Ahli Kanada Minta Penegak Hukum Tindak Penyerang Paus

ETIndonesia – Seorang ahli paus mengatakan penegak hukum Kanada kurang cepat menanggapi migrasi paus Atlantik Utara tahun ini. Sejak awal musim migrasi, sudah lima hewan yang terancam punah itu ditemukan mati.

Laurie Murison, direktur eksekutif dari Grand Manan Whale and Seabird Research Station, mengatakan batas kecepatan kapal, pembatasan penangkapan ikan, dan langkah-langkah lain kini sudah dilakukan. Dia mengatakan upaya itu seharusnya dilakukan lebih cepat dan lebih awal.

“Mereka baru bereaksi sekarang, tetapi itu adalah sesuatu yang perlu dilakukan lebih awal setiap musim. Anda perlu melihat apa yang terjadi dan apa distribusinya,” katanya dalam sebuah wawancara, Kamis (27/6/2019) waktu setempat.

Murison mengatakan bahwa sangat jelas dari data penerbangan pengawasan di Teluk St. Lawrence bahwa paus melakukan perjalanan lebih jauh ke timur tahun ini, daripada dalam dua tahun terakhir.

“Paus akan pergi ke mana pun sumber daya makanan terbaik berada. Mereka dapat bervariasi dari tahun ke tahun dan kami tidak memiliki basis data jangka panjang untuk kebiasaan pergerakan ikan paus di Teluk,” katanya.

Hasil pembedahan necropsy menunjukkan setidaknya satu dari lima paus mati musim ini memiliki cedera yang konsisten dengan tanda-tanda serangan kapal.

Fisheries and Oceans Canada (DFO) mengkonfirmasi Rabu malam bahwa seekor paus ditemukan mati di pantai Pulau Anticosti dekat Teluk St. Lawrence, sehingga jumlah kematian baru-baru ini mencapai lima ekor.

Dalam sebuah pernyataan, para pejabat mengatakan para ilmuwan berada di tempat pengambilan sampel untuk di-analisis, dan bekerja dengan berbagai mitra untuk menilai opsi necropsy.

Paus Atlantik Utara yang ditemukan mati di Teluk St. Lawrence dibawa ke pantai di Cape Breton barat untuk menjalani bedah necropsy pada 24 Juni 2019 (Foto : HO, DFO//Fisheries and Oceans Canada/The Canadian Press)

Dalam konferensi pers Kamis, Isabelle Elliott, seorang perwira mamalia laut dengan Fisheries and Oceans, mengatakan umur dan identitas paus kelima belum diketahui.

Dia mengatakan paus pertama adalah jantan berusia sembilan tahun jenis Wolverine dan hasil nekropinya tidak meyakinkan.

Paus kedua yang mati adalah betina berusia sekitar 40 tahun yang dikenal sebagai Punctuation, dan memiliki luka-luka yang konsisten dengan serangan kapal.

Sebuah necropsy dijadwalkan pada Jumat di Norwegia, PEI, waktu setempat, pada paus ketiga. Paus jantan berusia 34 tahun berjenis Comet.

Elliott mengatakan nama paus keempat, betina 11 tahun, memiliki bangkai yang terlalu membusuk untuk dilakukan bedah nekropsi. (THE CANADIAN PRESS/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/M_mC5lLx2Ow

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M