negara maju lainnya. Tapi pada banyak bidang lain, akan sulit terwujud.

Negara dan pemerintah harus membangun jaringan air bersih, jaringan buangan bawah tanah, satu persatu dari rumah ke rumah, juga jaringan pipa gas, kabel listrik, dan lain-lain, pemungutan sampah dari rumah ke rumah, menutup satu persatu pabrik yang mencemarkan lingkungan, membersihkan satu persatu danau dan sungai yang tercemar, untuk bisa meningkatkan standard dan kualitas hidup masyarakatnya.

Dari 2862 kabupaten di Tiongkok, sekitar 30% atau lebih dari 800 adalah kabupaten miskin, anak sekolah dasar di setiap desa harus disediakan bus sekolah, meja dan kursi yang bersih dan makan siang yang bergizi.

Semua itu tidak bisa ‘disalip di tikungan’ dengan mudah. Terutama perlindungan lingkungan, untuk mengembangkan ekonomi serta merampas kekayaan rakyat Tiongkok dan merampok gudang uang negara, PKT telah merusak udara dan tanah milik rakyat Tiongkok, ini membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dibersihkan, dalam hal ini sama sekali tidak ada kemungkinan untuk ‘menyalip di tikungan’.

Negara yang memimpin dunia saat ini yakni Amerika, mungkin merupakan lawan bagi RRT, apakah juga berlari seperti ini?

Benar. Amerika juga tidak takut disalip oleh Beijing, AS akan tetap membina manusia yang cakap teknologi, dan memotivasi pelajar asal Tiongkok untuk kembali ke negaranya, perusahaan AS bahkan membangun institusi riset di Tiongkok, mengembangkan produk dan konsep baru.

Jika menurut positivisme modern dan arah perkembangan teknologi modern saat ini, maka RRT selamanya mungkin tidak akan bisa menyalip Amerika.

Sementara di RRT, mulai dari pemerintah sampai media massa dan kalangan terpelajar, mungkin semuanya akan berharap suatu saat akan melampui Amerika dalam hal teknologi, baik secara jalan lurus atau tikungan. Sebenarnya ini adalah pemahaman yang sama sekali berbeda.

Tapi sekarang, masyarakat seharusnya telah memahami, jalur positivisme modern dan iptek modern, saat ini telah menciptakan bahaya tertentu, kecerdasan buatan dan robot, rekayasa genetika, manusia cloning dan bahaya lainnya, adalah buktinya.

Masyarakat telah mulai menyadari, perkembangan teknologi saat ini, betapa pesatnya dan kian hari kian aneh, semakin menjadi kekuatan yang barangkali tak terkendali oleh manusia! Ketika produk ciptaan manusia semakin banyak yang menjadi ‘Frankenstein (manusia aneh hasil ciptaan ilmuwan tanpa etika)’, ini berarti merupakan jalur yang tak sesuai untuk terus dikembangkan.

Jika yang didatangkan oleh ilmu pengetahuan ini adalah kerusakan terhadap lingkungan, kerusakan terhadap sumber daya alam, kerusakan terhadap moralitas, maka itu akan semakin membahayakan. Pada saat seperti ini masih ingin ‘menyalip di tikungan’? Itu hanya akan membawa negara dan masyarakatnya nyemplung ke dalam jurang!

Menyalip di tikungan, masih ada risiko lain. Yang pernah menyaksikan perlombaan Daytona500 atau balap Formula ONE pasti tahu, menyalip di tikungan sangat berbahaya, sangat mungkin akan bertabrakan dengan mobil di depan dan sebelahnya, diri sendiripun bisa terjungkal!

Saat RRT akan ‘menyalip di tikungan’, tidak hanya ada AS dan Jepang di depannya, tapi juga ada India dan Vietnam di sebelahnya, ‘Asia Pasifik’ masa lalu baru saja menjadi ‘Indo-Pasifik’ saat ini.

Di sisi timur Tiongkok menghadapi Jepang, di sisi selatan ada Vietnam dengan Laut Tiongkok Selatan, di sisi barat ada India dengan pegunungan Himalaya, juga berhadapan dengan Amerika di seberang Samudera Pasifik, semua akan bertabrakan dan berseteru saat menyalip.

Keunggulan Tiongkok dan manusia dari Tiongkok, adalah kebudayaan dan tradisi yang tua dan unggul, termasuk serangkaian teladan moralitas.

Kian lama kian banyak orang menyadari, di tengah masyarakat tradisional dan bermoral, adalah di mana bisa terwujud masyarakat yang tentram dan meningkat dalam arti sesungguhnya.

Hanya dengan kembali ke tradisi dan moralitas, kita bisa menempuh jalan lurus dan jalan baru.

Jika Tiongkok bisa melakukannya, pada saat itu, mungkin Amerika yang akan berusaha menyalip di tikungan, seluruh dunia akan menyalip di tikungan. (SUD/whs/asr)

Frank Tian Xie, Ph.D., adalah seorang profesor John M. Olin Palmetto dalam bisnis dan profesor pemasaran di University of South Carolina Aiken, di Aiken, South Carolina, A.S

Jokowi : Indonesia, Saya, Mengutuk Keras Serangan di Mesir

0

Epochtimes.id- Atas nama bangsa Indonesia, Presiden Joko Widodo mengutuk keras serangan bom dan penembakan yang terjadi di Masjid Al-Rawdah, Sinai Utara, Mesir,  Jumat (24/11/2017).

“Negara kita, saya, mengutuk keras serangan yang ada di Mesir,” kata  Jokowi di Bukit Hijau Regency, Taman Setia Budi Indah,  Medan,  Sumatera Utara, Sabtu ( 25/11/ 2017).

Presiden juga menyampaikan komitmen Indonesia untuk bersama-sama dengan Mesir menghadapi situasi yang sulit seperti ini.

“Duka dan simpati yang mendalam dari seluruh rakyat Indonesia baik kepada pemerintah Mesir, masyarakat, dan korban,” lanjut Jokowi.

Presiden Jokowi menyampaikan aksi terorisme seperti di Mesir harus dicegah salah satunya dengan meningkatkan kerja sama internasional dalam rangka memerangi terorisme.

“Saya kira sudah sering saya ulang-ulang bahwa kerja sama dalam rangka memerangi terorisme, radikalisme adalah kewajiban kita bersama,” ujarnya. (asr)

Sumber : Presidenri.go.id

Pengembang Apartemen di Kota Huizhou, Tiongkok Kabur, Pembeli yang Frustasi Memilih Bunuh Diri

0

oleh Gao Yiqing

Epochtimes.id- Baru-baru ini Ny. Zeng, warga kota Huizhou, Guangdong, Tiongkok mengungkapkan kepada Epoch Times bahwa izin pra penjualan unit apartemen yang terletak di Teluk Tianxi, Huizhou, Tiongkok telah diterima pengembang dari pihak berwenang pada Agustus 2014. Sedangkan launching penjualan kepada umum dilakukan pada bulan yang sama.

Sampai dengan  Juli 2015, sudah lebih dari 400 unit yang terjual. Tapi sampai sekarang, lebih dari 3 tahun telah lewat, proyek masih dalam keadaan terbengkalai dan pengembangnya tidak pernah menampakan diri lagi.

Ny. Zeng selanjutnya mengatakan, dari 400 unit tempat tinggal yang terjual itu, kira-kira 200 unit tanpa dilengkapi izin.

Saat itu harga per meter persegi berharga RMB.8.000 – 9.000,- dan sekarang sudah mencapai RMB.16.000.

