Home Blog Page 1863

Wisatawan Remaja Argentina Selamat Dari Koma Ketika Belasan Meregang Nyawa di Dominika

0

ETIndonesia – Seorang turis remaja Argentina terbangun dari koma setelah jatuh sakit di Republik Dominika. Remaja putri itu, Candela Saccone, 15 tahun, selamat ketika belasan wisatawan asing meregang nyawa karena sakit misterius dan mendadak di negara itu.

Korban selamat ini dijadwalkan meninggalkan negara itu pada 19 Juni 2019. Namun dia mendadak sakit karena apa yang dikatakan para pejabat adalah kondisi diabetes yang mengancam jiwa, ketika berlibur di resor Punta Cana, dikutip dari Cronica, sebuah kantor berita Argentina. Dia juga diangkat dari ventilator.

“Ketika mereka memberi tahu kami bahwa dia mengucapkan beberapa patah kata dan mengaku merasa jengkel ketika mereka berbicara dengannya, saya berkata, ‘Itu cucu perempuan saya!'” sang Nenek, Monica Zanollo mengatakan kepada Cronica.

Menurut New York Post, dia mulai menderita pusing, muntah, dan dehidrasi ketika dia jatuh sakit. Dia dibawa ke rumah sakit setempat sebelum dikirim ke rumah sakit lain di Santo Domingo, ibukota negara itu.

Menteri Kesehatan Dominika bertemu dengan keluarga Candela pada 23 Juni 2019, sebelum memberi tahu CNN bahwa kondisi Candela terkendali di pusat rumah sakit berkualitas tinggi.

Cronica mengatakan bahwa dia menunjukkan tanda-tanda perbaikan beberapa hari kemudian.

“Terobosan ini berarti bahwa para dokter melakukan hal-hal dengan baik dan kemajuan sangat penting bagi kami,” kata Zanollo. “Yang benar adalah bahwa staf rumah sakit telah merawat keluarga dengan sangat baik, baik pada tingkat medis maupun pada tingkat kemanusiaan.”

Keluarganya mengatakan bahwa mereka berharap untuk dapat membawanya pulang ke Argentina ketika kondisinya membaik.

Ketakutan tentang masalah kesehatan muncul karena lebih dari 12 turis Amerika meninggal di Republik Dominika dalam setahun terakhir. Pengunjung dilaporkan jatuh sakit secara misterius.

Kematian terakhir dilaporkan terjadi pekan lalu ketika seorang lelaki asal Denver, AS, meninggal setelah tiba-tiba sakit.

Khalid Adkins melakukan perjalanan ke Republik Dominika dengan putrinya sebelum sakit fatal, lapor Fox31. Fox menambahkan bahwa korban berupaya naik pesawat pulang ke Amerika Serikat untuk perawatan medis tetapi ditolak. Adkins kemudian dirawat di rumah sakit di Santo Domingo, afiliasi Fox melaporkan.

Sebelum kematiannya, ipar perempuannya, Marla Strick, mengatakan bahwa para pejabat memindahkannya ke Santo Domingo dan mengatakan bahwa napasnya sangat buruk dan ginjalnya gagal.

“Dia mengatakan kakinya mulai membengkak dan itu sebabnya dia tidak bisa bangun. Dan dia mulai berkeringat dan muntah. Dia hanya berteriak dan kesakitan, jadi dia tidak bisa berbicara dengan saya,” kata Strick.

Seorang Senator AS mengatakan pada hari Minggu (30/6/2019) bahwa pemerintah AS harus meningkatkan upaya untuk menyelidiki kematian, setidaknya delapan orang Amerika di Republik Dominika tahun ini.

“Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api dan Bahan Peledak (ATF) harus memberikan dukungan kepada FBI dan penegak hukum setempat,” kata Senator Chuck Schumer (Demokrat New York), dikutip dari The Associated Press.

Dia menegaskan bahwa Badan tersebut memiliki kantor di Karibia dan keahlian teknis dan forensik yang dapat membantu investigasi.

“Mengingat kami masih memiliki banyak pertanyaan dan sangat sedikit jawaban tentang apa, jika ada, penyebab serentetan penyakit baru-baru ini dan beberapa kematian orang Amerika di Republik Dominika, FBI harus menggandakan upaya mereka dalam membantu mencapai hal yang paling mendasar,” kata Schumer dalam sebuah pernyataan.

Anggota keluarga para wisatawan yang meninggal telah meminta pihak berwenang untuk menyelidiki kemungkinan keterkaitan. Kerabat korban khawatir bahwa kematian tersebut mungkin disebabkan oleh alkohol yang tercemar atau pestisida yang disalahgunakan.

Juru bicara ATF, April Langwell mengatakan Departemen Keuangan sedang menangani penyelidikan yang melibatkan alkohol yang berpotensi tercemar. Namun dia mengatakan ATF telah menawarkan bantuannya dan akan bekerja sama dengan lembaga penegak hukum lainnya untuk menjaga keamanan warga Amerika.

ATF terutama menyelidiki kejahatan yang berkaitan dengan senjata api. Akan tetapi, agensi itu juga berwenang mengatur alkohol dan tembakau. (JACK PHILLIPS dan The Associated Press/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/M_mC5lLx2Ow

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Polisi Italia Tangkap Kapten Kapal Penyelamat Migran

0

ETIndonesia — Polisi Italia menangkap kapten kapal asal Jerman dari sebuah kapal penyelamat migran, pada Sabtu, 29 Juni 2019. Dia ditangkap di tengah perselisihan dengan pemerintah Italia, setelah berlabuh di pelabuhan Lampedusa.

Sea-Watch 3 adalah kapal berbendera Belanda, yang dioperasikan oleh badan amal Jerman Sea-Watch. Kapal itu sudah berada di tengah laut selama lebih dari dua minggu, dengan 40 orang warga Afrika yang diselamatkan.

Setelah menunggu di perairan internasional untuk undangan dari Italia atau negara Uni Eropa lainnya untuk menerima kapalnya, kapten Carola Rackete memutuskan untuk berlayar ke pulau Lampedusa di Italia selatan, minggu ini. Akan tetapi dia dihadang oleh kapal pemerintah Italia.

Carola Rackete, kapten Sea-Watch 3 yang berusia 31 tahun, dikawal keluar dari kapal oleh polisi dan dibawa pergi untuk diinterogasi, di Lampedusa, Italia 29 Juni 2019. (Foto : Reuters/Guglielmo Mangiapane/The Epoch Times)

Akan tetapi pada dini hari tanggal 29 Juni 2019, Rackete memasuki pelabuhan di mana kapal berlabuh di tengah kehadiran polisi yang sangat banyak.

Video siaran langsung televisi menunjukkan Rackete digelandang dari Sea Watch oleh polisi.

Televisi pemerintah, RAI mengatakan dia ditangkap karena ‘menolak perintah dari kapal perang’ yang. RAI mengatakan bahwa dia terancam dijatuhi hukuman hingga 10 tahun penjara.

Para imigran gelap, tetap tertahan dan berada di atas kapal.

Menteri Dalam Negeri Italia, Matteo Salvini sebelumnya mengatakan dia hanya akan membiarkan Rackete untuk berlabuh ketika negara-negara Uni Eropa lainnya setuju untuk segera mengambil para imigran gelap.

Kepala partai Liga, partai sayap kanan Italia itu, bahkan menegaskan otoritas Italia akan menyita kapal dan menuntut kaptennya karena membantu ‘penyelundup manusia’.

Perdana Menteri Giuseppe Conte mengatakan kepada wartawan pada KTT G20 di Osaka pada 28 Juni, bahwa tiga atau empat negara Eropa bersedia mengambil bagian dalam pendistribusian kembali para migran.

Rackete sudah diselidiki karena melanggar undang-undang Italia. Kini penyelidikan terhadap kapal penyelamat non-pemerintah sedang digencarkan oleh Italia, terkait kasus penyelundupan dan perdagangan orang. (REUTERS/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/M_mC5lLx2Ow

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Trump Menjadi Presiden Amerika Serikat yang Pertama Menginjakkan Kaki di Korea Utara

Emel Akan dan Melanie Sun – The Epochtimes

Presiden Donald Trump mencetak sejarah berdirinya Amerika Serikat. Ia kini sebagai presiden Amerika Serikat yang pertama kali melangkah ke Korea Utara pada Minggu (30/6/2019) setelah disambut untuk melewati garis pemisah dua korea di Zona Demiliterisasi Korea -DMZ- oleh pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un.

