Home Blog Page 1900

Penulis Surat Selundupan Meminta Perhatian Terhadap Pelanggaran Kamp Kerja Paksa Tiongkok Meninggal Dunia

0

Berita mengejutkan dunia: sebuah surat yang telah menempuh jarak 5.600 mil (9.012km)dari Tiongkok ke sebuah kota kecil di Oregon.

Pada bulan November 2012, di dalam sebuah kotak hiasan Halloween yang dia beli bertahun-tahun yang lalu di Kmart, Julie Keith menemukan sebuah surat tulisan tangan terlampir di dalamnya.

Surat tersebut berasal dari seseorang yang ditahan di Kamp Kerja Paksa Masanjia yang terkenal brutal di kota Shenyang, Tiongkok utara, yang telah mengajukan permohonan untuk meminta bantuan: “Mohon kirimkan kembali surat ini ke Organisasi Hak Asasi Manusia Dunia,” dalam pembukaannya. Orang tersebut menggambarkan kondisi yang keras-15 jam kerja tanpa istirahat pada akhir pekan atau hari libur, penyiksaan, dan pelecehan verbal.

Setelah Keith mengeposkan sebuah foto surat di Facebook, media mengangkat berita tersebut, menyoroti sorotan internasional tentang pelecehan hak asasi manusia di Tiongkok.

Kamp Kerja Paksa Masanjia Tiongkok
Salinan surat Sun Yi. (Courtesy of Julie Keith)

Orang tersebut mengungkapkan identitas sebenarnya beberapa tahun kemudian, saat dia berhasil lolos dari Tiongkok. Lahir pada 9 Oktober 1966 di Kota Taiyuan, Propinsi Shanxi, Sun Yi adalah seorang insinyur yang bekerja di Beijing. Namun karena dia adalah seorang praktisi ajaran spiritual kuno yang dikenal dengan Falun Gong, otoritas polisi memburu dia. Sejak Juli 1999, rezim Tiongkok telah menganiaya jutaan pengikut di seluruh negeri dengan penangkapan, pemenjaraan, dan penyiksaan, menurut Pusat Informasi Falun Dafa, kantor pers untuk Falun Gong.

Sun ditahan di pusat pencucian otak, pusat penahanan, dan kamp kerja paksa sebanyak delapan kali karena keyakinannya. Pada saat Keith menemukan surat itu, Sun telah dibebaskan dari kamp kerja paksa. Namun Sun masih terus dilecehkan oleh polisi, menyebabkan istrinya terus-menerus khawatir demi keselamatannya.

Pada Desember 2016, Sun berhasil melarikan diri ke Indonesia. Pada bulan Maret tahun berikutnya, dia bertemu dengan Keith di Indonesia.

https://www.facebook.com/julie.knickrehmkeith/posts/10210992147151115

Beberapa hari sebelum ulang tahunnya yang ke 51, pada 1 Oktober, Sun Yi meninggal di sebuah rumah sakit di Bali, Indonesia. Rumah sakit tersebut mengatakan bahwa dia meninggal karena gagal ginjal. Dia berusia 50 tahun.

Namun, keluarganya mengatakan bahwa dia tidak pernah memiliki masalah kesehatan ginjal. Mereka mengklaim bahwa rumah sakit tersebut tidak memberikan rincian konkret tentang kematiannya dan bergegas agar tubuhnya segera dikremasi, tanpa meminta persetujuan dari pihak keluarga sehingga menimbulkan kecurigaan.

Kisah Sun

Sebelum kematiannya, Sun meninggalkan klip audio dan video yang menggambarkan pengalamannya saat dipenjara di Masanjia.

Di kamp kerja paksa, Sun dan rekan-rekan narapidanya ditugaskan membuat boneka-boneka hantu plastik kecil dan batu nisan busa, bekerja 15 jam sehari dengan upah 10 yuan (sekitar $1,50) per bulan.

Dia juga disiksa. Dia diborgol di tempat tidur rumah sakit berjam-jam dalam posisi yang tidak nyaman. Pengawal juga menggunakan alat medis yang digunakan untuk membuka dengan paksa mulutnya, dan akan meludah dan melemparkan puntung rokok ke dalam mulutnya.

Metode penyiksaan lain memaksanya berdiri dalam posisi aneh, dengan kaki dan lengannya diikat ke bingkai tempat tidur. Suatu saat, Sun diikat selama 168 jam terus-menerus.

Kamp Kerja Paksa Masanjia Tiongkok
Sebuah ilustrasi dari salah satu metode penyiksaan Masanjia. (Ilustrasi oleh Sun Yi)

Selama satu waktu, ia dipaksa untuk menghadap foto Mao Zedong dan Karl Marx dan bersumpah di depannya setiap hari. Pengawal memaksanya untuk mengatakan bahwa dia akan melindungi Partai Komunis Tiongkok dan berpisah dengan Falun Gong. Sun menyebut penyiksaan itu “sebuah ekstraksi psikologis.”

Narapidana tidak diizinkan untuk memiliki alat tulis apa pun. Namun seorang narapidana, yang menyogok penjaga untuk mendapatkan pulpen, meminjamkannya ke Sun. Di tengah malam, dia diam-diam menulis surat dan memasukkannya ke dalam produk yang sepertinya ditujukan untuk negara-negara Barat. Ia berharap salah satu dari surat tersebut bisa menemukan orang baik hati di luar negeri.

Pada bulan Agustus 2010, ia dibebaskan dari Masanjia. Beberapa bulan setelah berita muncul mengenai surat Keith, sebuah majalah Tiongkok, “Lens,” menerbitkan sebuah ekspos tentang kengerian di dalam Masanjia. Perhatian internasional menekan rezim Tiongkok untuk menghapuskan sistem kamp kerja paksa pada November 2013.

Pada bulan Desember 2014, wartawan foto Tiongkok, Du Bin, yang menerbitkan sebuah seri yang merinci penyiksaan dan perlakuan yang dilakukan terhadap tahanan Masanjia, merilis sebuah laporan tentang pengalaman Sun. “Dia termasuk yang paling parah disiksa di Masanjia,” Du menulis.

Eksposur publik tentang kejahatan rezim Tiongkok tersebut menempatkan sasaran pada Sun. Rumahnya berulang kali digeledah oleh polisi. Dia harus melarikan diri dari rumahnya dan hidup dalam pelarian, terus-menerus membawa pisau cukur dan sikat gigi sebagai bekal sehingga dia bisa membersihkan diri kemanapun dia pergi. Pada 2016 November, dia diculik oleh polisi. Dia dibebaskan beberapa hari kemudian, namun istri Sun menjadi sangat khawatir dengan keselamatannya, hampir mengalami gangguan saraf.

Sun memutuskan sudah waktunya untuk meninggalkan negara tersebut. Pada tanggal 6 Desember 2016, dia tiba di bandara Beijing, dan berhasil melewati bea cukai tanpa deteksi pihak berwenang Tiongkok. Dia membeli es krim untuk merayakan, akhirnya berhasil lolos dari penjara tak terlihat di negeri tempat dia tinggal.

Dia meninggalkan dunia dengan tenang pada bulan Oktober 2017, namun orang akan mengingat ceritanya selama bertahun-tahun yang akan datang. Hidupnya mencerminkan arti nama Tionghoa-nya: kuat dan bersikap teguh. (ran)

Su Mingzhen memberikan kontribusi untuk laporan ini.

ErabaruNews

Badai Salju Lumpuhkan Lalu Lintas Darat dan Udara di Inggris

0

ErabaruNews – Badai salju melanda Inggris pada Selasa (26/12/2017) malam, waktu setempat. Badai tersebut membuat lumpuh lalu lintas di jalan-jalan utama, Seperti dikutip dari The Epoch Times, Kamis (28/12/2017).