Namun, proyek pembangunan gedung apartemen itu terhenti sejak bulan Februari 2015 sampai sekarang. Akibatnya, ratusan warga tidak memiliki tempat tinggal, sampai beberapa pemilik memilih untuk mengakhiri hidup.

Beberapa pembeli apartemen yang tak berdaya memilih bunuh diri. (foto Ny. Zeng)

Beberapa waktu lalu pihak berwenang setempat dalam pertemuan dengan pembeli mengatakan bahwa sudah ada pihak yang berminat untuk mengakuisisi gedung dan melanjutkan pembangunannya.

Tetapi itu semua ternyata bohong, kata Ny. Zeng yang tidak berani mengungkap lebih jauh karena takut ditangkap.

Akibat frustasi, jadi para pembeli kemudian memilih untuk mengadukan masalah ke instansi berwenang di Guangzhou, tetapi berantakan karena beberapa pembeli wanita sudah ‘diundang’ ke Kantor Keamanan dan Ketertiban Publik untuk ‘menyampaikan permasalahannya’, dan ada pula beberapa pemilik lainnya yang diajak ‘wawancara’ di pinggir jalanan.

Menurut situs Daratan, fang.com bahwa di kota Huizhou muncul sebuah fenomena aneh membuat orang bingung.

Di satu sisi kabar angin tentang ramainya minat pembeli digambarkan sebagai warga sampai ‘berperang’  demi membeli unit tempat tinggal baru.

Tetapi di sisi lain, banyak bangunan kosong belum selesai dikerjakan yang cukup lama dalam keadaan tertutup oleh jaring berwarna hijau yang sudah lusuh dan rusak. Hal ini merupakan gambaran apa yang tersembunyi di belakang keramaian yang semu.

Selain bangunan apartemen di Teluk Tianxi Huizhou ini, di kota ini masih terdapat sejumlah bangunan gedung yang terus terbengkalai sampai beberapa tahun lamanya karena masalah permodalan, pinjaman yang distop, pengembang kabur dan sebagainya.

Pakar dalam industri ini mengatakan bahwa ketergantungan terhadap dana kredit perbankan atau sebab lainnya dapat menyebabkan modal terganggu.

Ditambah lagi dengan kurangnya pengawasan dari dinas yang terkait, jadi memperbesar resiko kegagalan proyek dalam penyelesaiannya.

Tetapi sebenarnya masalah intinya terletak pada sistem pembayarannya. Oleh karena itu, disarankan kepada para pembeli, agar melakukan transaksi dengan penjual baik melalui pembayaran kontan maupun angsuran setelah rumah itu sudah dibangun. (Sinatra/asr)

Sumber : epochtimes.com

Siswa 8 Tahun di Dalian, Tiongkok Dipukuli Guru Hingga Mengalami Gangguan Mental

0

Epochtimes.id- Belakangan ini, kasus penganiayaan terhadap anak terus terjadi di Tiongkok. Baru-baru ini di kota Dalian, Provinsi Liaoning, Tiongkok terjadi kasus guru memukuli siswanya yang berusia 8 tahun.

Dianogsa dokter menyebutkan bahwa siswa tersebut menderita gangguan stress berat. Saat ini, guru bersangkutan dan kepala sekolah telah diskors.

Media ‘Beijing Youth Daily’ pada 24 Nopember melaporkan bahwa kasus tersebut terjadi di Sekolah Dasar Heishijiao, Dalian. murid laki-laki itu bernama Xiao Ming yang duduk di bangku kelas tiga.

Menurut ibu dari Xiao Ming bahwa sekitar pukul 3 sore pada 23 Oktober lalu, saat itu Xiao Ming sedang berada di dalam ruang kelas seni di sekolahan, kemudian masuk guru wali kelas 4C bermarga Wang yang akan memberikan pelajaran tambahan kepada 2 orang siswa, karena merasa terganggu, guru tersebut lalu mengusir keluar siswa-siswa lainnya.

Ketika itu Xiao Ming pun terkena tendangan hingga tubuhnya membentur dinding yang berada di depan. Guru tersebut  baru berhenti memukul setelah 5 – 6 orang berlarian datang untuk melerai.

Diagnosa dokter menemukan beberapa luka memar di tubuh bagian kepala, pinggang dan paha Xiao Ming. Berdasarkan laporan hasil rontgen Rumah Sakit Anak Kota Dalian diketahui bahwa di bagian tengah dari tulang belakang sakral Xiao Ming secara samar-samar terlihat ada retakan.

Xiao Ming menunjukkan kelainan mental setelah pemukulan itu. selama 3 hari ia tidak mau berbicara dengan ibunya, menunjukkan ekspresi muka yang kusam, bersikap seperti kebingungan, memiliki kecenderungan untuk bunuh diri. Rumah Sakit Rakyat Dalian Ketujuh menggolongkan fenomena tersebut sebagai gangguan mental akut.

Demi keselamatan, ibu terpaksa mengikat tangan dan kaki Xiao Ming di tempat tidur yang berlangsung sampai 20 hari. Saat itu, Xiao Ming mencoba bunuh diri dengan melompat turun dari loteng.

Setelah peristiwa pemukulan itu, pihak sekolahan menjelaskan : “Ia (guru wanita) adalah penderita kanker mulut dan baru-baru ini penyakitnya kambuh kembali”… “Emosinya memang sedang buruk” … Guru Wang tersebut meminta maaf kepada orangtua dan mengaku bahwa memang dialah yang memulai dengan memaki-maki kemudian memukul anak.

Selama 1 bulan lebih setelah kejadian itu, guru Wang tersebut tidak dimintai pertanggungjawaban apapun oleh baik pihak sekolahan maupun dinas pendidikan. Sampai munculnya kasus penganiayaan siswa TK Merah Kuning Biru pada 24 November, guru tersebut termasuk kepala sekolah baru terkena skorsing.  (Sinatra/asr)

Sumber : Epochtimes.com

Ledakan Hebat Terjadi di Kota Ningbo, Zhejiang, Tiongkok

0

Epochtimes.id- Pada Minggu (26/11/2017) pagi sekitar pukul 09.00 waktu setempat tiba-tiba terdengar suara ledakan yang amat besar di Zhuangqiao Road, berdekatan dengan Distrik Limeng, kota Ningbo, Zhejiang.

Ledakan hebat menyebabkan sederetan rumah di sekitar sana mengalami kerusakan cukup serius.

Dari foto di bawah ini dapat terlihat, sejumlah korban tergeletak di reruntuhan, tampaknya sudah tidak ada tanda-tanda kehidupan. Suasana di TKP mengerikan.

Foto menunjukkan bahwa awan jamur muncul di lokasi ledakan.

Rumah-rumah roboh, kendaraan hancur dan kaca rumah warga di lingkungan itu juga hancur.

Jumlah korban hingga kini masih belum dapat ditentukan.

Menurut penuturan seorang pekerja di Zhuangqiao Road, ledakan terasa sangat kuat sehingga bangunan dan kaca di dekatnya hancur.

