Jembatan ‘Persahabatan’ Penghubung Tiongkok – Korea Utara Resmi Ditutup

oleh Li Xiaokui

Epochtimes.id- Hubungan Tiongkok – Korea Utara baru-baru ini telah menarik banyak perhatian. Dunia luar secara luas sudah mengetahui bahwa utusan khusus Beijing tidak berhasil menemui Kim Jong-un dan hal ini membuat pihak Beijing tidak senang.

Mungkin karena itu, beberapa hari lalu pihak berwenang menghentikan penerbangan Beijing- Pyongyang untuk waktu yang tidak ditentukan dan sekarang giliran jembatan yang melintasi Sungai Yalu menghubungi kedua negara ditutup.

Media Jepang ‘Yomiuri Shimbun’ memberitakan, Jembatan penghubung Tiongkok – Korea Utara yang diberi nama Jembatan Persahabatan telah dinyatakan tertutup untuk semua lalu lintas selama 10 hari sejak 24 November.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Geng Shuang menyampaikan hal ini dalam sebuah jumpa pers di Beijing.

Geng Shuang mengatakan bahwa jembatan penghubung kota Dandong, Tiongkok dengan Korea Utara tersebut perlu ditutup untuk sementara waktu karena pihak Korea Utara perlu melakukan perawatan jembatan yang berada di bagian wilayah mereka. Dan akan dibuka kembali setelah pekerjaan perawatan selesai.

Pemberitahuan Penutupan jembatan oleh Pemerintah Daerah Dandong yang diunggah netizen berbunyi : Dinas Lalu-lintas Pelabuhan Dandong melakukan penutupan terhadap jembatan mulai dari 24 Nopember hingga 3 Desember 2017. Semua kendaraan dan pejalan kaki dilarang melintas. Jembatan akan dibuka kembali pada 4 Desember.

Media Jepang ‘Sankei Shimbun’ dalam laporannya menyebutkan bahwa penutupan jembatan tersebut dapat membawa situasi yang tidak menguntungkan buat Korea Utara, karena 70 % transaksi perdagangan kedua negara itu berlangsung di kota Dandong.

Jembatan Persahabatan yang melintas di atas Sungai Yalu juga dikenal dengan nama Jembatan Sungai Yalu. Dibangun oleh pemerintah Jepang mulai tahun 1937 hingga Mei 1943.

Di masa lalu, jembatan tersebut juga pernah difungsikan sebagai jembatan perbatasan antara Jepang dengan Negara Manchuria. Jembatan ini resmi bernama Jembatan Persahabatan sejak tahun 1990 dan menjadi ‘channel diplomatik’ RRT – DPRK.

Berita-berita beredar terakhir yang mengisukan bahwa utusan khusus Beijing, Song Tao gagal dalam kunjungannya ke Korea Utara untuk bertemu dengan Kim Jong-un mungkin menjadi alasan Tiongkok ‘kehilangan muka’.

Media Singapura ‘zaobao’ mengutip ucapan seorang sarjana Beijing melaporkan, Korea Utara bersikap sangat acuh terhadap hubungan diplomatik dengan Tiongkok. Perselisihan antar kedua negara dalam hal program nuklir Korea Utara terus melebar.

Artikel di media AS ‘CNBC’ mengutip ucapan gurubesar dari Universitas Kookmin, Andrei Lankov menyebutkan bahwa saat ini, rezim Beijing sedang mengubah kebijakannya terhadap Korea Utara.

Ia mengatakan, para pembuat kebijakan dan akademisi di Beijing semua bersikap : Tiongkok sudah cukup merasakan !

Dari data Bea Cukai Tiongkok pada 24 Nopember diketahui bahwa, selama bulan Oktober Tiongkok tidak mengimpor bijih besi, timah hitam dan batubara dari Korea Utara.

Tiongkok juga tidak mengekspor bahan bakar seperti solar, bensin dan lainnya ke Korea Utara. Ini merupakan pertama kalinya sejak bulan Juli 2015 Tiongkok tidak mengekspor bensin, dan pertama kalinya sejak bulan Agustus 2016 Tiongkok tidak mengekspor solar ke Korea Utara. (Sinatra/asr)

Sumber : Secretchina