Salju tebal juga membuat ribuan rumah kehilangan suplai listrik. Sementara penerbangan juga terganggu karena runway bandara turut dipenuhi salju tebal, Rabu (27/12/2017) waktu Inggris.

Pengelola Jalan Tol di Inggris melalui situs webnya bahkan mengumumkan sejumlah penutupan layanan akibat badai salju. Kemacetan parah dikabarkan terjadi di jalur A30 jalan tol.

“A30 di Cornwall ditutup dua arah antara A3074 dan B3301 karena sebuah kecelakaan,” kata perusahaan memperingatkan.

Polisi Devon dan Cornwall meminta pengemudi untuk berhati-hati. Terlebih sejumlah rangkaian kecelakaan akibat tumpukan salju dilaporkan terjadi.

Kondisi cuaca yang parah juga mempengaruhi sejumlah ruas jalan tol lainnya. Salah satunya adalah di jalur A14.

https://twitter.com/sjgudge/status/945926483817705472

Guna mengurangi kecelakaan dan memperlancar arus lalu lintas darat, polisi setempat pun mengerahkan personil dan kendaraan khusus untuk membersihkan salju. Mereka menyapu salju agar jalanan tidak terlalu licin.

“Inggris memiliki semua sumber daya yang tersedia untuk membersihkan lalu lintas. Kendaraan Polisi 4×4 terus membersihkan salju dan menarik kendaraan yang terjebak salju,” kata polisi.

Sementara itu, sistem transportasi udara juga turut terganggu. Penumpang dikabarkan menumpuk di Bandara Stansted karena landasan pacu tertutup salju. Otoritas bandara berulangkali membersihkan salju dan melakukan pemeriksaan keamanan terhadap lajur lepas landas pesawat.

Bandara Luton mengeluarkan peringatan kepada wisatawan terkait kemungkinan penundaan dan/atau pembatalan penerbangan karena hujan es dan salju. Penumpang juga disarankan untuk memeriksa informasi dari maskapai penerbangan masing-masing, terkait dengan status penerbangan terbaru mereka.

Sejumlah maskapai juga dikabarkan membutuhkan waktu untuk membersihkan pesawat yang masih parkir di bandara Luton. Mereka membutuhkan waktu setidaknya dua jam untuk membersihkan salju dan es yang menempel di badan dan roda pesawat.

Setelah pesawat dibersihkan, dan hujan salju lebat tidak turun kembali, maka pesawat bisa segera diberangkatkan. Tentunya jika otoritas bandara mengijinkan untuk lepas landas.

Sementara itu, penerbangan di Bandara Birmingham justru sudah dihentikan pada Rabu dini hari. Penumpang diminta untuk selalu memeriksa informasi maskapai penerbangan untuk memantau status penerbangan.

Mereka masih mencoba untuk membersihkan landasan pacu agar beberapa penerbangan bisa diberangkatkan dan mendarat. Namun, opsi pengalihan penerbangan ke bandara terdekat juga bisa menjadi pilihan.

Pada lain pihak, Perusahaan Listrik Western Power Distribution (WPD) mengkonfirmasi bahwa hampir 14.000 rumah di bagian barat daya dan tengah Inggris kehilangan pasokan listrik.

https://twitter.com/KenGoodwinITV/status/945884655819083776

Selain itu, perusahaan power supply SSE menyatakan bahwa sekitar 10.000 pelanggannya juga melewati malam tanpa listrik.

Badan Lingkungan Hidup Inggris juga dilaporkan telah mengeluarkan 14 peringatan banjir dan 96 alaram waspada banjir. (waa)

Setidaknya 1.000 Angota ISIS Masih Berada di Irak dan Suriah

0

Epochtimes.id- Kurang dari 1.000 orang anggota ISIS masih berdomisili di Irak dan Suriah. Koalisi internasional yang dipimpin Amerika Serikat memerangi kelompok militan ini.

Irak dan Suriah telah mengumumkan kemenangan atas kelompok ISIS dalam beberapa pekan terakhir.

Deklarasi ini setelah setahun lebih pasukan kedua negara, sekutu asing dan pasukan lokal mengusir para petempur ISIS dari semua kota dan desa yang pernah diproklamirkan sebagai kota kekhalifahan ISIS.

Amerika Serikat telah memimpin sebuah koalisi internasional yang melakukan serangan udara terhadap ISIS sejak 2014 ketika kelompok tersebut menguasai sepertiga dari wilayah Irak.

Pasukan Amerika Serikat telah bertugas sebagai penasihat di lapangan dengan pasukan pemerintah Irak dan kelompok Kurdi dan Arab di Suriah.

Sejumlah warga sipil termasuk wanita dan anak-anak melarikan diri dari beberapa kawasan yang dikuasai oleh kelompok ISIS di kota Raqqa, Suriah Utara. Foto Milik : Mezopotamya Agency, via AP. Source: AP

“Karena komitmen Koalisi dan kompetensi yang ditunjukkan dari mitra kami di Irak dan Suriah, diperkirakan ada kurang dari 1.000 teroris ISIS di area operasi bersama gabungan kami, yang sebagian besar diburu di daerah gurun pasir timur Suriah dan Irak Barat, ” kata koalisi pimpinan AS kepada Reuters dalam sebuah pernyataan di surat elektronik.

ISIS atau Daesh adalah akronim yang digunakan untuk Negara Islam.

Angka tersebut mengecualikan daerah-daerah di Suriah barat yang berada di bawah kendali pemerintahan Presiden Bashar al-Assad dan sekutu-sekutunya.

Sekutu utama Assad Rusia juga mengatakan pada Rabu lalu pertempuran utama dengan ISIS di Suriah telah berakhir.

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov mengatakan bahwa tugas utama di Suriah sekarang menghancurkan kelompok Islam lain, yaitu Nusra Front.

Rumah-rumah yang hancur karena pertempuran antara Pasukan Demokratik Suriah dan militan ISIS digambarkan di kota tua Raqqa di Suriah pada 5 Oktober 2017. Gambar yang diambil pada 5 Oktober 2017. (Reuters / Erik De Castro)

Koalisi pimpinan Amerika Serikat mengatakan pada 5 Desember bahwa ada kurang dari 3.000 teroris yang tersisa. Irak mengumumkan “kemenangan akhir” atas kelompok tersebut pada 9 Desember.

Sebagian besar teroris telah terbunuh atau tertangkap dalam tiga tahun terakhir seperti dilansir koalisi Arab Saudi pada Rabu. Pernyataan ini tidak menanggapi pertanyaan seberapa anggota ISIS ini bisa lolos ke negara lain. Koalisi AS mengatakan tidak akan “terlibat dalam spekulasi publik” namun mengatakan pihaknya berupaya mencegahnya.

“Kami dapat memberitahu Anda bahwa kami bekerja sama dengan mitra kami untuk membunuh atau menangkap semua teroris ISIS yang tersisa, untuk menghancurkan jaringan mereka dan mencegah kebangkitan mereka, dan juga untuk mencegah mereka melarikan diri ke negara-negara yang berbatasan,” katanya. (asr)

Sumber : Reuters via The Epochtimes

Pesawat Parkir di Runway Hajar Bangunan Bandara Malta Akibat Angin Kencang

0

EpochTimesId – Sebuah pesawat yang sedang parkir tiba-tiba melaju kencang pada area loading di Bandara Internasional Malta pada Rabu (27/12/2017) malam waktu setempat. Pesawat itu menabrak dinding bangunan dan menghancurkan hidungnya sendiri.

Pesawat tersebut menabrak bangunan perusahaan konstruksi di negara kepulauan Uni Eropa itu.