Foto-foto situasi ledakan di Tiongkok (Sumber Foto : Internet di Tiongkok)

 

(Sinatra/asr)

Sumber : epochtimes.com

“Buaya” Gantikan Mugabe, Masa Depan Zimbabwe Tak Menentu

0

Reporter Epoch Times, Huang Jiexuan, melaporkan

Setelah pemimpin negara Zimbabwe yakni Presiden Mugabe yang telah berkuasa selama 37 tahun mengundurkan diri di bawah tekanan Impeachment, beberapa hari lalu jabatan tersebut digantikan oleh wakil presiden pertama Emmerson Mnangagwa yang dijuluki sang “buaya”, dan dilantik pada 24 November pagi hari, Mnangagwa akan menyelesaikan sisa masa jabatan Mugabe sampai pemilu di bulan September tahun depan.

Tanggal 22 November, pertama kalinya setelah 40 tahun lamanya negara Zimbabwe menyambut pagi hari tanpa tangan besi Mugabe, masyarakat terhanyut dalam luapan bahagia. Namun pihak luar masih khawatir akan nasib Zimbabwe, karena Mnangagwa yang pernah menjadi wakil Mugabe, dianggap orang yang sejalan dengan pemerintahan tirani sebelumnya.

Epochtimes.id- Mugabe yang telah berusia 93 tahun memberhentikan jabatan Mnangagwa pada  6 November lalu, agar istrinya Grace bisa menjadi suksesor.

Yang tidak disangka oleh Mugabe adalah, tindakan ini menjadi kudeta militer , pemicu yang menekannya agar meletakkan kekuasaan. Di bawah tekanan militer dan para pendukung Mnangagwa dari internal partai, pada tanggal 21 November Mugabe mengundurkan diri.

Setelah diberhentikan dari jabatan, Mnangagwa tidak pernah terlihat di Zimbabwe, tanggal 21 November ia menyatakan bahwa dirinya tahu ada yang ingin membunuhnya, sehingga melarikan diri ke luar negeri, setelah memastikan keselamatan dirinya tidak terancam ia baru kembali.

Masyarakat Zimbabwe dan internasional berharap, semua ini hanya masa transisi, tahun depan pemilu bisa diselenggarakan sesuai rencana.

 Kubu Oposisi Nantikan Demokrasi Sejati

Kubu oposisi Zimbabwe pada dasarnya mendukung perkembangan ini, namun mereka menegaskan, Zimbabwe harus merangkul demokrasi.

Sekretaris partai oposisi MDC yakni Douglas Mwonzora memperkirakan pemilu tahun depan: “Kami sangat senang terlepas dari cengkeraman Mugabe, tapi walaupun kami telah bebas dari satu orang, namun belum terbebas dari sistem pemerintahan yang menindas rakyat selama 37 tahun. Oleh sebab itu kami akan berupaya menuju ke arah pemilihan secara bebas dan adil.”

Mensesneg AS, Tillerson tanggal 21 November lalu menyatakan, lengsernya Mugabe adalah momentum yang bersejarah bagi negara Zimbabwe. Ia kembali meluruskan bahwa AS tetap mendukung Zimbabwe yang adil, demokratis, dan makmur, juga menghimbau semua pihak agar menahan diri dan menghormati konstitusi.

 Suksesor Dijuluki “Buaya”

Mnangagwa (75) memiliki latar belakang badan intelijensi, dan terkenal dengan cara-caranya yang kejam, sehingga mendapat julukan sang “buaya”. Ia juga merupakan sekutu Mugabe selama lebih dari 30 tahun juga konsultan strategisnya, dan mendapat dukungan dari kaum elite.

Meskipun ada sejumlah kalangan yang berharap Mnangagwa dapat memimpin masa depan Zimbabwe, namun Mnangagwa juga ikut ambil bagian dalam gerakan pemberantasan puluhan ribu kaum oposan bersama Mugabe di tahun 1980an. Diplomat AS melukiskan, Mnangagwa bahkan ‘lebih sadis, dan lebih otoriter dalam hal politik’ dibandingkan Mugabe.

Pakar dari Institut Asia Afrika di University of London bernama Stephen Chan berpendapat, “Akan sulit untuk keluar dari ‘Mugabeisme’, karena telah dibangun di atas kehausan atas kekuasaan dan pengambil-alihan ekonomi; tujuannya adalah untuk segera mendapatkan pemuasan dan bukan perencanaan jangka panjang dan investasi; untuk gaya hidup elite dan bukan kesetaraan rakyat.”

Zimbabwe — Pernah Menjadi “Mutiara Afrika”

Bicara soal Zimbabwe, banyak orang akan teringat pemandangan terjadinya pergolakan sosial dan kemelaratan rakyat, akan tetapi Zimbabwe di masa lalu berbeda bagai langit dan bumi dibandingkan sekarang.

Saat baru merdeka, Zimbabwe adalah negara ekonomi kedua terbesar setelah Afrika Selatan di belahan selatan Benua Afrika.

Di saat yang sama, karena iklim yang sejuk dan tanah yang subur serta teknik pertanian yang baik, sektor pertanian Zimbabwe yang kuat juga membuat kagum banyak orang, dan pernah dijuluki sebagai “lumbung pangan Afrika” atau “keranjang roti Afrika”.

Zimbabwe pernah menjadi negara jajahan Inggris dan memerdekakan diri di bulan April 1980, dan melangsungkan pemilu demokratis yang pertama dalam sejarah di bawah pengawasan Inggris, waktu itu Partai ZANU-PF yang dipimpin oleh Mugabe meraih kemenangan.

Pada masa awal kemerdekaan, Mugabe masih menghargai hukum dengan membentuk sistem pemerintahan sesuai metode Inggris, dan menempuh kebijakan ekonomi campuran yang moderat.

Menurut informasi dari situs riset Afrika dan Timur Tengah, waktu itu Mugabe membuat situasi di dalam negeri relatif stabil, Zimbabwe pernah dijuluki sebagai “oasis Afrika yang tenang”.

Mugabe membawa perekonomian Zimbabwe menciptakan “keajaiban sepuluh tahun”, sehingga di tahun 1990 oleh majalah “New Africans” Mugabe terpilih sebagai “pemimpin terbaik Afrika”.

Di era tahun 80an Mugabe sempat meraih gelar kehormatan dari University of Edinburg Inggris dan juga dari University of Massachusetts. Pada saat itu, negara Zimbabwe dan Afrika Selatan adalah negara yang paling kaya di Benua Afrika.

Namun hal ini tidak berlangsung lama, sejak tahun 2000 Mugabe mulai menerapkan cara-cara PKT, reformasi lahan, tekanan militer dan gusur paksa yang dilakukan oleh Mugabe adalah cara-cara yang digunakan untuk memerintah Zimbabwe yang dipelajarinya dari PKT, dan membuat Zimbabwe telah kehilangan kemakmuran yang pernah diraihnya, dan terjerumus ke dalam krisis ekonomi.

Ini membuat “mutiara Afrika” ini kehilangan era kejayaannya, dan jatuh ke ambang kehancuran. (SUD/WHS/asr)

Gunung Agung Terus Erupsi, Ketinggian Letusan Abu Mencapai 3.000 Meter

0

Epochtimes.id- Gunung Agung terus mengalami erupsi hingga saat ini. Sejak erupsi freatik pertama pada Sabtu (25/11/2017) pukul 17:30 WITA dengan ketinggian 1.500 meter dari puncak kawah, kemudian disusul erupsi secara beruntun. Pada Sabtu (25/11/2017) pukul 23.00 WITA erupsi masih berlangsung.

Selanjutnya pada Minggu (26/11/2017) pukul 05.05 WITA terjadi erupsi dengan tinggi kolom abu kelabu gelap bertekanan sedang mencapai 2.000 meter, kemudian pukul 05.45 WITA ketinggian mencapai 3.000 meter.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terus menerus melaporkan perkembangan erupsi kepada Posko BNPB dan kepada masyarakat.