Gestur itu disebut “benar-benar bersejarah” oleh Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, menandai sebuah pertunjukkan rasa hormat yang belum pernah terjadi sebelumnya dan meningkatnya persahabatan antara Amerika Serikat dan Korea Utara yang mengejutkan banyak pakar politik.

Acara berlangsung selama kunjungan Trump ke Korea Selatan setelah mengakhiri kunjungan Konfrensi Tingkat Tinggi G-20 di Osaka, Jepang.

Trump dan Kim pertama kali berjabat tangan di lempengan beton yang membentuk perbatasan yang memisahkan dua korea atau garis demarkasi militer antara Korea Selatan dan Korea Utara, yang didirikan dalam gencatan senjata pada tahun 1953 yang secara resmi mengakhiri Perang Korea.

Setelah berjabat tangan, kedua pemimpin berjalan beberapa meter bersama ke Korea Utara.

Trump mengatakan : “Dunia sedang menyaksikan, dan ini sangat penting bagi dunia, suatu kehormatan Anda meminta saya untuk melangkahi garis itu. Dan saya bangga melangkahi garis itu.”

Kim, tampak santai, melalui seorang penerjemah ia mengatakan bahwa dirinya datang untuk bertemu Trump karena dia “bersedia mengakhiri masa lalu yang malang” dan  jika bukan karena “hubungan yang sangat baik antara kami berdua” ini kesempatan tidak akan mungkin terjadi.

Trump telah mengungkapkan perasaan yang sama dengan mengatakan bahwa hubungan pribadinya dengan Kim tetap kuat. Dia menggambarkan pertemuan itu sebagai “momen bersejarah.”

Setelah perjalanan singkat ke Korea Utara, kedua pemimpin berjalan kembali ke Korea Selatan di mana Moon menyapa Kim.

Ketiga pemimpin memasuki “Freedom House,” juga dikenal sebagai “Peace House,” di Area Keamanan Bersama di desa Panmunjom melintasi perbatasan. Di Freedom House, Trump dan Kim mengadakan pertemuan bilateral yang berlangsung lebih dari 45 menit.

Setelah pertemuan, Trump mengatakan kepada wartawan bahwa kedua pihak “akan memiliki tim, mereka akan bertemu selama beberapa minggu ke depan. Mereka akan memulai proses dan kita akan melihat apa yang terjadi.”

Ketika ditanya apakah dia akan mengundang Kim ke Gedung Putih, Trump menjawab, “Saya pasti akan memberikan undangan.” 

Suami Melanie Trump itu juga mengatakan sanksi terhadap Korea Utara tetap ada “tetapi pada beberapa titik selama negosiasi hal-hal dapat terjadi.”

Harry Kazianis, direktur senior Studi Korea di the Center for the National Interest, sebuah wadah pemikir kebijakan luar negeri mengatakan “Saya melihat Trump menunda sanksi selama satu tahun jika Kim setuju untuk sepenuhnya menutup fasilitas nuklir Yongbyon.”

Ia menambahkan, akan memungkinkan Trump untuk menguji niat Kim sementara inspektur internasional menyaksikan untuk melihat apakah Korea Utara benar-benar serius atau mencoba menipu. 

Setelah kepergiannya ke Washington, Trump dalam  cuitannya menyebut pertemuannya dengan pemimpin Korea Utara itu “luar biasa.”

“Meninggalkan Korea Selatan setelah pertemuan yang luar biasa dengan Ketua Kim Jong Un. Berdiri di tanah Korea Utara, pernyataan penting untuk semua, dan sebuah kehormatan besar! ” demikian cuitan Trump.

Acara ini menandai pertemuan ketiga antara Trump dan Kim hanya dalam waktu satu tahun. Setelah KTT kedua mereka di Hanoi, Vietnam gagal pada empat bulan lalu.

Sebelum keberangkatannya ke Washington, Trump berpartisipasi dalam sebuah acara di Pangkalan Militer Osan di Pyeongtaek, Korea Selatan, di mana ia menyampaikan pidato kepada hampir 2.000 anggota militer Amerika dan keluarga mereka.

Trump menuturkan : Ia memperhatikan, banyak orang dari Korea benar-benar menangis” ketika dia masuk ke Korea Utara, Media sosial hal yang sangat kuat,” tambah Trump. Ia mencatat bahwa dia telah mengundangnya untuk pertemuan dengan Kim di Twitter.

Beberapa jam sebelum menuju dari Osaka ke Seoul pada 29 Juni, Trump mengirim undangan ke Kim melalui Twitter.

Kim mengatakan kepada wartawan bahwa dia “terkejut” melihat pesan Presiden di Twitter, dan mengundangnya untuk bertemu di perbatasan.

Pemimpin Korea Utara itu mengatakan dia menganggap undangan itu sebagai “ekspresi dari kesediaan untuk bekerja menuju masa depan yang baru, menambahkan bahwa itu akan menjadi kehormatan besar jika Trump mengunjungi ibukotanya di Pyongyang.

Kedua pemimpin saling berbalas surat selama proses diplomatik yang bertujuan untuk melucuti nuklir dan menstabilkan Semenanjung Korea, dengan Kim berkomentar bahwa surat terbaru Trump berisi “konten yang luar biasa,” seperti dilaporkan kantor berita Korut, KCNA, pada 23 Juni.

Kim memuji surat Trump hanya beberapa hari setelah bertemu dengan pemimpin Xi Jinping. Kedua pemimpin membahas situasi politik di sekitar Semenanjung Korea, menurut media pemerintah Korea Utara.

Bonnie Glaser, analis Asia di Pusat Kajian Strategis dan Internasional, kepada surat kabar konservatif Korea Selatan Chosun Ilbo mengatakan setelah berbulan-bulan kebuntuan dalam negosiasi dan sedikit kontak antara Amerika Serikat dan Korea Utara, tampaknya ada beberapa manuver diplomatik yang sedang berlangsung. belum jelas apakah kunjungan Xi ke Pyongyang berperan, atau apakah ada faktor lain yang berperan. 

Bonnie Glase mengatakan tampaknya gencatan senjata dalam perang dagang AS-Tiongkok jelas membantu, ia mengatakan Tiongkok dapat mengakhiri kampanye tekanan maksimum kapan saja karena 90 persen ekspor Korea Utara melalui sekutu komunisnya dalam atau lain bentuk.

Sebelumnya, Trump mengkritik laporan Media “Fake News” yang mengatakan bahwa mereka telah gagal melaporkan tentang bagaimana DMZ telah berubah sejak KTT Singapura pada Juni 2018, yang sebelumnya telah terjadi “konflik besar.”

“Ini siang dan malam, Korea Utara dan Korea Selatan sama-sama berada di tempat yang jauh lebih baik daripada dua setengah tahun yang lalu.”

Trump melanjutkan, Di rumah, mereka berpikir bahwa saya seorang ‘penjahat perang yang tangguh.’ Mereka berpikir bahwa ketika saya terpilih, dalam tahun pertama, AS akan berada dalam Perang Dunia ke Tiga.

“Menurut pendapat saya, seandainya Presiden Obama, atau seseorang seperti Presiden Obama, seandainya berhasil seperti itu, saya benar-benar yakin Anda akan berperang dengan Korea Utara.”

DMZ adalah perbatasan antara Utara dan Selatan dalam gencatan senjata 1953 yang mengakhiri pertempuran dalam Perang Korea.

Sementara kedua Korea secara teknis masih berperang, Kim dan Moon menandatangani Deklarasi Panmunjom pada tanggal 27 April 2018, menandai niat mereka untuk perdamaian secara “permanen” dan “solid” di semenanjung Korea. Kesepakatan bersejarah itu juga mencakup kesepakatan untuk denuklirisasi seluruh semenanjung.

Sebelum penandatanganan deklarasi, Kim telah mengundang Moon untuk melangkah melewati garis demarkasi DMZ. Moon membalas isyarat itu, yang diterima Kim, menjadikannya pemimpin Korea Utara pertama yang menginjakkan kaki di Korea Selatan sejak Perang Korea 1950-53.

Perang di Semenanjung Korea merenggut nyawa 36.574 orang tantara Amerika yang berjuang untuk mencegah penyebaran komunisme melalui Korea yang didorong oleh Uni Soviet dan Partai Komunis Tiongkok. Lebih dari 100.000 orang Amerika juga terluka parah dan 7.702 masih hilang. 

Pada akhir Perang Korea, korban di pihak Tiongkok diperkirakan lebih dari satu juta. Korea Selatan kehilangan sekitar satu juta warga sipil dan 217.000 personel militer setelah Kim Il Sung, kakek Kim Jong Un, memerintahkan invasi ke selatan. Korea Utara kehilangan sekitar 600.000 warga sipil dan 406.000 personel militer dalam perang itu.