“Sepertinya akibat angin kencang. Bangunan itu tidak mengalami kerusakan besar, namun kami menganggap pesawat itu tidak bisa lagi digunakan,” ujar perwakilan hukum Grup Polidano, Jean Paul Sammut, seperti dikutip dari Times of Malta.

Pesawat berjenis Dassault Falcon 7X ketika kejadian sedang tidak dihuni para awak.

Angin kencang mungkin telah meniup pengunci roda yang sebelumnya mencegah pesawat untuk bergerak. Pesawat kemudian meluncur menuruni lereng dan menabrak sebuah kantor.

Jet tersebut terdaftar di Belize, dan tampaknya milik Michael Ashcroft. Pemiliknya adalah salah satu orang terkaya di dunia.

Tuan pesawat juga dikenal sebagai Baron Ashcroft. Dia adalah mantan wakil ketua Partai Konservatif.

Polisi setempat dan angkatan bersenjata dikabarkan segera tiba di lokasi insiden. Mereka langsung menutup kawasan dan menutup semua akses lalu lintas darat dan udara. (waa)

Wanita Inggris Dipenjara 3 Tahun di Mesir Gara-gara Dijerat Selundupkan Obat Tramadol

0

Epochtimes.id- Pengadilan Mesir memvonis seorang wanita Inggris tiga tahun penjara pada Selasa (26/12/2017) karena menyelundupkan sekitar 300 tablet obat penghilang rasa sakit ke negara tersebut.

Atas putusan ini, tim pembelanya mengatakan akan mengajukan banding agar kliennya bebas dari jeratan hukum atau dikurangi hukuman kurungan penjara.

Laura Plummer, seorang pekerja toko (33) dari Hull, Inggris ditangkap pada bulan Oktober setelah tablet Tramadol ditemukan di kopernya.

Keluarganya mengatakan kepada surat kabar Inggris bahwa dia membeli tablet untuk pasangan Mesirnya yang tinggal di resor Hurghada Laut Merah.

Plummer menghadiri persidangan dalam kasusnya pada Senin, sebelum vonis pada Selasa. Pengadilan juga memutuskan bahwa dia harus membayar denda 100.000 pound Mesir ($ 5.600).

Tramadol adalah obat resep resmi di Inggris, namun dilarang di Mesir. Plummer ditangkap pada saat kedatangannya dari Inggris pada Oktober, dan penahanannya diperpanjang dua kali sebelum kehadirannya di pengadilan.

Keluarga Plummer mengatakan pada Selasa bahwa mereka merasa memuakkan dengan cara pengadilan.

“Sejak hari pertama, ini adalah mimpi buruk yang lengkap. Kemarin di pengadilan dia bahkan tidak mengizinkan penerjemahnya sendiri. Dia harus meminta penerjemah pengadilan yang menafsirkan jawaban yang salah,” kata saudaranya Jayne Synclair, berbicara di televisi BBC.

Keluarga tersebut mengatakan bahwa Plummer juga telah dipaksa untuk menandatangani dokumen berbahasa Arab yang tidak dia mengerti.

“Dia hampir mengalami gangguan mental, ini mengerikan sekali,” kata kakaknya.

Pengacaranya mengatakan bahwa Plummer akan mengajukan banding, berusaha membalikkan keputusan atau mendapatkan hukuman ganti rugi, yang mungkin terjadi dalam dua bulan setelah hukuman. Dia menambahkan bahwa kliennya tidak tahu Tramadol dilarang di Mesir.

Berbicara kepada pengadilan atas nama Plummer, pengacara tersebut mengatakan bahwa dia tidak memiliki maksud kriminal dalam membawa obat penghilang rasa sakit.

Pada Senin lalu pengacara tersebut, Mohamed Othman, mengatakan kepada Reuters: “Tidak masuk akal bahwa dia berurusan dengan Tramadol. Dia hanya memiliki 320 pil. Bahkan tiket pesawat pun hampir dua kali lipat dari harga pil itu. ”

Seorang juru bicara dari Kantor Luar Negeri Inggris mengatakan: “Kami akan terus memberikan bantuan kepada Laura dan keluarganya setelah keputusan pengadilan di Mesir, dan kedutaan kami melakukan kontak reguler dengan pihak berwenang Mesir.” (asr)

Sumber : Reuters

Ledakan Besar Guncang St Petersburg Rusia Lukai Sepuluh Orang

0

ErabaruNews – Sebuah ledakan dahsyat dilaporkan terjadi di sebuah supermarket di Kota St Petersburg, Rusia, Rabu (27/12/2017). Insiden tersebut melukai setidaknya 10 orang.

“Terdengar ledakan. Petugas darurat sudah ada di tempat kejadian. Evakuasi telah selesai, dan tidak ada kebakaran,” kata seorang pejabat Kementerian Darurat setempat, seperti dikutip The Epoch Times dari media negara Rusia, RT.

Sedikitnya 50 orang lainnya langsung dievakuasi dari gedung tersebut. Ledakan itu dikabarkan bersumber dari loker penyimpanan.

Pejabat otoritas setempat mengkategorikan ledakan tersebut sebagai upaya pembunuhan massal potensial.

https://twitter.com/SputnikInt/status/946060486281441283

Sejumlah sumber mengidentifikasi bahwa ledakan tersebut terbilang dahsyat. Bahkan, bisa dibandingan dengan 200 gram bahan pembuat bom berjenis TNT. (waa)

Pengadilan Myanmar Memperpanjang Penahanan Dua Jurnalis Reuters

0

Epochtimes.id- Pengadilan Myamar telah memperpanjang masa penahanan dua jurnalis Reuters di Myanmar dalam jangka dua minggu lagi.

Penampilan di muka publik kedua jurnalis ini merupakan yang pertama kali sejak penangkapan mereka 12 Desember lalu di bawah Undang-Undang Kerahasiaan era kolonial.

Wa Lone (31) dan Kyaw Soe Oo (27) warga negara Myanmar menulis beritanya untuk Reuters atas tindakan keras pimpinan militer terhadap Muslim Rohingya. Kedua jurnalis ini ditangkap setelah diundang untuk menemui polisi saat makan malam di pinggiran Kota Yangon.

Baca juga : Dituduh Memperoleh Informasi Secara Ilegal, Dua Jurnalis Reuters Ditangkap Militer Myanmar

Mereka menghadapi hukuman 14 tahun penjara di bawah Undang-Undang Kerahasiaan karena diduga memiliki dokumen yang berkaitan dengan tindakan keras tentara di negara bagian Rakhine – sebuah isu yang sangat sensitif di Myanmar.

PBB mengatakan bahwa tentara kemungkinan bersalah melakukan pembersihan etnis dan mungkin telah melakukan genosida terhadap minoritas Muslim, sekitar 655.000 orang telah melarikan diri dari negara tersebut sejak militer melancarkan tindakan keras terhadap pemberontak Rohingya pada akhir Agustus.

Myanmar membantah tuduhan tersebut dan memiliki media yang dikontrol ketat dan menolak akses PBB ke daerah konflik.

Pejabat Myanmar menolak berkomentar mengenai di mana wartawan Reuters ditahan atau kapan mereka dibebaskan.

Kini kedua wartawan tersebut tampil di depan publik untuk pertama kalinya di sebuah pengadilan di pinggiran Yangon. Kedua wartawan tersebut dipeluk erat-erat oleh saudara-saudara mereka yang menangis yang telah ditolak menemui kedua pria tersebut.

“Mereka tidak menganiaya saya,” kata Wa Lone kepada AFP di dalam gedung pengadilan.

Wartawan lainnya, Kyaw Soe Oo, mendesak wartawan lain untuk berhati-hati saat berkomentar kepada AFP.

“Tolong beritahu teman jurnalis untuk berhati-hati, sangat menakutkan, kami tidak melakukan kesalahan,” katanya.