“Pada Sabtu (26/11/2017) pukul 06:20 WITA tinggi erupsi mencapai 3.000 meter hingga 4.000 meter dari puncak mengarah ke tenggara dengan kecepatan 18 km per jam,” jelas Sutopo dalam rilisnya.

Analisis sebaran abu vulkanik dari satelit Himawari BMKG menunjukkan bahwa sebaran abu mengarah ke timur hingga tenggara menuju ke daerah Lombok. Sifat dan arah sebaran abu vulkanik tergantung dari arah angin.

PVMBG telah mengeluarkan peringatan penerbangan (VONA, Volcano Observatory Notice for Aviation) dinaikkan dari Orange menjadi Red.

Status Gunung Agung masih Siaga (level 3) dengan rekomendasi di dalam radius 6-7,5 km dari puncak kawah harus tidak ada aktivitas masyarakat. Masyatakat yang masih ada di dalam radius berbahaya segera mengungsi dengan tertib.

Meskipun terjadi erupsi beruntun tetapi tidak ada peningkatan aktivitas vulkanik. Jumlah gempa vulkanik dangkal sebanyak 5 kali, gempa vulkanik dalam sebanyak 4 kali, dan tremor menerus (microtremor) terekam dengan amplitudo 1-2 mm (dominan 1 mm). Tidak ada lonjakan kegempaan.

Hujan abu dilaporkan terjadi di beberapa tempat seperti di Desa Duda Utara, Desa Duda Timur, Desa Pempetan, Desa Besakih, Desa Sideman, Desa Tirta Abang, Desa Sebudi, Desa Amerta Bhuana di Klungkung. Juga terjadi di beberapa desa di Gianyar.

Masyarakat evakuasi mandiri dengan tertib dan tenang. Jumlah pengungsi masih dalam pendataan. BPBD bersama SKPD, Basarnas, TNI, Polri, PMI, dan relawan membagikan masker kepada masyarakat.

BPBD Provinsi NTB telah menginstruksikan agar BPBD Lombok Barat, BPBD Kota Mataram dan BPBD Lombok Utara segera melaporkan dampak hujan abu di wilayahnya. Masker agar segera didistribusikan kepada masyarakat. (asr)

Jembatan ‘Persahabatan’ Penghubung Tiongkok – Korea Utara Resmi Ditutup

0

oleh Li Xiaokui

Epochtimes.id- Hubungan Tiongkok – Korea Utara baru-baru ini telah menarik banyak perhatian. Dunia luar secara luas sudah mengetahui bahwa utusan khusus Beijing tidak berhasil menemui Kim Jong-un dan hal ini membuat pihak Beijing tidak senang.

Mungkin karena itu, beberapa hari lalu pihak berwenang menghentikan penerbangan Beijing- Pyongyang untuk waktu yang tidak ditentukan dan sekarang giliran jembatan yang melintasi Sungai Yalu menghubungi kedua negara ditutup.

Media Jepang ‘Yomiuri Shimbun’ memberitakan, Jembatan penghubung Tiongkok – Korea Utara yang diberi nama Jembatan Persahabatan telah dinyatakan tertutup untuk semua lalu lintas selama 10 hari sejak 24 November.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Geng Shuang menyampaikan hal ini dalam sebuah jumpa pers di Beijing.

Geng Shuang mengatakan bahwa jembatan penghubung kota Dandong, Tiongkok dengan Korea Utara tersebut perlu ditutup untuk sementara waktu karena pihak Korea Utara perlu melakukan perawatan jembatan yang berada di bagian wilayah mereka. Dan akan dibuka kembali setelah pekerjaan perawatan selesai.

Pemberitahuan Penutupan jembatan oleh Pemerintah Daerah Dandong yang diunggah netizen berbunyi : Dinas Lalu-lintas Pelabuhan Dandong melakukan penutupan terhadap jembatan mulai dari 24 Nopember hingga 3 Desember 2017. Semua kendaraan dan pejalan kaki dilarang melintas. Jembatan akan dibuka kembali pada 4 Desember.

Media Jepang ‘Sankei Shimbun’ dalam laporannya menyebutkan bahwa penutupan jembatan tersebut dapat membawa situasi yang tidak menguntungkan buat Korea Utara, karena 70 % transaksi perdagangan kedua negara itu berlangsung di kota Dandong.

Jembatan Persahabatan yang melintas di atas Sungai Yalu juga dikenal dengan nama Jembatan Sungai Yalu. Dibangun oleh pemerintah Jepang mulai tahun 1937 hingga Mei 1943.

Di masa lalu, jembatan tersebut juga pernah difungsikan sebagai jembatan perbatasan antara Jepang dengan Negara Manchuria. Jembatan ini resmi bernama Jembatan Persahabatan sejak tahun 1990 dan menjadi ‘channel diplomatik’ RRT – DPRK.

Berita-berita beredar terakhir yang mengisukan bahwa utusan khusus Beijing, Song Tao gagal dalam kunjungannya ke Korea Utara untuk bertemu dengan Kim Jong-un mungkin menjadi alasan Tiongkok ‘kehilangan muka’.

Media Singapura ‘zaobao’ mengutip ucapan seorang sarjana Beijing melaporkan, Korea Utara bersikap sangat acuh terhadap hubungan diplomatik dengan Tiongkok. Perselisihan antar kedua negara dalam hal program nuklir Korea Utara terus melebar.

Artikel di media AS ‘CNBC’ mengutip ucapan gurubesar dari Universitas Kookmin, Andrei Lankov menyebutkan bahwa saat ini, rezim Beijing sedang mengubah kebijakannya terhadap Korea Utara.

Ia mengatakan, para pembuat kebijakan dan akademisi di Beijing semua bersikap : Tiongkok sudah cukup merasakan !

Dari data Bea Cukai Tiongkok pada 24 Nopember diketahui bahwa, selama bulan Oktober Tiongkok tidak mengimpor bijih besi, timah hitam dan batubara dari Korea Utara.

Tiongkok juga tidak mengekspor bahan bakar seperti solar, bensin dan lainnya ke Korea Utara. Ini merupakan pertama kalinya sejak bulan Juli 2015 Tiongkok tidak mengekspor bensin, dan pertama kalinya sejak bulan Agustus 2016 Tiongkok tidak mengekspor solar ke Korea Utara. (Sinatra/asr)

Sumber : Secretchina

Mereka Memanggilnya ‘Dokter’ Mengoperasi Kantong Korban dengan Menggunakan Tang

0

Pencuri yang mengenakan jaket kulit, celana jins dan topi baseball, berada di belakang korban wanita yang mengenakan mantel merah, dan dalam sekejap mata berhasil mengambil hape milik korban. Pencuri hampir tertangkap oleh wanita lain tapi berhasil kabur.

Rekaman pencurian dengan menggunakan tang ini telah banyak dibagikan dan dilihat di media sosial

Rekaman itu, diambil di Tiongkok, saat dia mengeluarkan sepasang tang dari lengan bajunya, seorang gadis yang mengenakan jaket merah muda meliriknya saat dia bersiap untuk menyelidiki saku korbannya.

Karena diperhatikan, memaksa pria itu dengan malas menyelipkan forceps ke lengan bajunya saat dia mencoba yang terbaik untuk menarik perhatian dari dirinya sendiri.