Dengan pelaporan oleh The Associated Press.

KPU RI Tetapkan Jokowi-Maruf Pemenang Pilpres 2019

Epochtimes.id- Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI resmi menetapkan Joko Widodo dan KH.Maruf Amin sebaga Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden terpilih di Gedung KPU RI, Minggu (30/6/2019). Penetapan ini  merupakan rangkaian dari tahapan Pemilu Presiden 2019 yang akhirnya memenangkan Jokowi-Maruf.

“Memutuskan, menetapkan Keputusan KPU tentang pasangan calon presiden dan calon wakil presiden terpilih dalam Pemilu 2019,” hal demikian Ketua KPU RI Arief Budiman dalam Rapat Pleno Terbuka.

Arif juga membacakan penetapan capres cawapres terpilih dalam Pemilu Presiden 2019 Nomor Urut 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin dengan perolehan suara sebanyak 85.607.362 suara (55,5%) sebagai Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Terpilih periode 2019-2024.

Sementara pasangan Capres dan Cawapres 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno dengan perolehan 68.650.239 suara (44,5%).

Arief memaparkan bahwa penetapan ini berdasarkan pasal 417 UU 7/2017 tentang Pemilu dan ketentuan pasal 4 PKPU 5 Tahun 2019 tentang penetapan calon terpilih, penetapan perolehan kursi dan penetapan calon terpilih dalam pemilu.

Turut hadir pada Rapat Pleno itu Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Tim Kampanye Nasional (TKN) 01, Badan Pemenangan Nasional (BPN) 02, perwakilan partai politik, pemerintah, pegiat kepemiluan,  serta TNI/Polri ini adalah tindaklanjut atas Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak permohonan Badan Pemenangan Nasional (BPN) 02 atas Keputusan KPU Nomor 987/PL.01.8.Kpt/06/KPU/V/2019.

“Sesuai ketentuan KPU Nomor 10 Tahun 2019 tentang perubahan keempat PKPU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Program Tahapan dan Jadwal Pemilu 2019. Penetapan presiden dan wakil presiden terpilih dilakukan paling lama tiga hari setelah putusan MK dibacakan. MK telah membacakan putusan atas PHPU Pilpres 2019, yaitu Nomor 01/PHPU-PRES/XVII/2019  yang amarnya menolak permohonan pemohon,” tambah Arief.

Pada kesempatan itu, KPU RI langsung menyerahkan Salinan Berita Acara KPU Nomor 152/PL.01.9-BA/06/KPU/VI/2019 serta Keputusan 1185/PL.01.9-Kpt/06/KPU/VI/2019 kepada 16 partai politik peserta Pemilu 2019, pemerintah serta lembaga, Bawaslu, DKPP, BPN 02 serta pasangan calon presiden dan calon wakil presiden 01.

Sebelumnya, Mahkamah Konstitusi (MK) menyatakan menolak untuk seluruhnya permohonan perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2019 (PHPU Presiden 2019) yang dimohonkan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Nomor Urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno (Prabowo-Sandi).

Hal demikian dibacakan dalam sidang pleno yang digelar pada Kamis (27/6/2019) di MK, Jakarta dalam putusan MK Nomor 01/PHPU-PRES/XVII/2019.

Salah satu gugatan, Prabowo-Sandi mendalilkan adanya kecurangan yang bersifat terstruktur, sistematis, dan masif (TSM) dalam pelaksanaan Pilpres 2019. Menanggapi dalil Pemohon ini, Mahkamah menyebutkan bahwa UU Nomor 7 Tahun 2017 mengkonstruksikan proses penyelesaian masalah hukum proses pemilu, baik pelanggaran maupun sengketa proses diselesaikan oleh lembaga penyelenggara pemilu, yakni Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

Adapun untuk meyelesaikan perselisihan hasil pemilu, Pasal 24C ayat (1) UUD 1945 dan Pasal 475 ayat (2) UU Nomor 7 Tahun 2017 secara eksplisit mengatur bahwa keberatan yang dapat diajukan ke MK hanya keberatan hasil pemungutan suara. Kecuali, lembaga-lembaga yang diberi wewenang dalam UU Pemilu tersebut tidak melaksanakan wewenangnya. 

Namun, apabila lembaga-lembaga yang diberi wewenang telah melaksanakan tugasnya, terlepas dari apapun putusan yang telah diberikan kepada peserta pemilu, Mahkamah tidak berwenang memeriksa dan memutus permohonan kualitatif yang dimaksud.

“Telah  terang  bahwa kewenangan untuk menyelesaikan pelanggaran administratif pemilu yang bersifat TSM  ada  di  tangan  Bawaslu  di  mana  hal  itu  harus  telah  terselesaikan  pada  tahapan proses  sebelum  KPU  menetapkan  perolehan  suara  secara  nasional,” baca Hakim Konstitusi Manahan M.P.Sitompul dalam sidang yang digelar di Ruang Sidang Pleno MK. (asr)

Ketua KPU RI Arif Budiman menyampaikan suarat keputusan kepada Capres dan Cawapres terpilih Joko Widodo dan Maruf Amin, di Gedung KPU RI, Jakarta, Minggu 30 Juni 2019 (Foto: Humas Setkab/Jay)

Vatikan Mendesak Komunis Tiongkok Berhenti Mengintimidasi Pastor Katolik

0

Epochtimes.id- Vatikan mendesak pemerintah Komunis Tiongkok pada 28 Juni untuk berhenti mengintimidasi Pastor Katolik yang ingin tetap setia pada paus dan menolak untuk menandatangani formulir pendaftaran dari komunis Tiongkok yang ambigu.

Seperti diwartakan Reuters, desakan itu, yang termuat dalam pedoman Vatikan bagi para pastor di Tiongkok daratan, adalah cegukan terbaru dalam hubungan antara Takhta Suci dan Beijing sejak kedua belah pihak menandatangani pakta kerjasama kontroversial dan sengketa mengenai penamaan para uskup September lalu.

Di bawah hukum yang diatur oleh komunis Tiongkok, para pastor dan uskup harus mendaftar dengan negara. Mereka juga harus menandatangani formulir yang menerima asas kemandirian, otonomi, dan administrasi diri Gereja di Tiongkok.

Beberapa menolak, khawatir hal itu dapat membahayakan kesetiaan mereka kepada paus sebagai pemimpin agama mereka dan kemandirian Gereja lokal dalam masalah doktrinal.

Umat Katolik di Tiongkok yang telah ada lebih dari setengah abad, terjebak  terpecah antara Gereja “Patriaki” yang didukung Komunis Tiongkok dan Gereja bawah tanah “tidak resmi” yang tetap setia kepada Vatikan.

Beberapa divisi mulai menghilang perlahan sejak perjanjian September, yang memberi paus keputusan akhir dalam penunjukan para uskup. Tetapi proses pendaftaran telah menyebabkan kesulitan bagi mereka yang baru dari Gereja yang tidak resmi.

Dalam pedoman itu, Vatikan menyerukan prosedur pendaftaran “yang lebih menghormati doktrin Katolik, dan dengan demikian hati nurani mereka yang terlibat.”

Pedoman itu menambahkan: “Takhta Suci meminta agar tidak ada tekanan intimidasi diterapkan pada komunitas Katolik ‘non-resmi’, seperti, sayangnya, sudah terjadi.”

Pedoman itu, yang diminta oleh beberapa uskup Tiongkok, mengatakan bahwa para pemimpin agama harus meminta untuk memasukkan hukuman yang menegaskan bahwa doktrin Katolik akan dihormati.

Jika pihak berwenang tidak mengizinkan itu, imam atau uskup, sebelum penandatanganan, harus mengambil sikap secara lisan di hadapan otoritas pemerintah, lebih disukai dengan hadirnya saksi.

Kesepakatan penting September 2018 antara Vatikan dan Komunis Tiongkok telah memecah umat Katolik di Tiongkok dan di seluruh dunia, dengan beberapa kritikus Paus mengatakan ia telah menyerah pada rezim Komunis.

Langkah ini dilihat sebagai pembalikan yang menakjubkan dari sudut pandang Vatikan selama beberapa dekade mengenai masalah ini dan telah menimbulkan kritik luas terhadap kepemimpinan Paus Francis.

Kritik-kritik yang menunjukkan bahwa menyerahkan hak untuk menunjuk uskup secara resmi akan menghapus Vatikan tersebut dari kepemimpinan moral dan de facto yang tersisa mengenai orang-orang Katolik Tiongkok. Bagi para kritikus, menjadi pengkhianatan terang-terangan terhadap gereja-gereja bawah tanah Tiongkok, yang masih dianiaya oleh rezim Tiongkok.