Hakim Ohn Myint memperpanjang masa penahanan dua jurnalis ini sampai 10 Januari 2018. Hakim mengatakan kepada pengadilan “interogasi masih berlangsung.”

Penangkapan kedua jurnalis dikecam secara meluas. Demokrasi yang sedang berkembang di Myanmar dipimpin oleh mantan aktivis demokrasi Aung San Suu Kyi, yang diseret ke dalam jabatan dalam pemilihan 2015.

Tapi pemerintahan sipilnya harus berbagi kekuasaan dengan tentara yang memegang kendali kuat atas kebijakan keamanan dan kunci roda pemerintah.

Sedikitnya 11 wartawan telah ditangkap di Myanmar pada 2017.

(asr)

Sumber : AFP/IndianExpress

Sedikitnya 10.000 Mahasiswa Tewas Selama Pembantaian Lapangan Tiananmen

0

Sedikitnya 10.000 orang tewas dalam pembantaian di Lapangan Tiananmen pada tanggal 4 Juni 1989, sebuah pernyataan dari kabel rahasia diplomatik Inggris, mengutip sebuah sumber dalam rezim komunis Tiongkok.

Sumber tingkat tinggi yang tidak disebutkan namanya dari Dewan Negara Tiongkok memberikan penghitungan jumlah kematian, melalui perantara, kepada Alan Donald, duta besar Inggris untuk Tiongkok pada saat itu.

Donald mengirimkan informasi tersebut ke London sehari setelah pembantaian tersebut terjadi. Kabel rahasia sebelumnya telah dideklasifikasi pada bulan Oktober dan kemudian dapat diperoleh melalui situs berita HK01.

Jumlah korban tewas 10.000 tersebut jauh lebih tinggi daripada yang umumnya dikaitkan dengan pembantaian yang dilakukan oleh Tentara Pembebasan Rakyat. Angka berkisar antara beberapa ratus sampai beberapa ribu.

Rezim Tiongkok mengatakan pada akhir Juni 1989 bahwa 200 warga sipil dan puluhan petugas keamanan tewas di Beijing saat pasukan keamanan berurusan dengan “kerusuhan melawan para revolusioner,” menurut BBC.

Namun, jumlah 10.000 tersebut tidak sesuai dengan dokumen A.S. yang dideklasifikasi pada tahun 2014. File-file tersebut memperkirakan bahwa 10.454 orang terbunuh dan sekitar 40.000 orang terluka. Informasi A.S. tersebut diberikan oleh sumber-sumber dalam militer Tiongkok, melaporkan HKFP.

demo mahasiswa di lapangan tiananmen tiongkok
Orang-orang Tiongkok melarikan diri saat tentara mengancam mereka dengan senjata pada tanggal 5 Juni 1989 saat tank-tank mengambil posisi di persimpangan utama Beijing di sebelah kompleks diplomatik. (Catherine Henriette / AFP / Getty Images)

Penghitungan jumlah kematian pada satu titik yang dibuat di dalam kabel yang dikirim oleh Donald tersebut, termasuk rincian mengerikan pembunuhan demonstran pro demokrasi dan warga sipil oleh Angkatan Darat 27 Propinsi Shanxi. Angkatan bersenjata tersebut “60 persen buta huruf dan disebut primitif,” menurut sumber Donald.

Dokumen tersebut juga mengatakan bahwa pasukan dari Shenyang Military Region (SMR), Daerah Militer Shenyang, telah ikut terlibat, melaporkan HKFP.

Armored personnel carriers (APC), kendaraan lapis baja, dari Angkatan Darat 27 menembaki kerumunan pemrotes pro demokrasi sebelum melindas mereka sepanjang jejak APC, kata dokumen tersebut.

Dokumen tersebut mengatakan bahwa tentara dari Daerah Militer Shenyang memisahkan para mahasiswa tersebut dari penduduk setempat pada saat tiba di Lapangan Tiananmen.

“Para mahasiswa mengerti bahwa mereka diberi waktu satu jam untuk meninggalkan lapangan namun setelah lima menit APC telah menyerang. Mahasiswa terlibat genjatan namun tumbang terkubur termasuk para tentara,” kata dokumen tersebut.

“APC kemudian menggilas tubuh berkali-kali untuk membuat ‘kue’ dan mayat-mayat dikumpulkan oleh buldoser. Sisa mayat dibakar dan kemudian disiram ke saluran pembuangan.”

Pasukan Angkatan Darat 27 bahkan membunuh para tentara dari Daerah Militer Shenyang.

“Angkatan Darat 27 diperintahkan untuk tidak membiarkan satu orang pun selamat dan menembak tentara SMR yang terluka. Empat mahasiswa perempuan yang terluka memohon untuk tetap hidup namun ditusuk dengan bayonet. Seorang gadis kecil berusia 3 tahun terluka namun ibunya ditembak saat ia membantunya beserta enam orang lainnya yang mencoba menolongnya,” kata dokumen tersebut.

“Seribu orang yang selamat diberitahu bahwa mereka dapat melarikan diri melalui Zhengyi Lu, tetapi kemudian dibabat dengan mesin senapan  M/G yang telah disiapkan dan diposisikan secara khusus.”

gerakan mahasiswa Tiongkok di lapangan tiananmen beijing
Orang-orang Tiongkok melarikan diri saat tentara mengancam mereka dengan senjata pada tanggal 5 Juni 1989 saat tank-tank mengambil posisi di persimpangan utama Beijing di sebelah kompleks diplomatik. (Catherine Henriette / AFP / Getty Images)

Donald menambahkan bahwa Angkatan Darat 27 menembak setiap ambulan yang menawarkan bantuan pada yang terluka dan APC-nya menabrak truk-truk yang digunakan oleh para Militer Wilayah Shenyang yang ketinggalan barisan dan menculik para tentara SMR.

“Selama serangan perwira Angkatan Darat 27 ditembak mati oleh pasukannya sendiri yang tampak karena dia bimbang dan ragu. Pasukan menjelaskan bahwa mereka akan ditembak jika mereka tidak menembak perwira,” tulis Donald.

Dia menambahkan bahwa Angkatan Darat 27 tersebut juga menggunakan peluru dum-dum yang dilarang selama perang berdasarkan hukum internasional.

“Angkatan Darat 27 menggunakan peluru dum-dum. Penembak jitu Angkatan Darat 27 menembak banyak warga sipil di atas balkon-balkon, para penyapu jalan dll untuk latihan sasaran. Rumah sakit Beijing telah diperintahkan untuk hanya menerima korban luka dan tewas pasukan keamanan,” tulis Donald.

Menurut HKFP, sumber tersebut telah menyampaikan kepada Donald bahwa komandan Angkatan Darat 27 adalah keponakan dari Yang Shangkun, presiden Tiongkok saat itu.

Diplomat Inggris juga menambahkan sumbernya tersebut mengatakan bahwa “beberapa anggota Dewan Negara telah merenungkan bahwa perang saudara sudah dekat.” (ran)

Dari NTD.tv

Sikap Dingin Terhadap Presiden Korsel dan Jurus Trump Raih Kemenangan

0

Gao Tianyun

Untuk kali pertama Presiden Korsel Moon Jae-Yin berkunjung ke RRT namun mendapat perlakuan yang dingin. Begitu acara dimulai, semua pihak digemparkan akibat reporter Korsel tiba-tiba dipukuli oleh sejumlah personil keamanan  PKT. Mengapa PKT perlu menunjukkan sikap seolah sebagai boss yang lebih berkuasa?

Hubungan RRT-Korsel mendadak dingin gara-gara sistem Terminal High Altitude Area Defense (THAAD). Sebagai aksi balas, PKT (Partai Komunis Tiongkok) keluarkan “instruksi anti Korsel”, anti Lotte dan pembatasan wisata ke Korsel. Berbagai tindakan PKT tersebut telah menyebabkan kerugian besar di pihak Korsel.