Rencananya tampaknya telah bekerja saat gadis itu segera membuang muka, memberinya kesempatan untuk mengeluarkan tangnya sekali lagi dari lengan bajunya.

Pencuri itu dengan hati-hati berhasil mengeluarkan telepon putih dari sakunya, dan wanita itu dengan lincah tidak menyadari apa yang baru saja terjadi.

copet hape memakai tang
Pencuri yang mengenakan jaket kulit, celana jins dan topi baseball, berada di belakang korban wanita yang mengenakan mantel merah, dan dalam sekejap mata berhasil mengambil hape milik korban. Pencuri hampir tertangkap oleh wanita lain tapi berhasil kabur.

Dia kemudian berjalan menjauh dari TKP tanpa ada yang menghentikannya – walaupun seorang wanita melihat pria itu saat dia melakukan kejahatannya tapi tidak melakukan apapun untuk menghentikannya.

Video tersebut telah menimbulkan kegemparan di media sosial, dengan beberapa netizen yang terkesan dengan mengagumi ketepatan pencopetnya.

Yang satu berkata: “Saya benci pencuri tapi saya harus mengatakan, mencopet adalah keterampilan yang sangat menakjubkan.”

Yang lain menambahkan: “Mereka memanggilnya ‘Dokter’.”  (ran)

Siswa ‘Cerdas’ Diam-diam Melahirkan di Kamar Kosnya Kemudian Melempar Bayinya Keluar Jendela

0

Seorang mahasiswa di Tiongkok dilaporkan telah melempar bayinya yang baru lahir keluar dari jendela kamar asramanya setelah melahirkan secara rahasia.

Bayi, yang jenis kelaminnya belum diidentifikasi, ditemukan tewas di sebuah gang di samping sebuah aula sekolahnya.

Ibu berusia 19 tahun itu belajar di  Xi’an Engineering College  di Tiongkok barat laut, dan dikatakan dia dalam masa pelatihan untuk menjadi guru taman kanak-kanak.

Siswa yang tinggal di aula tersebut mengaku telah melihat bayi itu dilempar dari jendela lantai atas.

mahasiswa membuang bayinya
Gambar yang dilansir oleh media lokal menunjukkan bahwa ini adalah bangunan dimana siswa tersebut tinggal di Xi’an

Ibu remaja tersebut dilaporkan membuang bayinya larut malam dan terlihat keesokan harinya pada sesi belajar mandiri seperti biasa.

Gambar kematian bayi yang ditemui muncul pada 21 November. Satu gambar menunjukkan bahwa ia terbungkus selimut.

Menurut Kan Kan News, insiden tersebut ditemukan oleh seorang siswa karena sejumlah besar darah terlihat di gang di samping asrama wanita Xi’an Engineering College.

“Bayi itu dibungkus selimut dan dilempar dari lantai empat selama waktu tidur. Ada juga banyak tisu dengan banyak darah,” kata seorang gadis yang tinggal di asrama tersebut.

pembunuhan bayi
Gambar tersebut diyakini menunjukkan salah satu kamar asrama di dalam ruang pelajar tempat tinggal ibu berusia 19 tahun tersebut. Gambar tersebut dilansir oleh situs berita lokal Huashang

Petugas keamanan sekolah memastikan bayi tersebut tidak memiliki tanda vital dan melaporkan kasus tersebut ke polisi.

Seorang gadis berusia 19 tahun, yang identitasnya belum terungkap, dikirim ke rumah sakit untuk diperiksa.

Seorang gadis lain yang tinggal di gedung tersebut mengatakan kepada Metropolitan Post bahwa gadis itu sedang belajar pendidikan anak usia dini. Dan seorang guru sekolah mengatakan bahwa gadis itu adalah murid yang cerdas dan pintar.

Xi’an Engineering College membenarkan bahwa ibu muda tersebut adalah seorang pelajar berusia 19 tahun. Seorang guru sekolah menanggapi pers, mengklaim bahwa gadis itu adalah murid yang cerdas dan pintar

calon guru TK membunuh bayi anaknya sendiri
Xi’an Engineering College membenarkan bahwa ibu muda tersebut adalah seorang pelajar berusia 19 tahun. Seorang guru sekolah menanggapi pers, mengklaim bahwa gadis itu adalah murid yang cerdas dan pintar

“Dia tidak pernah melewatkan kelas atau cuti sakit. Kami tidak memperhatikan bahwa dia hamil seperti di musim dingin, dia selalu terbungkus pakaian tebal,” kata guru itu.

Guru juga mengatakan bahwa gadis itu ‘sedikit gemuk’, oleh karena itu sulit bagi sekolah untuk mengatakan bahwa dia telah hamil.

Orang tuanya tidak tahu tentang kehamilan anak perempuan mereka.

Polisi Xi’an sedang menyelidiki apakah bayi itu sudah meninggal sebelum dilempar dari gedung.

Profesor Jiao Heping, departemen hukum di Northwest University of Politics and Law, mengatakan kepada Metropolitan Post bahwa jika bayi itu masih hidup sebelum dilempar, gadis tersebut dapat dikenai tuduhan pembunuhan yang disengaja. (Dailymail/ran)

 

5 Hal Aneh Orangtua Tiongkok Percaya Tentang Game

0

Kecanduan game adalah masalah serius di Tiongkok, dan banyak orang tua memiliki sikap negatif terhadap penggunaan komputer anak-anak mereka. Inilah lima kepercayaan orang tua Tiongkok dari sebuah blog orang Barat, Iain Garner, yang telah mengajar di sebuah universitas di Tiongkok selama empat tahun.

  1. Tidak baik untuk matamu

Di Tiongkok, sejumlah besar orang memakai kacamata. Menurut Iain, lebih dari 75 persen mahasiswanya berkacamata, jadi mudah bagi orang tua untuk membayangkan bahwa komputer dan game bertanggung jawab untuk ini.

  1. Anda akan menjadi penjahat

Jika Anda yakin apa yang media Tiongkok katakan, para pemain game sering merampok dan menyerang orang karena mereka sangat ketagihan. Tapi kebanyakan orang Tiongkok hanya menikmati game sebagai hobi, meski mungkin mereka bersalah karena melakukan pembajakan perangkat lunak.

Jika Anda yakin apa yang media Tiongkok katakan, para pemain game sering merampok dan menyerang orang karena mereka sangat ketagihan. (Gambar: pixabay / CC0 1.0)
  1. Anda akan terkena penyakit radiasi

Ini adalah tentang komputer pada umumnya, tapi Iain mengatakan secara mengejutkan bahwa sejumlah besar orang Tiongkok berpikir bahwa layar komputer mempengaruhi kesehatan mereka, baik melalui tingkat kanker yang meningkat, mengeringkan kulit, atau mengubah mata Anda menjadi kuning. Banyak bisnis telah memanfaatkan kesempatan tentang hal ini dengan memasarkan celemek khusus untuk wanita hamil atau bahkan merek make up dengan anti radiasi.