Di antara para kritikus tentang kesepakatan tersebut adalah Chen Guangcheng, seorang pengacara hak asasi manusia Tiongkok terkenal yang mendapat perhatian internasional pada tahun 2012 karena melarikan diri dari tahanan rumah dan pergi ke Kedutaan Besar AS di Beijing. Chen sejak itu tinggal di Amerika Serikat dan terus melanjutkan advokasi hak-hak sipil dan kritik vokal rezim komunis Tiongkok.

Chen di Radio Free Asia pada 20 Februari 2018 dengan keras mengkritik. “Kesepakatan Vatikan tersebut sama dengan menjual rumah Tuhan kepada iblis. ”  

Chen, yang kini menjadi anggota senior di Institut Witherspoon yang konservatif dan seorang rekan tamu terkemuka di Institute for Policy Research and Catholic Studies di Catholic University of America, mengatakan bahwa Vatikan di bawah Paus Francis  naif untuk menjual ke rezim Tiongkok, sebuah kesepakatan dimana hanya  Komunis Tiongkok yang akan diuntungkan.

Chen berlata : “Apakah Vatikan tersebut tidak mengerti bahwa di Tiongkok, semuanya ditaklukkan pada kehendak Partai Komunis Tiongkok? Mengapa Vatikan memutuskan hubungan dengan Tiongkok di tahun 1951? Justru karena Partai Komunis tersebut bersikeras bahwa ia harus mengendalikan segalanya, termasuk Tuhan.”

Pengkritik yang paling blak-blakan dalam kesepakatan itu adalah Kardinal Joseph Zen, mantan uskup agung Hong Kong.

Saat itu Kardinal Zen mengatakan bahwa dia percaya bahwa Vatikan dan Komunis Tiongkok sedang membuat “kesepakatan rahasia.”

Kardinal Zen ketika itu berkata : “Mereka sedang memberikan kawanan ke mulut serigala. Ini pengkhianatan yang luar biasa.”

Ia mendesak Menlu Vatikan Pietro Parolin, negosiator utama di Tiongkok kala itu, “harus mengundurkan diri” atas langkah tersebut. Menurut Kardinal Zen : Pietro tidak memiliki iman. Ia hanya seorang diplomat yang baik dalam makna duniawi yang sangat sekuler.

Tiongkok memiliki sekitar 12 juta penganut Katolik, yang terpecah antara gereja-gereja bawah tanah yang bersumpah setia kepada Vatikan dan gereja-gereja Asosiasi Katolik Patriotik yang didukung Komunis Tiongkok.

Zen, dalam postingan blognya pada 22 September 2018, mengkritik kesepakatan Vatikan- Komunis Tiongkok tersebut.  Kesepakatan tersebut,  kemungkinan sama dengan Komunis Tiongkok yang mengatakan kepada umat Katolik “patuhilah kami” karena “kami dalam persetujuan Paus Anda!”

Rezim Komunis Tiongkok memperketat pembatasan agama yang dipandang sebagai tantangan terhadap otoritas Partai Komunis yang berkuasa.

Dalam laporan reuters menyebutkan, Tiongkok telah mengikuti kebijakan yang disebutnya “Sinifikasi” agama, dengan dalih mencoba untuk menghilangkan pengaruh asing dan menegakkan kepatuhan kepada Partai Komunis Tiongkok. (asr)

Wisatawan Tiongkok di depan Katedral Hati Kudus, atau Gereja Katolik Shishi, di Guangzhou, di Provinsi Guangdong, pada 22 September 2018. Tiongkok dan Vatikan akan mendorong untuk meningkatkan hubungan bilateral setelah kedua belah pihak menandatangani perjanjian ‘sementara’ tentang penunjukan uskup, kementerian luar negeri Tiongkok mengatakan pada 22 September 2018. (JOHANNES EISELE / AFP / Getty Images)

Sela-Sela KTT G20, Jokowi Pamerkan Fotonya Ketika Trump Berbagi Permen dengan Dirinya

0

Epochtimes.id- Presiden Joko Widodo menunjukkan fotonya bersama dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, ketika dirinya berbagi permen.

“Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbagi permen kepada yang lain,” tulis Jokowi di akun Instagram dan Facebook resminya, Jumat (28/6/2019).

Jokowi mengatakan Trump berbagi permen ketika dia berkumpul dengan sejumlah kepala negara.  

“Obrolan sejenak bersama para pemimpin negara G20 di ruang Leaders’ Area, gedung INTEX Osaka, Jepang, sambil menantikan sesi official welcome dan family photo,” demikian lanjut tulis Jokowi.

https://www.facebook.com/Jokowi/photos/a.404578553064333/1215086518680195/?type=3&theater

Terlihat pada foto itu, Jokowi dan Trump berdampingan sedang memasukkan permen ke dalam mulut mereka.

Mereka pun terlihat berbincang-bincang dengan Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Antonio Guterres; Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte; dan Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte.

Melansir dari situs setkab, Kepala Protokol Negara Andri Hadi yang mendampingi dan berada dekat dengan Presiden Jokowi mengatakan bahwa hampir semua kepala negara/kepala pemerintahan yang bertemu Presiden Jokowi menyampaikan ucapan selamat.

Congratulation… congratulation,” tiru Andri Hadi menirukan ucapan pertama para kepala negara/kepala pemerintahan ketika bertemu Presiden Jokowi.

Menurut Andri, ucapan tersebut disampaikan dalam berbagai kesempatan di sela-sela perhelatan KTT G20, seperti pada saat menunggu official welcome dan family photo, maupun ketika para kepala negara/kepala pemerintahan akan memulai Leader’s Side Event.

Para kepala negara/kepala pemerintahan itu di antaranya Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, PM Jepang Shinzo Abe, Putra Mahkota Kerajaan Saudi Mohammad bin Salman, PM Kanada Justin Trudeau, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, PM Australia Scott Morrison, PM Belanda Mark Rutte, Presiden Prancis Emmanuel Macron, PM Italia Giuseppe Conte, PM Inggris Theresa May, PM India Narendra Modi dan Presiden Spanyol Pedrosan Chez.

Selain itu, turut pula memberikan ucapan selamat kepada Presiden Jokowi adalah Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. (asr)

Presiden Jokowi berbincang dengan sejumlah pemimpin dunia, termasuk Presiden AS Donald Trump sebelum mengikuti pembukaan KTT G-20, di Osaka, Jepang, Jumat (28/6) pagi. (Foto: BPMI Setpres)

Mengapa Komunis Tiongkok Mencuri 80 Juta Catatan Medis Warga Amerika Serikat?

Epochtimes.id- Sejak satu dekade lalu peretas komunis Tiongkok telah mencuri berbagai rahasia dagang dari perusahaan AS dengan berbagai target, mulai dari pembuatan senjata hingga teknologi panel surya. Akan tetapi sasarannya mengacu pada teknologi mutakhir yang berkepentingan dengan bidang ekonomi atau militer.

Akhir-akhir ini Kementerian Kehakiman Amerika Serikat mengumumkan dalam suatu gugatan bahwa, dua orang peretas Tiongkok menyusup masuk ke perusahaan asuransi kesehatan AS untuk mencuri data medis.

Jadi, apa tujuan orang suruhan komunis Tiongkok itu mencuri data medis milik hampir 80 juta warga Amerika Serikat?

Christopher Porter, CTO Kebijakan Keamanan Siber Global Fire Eye bersama Brian Finch, pengacara hukum di Pillsbury Winthrop Shaw Pittman, Washington, baru-baru ini menulis artikel yang dipublikasikan melalui Wall Street Journal. Berikut adalah kutipan dari artikel ini :

Dalam gugatan yang diajukan oleh Kementerian Kehakiman, dua orang peretas warga Tiongkok itu dituduh mencuri data pelanggan dari perusahaan raksasa perawatan kesehatan Anthem.

Seringkali, informasi asuransi kesehatan milik pribadi dicuri untuk menipu premi, tetapi tidak ada indikasi bahwa peretas terlibat langsung dalam operasi penipuan premi. Tidak ada alasan untuk mencurigai pemerintah Tiongkok memiliki niat itu. Bahkan pemerintah Korea Utara yang sangat membutuhkan uang tunai pun tidak melakukannya.

Tetapi jika kita melihat dengan cermat tren terbaru, kita dapat menemukan adanya upaya yang mengganggu : Komunis Tiongkok mengumpulkan semua informasi yang digaet untuk membuat jaringan pengawasan di seluruh wilayah Amerika Serikat.