Pada 30 Oktober lalu disaat Menlu Korsel Gang Gyeong-hwa menghadiri inspeksi kenegaraan Kemenlu menyatakan, tidak mempertimbangkan untuk menambah instalasi sistem anti-rudal THAAD, kebijakan pemerintah Korsel untuk tidak ikut andil dalam pembangunan sistem anti-rudal THAAD ini tidak akan berubah, dan kerjasama keamanan Korsel-AS-Jepang tidak akan berkembang menjadi aliansi militer.

Karena adanya jaminan “tiga tidak” dari pihak Korsel, sikap Beijing juga agak melunak. Sektor penerbangan dan pariwisata kedua negara pun kembali menghangat. Oleh sebab itu, pihak luar menilai kunjungan Moon Jae-Yin kali ini adalah “kunjungan untuk menghangatkan”. Akan tetapi, jelas sekali, PKT tidak menerima begitu saja, sasaran akhir pihak RRT adalah menyingkirkan sistem THAAD.

Menurut informasi yang dimuat surat kabar “Financial Times”, untuk melonggarkan sanksi terhadap Korsel ini, di dalam tubuh PKT terdapat tentangan cukup keras. Surat kabar “New York Times” mengatakan, pihak AS meminta agar Korsel tidak mengalah lebih jauh terhadap Beijing.

Presiden Moon Jae-in memulai kunjungan kenegaraan pertamanya ke Tiongkok pada 13 Desember, namun kedua belah pihak sepakat untuk tidak menggelar konferensi pers dan pernyataan bersama. (Nicolas Asfouri/AFP/Getty Images)

Apakah di antara tekanan dari AS maupun RRT, Moon Jae-Yin hanya bisa menjadi “roti lapis” dalam hal ini? Tentu saja tidak. Seorang presiden terpilih pastinya harus tahu persis bahwa tanggung jawabnya adalah melindungi wilayah kedaulatan dan rakyatnya, dengan mengedepankan nilai-nilai universal, melindungi HAM, menghukum kejahatan dan mengusung kebaikan. Selama prinsip kebenaran ini dipegang teguh, maka jalan akan terbuka dengan sendirinya.

Sebaliknya, jika prinsip dasar ini dilupakan dan hanya mementingkan kepentingan ekonomi jangka pendek, selalu tunduk dan berkompromi, maka pada akhirnya tidak hanya kepentingan akan terkorbankan, tapi juga akan kehilangan kepercayaan rakyat dan kehormatan negaranya.

Korea Selatan adalah sebuah negara demokrasi dengan pertumbuhan ekonomi selama beberapa dekade terakhir yang cukup gemilang, juga sukses dalam mempertahankan tradisi dan mengekspor budayanya. Akan tetapi tahun lalu, dalam sejarah Korsel terjadi peristiwa yang sangat memalukan.

Pada 4 Mei 2016, Pengadilan Korea Selatan mem-vonis memenangkan Teater KBS Seoul yang telah membatalkan sewa gedung oleh Grup DPA Shenyun, yang mengakibatkan pertunjukan seni Shenyun di Seoul terpaksa harus dibatalkan.

Menurut berita, Kedubes RRT untuk Korsel menulis surat kepada Teater KBS Seoul yang isinya menuntut agar pihak pengelola “membatalkan pertunjukan Shenyun”, bahkan mencemarkan nama baik Shenyun dan Falun Gong dalam surat resmi tersebut. Kedubes tersebut melakukan ancaman dengan dalih “tidak menguntungkan hubungan kedua negara dan kerjasama kedua negara di berbagai bidang.”

Pada akhirnya, pihak KBS dan pengadilan tunduk pada PKT dan melepaskan kehormatan serta kedaulatannya. Pasca kejadian itu, setelah Korsel dan AS mengumumkan instalasi sistem anti-rudal THAAD, telah membuat Beijing berang dan memblokir bintang film/pop Korsel, mengakibatkan kerugian besar pada perusahaan hiburan Korsel.

Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) terlihat tiba di Seongju, Korea Selatan, September 2017. (Lee Jong-hyeon / News1 via REUTERS)

Bisa dilihat bahwa PKT tidak akan “mengingat jasa”, dan hanya akan selalu menuntut dari pihak lain. Dan hal ini semakin terlihat jelas pada perlakukan Beijing terhadap Moon Jae-Yin saat berkunjung ke RRT.

PKT eksis dengan mengandalkan kebohongan dan kekerasan. Kebiasaannya adalah memberikan berbagai umpan dan godaan, berkonspirasi, menyuap, lalu memojokkan orang atau organisasi atau pemeritahan luar negeri agar bisa mencapai tujuannya.

Berurusan dengan rezim premanisme seperti ini, senjata yang terbaik untuk menghadapinya adalah kebenaran dan hati nurani. Percaya pada PKT sama saja dengan menari dengan serigala, yang sewaktu-waktu akan mengancam keselamatan diri sendiri.

Terhadap peristiwa pemukulan pihak Beijing sebagai tuan rumah terhadap reporter Korsel, ada warganet yang berkomentar, “Bertindak seperti preman pun sudah tidak merasa malu lagi, citra negara pun dikorbankan, saat PKT semena-mena terhadap warganya tidak ada siapa pun yang peduli, pemerintah asing pun tidak peduli seolah itu bukan urusannya. Maka dari itu Beijing semakin merajalela sampai berani memukul orang asing. Ditunggu saja sekarang pihak Korsel mau uang atau mau harga diri dan HAM.”

Baru bulan lalu Presiden Trump berkunjung ke lima negara Asia secara terhormat, di mana pun ia berada selalu mendapat sambutan dan penghormatan tinggi dari negara tuan rumah. Hasil survei warga Amerika Serikat terhadap Trump pun semakin meningkat.

Sekembalinya ke tanah air, Trump berkata pada wartawan, kesuksesan terbesar pada kunjungannya ke Asia kali ini adalah telah meraih penghormatan dari berbagai negara terhadap Amerika dan warga AS. Ia berkata, “Masa depan kita akan semakin cerah, rakyat AS akan semakin percaya diri dan bangga pada Amerika.”

Dimanakah letak rahasia kemenangan Trump? — Keberanian dan keteguhannya. Trump berperilaku sesuai dengan perkataannya, berani berbuat dan berani bertanggung jawab. Dengan berprinsip “AS sebagai prioritas”, Trump bertekad mengubah prinsip dagang selama ini dan menekankan hubungan dagang yang adil dan saling menguntungkan.

Dalam hal menumpas teroris dan ekstrimis, sikap Trump sangat jelas, ada pernyataan juga ada tindakan. Berkali-kali Trump mengungkap ancaman dan bahaya serius paham komunis terhadap manusia, dan menyatakan “tidak akan diam” di hadapan tekanan kaum Merah.

Dalam kunjungan Trump ke Beijing, pihak RRT pada pertemuan kedua belah pihak mengemukakan harapan untuk membangun hubungan kerjasama penegakan hukum yang lebih erat, dan diperbolehkan melakukan penangkapan napi RRT yang berada di wilayah AS.

Permintaan ini ditolak oleh AS. Trump sangat jelas, apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Berbagai cara PKT baik lunak maupun keras, tidak berfungsi sama sekali di hadapan prinsip yang teguh itu.

Perlakuan dingin dari PKT bukan hal buruk. Justru membuat masyarakat dunia melihat jelas: terhadap sebuah partai yang tidak beretika dan bersikap semena-mena, harus dijauhi dan ditinggalkan. (SUD/WHS/asr)

Sumber : epochtimes.com

Gunung Sinabung Kembali Meletus, Luncurkan Awan Panas Sejauh 4,6 KM

0

Epochtimes.id- Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara kembali meletus dengan amplitudo 120 milimeter dan durasi 500 detik pada Rabu (27/12/2017) pukul 15.36 WIB.