  1. Anda tidak akan pernah menikah

Orang tua Tiongkok memiliki dua obsesi, anak-anak mereka harus belajar, dan kemudian menikah. Jadi tentu saja mereka menginginkan anak-anaknya sebisa mungkin memenuhi syarat. Menariknya, semua siswa Iain mengira game itu buruk untuk suatu hubungan, karena hal itu mempengaruhi waktu yang dihabiskan bersama.

kecanduan main game
Ketergantungan tentu saja menjadi bahaya bagi kaum muda, namun melarang game bukanlah solusi bagi orang tua, sama seperti mereka takut kecanduan game. (Gambar: pixabay / CC0 1.0)
  1. Anda akan ketagihan

Ketergantungan tentu saja menjadi bahaya bagi kaum muda, namun melarang game bukanlah solusi bagi orang tua, sama seperti mereka takut kecanduan game. (ran)

ErabaruNews

12 Instansi Pemerintahan di Tiongkok Mengecam Komersialisasi Keagamaan

0

oleh Xue Fei, Luo Ya

Epochtimes.id- Rezim Komunis Tiongkok menjadikan agama sebagai objek komersial. Dari CEO Shaolin, Dupa Berharga Selangit sampai ke “Kuil Nenek”, tingkat ketidaklogisannya semakin menjadi-jadi.

Baru-baru ini, kedua belas instansi pemerintah secara bersama-sama mengeluarkan surat edaran pengecaman terhadap fenomena tersebut dan memperoleh perhatian publik.

Menurut laporan media Tiongkok pada 23 Nopember 2017, Kantor Administrasi Urusan Agama, Kementerian Propaganda, Departemen Pekerjaan Front Persatuan, Kantor Dinas Keamanan Jaringan Internet dan Informatisasi Pusat, Departemen Keamanan Publik, Biro Pariwisata, Komisi Pengawas Sekuritas dan Komoditas Berjangka dan lainnya sebanyak 12 instansi pemerintah bersama-sama menerbitkan surat edaran berjudul “Beberapa Saran dan Pendapat tentang Langkah Lanjutan dalam Menangani Isu Komersialisasi Agama Budha dan Ajaran Taoisme”. Isinya menyebutkan bahwa fenomena ini sudah memperoleh kecaman keras dari masyarakat.

Aturan baru melarang keras modal komersial terlibat dalam agama Buddha, ajaran Taoisme, organisasi atau individu tidak diijinkan untuk berperan sebagai kontraktor bangunan atau pengelola tempat-tempat ibadah agama Buddha, vihara dan Tao.

Bahkan tempat ibadah  bersangkutan dilarang terdaftar sebagai aset perusahaan atau terdaftar sebagai modal  operasi perusahan.

Media Tiongkok baru-baru ini mengungkapkan bagaimana “Kuil Nenek”  menjadi “populer”.

Pada suatu saat, seorang arsitek Universitas Tsinghua bernama Xu Teng mempublikasikan sebuah artikel berjudul “Kuil Milik Nenek-nya” artikel tersebut bercerita tentang sebuah kuil yang terletak di Hebei Yixian yang di atas altar sembahyangnya dipenuhi sejumlah patung dewa-dewi baik yang berasal dari agama Buddha maupun ajaran Tao.

Katanya, setiap bilik berisikan patung dewa/dewi di atas meja altar sembahyang itu sudah dikontrak orang, sehingga uang sumbangan yang diberikan untuk dewa/dewi tersebut menjadi milik kontraktor itu.

Para kontraktor bahkan menciptakan ‘Dewa Kereta’ dengan jari penunjuk yang memang dibuat dan dijual kepada para pemuja sesuai keinginan mereka.

Media Tiongkok sebelumnya pernah melaporkan tentang 10 kasus yang memanfaatkan keagamaan untuk mendapatkan uang, memanfaatkan ajaran guna meraup keuntungan. Di antaranya yang paling menonjol adalah isu ‘Kuil yang dikontrak’.

Seperti yang dilaporkan ‘China News Weekly’, pada tahun 2012 seorang turis lokal mampir ke sebuah kuil bernama Yanqian yang terletak di Kabupaten Yiliang, Provinsi Yunnan untuk bersembahyang.

Akhirnya ia terpaksa harus mengeluarkan uang RMB. 23.4ribu sebagai pembayaran ‘sumbangan untuk kuil’ oleh seorang ‘Guru’ di sana. Tak lama kemudian, terbongkar bahwa sejak tahun 2004 kuil tersebut sudah dikontrak oleh seorang boss dengan nilai sebesar RMB.7.2juta. Biksu atau bikuni di sana semuanya palsu.

Peraturan baru juga melarang pribadi atau organisasi dengan kedok kegiatan Buddhisme, Taoisme untuk mencari dana, memungut tiket masuk kuil dengan harga tinggi, melarang penjualan dupa dengan istilah ini dan itu yang dibandrol dengan harga lebih tinggi.

Kuil Shaolin ‘Songshan’ yang disebut-sebut sebagai yang terbaik sejak beberapa tahun terakhir juga mengalami komersialisasi. Harga tiket masuknya mahal. Dupa sebatangnya besar harganya bisa mencapai RMB.6ribu (+/- Rp. 12juta).

Beberapa tahun yang lalu kuil Shaolin ini juga hendak go publik, meskipun memicu kontroversial. Kepala biara Shi Yongxin justru seorang inisiator komersialisasi Shaolin. Ia sampai dijuluki CEO Shaolin, biksu ekonomi oleh para netizen.

Dalam beberapa tahun terakhir, akibat isu-isu ekonomi serta gaya hidup Shi Yongxin sehingga memicu kritikan tajam dari netizen. Ada yang menuduh ia terus terjerumus dalam kehidupan yang tidak wajar, suka main perempuan, mencari uang dengan cara tidak halal, menguasai secara ilegal properti Shaolin, menodai reputasi Shaolin, Agama Buddha dan sebagainya.

Namun, tangan hitam yang berada di balik semua ini tak lain adalah Partai Komunis Tiongkok.

Agama berfungsi sebagai panggung dari pertunjukan ekonomi

Terhadap fenomena ‘tidak waras’ tempat ibadah dijadikan tempat untuk meraup keuntungan, komentator politik NTDTV Jason mengatakan bahwa sejak PKT menghancurkan kuil serta nilai-nilai agama di masa berkecamuknya Revolusi Kebudayaan, hal yang nyata sebenarnya sudah hilang.

Menurut Komentator ini, Kemudian karena semata-mata ingin mengembangkan ekonomi, jadi kuil-kuil di banyak tempat akhirnya dibangun kembali, termasuk patung-patung Buddha.  Namun itu sebenarnya digunakan untuk kepentingan ekonomi. Alasan tersebut juga dimanfaatkan untuk tujuan pengembangan pariwisata.

Ia mengatakan, jika tempat wisata itu ‘berbau’ abad pertengahan, maka petugas di sana semua menggunakan pakaian abad pertengahan.

Jika itu adalah kuil maka staf-stafnya mengenakan busana agama Buddha atao Tao, tetapi mereka itu bukan umat asli Buddha atau Tao. Dan penerimaan atau pengeluaran dana di sana semuanya juga harus berjalan menurut aturan yang sudah ditetapkan oleh pemda setempat.

Jason juga mengatakan, banyak biksu atau pendeta Tao itu dikirim dari Sekolah Pendidikan Agama Buddha atau Ajaran Tao yang dikelola oleh Partai Komunis Tiongkok. Para lulusan dari sana bahkan ada yang memegang jabatan resmi di kantor, departemen dan lainnya. Sebenarnya mereka itu adalah petugas PKT.

PKT menghancurkan nilai-nilai agama

Komentator Xia Xiaoqiang mengatakan bahwa PKT menghilangkan nilai agama terutama melalui menyangkal keberadaan sang pencipta, kemudian merusak lingkungan ibadah, kultivasi, membunuh orang.

Lebih parah lagi, PKT mendirikan asosiasi keagamaan yang memungkinkan para agennya untuk mengkritik ajaran-ajaran agama dari dalam dan menciptakan fenomena palsu tentang kebebasan beragama dan lainnya.