Lihat saja, semua aspek kehidupan warga Tiongkok telah lama dipantau oleh pemerintah Tiongkok. Dalam beberapa tahun terakhir, Beijing telah memperkuat pengawasan berteknologi tinggi, dari catatan pribadi mengenai informasi pribadi hingga kamera pengintai yang dilengkapi dengan perangkat lunak pengenal wajah semua terpasang di mana-mana. Data yang mengalir dari semua aplikasi seluler, bahkan konsumsi elektronik warga yang abnormal, masuk dalam lingkup pengawasan.

Ada bukti menunjukkan komunis Tiongkok secara diam-diam mengerahkan alat pemantauan dan analisis yang sama di wilayah Amerika Serikat. Menimbang bahwa ada jutaan kamera pengintai yang dibuat oleh pabrikan Hikvision yang dipasang di seluruh Amerika Serikat, Carolyn Bartholomew, ketua Komite Tinjauan Keamanan Ekonomi AS-Tiongkok berpendapat bahwa ini dapat mengancam keamanan. Karena pemerintah Tiongkok dapat mengontrol kamera ini dari jarak jauh.

Tahun lalu, pemerintah AS menginstruksikan pelepasan kamera buatan Hikvision dari fasilitas-fasilitas yang dianggap sensitif, meskipun tidak menjelaskan ada berapa banyak kamera Hikvision di sana. Selain tujuan intelijen, kamera tersebut selama ini mungkin telah dimanfaatkan untuk memantau kehidupan sehari-hari warga Amerika.

Begitu pula komoditas lain dari Tiongkok juga sama mengkhawatirkan. Drone buatan Tiongkok yang digunakan dalam berbagai keperluan industri di seluruh Amerika Serikat. Bulan lalu, Kementerian Keamanan Dalam Negeri AS memperingatkan bahwa data yang dikumpulkan oleh drone juga dapat dengan mudah untuk dialirkan ke Beijing.

Mata-mata komunis Tiongkok juga dapat mengumpulkan data melalui aplikasi kencan. Pada bulan Maret tahun ini, para pejabat AS memerintahkan Grindr Dating App untuk meninggalkan investor Tiongkok karena khawatir jika data pribadi sensitif dari pelanggan AS akan dimanfaatkan untuk pengawasan atau bahkan pemerasan.

Tidak sulit untuk membayangkan bahwa Beijing bisa saja menggunakan alat mata-mata yang dibuat dengan hati-hati ini untuk membuat jaringan pengawasan baru di Amerika Serikat.

Kekhawatiran tersebut bukan tidak masuk akal. Sudah ada bukti bahwa komunis Tiongkok menggunakan produk ekspor untuk memantau negara lain.

Pejabat di Uni Afrika tahun lalu memberikan konfirmasi bahwa perangkat monitor komunis Tiongkok dan peralatan IT yang seharusnya digunakan untuk melindungi keamanan aliansi, tetapi telah digunakan oleh pemerintah Beijing untuk memantau organisasi tersebut.

Kekhawatiran serupa juga muncul di Ekuador, di mana hampir semua perangkat pada sistem pengawasan negara itu adalah buatan perusahaan-perusahaan Tiongkok.

Dengan memperhatikan sejarah spionase dan peretasan yang dimiliki pemerintah Tiongkok, Washington merasa bertanggung jawab untuk menyelidiki hal ini secara mendalam. Bahkan, dengan tegas melawan upaya komunis Tiongkok yang berniat memperluas pengawasannya di Amerika Serikat lewat perangkat-perangkatnya. (Sin/asr)

Semua Kandidat Demokrat Siapkan Asuransi Kesehatan Untuk Imigran Gelap

0

ETIndonesia – Amerika Serikat akan menggelar Pemilihan Presiden pada 2020 mendatang. Partai Demokrat AS akan kembali menantang petahana Donald Trump.

Mereka kini menggelar debat utama kandidat calon presiden dari Partai Demokrat yang diikuti oleh 10 politisi. Semua dari 10 kandidat sepakat bahwa rencana perawatan (asuransi) kesehatan pemerintah akan mencakup orang asing ilegal atau imigran gelap, jika mereka memenangkan Pilpres 2020.

Calon unggulan saat ini, mantan Wakil Presiden Joe Biden dan tokoh sosialis Demokrat Senator Bernie Sanders tidak sepaham pada banyak masalah ketika mereka menjadi pusat perhatian pada 27 Juni 2019 di Miami, Florida. Tetapi Biden, Sanders, dan semua kandidat lainnya sepakat bahwa imigran gelap akan tercakup dalam visi mereka untuk rencana perawatan kesehatan yang didanai pemerintah dan didanai oleh wajib pajak.

“Banyak dari Anda telah berbicara malam ini tentang rencana perawatan kesehatan pemerintah yang Anda usulkan dalam satu atau lain bentuk. Angkat tangan Anda jika rencana pemerintah Anda akan memberikan perlindungan bagi imigran tidak berdokumen,” kata pembawa acara, yang meminta para kandidat untuk mengacungkan tangan.

Para hadirin bersorak ketika semua kandidat mengangkat tangannya. Moderator kemudian bertanya kepada Walikota South Bend, Pete Buttigieg mengapa Dia terlambat atau paling terakhir mengangkat tangannya.

“Karena negara kita lebih sehat ketika semua orang sehat,” kata Buttigieg. “Dan ingat, kita sedang berbicara tentang sesuatu yang diberi kesempatan oleh orang untuk membelinya. Dengan cara yang sama, ada imigran tidak berdokumen di kota saya yang membayar. Mereka membayar pajak penjualan. Mereka membayar pajak properti secara langsung atau tidak langsung.”

Pajak penjualan dan pajak properti dipungut oleh pemerintah daerah. Buttigieg tidak menjelaskan bagaimana pendapatan lokal ini dapat digunakan untuk mendanai program perawatan kesehatan federal.

“Ini bukan tentang selebaran,” kata Buttigieg. “Ini adalah program asuransi dan kita tidak melakukan apa pun dengan memiliki 11 juta orang tidak berdokumen di negara kita, yang tidak dapat mengakses layanan kesehatan.”

Tidak ada hukum di Amerika Serikat yang mencegah orang asing ilegal mengakses layanan medis.

“Seperti yang dikatakan walikota, Anda tidak bisa membiarkan orang yang sakit, tidak peduli dari mana mereka berasal, tidak peduli apa status mereka, pintu harus terbuka,” kata Biden. “Kamu tidak bisa melakukan itu. Itu hanya akan diurus, titik. Kamu harus. Adalah hal yang manusiawi untuk dilakukan.”

Dalam pidato terpisah, para kandidat menyatakan dukungannya untuk membatalkan semua tindakan Presiden Donald Trump terhadap imigrasi. Termasuk memulihkan status imigran gelap di bawah program Deferred Action for Childhood Arrival.

Dari KTT G-20 di Osaka, Jepang, Presiden Donald Trump berkicau di Twitter untuk mengomentari rencana para kandidat untuk perawatan kesehatan.

“Semua Demokrat mengangkat tangan mereka untuk memberi jutaan imigran ilegal perawatan kesehatan tanpa batas,” tulis Trump. “Bagaimana kalau kita merawat Warga Amerika lebih dulu!? Itulah akhir dari kompetisi!”

Biden menjadi kandidat paling unggul dibanding kandidat Demokrat lainnya berdasarkan rata-rata jajak pendapat yang dikelola oleh Real Clear Politics. Dia memiliki hampir dua kali lipat dari dukungan terhadap Sanders dan unggul 19 poin dari Senator Elizabeth Warren. (IVAN PENTCHOUKOV/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/M_mC5lLx2Ow

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Amerika Minta Bantuan Australia Untuk Gencet Iran

0

ETIndonesia – Amerika Serikat menginginkan bantuan Australia untuk menjatuhkan sanksi ekonomi lebih lanjut terhadap Iran. Akan tetapi, Presiden AS, Donald Trump tidak meminta komitmen dari Australia untuk bergabung dengan aksi militer potensial terhadap Teheran.

“Itu tentu tidak dicari, pada tahap ini saya pikir masalah itu agak terlalu dini,” Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan kepada ABC pada hari Jumat (28/6/2019), setelah bertemu dengan presiden AS pada KTT G20 di Jepang.

“Kami akan menangani permintaan dari sekutu seperti Amerika Serikat dengan serius dan berdasarkan kemampuan.”