Pos Pengamatan Gunung Sinabung PVMBG melaporkan bahwa letusan disertai dengan awan panas guguran dengan jarak luncur 3.500 meter ke arah Tenggara – Timur dan 4.600 meter ke arah Selatan – Tenggara. Angin bertiup kea rah Timur – Tenggara.

Dari puncak kawah keluar asap disertai abu vulkanik kelabu hitam dengan tekanan sedang hingga kuat. Hujan abu vulkanik jatuh di beberapa di desa di sekitar Gunung Sinabung. Aktivitas vulkanik Gunung Sinabung masih tinggi. Status Awas (level 4) diberlakukan sejak 2/6/2015 hingga saat ini.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan ribuan penduduk terdampak langsung dari hujan abu vulkanik akibat letusan Gunung Sinabung. Namun demikian, tidak ada korban jiwa.

Sutopo menambahkan, letusan ini juga tidak menimbulkan kepanikan masyarakat ketika melihat letusan. Ini dikarenakan hampir setiap hari Gunung Sinabung meletus. Menurut Sutopo, hujan abu menyebar di beberapa tempat seperti di Desa Sukanalu, Kota Tonggal, Kuta Tengah, Gamber, Berastepu, Jeraya, Pintu Besi, dan beberapa desa lain di sektor timur.

PVMBG merekomendasikan masyarakat dan pengunjung agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak, dan dalam jarak 7 km untuk sektor Selatan – Tenggara, di dalam jarak 6 km untuk sektor Tenggara – Timur, serta di dalam jarak 4 km untuk sektor Utara – Timur G. Sinabung.

“Sedangkan, masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di dekat sungai-sungai yang berhulu di G. Sinabung agar tetap waspada terhadap ancaman bahaya lahar,” tulis Sutopo dalam siaran pers tertulis.

Oleh karena telah terbentuk bendungan alam di hulu Sungai Laborus, maka penduduk yang bermukim dan beraktivitas di sekitar hilir daerah aliran sungai Laborus agar tetap menjaga kewaspadaan karena bendungan ini sewaktu-waktu dapat jebol, bila tidak kuat menahan volume air sehingga mengakibatkan lahar/banjir bandang ke hilir.

BPBD Kabupaten Tanah Karo agar segera melakukan sosialisasi ancaman bencana lahar/banjir bandang ini ke penduduk yang bermukim dan beraktivitas di sepanjang hilir dan sekitar Sungai Laborus.

Pemerintah dan Pemda Karo saat ini masih terus menyelesaikan relokasi warga Gunung Sinabung. Meletusnya Gunung Sinabung yang tak henti-henti telah menyebabkan kawasan rawan bencana meluas dan beberapa desa-desa tidak boleh ditempati lagi.

Masyarakat harus direlokasi ke tempat yang aman. Sebanyak 3.331 KK (Kepala Keluarga) harus direlokasi.

Sebanyak 370 KK warga dari Desa Bekerah, Desa Simacem dan Desa Sukameriah sudah selesai direlokasi di kawasan Siosar. Sebanyak 1.863 KK dalam proses relokasi mandiri dan diharapkan awal tahun 2018 selesai.

Sedangkan 1.098 KK akan direlokasi di kawasan Siosar, yang ditargetkan selesai pada tahun 2018 mendatang. Sementara itu bagi pengungsi yang tidak harus direlokasi, pemerintah telah membangun 348 unit hunian sementara. Tidak ada pengungsi di tenda-tenda.

Masyarakat diimbau untuk terus waspada dan mentaati rekomendasi pemerintah. Tidak dapat diprediksikan sampai kapan Gunung Sinabung akan berhenti meletus. Parameter vulkanik dan seismisitas gunung masih tetap tinggi sehingga potensi letusan susulan masih akan tetap berlangsung.  (asr)

Ternyata Antibodi Antraks Ada di Tubuh Tentara Korea Utara yang Membelot

0

Oleh Janita Kan

Epochtimes.id- Seorang tentara Korea Utara yang membelot ke Korea Selatan ditemukan dan terbukti memiliki antibodi terhadap antraks. Penemuan ini memicu kekhawatiran negara nakal tersebut memiliki senjata biologi mematikan.

Prajurit yang membelot tersebut sebelumnya sudah terkena atau divaksinasi dan telah memiliki kekebalan terhadap Antrax seperti dilaporkan UPI, mengutip sebuah laporan kantor berita Korea Selatan.

“Antibodi antraks telah ditemukan di tubuh tentara Korea Utara yang membelot tahun ini,” kata seorang pejabat intelijen Korea Selatan kepada jaringan berita setempat, Channel A, dengan syarat tak disebut namanya.

Namun demikian, pejabat tersebut tak mengidentifikasi lebih rinci tentara yang mana dari ke empat tentara Korut pembelot pada tahun ini yang memiliki antibodi, seperti dilaporkan New York Post.

Korea Selatan khawatir tentang penemuan antibodi tersebut. Pasalnya, virus ini dapat membunuh setidaknya 80 persen dari mereka yang terpapar bakteri ini dalam waktu 24 jam kecuali jika sudah diberi antibodi atau vaksinasi seperti dilaporkan UPI.

Tentara Korea Utara melihat Korea Selatan di Zona Demiliterisasi Korea pada 22 Desember 2011. (Chung Sung-Jun / Getty Images)

Militer Korea Selatan kini belum memiliki vaksin antraks. Juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel, Choi Hyun-soo mengatakan vaksin antraks untuk militer Korea Selatan diperkirakan akan dikembangkan pada akhir 2019.

Korea Utara diduga sedang mengembangkan senjata biologis. Sejumlah laporan menyebutkan rezim yang terisolasi tersebut telah mulai menguji sebuah rudal hulu ledak antraks seperti dilansir surat kabar Asahi Shimbun Jepang mengutip sumber intelijen anonim di Seoul.

Menurut sumber Jepang, Korea Utara melakukan penelitian uji panas dan tekanan yang dimaksudkan untuk menyesuaikan apa yang akan dihadapi saat hulu ledak turun ke bumi.

Eksprimen ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah bakteri antraks dapat bertahan pada suhu tinggi di atas 7.000 derajat. Angka ini adalah suhu hulu ledak ICBM yang bisa dicapai saat menembus atmosfer.

Korea Utara membantah tuduhan tersebut, namun laporan intelijen masa lalu mengungkapkan negara terasing tersebut memiliki fasilitas pertanian yang berpotensi menghasilkan bakteri antraks.

Rudal balistik antar benua Hwasong-14 selama pengujiannya dalam foto bertanggal yang dilepaskan oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara Korea Utara (KCNA) Korea Utara di Pyongyang, Korea Utara pada 5 Juli 2017. (KCNA / via Reuters)

Laporan pada Oktober lalu, The Belfer Center di Harvard’s School Kennedy merangkum bukti bahwa Korea Utara memiliki program senjata biologis yang mampu menghasilkan antraks, cacar, dan agen biologis lainnya.

Rezim Korut disebut mungkin sudah memiliki 13 agen biologis, mulai dari botulisme, kolera hingga bakteri pes.

Para ahli mengatakan pengembangan Korea Utara untuk menciptakan pestisida dan pupuk biologis dapat menyediakan fasilitas sekaligus kamuflase untuk program senjata biologis.

Foto-foto propaganda dari Institut Bio-teknis Pyongyang yang dirilis oleh media pemerintah Korea Utara pada 2015 mengungkapkan bahwa Institut Bio-teknis Pyongyang “dapat memproduksi senjata biologis miter, khususnya antraks,” tulis laporan Belfer. (asr)

Sumber : The Epochtimes/Matthew Little memberikan kontribusi untuk laporan ini.