Di pertengahan abad lalu sebelum Revolusi Kebudayaan berhenti, PKT terutama mempraktekkan cara-cara menghancurkan tempat ibadah, merusak patung-patung Buddha untuk menghilangkan nilai agama.

Setelah tahun 90-an PKT menggunakan cara seakan-akan Tiongkok memberi kebebasan kepada rakyat untuk memeluk agama.

Ia mengatakan bahwa kebebasan beragama palsu terutama bermanifestasi sebagai sekularisasi agama, pelembagaan organisasi keagamaan, komersialisasi atau politisasi pemimpin keagamaan.

Kuil Shaolin menjadi perwakilan dari isu pengumpulan dana oleh kuil-kuil Tiongkok, dan Shi Yongxin menjadi wakil dari biksu politik dan CEO agama. Komersialisasi dan pengrusakan nilai agama Tionghoa juga mencapai puncaknya selama pemerintahan Jiang Zemin.

Selain itu, ‘tokoh agama’ seperti Shi Yongxin yang dikendalikan dan dibeli oleh Jiang Zemin akhirnya juga dijadikan alat pemukul, alat politik oleh Jiang Zemin yang melancarkan kampanye politik serta pembasmian dan penganiayaan terhadap Falun Gong. Hal ini telah menimbulkan kebencian yang kuat dari semua lapisan masyarakat.

Xia Xiaoqiang mengatakan, dengan dilatar belakangi kejadian ini, Xi Jinping mengadakan pertemuan nasional urusan keagamaan pada bulan April 2016. Mengeluarkan pernyataan yang bertolak belakang dengan Jiang Zemin.

Di antaranya ada isi yang mengoreksi kebijakan  Jiang Zemin terkait penindasan agama. Setahun kemudian, para petinggi Tiongkok bertempur sengit di Kongres Nasional ke 19.

Xia Xiaoqiang percaya bahwa dikeluarkannya pernyataan dari keduabelas instansi pemerintah atas tanggapan dari fenomena kacau yang timbul akibat komersialisasi keagamaan tidak lepas hubungannya dengan hasil Rakernas Keagamaan yang diadakan tahun lalu.

Meskipun ini hanyalah sebuah simbolis, soal hasilnya kita belum tahu. Tetapi, memang untuk mencapai inti permasalahan perlu pembongkaran yang besar-besaran. (Sinatra/asr)

Sumber : Epochtimes.com

ErabaruNews

Diserang dan Dibantai Teroris di Masjid Sufi Mesir, Korban Dibunuh Mencapai 305 Jiwa

0

Epochtimes.id- Setidaknya 305 jamaah Shalat Jumat tewas dan 128 lainnya luka-luka saat shalat Jumat di sebuah masjid di Sinai Utara, Mesir, Jumat (24/11/2017) waktu setempat.

Media Mesir Al-Ahram menulis orang-orang bersenjata berafiliasi dengan kelompok teroris Daesh atau ISIS menjadikan serangan teroris di Masjid sufi ini sebagai paling mematikan di Mesir.

Para korban korban yang tewas sedang menunaikan shalat Jumat di Masjid Al-Rawdah di kota Bir Al-Abd, Sinai Utara, Mesir.

Jaksa Agung Mesir dalam keterangannya, Sabtu (25/11/2017) menyebutkan Korban tewas dalam serangan tersebut termasuk 27 orang anak-anak.

Kelompok sufi yang beraliran spiritual ini menjadi target teroris bukan pertamakalinya di Mesir.

Pada Januari 2017, media online yang berafiliasi dengan Daesh atau ISIS Rumiyah merilis sebuah wawancara dengan seorang tokoh kelompok teror Ansar Beit Al-Maqdis, yang menggambarkan desa Al-Rawdah sebagai pusat sufi. Kelompok ini juga menambahkan bahwa mereka memerangi sufisme di Sinai Utara.

Pada akhir 2016, Ansar Beit Al-Maqdis mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan tokoh Sufi tertua di Sinai Soliman El-Harez serta penghancuran dua tempat peribadatan kaum sufi.

Kelompok Daesh atau ISIS selalu menyerang paham Sufisme. Masjid Al-Rawdah dibangun oleh El-Jaririyah, salah satu ordo sufi terbesar di Sinai.

Paham sufisme digambarkan sebagai langkah pencapaian rohani melibatkan bentuk ibadah spiritual. Para penganut aliran ini menempuhnya dengan cara kontemplasi, asketisme bahkan menolak kesenangan dunia.

Penyerangan ini menuai kecaman dari berbagai pimpinan negara di seluruh dunia. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyebut serangan bom dan penembakan di Sinai Utara ini sebagai ‘serangan teroris pengecut dan mengerikan.’

Sebagai balasan, Militer Mesir mengatakan pihaknya telah melakukan serangan udara dan penggerebekan semalam terhadap mereka yang bertanggung jawab atas di masjid Sinai Utara. (asr)

Sumber : Al-Ahram/Reuters

Komunisme Bukan Jalan Keluar Melainkan Jalan Buntu (8)

0

EDITORIAL

Lebih dari seratus tahun silam, roh-roh paham komunis muncul di atas langit Eropa. Sejak dikeluarkannya The Communist Manifesto, lalu munculnya Paris Commune, sampai berdirinya rezim Uni Soviet, Partai Komunis Tiongkok dan partai komunis lainnya, tren pemikiran komunis sempat merajalela beberapa saat.

Ideologi manusia telah membentuk dua kubu besar yang saling bertentangan yakni otoritarian komunis dan demokrasi liberal.

Sejarah selama lebih dari seabad menunjukkan, di mana pun tren komunis merah bercokol, pasti selalu disertai peperangan dan kekacauan, kelaparan, pembantaian dan teror.

Gerakan komunisme telah menghancurkan peradaban manusia yang berusia ribuan tahun, dan menyebabkan 100 juta orang mati secara tidak wajar, dan lebih banyak dari jumlah itu yang mengalami penderitaan baik secara fisik maupun mental.

Penipuan tentang “surga dunia” telah menyebabkan milyaran jiwa terjerambab ke “neraka dunia”.

Penindasan terhadap agama/kepercayaan, penghancuran terhadap norma moralitas, pengrusakan terhadap lingkungan dan alam, telah menimbulkan dampak yang buruk dan sangat mendalam.

Di tengah proses keruntuhan paham komunis sekarang ini, masih banyak orang berkhayal, bahkan menyangkal kehancurannya, paham komunis masih terus bermunculan di tengah masyarakat liberal dengan wujud yang berbeda.

Oleh karena itu, mengenali sifat dasar ideologi paham komunis, dan menolak bencana yang akan ditimbulkan oleh pikiran komunis, sangatlah penting bagi setiap orang di semua negara.

baca  Komunisme Bukan Jalan Keluar Melainkan Jalan Buntu Bagian Pertama

baca Komunisme Bukan Jalan Keluar Melainkan Jalan Buntu Bagian Kedua

baca Komunisme Bukan Jalan Keluar Melainkan Jalan Buntu Bagian Ketiga

baca Komunisme Bukan Jalan Keluar Melainkan Jalan Buntu Bagian Keempat

baca Komunisme Bukan Jalan Keluar Melainkan Jalan Buntu Bagian Kelima

baca Komunsime Bukan Jalan keluar Melainkan Jalan Buntu Bagian Keenam

baca Komunisme Bukan Jalan Keluar Melainkan Jalan Buntu Bagian Ketujuh

 

  1. Penipuan terhadap internal dan eksternal

Rezim yang hanya mengandalkan kekerasan saja tidak akan bertahan lama.  Maka itu, kebohongan dikeluarkan dan dijadikan pelumas bagi kekerasan PKT (Partai Komunis Tiongkok).