Amerika mendesak Australia untuk memperkuat sikapnya terhadap Iran dan memainkan peran kunci dalam ‘koalisi global’ terbaru dalam melawan rezim Iran.

Ketika ketegangan yang meningkat antara AS dan Iran mengancam akan meletus menjadi konflik penuh, Menlu AS Mike Pompeo sudah meminta Canberra untuk bermitra dengan pemerintahan Trump untuk meningkatkan tekanan pada Teheran.

“Saya pikir Australia adalah pemain penting di sini,” kata Pompeo kepada The Australian.

“Saya pikir mereka membawa banyak beban dalam arti bahwa mereka, seperti banyak negara, menderita dari kenyataan bahwa negara sponsor teror terbesar di dunia terus ‘menyusuri jalan’, membangun program misilnya dengan cara yang tidak hanya mengancam Timur Tengah tetapi seluruh dunia.”

Menteri Perdagangan Simon Birmingham mengatakan Australia terus-menerus meninjau dan memperbarui sanksi-sanksinya.

Mereka menegaskan sanksi terhadap Irannya sudah siap. Namun, mereka masih menunggu apa yang akan dilakukan oleh AS selanjutnya.

“Keyakinan kami adalah bahwa sampai saat ini sanksi ekonomi yang kami buat cocok untuk tujuan tertentu,” katanya, kepada ABC Radio National, Jumat.

“Tapi kami mengamati dengan cermat langkah tambahan apa yang diambil Amerika Serikat dan apakah itu mengamanatkan atau menjamin perubahan dalam sanksi ekonomi yang sudah kami miliki.” (AAP/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/M_mC5lLx2Ow

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Ahli Kanada Minta Penegak Hukum Tindak Penyerang Paus

0

ETIndonesia – Seorang ahli paus mengatakan penegak hukum Kanada kurang cepat menanggapi migrasi paus Atlantik Utara tahun ini. Sejak awal musim migrasi, sudah lima hewan yang terancam punah itu ditemukan mati.

Laurie Murison, direktur eksekutif dari Grand Manan Whale and Seabird Research Station, mengatakan batas kecepatan kapal, pembatasan penangkapan ikan, dan langkah-langkah lain kini sudah dilakukan. Dia mengatakan upaya itu seharusnya dilakukan lebih cepat dan lebih awal.

“Mereka baru bereaksi sekarang, tetapi itu adalah sesuatu yang perlu dilakukan lebih awal setiap musim. Anda perlu melihat apa yang terjadi dan apa distribusinya,” katanya dalam sebuah wawancara, Kamis (27/6/2019) waktu setempat.

Murison mengatakan bahwa sangat jelas dari data penerbangan pengawasan di Teluk St. Lawrence bahwa paus melakukan perjalanan lebih jauh ke timur tahun ini, daripada dalam dua tahun terakhir.

“Paus akan pergi ke mana pun sumber daya makanan terbaik berada. Mereka dapat bervariasi dari tahun ke tahun dan kami tidak memiliki basis data jangka panjang untuk kebiasaan pergerakan ikan paus di Teluk,” katanya.

Hasil pembedahan necropsy menunjukkan setidaknya satu dari lima paus mati musim ini memiliki cedera yang konsisten dengan tanda-tanda serangan kapal.

Fisheries and Oceans Canada (DFO) mengkonfirmasi Rabu malam bahwa seekor paus ditemukan mati di pantai Pulau Anticosti dekat Teluk St. Lawrence, sehingga jumlah kematian baru-baru ini mencapai lima ekor.

Dalam sebuah pernyataan, para pejabat mengatakan para ilmuwan berada di tempat pengambilan sampel untuk di-analisis, dan bekerja dengan berbagai mitra untuk menilai opsi necropsy.

Paus Atlantik Utara yang ditemukan mati di Teluk St. Lawrence dibawa ke pantai di Cape Breton barat untuk menjalani bedah necropsy pada 24 Juni 2019 (Foto : HO, DFO//Fisheries and Oceans Canada/The Canadian Press)

Dalam konferensi pers Kamis, Isabelle Elliott, seorang perwira mamalia laut dengan Fisheries and Oceans, mengatakan umur dan identitas paus kelima belum diketahui.

Dia mengatakan paus pertama adalah jantan berusia sembilan tahun jenis Wolverine dan hasil nekropinya tidak meyakinkan.

Paus kedua yang mati adalah betina berusia sekitar 40 tahun yang dikenal sebagai Punctuation, dan memiliki luka-luka yang konsisten dengan serangan kapal.

Sebuah necropsy dijadwalkan pada Jumat di Norwegia, PEI, waktu setempat, pada paus ketiga. Paus jantan berusia 34 tahun berjenis Comet.

Elliott mengatakan nama paus keempat, betina 11 tahun, memiliki bangkai yang terlalu membusuk untuk dilakukan bedah nekropsi. (THE CANADIAN PRESS/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/M_mC5lLx2Ow

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Konsil Eropa Kembali Terima Rusia Sebagai Anggota

0

ETIndonesia – Forum hak asasi manusia utama Eropa, Konsil Eropa menyetujui penerimaan kembali Rusia pada 25 Juni 2019. Penerimaan kembali ini menyusul dibatalkannya sanksi internasional yang diberlakukan terkait aneksasi Krimea (Ukraina) oleh Rusia pada tahun 2014. Konsil Eropa mengabaikan protes yang disampaikan Ukraina dan Georgia.

Keputusan itu, yang didukung oleh Perancis dan Jerman sebagai cara menjaga komunikasi tetap terbuka pada saat ketegangan Timur-Barat. Mereka berdalih ini adalah dorongan diplomatik untuk Rusia, yang telah menghabiskan miliaran dolar untuk mengintegrasikan Krimea tetapi gagal untuk mendapatkan pengakuan Barat atas aneksasi Krimea dari Ukraina.

Majelis Konsil Eropa memberikan suara menerima kembali Rusia dengan 118 suara, melawan 62 suara menolak Rusia kembali. Dengan demikian, mereka mengembalikan hak suara Rusia yang ditangguhkan sejak tahun 2014.

Konsil Eropa adalah penjaga Konvensi Eropa tentang Hak Asasi Manusia. Dewan antar negara ini juga berwenang membentuk Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa di Strasbourg.

Perdana Menteri Ukraina yang pro-Barat, Volodymyr Groysman, menulis di Twitter bahwa kebijakan konsil itu telah menunjukkan ‘penghinaan terhadap hukum internasional’. Dia menegaskan bahwa Kiev menarik duta besarnya untuk Konsil guna kepentingan konsultasi.

Presiden Volodymyr Zelenskiy mengatakan dia frustrasi setelah mengangkat masalah itu minggu lalu dengan Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Sekitar 30 anggota parlemen dari Ukraina, Georgia, dan negara-negara Baltik melakukan protes dengan menentang kredibilitas delegasi Rusia. Protes 30 negara ini secara resmi menunda pemulihan hak-hak Moskow sampai pemungutan suara lainnya segera digelar, dimana kredensial ini diharapkan akan disahkan.

Uni Eropa terus menentang aneksasi Krimea oleh Rusia. UE bulan ini memperbarui sanksi ekonomi terhadap Rusia untuk satu tahun kedepan.

Rusia dilucuti dari hak pilihnya di Dewan HAM Eropa pada tahun 2014. Rusia kemudian memboikot majelis itu sejak 2016, sekaligus menolak untuk membayar iuran.

Barat pun menuduh Moskow melakukan operasi rahasia untuk mencoba melemahkan demokrasi.

Diplomat Eropa mengatakan bagian dari alasan untuk mendukung kembalinya Rusia adalah alasan ekonomi. Sebab kepergian Moskow menyisakan lubang anggaran hingga 90 juta euro (102 juta dolar AS) dalam anggaran Konsil Eropa, sekitar 7 persen dari anggaran Dewan HAM Eropa tersebut. (Reuters/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/M_mC5lLx2Ow

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Trump Ungkap ‘Mungkin’ Kesepakatan Perdagangan dengan Tiongkok, Tetapi Mengancam Lebih Banyak Sanksi Tarif Jika Tidak Ada Kesepakatan

Cathy He – The Epochtimes

Epochtimes.id- Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengungkapkan pada (26/6/2019) “sangat mungkin” pertemuan dengan Xi Jinping pada KTT G-20 di Jepang akan menghasilkan kemajuan dalam pembicaraan perdagangan. Sehingga Trump tidak akan mengenakan tarif tambahan yang telah diancam dikenakan kepada lebih banyak barang dari Tiongkok.