Ratusan Penggemar Olahraga Ski Terjebak di Lift Pegunungan Alpen Prancis

0

ErabaruNews – Para penggemar olahraga ski terjebak di gondola dengan ketinggian 25 meter dari atas tanah di Pegunungan Alpen, Prancis. Mereka akhirnya berhasil diselamatkan oleh tim yang diturunkan dari helikopter, sehari sebelum Natal.

Ada sekitar 200 pemain ski di resor Chamrousse yang terjebak saat gondola yang membawa mereka berhenti di tengah lereng. Gondola macet karena terjadi kerusakan sekitar pukul 15:00 waktu setempat, seperti dikutip NTDTV dari ABC.

Setiap gondola memiliki ruang untuk mengangkut sekitar 10 orang.

Video dramatis tersebut, yang dimuat di media sosial, menunjukkan tim penyelamat diturunkan melalui helikopter keamanan sipil. Penyelamat kemudian membuka gondola dan membantu mengevakuasi orang-orang yang terjebak di dalamnya.

Dua helikopter dikerahkan dalam misi tersebut dengan menurunkan petugas penyelamat ke masing-masing gondola. Mereka lalu memandu para pemain ski di dalamnya guna turun ke tanah bersalju.

Salah satu pemain ski yang terjebak, Huw Morgan, menceritakan pengalamannya. Dia menuturkan, pengalaman terjebak itu serasa seperti berada pada rumah kaca bergoyang.

https://twitter.com/chrisporrecanet/status/945090103554265090

Morgan mengatakan mereka terjebak dan bergelantungan hingga sekitar dua jam.

Tidak ada korban luka yang dilaporkan dari insiden tersebut. Sementara alasan pasti kerusakan gondola berusia delapan tahun itu belum diketahui.

Daily Mail melaporkan bahwa gondola tersebut menghubungkan kota Chamrousse dengan puncak Croix de Chamrousse. Puncak Croix memiliki ketinggian sekitar 2.250 meter di atas permukaan laut. (waa)

Guatemala Susul Amerika Pindahkan Kedutaan Besar di Israel ke Yerusalem

0

ErabaruNews – Presiden Guatemala, Jimmy Morales mengatakan telah memberikan instruksi untuk memindahkan kedutaan di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem. Kebijakan itu diambil hanya beberapa hari setelah pemerintahnya mendukung Amerika Serikat dalam keputusannya untuk memindahkan kedutaan besarnya.

Dalam sebuah posting singkat di akun Facebook resminya, Morales mengatakan bahwa dia memutuskan untuk memindahkan kedutaan ke Yerusalem setelah berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Minggu (24/12/2017) lalu.

https://www.facebook.com/JimmyOficial/posts/1768696663202133

Bulan ini, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Trump bertindak atas perintah Undang-Undang Kedudukan Yerusalem yang dikeluarkan tahun 1995. UU itu mengamanatkan agar Amerika pindah lokasi kedutaan.

Langkah Donald Trump ini juga merupakan janji kampanye yang disampaikan oleh mantan presiden AS Bill Clinton, George W. Bush, dan Barack Obama. Namun janji mereka tidak pernah ditepati.

Status Yerusalem, kota suci umat Islam, Yahudi dan Kristen, adalah salah satu rintangan paling sulit untuk negosiasi kesepakatan damai antara Israel dan Palestina. Palestina menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibukota mereka.

Menurut BBC, Presiden Trump berencana untuk melakukan perundingan kesepakatan damai antara Israel dan Palestina. Upaya tersebut akan dipimpin oleh menantunya dan penasihat Presiden, Jared Kushner.

Keputusan Trump untuk memindahkan kedutaan AS tidak berarti bahwa kebijakan mereka akan dirancang untuk mendukung Israel, kata seorang pejabat pemerintah kepada BBC. Langkah itu hanyalah pengakuan realitas oleh pemerintah AS.

“Status situs suci di kota itu tidak akan terpengaruh,” kata seorang pejabat AS kepada BBC.

Pembangunan kedutaan bisa memakan waktu beberapa tahun.

Sebelumnya, sebanyak 128 negara memilih untuk mendukung resolusi Majelis Umum PBB yang tidak mengikat. Resolusi itu meminta Amerika untuk mencabut pengakuannya kepada Yerusalem sebagai Ibukota Israel.

Sebanyak 35 negara abstain dan 21 negara lainnya absen pada pemungutan suara PBB tersebut.

https://twitter.com/IsaacBink/status/943921984261550080

Guatemala dan negara tetangganya, Honduras adalah dua dari segelintir negara yang bergabung dengan AS dan Israel. Mereka memberikan suara menentang resolusi terkait Yerusalem tersebut.

Amerika Serikat adalah sumber bantuan penting bagi Guatemala dan Honduras. Trump sebelumnya telah memperingatkan, dia akan memotong bantuan keuangan ke negara-negara yang mendukung resolusi PBB.

Morales, mantan komedian televisi dengan basis penting dukungan Kristen konservatif, awal tahun ini terlibat dalam sebuah perdebatan yang sengit dengan PBB. Penyebabnya, sebuah badan anti-korupsi yang didukung PBB di Guatemala mencoba untuk memakzulkan dan menurunkannya dari kursi presiden.

Meskipun Morales lolos dari pemakzulan, dia gagal dalam usaha untuk mengusir kepala badan dari Komisi Internasional melawan Impunitas di Guatemala. (waa)

Regulator Tiongkok Panggil Konglomerat LeEco Kembali ke Tiongkok untuk Menyelesaikan Utang-utangnya

0

SHANGHAI – Regulator sekuritas Tiongkok telah secara resmi memerintahkan pendiri konglomerat berteknologi tinggi LeEco untuk kembali ke Tiongkok dan menyelesaikan tumpukan utang yang terkait dengan perusahaannya, meningkatkan tekanan pada pimpinan group hiburan sampai mobil yang diperangi tersebut.

Beijing branch of the China Securities Regulatory Commission (CSRC) mengatakan dalam sebuah pemberitahuan pada hari Senin bahwa kepala eksekutif LeEco, Jia Yueting, harus kembali ke Tiongkok sebelum 31 Desember untuk “memenuhi kewajibannya” dan melindungi hak-hak investor.

LeEco, sebuah group hiburan, elektronika, dan kendaraan listrik yang didirikan oleh Jia, telah berjuang untuk membayar utang-utangnya setelah ekspansi cepat ke berbagai sektor telah memicu krisis keuangan, terjun dalam saham unit yang terdaftar, dan menyebabkan beberapa kelalaian.

Badan pengawas tersebut mengatakan sebelumnya meminta Jia untuk kembali ke Tiongkok pada bulan September, namun sejak saat itu belum terlihat tindakan yang diambil oleh pendiri LeEco untuk mematuhi. Ia tidak menyebutkan di mana Jia berada, meskipun ia memiliki kepentingan bisnis di Amerika Serikat.

“Perusahaan-perusahaan yang Anda kelola telah berutang sejumlah besar kepada perusahaan-perusahaan yang terdaftar, yang belum dikembalikan,” kata CSRC. “Perilaku ini sangat merugikan hak legal perusahaan yang tercatat tersebut dan kepentingan pribadi dari berbagai investor.”

Konglomerat LeEco
Jia Yueting pada sebuah acara pers di San Francisco, membahas kepindahan perusahaannya ke pasar A.S. (Glenn Chapman / AFP / Getty Images)

Pada 25 Desember, situs pengadilan Beijing juga mengumumkan dokumen pengadilan yang mengungkapkan bahwa pengadilan telah merebut dua properti Jia di Beijing, dan memindahkan tabungan bank domestiknya sebesar 1,3 juta yuan (sekitar $198.000).