Partai komunis yang mempertahankan kekuasaan mereka dalam waktu yang cukup lama, seperti PKUS (Partai Komunis Uni-Soviet), PKT dan lainnya, sangat mahir dalam ilmu berdusta.

Slogan demokratisasi yang digembargemborkan sebelum PKT merebut kekuasaan (pada 1949), berbagai macam artikel pro-Amerika dirilis, tidak hanya membuat sejumlah besar kaum intelektual tertipu dan bergabung ke Yanan (pangkalan gerombolan PKT pada masa perang melawan Jepang), turut menyanyikan paduan suara anti-Chiang Kai-shek (pemimpin Partai Nasionalis Kuomintang Tiongkok, suksesor pemerintahan legal Sun Yat Sen).

Propoganda PKT ini berakibat sampai-sampai Amerika Serikat juga menghentikan dukungannya kepada R.O.C (Republic of China), yang pada akhirnya menyebabkan pemerintahan Kuomintang kalah dan mundur ke Taiwan, sedangkan daratan Tiongkok sepenuhnya jatuh ke tangan PKT.

Setelah itu PKT mulai secara sistematik memutarbalikkan sejarah, menjadikan langkah seribu lantaran kekalahan telak “pelarian besar puluhan ribu li” dari wilayah selatan Tiongkok, dipropagandakan sebagai Long March guna“melawan Jepang di wilayah Utara” ; memperindah partai komunis yang hanya bersembunyi dan menonton Kuomintang melawan Jepang sebagai “Pilar/andalan utama dalam perang melawan agresor Jepang.”

PKT juga menjadikan perang saudara Tiongkok (Kuomintang melawan Kungjantang/PKT) sebagai “Perang pembebasan” ; menjadikan musibah “Kelaparan Besar” yang menyebabkan 30 juta jiwa mati kelaparan dipelintir menjadi “Tiga tahun bencana alam” ; semua tanggungjawab 10 tahun Revolusi Kebudayaan ditimpakan pada “Geng 4 orang.”

PKT juga menjadikan “Pembantaian 4 Juni 1989” dikemas menjadi “menindak kerusuhan kontra-revolusi” ; memfitnah praktisi Falun Gong yang mempraktikkan “Sejati, Baik, Sabar” sebagai iblis; bencana HAM yang mengakibatkan ribuan hingga jutaan orang dihukum kerja paksa, disiksa bahkan “organ mereka diambil secara hidup” dilukiskan menjadi “Periode terbaik untuk Hak Asasi Manusia di Tiongkok”, dan berkoar bahwa “RRT adalah Negara Taat Hukum.”

Terhadap eksternal, media ‘corong’ PKT mengeluarkan kebohongan besar, mencipta berita palsu untuk menipu masyarakat internasional dan menepuk dada sendiri sebagai pelayan ‘rakyat’, memamerkan pertumbuhan PDB hasil pengorbanan lingkungan ekologis dan hak-hak masyarakat.

Menghadapi sanggahan dari dunia luar, PKT memutuskan kapan gerbang negara dibuka, siapa yang diperbolehkan masuk, memperlihatkan apa kepada mereka dan apa yang disensor, boleh atau tidak bertemu dengan siapa.

Di sisi lain PKT setiap tahun menghabiskan US$ 10 miliar, meluncurkan ‘Kampanye Outreach’ yang komprehensif, mengatasnamakan dan mewujudkan ‘kekuatan lunak’ yang aslinya menginfiltrasikan ideologi komunisme terhadap dunia luar.

PKT juga menjulurkan pengontrolan ketat terhadap permasalahan internal diperluas hingga keluar negeri, turut campur secara tidak sah dari kebebasan berita media Barat dan berupaya menggoyahkan landasan dasar masyarakat demokrasi.

Di bekas Uni Soviet dan RRT,komunisme merampas kekuasaan negara. Di banyak negara bebas di Eropa dan AS, tren ideologi komunisme juga menimbulkan dampak sangat luas.

Misalnya di negara-negara tersebut meskipun belum muncul bentuk kekerasan seperti negara-negara komunis, tetapi pemungutan pajak tinggi dan kesejahteraan tinggi yang mereka laksanakan sebenarnya juga merupakan aliran yang serupa dengan pemikiran komunisme, yakni merampas kekayaan secara ‘sah’.

Selain itu, di negara-negara yang pemikiran komunismenya cenderung merajarela, kebanyakan muncul masalah ekonomi yang stagnan, perpecahan etnis dan penyelewengan tradisi.

  1. Tindakan anti-tradisional dan anti-kemanusiaan

Sistem politik, ekonomi, hukum dan pendidikan dari partai komunis adalah total anti-tradisional.

Demi berperan mendukung penindasan, taktik propaganda yang sering mereka gunakan adalah: Pengiblisan kelompok tertentu, misalnya seperti Petani Kaya, kaum Sayap Kanan, anasir Reaksioner, kaum Borjuis, golongan Revisionis, Preman 4 Juni, praktisi Falun Gong dan lain-lain, dengan menghasut kebencian masyarakat terhadap kelompok tertentu yang diserang.

Sistem propaganda PKT sudah lama terperosok sebagai mesin propaganda yang “anti-kemanusiaan” atau “genosida”, moralitas yang mereka sebarkan juga bersifat antikemanusiaan. (LIN/WHS/asr)

Bersambung

Gereja Ortodok Koptik Mesir Mengecam Serangan Teror di Masjid Sinai Utara

0

Epochtimes.id- Gereja Ortodok Koptik Mesir mengecam serangan mematikan yang dilakukan oleh orang-orang bersenjata di sebuah Masjid di Sinai Utara. Pembantaian ini menewaskan setidaknya 235  jamaah pada Jumat (24/11/2017).

Seorang juru bicara Gereja Ortodok Koptik mengatakan bahwa Gereja mengutuk “serangan dahsyat yang menargetkan jamaah di masjid Al-Rawda Deir Al-Abd.”

“Kami berdoa kepada Tuhan bahwa Mesir dijaga dari kebrutalan terorisme yang tak terkatakan sebelumnya,” demikian pernyataan tersebut.

Keterangan Gereja Koptik turut menyuarakan solidaritasnya terhadap negara dan lembaga negara dalam perang melawan terorisme mereka.

Kantor berita  Mesir melaporkan bahwa setidaknya 235 jamaah terbunuh dalam serangan yang paling memetikan di Mesir. Pelaku teror meledakkan bom dan melanjutkan dengan serangan tembakan.

Bahkan penembakan terus dilakukan saat sejumlah mobil ambulan tiba saat ingin membawa korban aksi terorisme tersebut.

Selain korban tewas sekitar 109 jamaah terluka dalam serangan tersebut. Para korban termasuk anak-anak dan orang tua.

Kantor Kepresidenan Mesir seperti dilansir dari TV Nasional Mesir telah mengumumkan masa berkabung selama tiga hari di seluruh negeri setelah serangan teroris tersebut.

Sumber kementerian kesehatan di Kantor Gubernur setempat menyebutkan 30 ambulans dikerahkan ke tempat kejadian. (asr)

Sumber : Al-Ahram