Trump diperkirakan akan bertemu Xi pada 29 Juni, pertemuan pertama antara kedua pemimpin sejak pembicaraan perdagangan batal pada awal Mei. Ketika itu pemerintah AS menuduh pihak Komunis Tiongkok mengingkari komitmen yang dinegosiasikan selama berbulan-bulan.

Trump dalam wawancara dengan Fox Business Network mengatakan : “Ini benar-benar mungkin, Kami harus mendapatkan penawaran bagus, Mungkin saja kita akan membuat kesepakatan tetapi saya juga sangat senang berada pada posisi kita sekarang. Kami menerima banyak uang, dan terus terang  bukan hal yang sangat baik bagi Tiongkok, tetapi itu adalah hal yang baik bagi kami.”

Presiden menyatakan optimisme bahwa pada akhirnya kesepakatan akan tercapai dengan Tiongkok. Trump mengatakan : “Mereka ingin membuat kesepakatan lebih dari saya.” Tetapi jika terjadi kebuntuan antara kedua negara, Trump mengatakan dia akan mengenakan tarif tambahan.

“Saya akan melakukan tarif tambahan, tarif tambahan yang sangat substansial, jika itu tidak berhasil, jika kita tidak membuat kesepakatan,” kata Trump.

“Rencana B saya dengan Tiongkok adalah untuk menerima miliaran dan miliaran dolar sebulan dan kita akan semakin sedikit melakukan bisnis dengan mereka,” tambahnya.

Trump sebelumnya mengancam akan mengenakan tarif terhadap barang-barang Tiongkok senilai $ 325 miliar. Tetapi selama wawancara ia menunjukkan bahwa ia dapat mempertimbangkan untuk mengenakan bea 10 persen  atas barang-barang tersebut daripada 25 persen, seperti yang awalnya disampaikan oleh Trump.

Pernyataan Trump itu disampaikan bersamaan pada hari yang sama Menteri Keuangan Steve Mnuchin mengatakan kedua belah pihak hampir mencapai kesepakatan, sebelum pihak Tiongkok mundur pada konsesi yang disepakati pada Mei lalu. Ini mendorong Trump untuk menaikkan tarif menjadi 25 persen dari 10 persen mencapai $ 200 miliar barang Tiongkok.

“Kami sekitar 90 persen dari perjalanan ke sana [dengan kesepakatan] dan saya pikir ada jalan untuk menyelesaikan ini,” katanya dalam sebuah wawancara dengan CNBC.

Mnuchin tidak menunjukkan apa yang tersisa 10 persen dari perjanjian itu.

Trump, selama wawancara dengan Fox Business, mengatakan kepada pejabat perdagangannya, ia menyampaikan agar segera menghentikan pembicaraan setelah mengetahui bahwa rezim Komunis Tiongkok telah mengingkari komitmen.

“Kami pikir memiliki kesepakatan. Dan kemudian mereka berkata kepada kami tidak akan memberikan hal-hal tertentu yang kami sepakati. Dan saya berkata ‘tidak apa-apa.’ Saya mengatakan kepada orang-orang saya untuk meninggalkan kantor sekarang. Jangan bicara, jangan bicara lagi,” katanya.

Trump mengatakan dia kemudian memutuskan untuk membiarkan tarif naik.

Mnuchin juga menyatakan keyakinannya bahwa Trump dan Xi akan membuat kemajuan pada pertemuan mendatang mereka.

“Pesan yang ingin kami dengar adalah bahwa mereka [Tiongkok] ingin kembali ke meja dan melanjutkannya karena saya pikir ada hasil yang baik untuk ekonomi mereka dan ekonomi AS untuk mendapatkan perdagangan seimbang dan untuk terus membangun hubungan ini, ” katanya. (asr)

Secangkir Blueberry Turunkan Risiko Penyakit Kardiovaskular

0

ETIndonesia – Manfaat kesehatan dari blueberry terus bertambah. Buah ini adalah pembangkit tenaga dan nutrisi yang melebihi beratnya, untuk meningkatkan kesehatan dalam beberapa cara. Dan sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa makan satu cangkir blueberry per hari dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular hingga 15 persen.

Hubungan antara blueberry dan jantung yang lebih sehat dan risiko lebih rendah untuk diabetes tipe-2 bukanlah hal baru. Tetapi penelitian baru ini, yang dilakukan oleh tim dari University of East Anglia di Inggris dan Harvard, menunjukkan blueberry dapat mengurangi risiko bagi orang yang berisiko tinggi untuk kondisi ini.

Mereka mengamati 115 orang yang berusia 50-75 tahun yang kelebihan berat badan atau obesitas, dan mengalami sindrom metabolik. Sindrom metabolik adalah prekursor diabetes tipe-2 dan ditandai oleh tekanan darah tinggi, lemak tubuh berlebih di sekitar pinggang, trigliserida kolesterol tinggi, dan peningkatan gula darah.

Penelitian berjalan selama enam minggu dan peserta dibagi menjadi tiga kelompok:

  • Kelompok yang mengonsumsi satu cangkir blueberry bubuk beku-kering per hari.
  • Kelompok yang mengonsumsi setengah cangkir blueberry bubuk beku-kering per hari.
  • Kelompok kontrol yang mengonsumsi pil plasebo.

Para peneliti mencatat bahwa makan satu cangkir per hari mengurangi kekakuan arteri dan meningkatkan fungsi pembuluh darah, yang secara independen dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular hingga antara 12 dan 15 persen. Mereka mencatat, bagaimanapun, bahwa konsumsi blueberry tidak mempengaruhi tekanan darah atau melakukan apa pun untuk meningkatkan sensitivitas insulin. Tidak ada intervensi diet lain yang dilakukan.

Kemungkinan manfaat blueberry berasal dari antioksidan yang disebut anthocyanin, yang memberikan warna ungu tua, merah, atau hitam pada sebagian buah. Flavonoid ini dapat membantu mengurangi stres oksidatif dan peradangan di arteri, memungkinkan mereka untuk rileks. Senyawa ini, bersama dengan serat, juga dapat membantu meningkatkan kadar kolesterol.

Jika Anda bisa makan secangkir blueberry per hari, mungkin ada manfaatnya bagi kesehatan jantung. Tentu saja, manfaatnya mungkin akan lebih terasa jika dimasukkan dalam bagian dari diet seimbang yang sehat daripada diet pro-inflamasi.

Devon Andre memegang gelar sarjana ilmu forensik dari University of Windsor di Kanada dan Juris Doctor dari University of Pittsburgh. Artikel ini pertama kali dipublikasikan di Bel Marra Health. (DEVON ANDRE/WWW.BELMARRAHEALTH.COM/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/M_mC5lLx2Ow

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Hewan Laut Aneh Muncul di Pantai Australia

0

ETIndonesia – Makhluk aneh tersapu ombak di tepi pantai di Victoria, Australia. Hewan air itu tampak seperti campuran antara hiu dan belut.

Cozy Seaside Escape memposting foto-foto hewan yang tampak tidak biasa itu di Facebook. Hewan unik itu ditemukan tersapu ombak di Pantai Golden Beach, Gippsland.

“Berjalan di sepanjang pantai dan melihat makhluk ini yang keluar untuk berjemur,” tulis akun itu.

Hewan ini biasanya tinggal di dasar samudra dan makan ikan kecil, menurut News.com.au. Itu adalah jenis catshark, atau hiu kecil, yang tinggal di dasar laut yang memiliki mata seperti kucing. Hiu ini memiliki sirip punggung kecil, dan hidup di perairan yang hangat.

Sejumlah pengguna Facebook terkesan dengan penemuan itu.

“Itu luar biasa, penampakan yang terbaik,” tulis seorang pengguna di Facebook.

Seorang netizen lainnya berkomentar bahwa mereka yakin hewan ini adalah makhluk langka.

“Saya tidak yakin, saya telah membaca bahwa mereka adalah salah satu keluarga hiu terbesar. Mereka adalah predator laut dalam, yang menghabiskan sebagian besar waktu mereka di dasar lautan untuk makan ikan kecil, dan mereka tidak berbahaya bagi manusia,” lanjut Cozy Seaside Escape.

“Saya tidak yakin apakah ini hal yang baik. Orang lain melihat salah satunya terdampar hanya beberapa minggu yang lalu. Apa yang terjadi di laut dalam, yang sedang mereka hadapi?” Warganet lainnya menimpali.

Jenis-jenis ‘catshark’ tertentu juga bisa bersinar dalam gelap. Catshark rantai dan hiu kecil dapat menyerap cahaya biru dari laut dan memancarkannya kembali pada panjang gelombang yang lebih rendah, membuat mereka bersinar hijau terang.