Juru bicara unit Leshi yang didaftar utama LeEco mengatakan bahwa perilaku pribadi Jia tidak akan berdampak besar pada keseluruhan operasi perusahaan yang terdaftar itu dan hubungannya dengan perusahaan tersebut tidak lagi sedekat itu. Jia mengundurkan diri sebagai CEO Leshi pada bulan Mei, namun tetap menjadi kepala induk LeEco. Pada bulan Juni, sebuah pengadilan di Beijing memerintahkan aset Leshi, senilai 167 juta yuan (sekitar $25 juta), untuk dibekukan.

Reuters tidak bisa segera menghubungi Jia untuk berkomentar.

Awal bulan ini, Jia ditempatkan di sebuah daftar hitam resmi para pelaku pelanggaran hukum, sebuah langkah yang diambil oleh pengadilan Tiongkok untuk memberi tekanan pada orang dan entitas untuk menbayar utang-utangnya.

Masalah-masalah baru tersebut menggarisbawahi jatuhnya dadakan dari semaraknya salah satu pengusaha Tiongkok yang paling menonjol, yang menciptakan kerajaan teknologi mulai dari platform konten online Netflix hingga unit mobil cerdas yang ingin menyaingi Tesla Inc.

Jia memperluas bisnisnya dari video streaming-nya yang sudah mengakar 13 tahun yang lalu untuk memasukkan telepon, televisi, dan mobil, dan bahkan tampak ingin masuk ke Amerika Serikat. Pada puncaknya, LeEco berhutang kreditur 10 miliar yuan ($1,53 miliar).

Pekan lalu, media Hong Kong melaporkan bahwa sebuah unit lokal LeEco, LE Corporation Limited, telah mengajukan petisi ke pengadilan tinggi wilayah tersebut untuk mengakhiri persidangan perusahaan tersebut. (ran)

Dilansir Adam Jourdan dan ruang berita Shanghai Reuters. Annie Wu dari The Epoch Times memberikan kontribusi untuk laporan ini.

ErabaruNews

Pemimpin Oposisi Rusia Dijegal untuk Ikut Pemilihan Presiden

0

EpochTimesId – Pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny dilarang untuk mencalonkan diri dalam pemilihan presiden tahun depan. Pejabat komisi pemilihan umum pusat Rusia awal pekan kemarin memutuskan dia tidak memenuhi syarat untuk ambil bagian dalam Pilpres, karena status hukuman penjara yang ditangguhkan.

Keputusan komisi pemilihan pusat tersebut sebelumnya sudah diprediksi banyak kalangan. Sebab, pejabat pemilihan telah berulang kali menyatakan bahwa Navalny tidak memenuhi syarat untuk dicalonkan.

Sebanyak 12 dari 13 komisioner memilih untuk melarang Navalny menjadi kandidat calon presiden. Seorang anggota memilih abstain, karena adanya kekhawatiran akan kemungkinan benturan kepentingan.

Navalny dalam berbagai survei cukup diunggulkan untuk mengalahkan Vladimir Putin dalam pemilihan presiden Maret 2018. Pria 41 tahun itu mengatakan akan mengajukan banding atas keputusan komisi pemilihan pusat. Dia juga menyerukan kepada para pendukungnya untuk memboikot pilpres dan menggelar aksi unjuk rasa, jika dia tetap dijegal.

“Kami tahu ini bisa terjadi, jadi kami memiliki rencana yang sangat jelas. Kami mengumumkan boikot pemilihan. Proses di mana kita dipanggil untuk berpartisipasi bukanlah pemilihan yang sesungguhnya. Ini hanya akan menampilkan Putin dan kandidat yang telah dipilihnya secara pribadi,” kata Navalny dalam rekaman video, setelah keputusan komisi pemilihan diumumkan.

Navalny mengatakan bahwa dia akan menggunakan markas kampanyenya di seluruh Rusia untuk mendukung boikot dan memantau jumlah pemilih pada hari pemungutan suara, 18 Maret tahun depan.


Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny menyerahkan dokumennya untuk didaftarkan sebagai kandidat presiden di Komisi Pemilu Pusat di Moskow, Rusia pada tanggal 24 Desember 2017. (Nikolai Isayev/REUTERS/The Epoch Times)

Survei terakhir menunjukkan bahwa Putin yang telah mendominasi lanskap politik Rusia selama 17 tahun terakhir, siap dipilih kembali. Ini akan membuat politisi 65 tahun itu memenuhi syarat untuk menjalani enam tahun lagi masa jabatan Presiden sampai 2024, saat dia berusia 72 tahun.

Pendukungnya memuji Putin sebagai sosok ‘Ayah Negara’ yang telah memulihkan kebanggaan nasional. Julukan itu muncul diantaranya setelah dia memperluas pengaruh global Moskow dengan intervensi di Suriah dan Ukraina.

Navalny mengatakan bahwa dukungan Putin sengaja dilebih-lebihkan dan diskenariokan secara artifisial oleh media negara yang bias dan sistem yang tidak adil. Dia mengatakan bahwa dia bisa mengalahkan putin dalam sistem pemilihan yang adil, sebuah pernyataan yang menurut pendukung Putin sangat menggelikan.

Sebelum komisi mengeluarkan keputusan, Navalny, telah meminta agar diizinkan ikut serta dalam pemilihan presiden. Pidatonya tersebut justru membuat pejabat komisi pemilihan marah.

Dalam sebuah perdebatan panas, dia mengatakan bahwa kepercayaan para pemilih Rusia dalam sistem tergantung pada keseimbangan.

“Jika Anda tidak mengizinkan saya berlari, Anda mengambil keputusan melawan jutaan orang yang menuntut agar Navalny ambil bagian,” katanya, merujuk pada dirinya sendiri.

“Anda bukan robot, Anda hidup, bernafaslah seperti manusia. Anda adalah tubuh yang independen … untuk sekali dalam hidup Anda, lakukan hal yang benar,” katanya.

Pendukungnya lalu bertepuk tangan meriah. Namun, para komisioner tidak bergeming.

“Kami berbicara tentang hukum dan mematuhi hukum,” ujar Boris Ebzeev, salah satu komisioner.

Ebzeev mengatakan bahwa tidak mungkin ada keraguan sedikit pun bahwa Navalny tidak memenuhi syarat untuk mencalonkan diri. Sebuah referensi mengenai konstitusi Rusia yang melarangnya berpartisipasi dalam pemilihan umum, karena hukuman yang ditangguhkan terkait dengan kasus penggelapan.

Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny memegang kotak arsip sebelum menyerahkan dokumennya untuk mendaftar sebagai calon presiden di Komisi Pemilu Pusat di Moskow, Rusia pada tanggal 24 Desember 2017. (Tatyana Makeyeva/REUTERS/The Epoch Times)

Navalny sendiri sudah berulang kali membantah bahwa dia melakukan kesalahan. Dia mengatakan bahwa kasus yang menjeratnya bermuatan politik.

Ada beberapa spekulasi sebelum keputusan di antara oposisi yang mungkin mengijinkan Navalny mengikuti Pilpres. Diantaranya adalah menarik minat pemilih untuk menggunakan hak pilih.

Kremlin sendiri memiliki kekhawatiran bahwa rakyat Rusia akan enggan untuk mendatangi tempat pemungutan suara. Pemilih yang apatis terhadap sistem pemilu diperkirakan tidak akan mau repot-repot untuk memilih.

Navalny telah dipenjara tiga kali tahun ini. Dia dituduh melanggar hukum dengan berulang kali mengatur rapat umum dan demonstrasi. (Vladimir Soldatkin dan Andrew Osborn/Reuters/The Epoch Times/waa)