David Gruber, seorang peneliti, mengatakan dia menyadari biofluoresensi di karang, tetapi menambahkan bahwa dia tidak menyadari bahwa hiu memilikinya.

“Ini seperti keluar dari novel fiksi ilmiah,” katanya, menurut News.com.au. “Pada tahun 2014 kami mempelajari biofluoresensi di karang, dan kami secara tidak sengaja mendapatkan fotobombing yang dipancarkan belut fluoresens hijau, dan kami melakukan ekspedisi dan menemukan 180 spesies ikan biofluorescent.”

Penemuan Gigi Megalodon
Seorang gadis di North Carolina menemukan gigi hiu kuno ketika dia sedang liburan musim semi.

Avery Fauth menemukan gigi hiu megalodon baru-baru ini di Pantai Topsail Utara. Megalodon punah jutaan tahun yang lalu, dan diyakini sebagai hiu terbesar yang pernah ada.

“Aku melihat sekeliling dan aku melihat sesuatu terkubur di pasir. Saya menemukan dan terus datang, dan ini adalah gigi besar ini, dan kemudian saya memegangnya dan saya berteriak memanggil ibu saya,” katanya kepada WECT, yang memberitakan temuannya.

“Saya benar-benar terkejut dan gembira dengannya bahwa dia menemukan sesuatu yang sebesar itu,” kata seorang anggota keluarga kepada kantor berita tersebut.

Selain gigi itu, dia dan saudara-saudaranya juga menemukan lima gigi lainnya. Tapi gigi yang ditemukan Fauth adalah yang terbesar.

“Saya seperti, apakah ini mimpi, karena saya tidak percaya saya menemukannya, dan kemudian saya mengeluarkannya dan itu adalah sebuah, gigi megalodon. Mereka benar-benar jarang ditemukan dan mereka memiliki gigi yang cukup besar dan mereka sangat keren,” tambah Fauth.

Ayah Fauth mengatakan bahwa dia telah mencari gigi megalodon selama 25 tahun. Namun dia tidak pernah menemukan apa pun.

Gadis itu berkata bahwa dia berencana untuk memberi tahu teman-temannya tentang temuan itu ketika dia kembali dari liburan musim semi. Namun, dia tidak akan membawanya ke sekolah karena dia takut seseorang akan merampas atau merusaknya. (JACK PHILLIPS/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/M_mC5lLx2Ow

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M

Komunis Tiongkok Tangkap Netizen di Tiongkok yang Mengekspresikan Dukungan Terhadap Aksi Demo Hong Kong

Frank Fang – The Epochtimes

Pihak berwenang di Tiongkok daratan mulai menahan netizen Tiongkok yang menyatakan dukungan di dunia untuk aksi protes Hong Kong terhadap RUU Ekstradisi pro Komunis Tiongkok. Ini dikarenakan demonstrasi yang terus berlangsung di kota itu telah menarik perhatian masyarakat dunia.

Banyak warga Hongkong khawatir jika RUU itu disahkan, Beijing berpotensi menekan pemerintah Hong Kong untuk menyerahkan warga negara dari setiap kewarganegaraan untuk menghadapi di bawah persidangan  pengadilan rezim Komunis Tiongkok dengan tuduhan palsu.

Mereka juga menganggap tindakan itu sebagai bukti lebih lanjut dari Beijing yang mengikis otonomi Hong Kong sejak wilayah tersebut dikembalikan dari Inggris ke pemerintahan Komunis Tiongkok pada tahun 1997.

Ada dua aksi protes RUU anti-ekstradisi di Hong Kong — pawai 9 Juni yang diikuti 1,03 juta orang dan 16 Juni yang dihadiri oleh 2 juta orang yang menyerukan penarikan penuh undang-undang itu setelah Ketua Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, mengumumkan bahwa RUU itu akan ditangguhkan tanpa batas waktu.

Pada bulan Februari, pemerintah Hong Kong pertama kali mengusulkan undang-undang, yang akan memungkinkan Kepala Eksekutif – pejabat tinggi kota – untuk menandatangani permintaan ekstradisi, termasuk dari Tiongkok daratan tanpa persetujuan dari legislatif.

Sejak aksi protes massa dimulai, Komunis Tiongkok telah memberlakukan penguncian informasi untuk mencegah warganya menemukan aksi ketidakpuasan warga Hongkong.

Dalam beberapa hari terakhir, beberapa aktivis HAM di Tiongkok telah didatangi oleh polisi Komunis Tiongkok setelah mereka berkomentar di media sosial tentang RUU ekstradisi sebagaimana dilaporkan pada 24 Juni oleh Radio Free Asia -RFA. Beberapa diantara mereka bahkan telah ditahan.

Menurut RFA, Wei Xiaobing, seorang aktivis HAM yang bekerja di Kota Huzhou di provinsi Zhejiang, baru-baru ini dipanggil oleh polisi setempat dan ditahan selama 15 hari karena ia memposting artikel online untuk mendukung tuntutan warga Hongkong atas penarikan RUU Ekstradisi.

Seorang aktivis lain, Hu Jiawei dari Kota Zhuzhou di Provinsi Hunan, juga dibawa ke kantor polisi setempat.

Menurut RFA, Hu diperingatkan untuk tidak mempublikasikan lebih banyak artikel secara online atau memposting ulang apa pun tentang aksi protes Hong Kong atau dia akan beresiko “benar-benar” ditangani.

Ketika dihubungi oleh RFA pada 24 Juni, Hu mengatakan bahwa dia sekarang tidak dapat berbicara karena dia berada di dalam kantor polisi.

Pei Li, seorang aktivis hak asasi dari Provinsi Sichuan, mengatakan bahwa polisi keamanan negara setempat telah menelepon untuk memperingatkannya agar tidak memposting ulang artikel lagi tentang protes Hong Kong. Dia menulis tentang kejadian itu di sebuah unggahan Twitter pada 21 Juni.

Pei menambahkan bahwa petugas mengancam bahwa dia akan dikenai “penghilangan paksa.” Artinya, biasanya  polisi Komunis Tiongkok secara paksa membawa seseorang keluar dari kota kelahirannya untuk jangka waktu tertentu.

Tindakan ini merupakan beberapa teknik lazim yang digunakan oleh pejabat Komunis Tiongkok untuk membungkam para pembangkang dan pengkritik terhadap  Komunis Tiongkok.

Kemudian, dalam cuitan di Twitter secara terpisah, Pei menulis: “Saya yakin akan segera kehilangan kebebasan saya. Jiayou, Hong Kong. “

Sejak itu, Pei telah berhenti mengupdate cuitan di akun Twitter-nya dan tidak dapat dihubungi oleh RFA.

Seorang netizen dengan nama keluarga Ou mengatakan kepada RFA bahwa upaya Komunis Tiongkok bertujuan untuk membungkam netizen tidak terbatas pada area tertentu di Tiongkok.

Sebaliknya, Ou mengatakan dia telah membaca informasi online tentang banyak netizen di seluruh Tiongkok yang telah dipanggil, diperingatkan, atau ditahan oleh polisi setempat karena membuat ulang gambar, artikel, atau video yang berkaitan dengan aksi protes di Hong Kong.

Seorang netizen yang tidak dikenal berbagi info dengan RFA bahwa kata-kata “Hong Kong” dalam bahasa mandarin “Xiang Kang” telah menjadi istilah sensitif yang disensor oleh pihak Komunis Tiongkok. Di aplikasi perpesanan populer WeChat, sebutan “Xiang Kang” telah mengakibatkan beberapa chatroom grup ditangguhkan.

Netizen juga melaporkan tidak dapat mengirim gambar dan video yang terkait dengan Hong Kong di berbagai platform media sosial. Media asing yang beroperasi di Tiongkok juga menjadi sasaran sensor.

Menurut laporan 13 Juni oleh surat kabar harian Taiwan Liberty Times dan siaran Jepang NHK di Tiongkok memutus sinyal transmisi secara tak terduga, sementara melaporkan pertikaian antara pengunjuk rasa dan polisi di Hong Kong pada 12 Juni.

Komentator politik yang berbasis di Beijing, Zhang Lifan, dalam sebuah wawancara baru-baru ini dengan Voice of America, menjelaskan mengapa Komunis Tiongkok mencegah warganya untuk belajar tentang aksi protes.

Dia mengatakan rejim Komunis Tiongkok khawatir terhadap aksi protes dapat memiliki efek domino karena dianggap mendorong rakyat Tiongkok untuk menuntut lebih banyak kebebasan di negeri Tiongkok. (asr)

Ikuti Frank di Twitter: @HwaiDer