oleh Zhou Yibing
Epochtimes.id- Mobil pick-up butut itu yang bermuatan penuh barang-barang keperluan sehari-hari akhirnya berhasil keluar dari kepadatan jalan yang penuh dengan tumpukan barang-barang milik penduduk yang tempat tinggalnya terbakar.
Piring panci, kulkas dan mesin cuci, lemari dan ranjang yang dilepas menjadi kenangan masa lalu.
Beberapa hari lalu, situasi masih terasa baik-baik saja. Tetapi tiba-tiba bangunan harus dibongkar sekarang. Kondisi berubah begitu drastis, dari yang legal menjadi ilegal dalam semalam.
Esok hari, mungkinkah barang-barang milik penduduk kelas ekonomi bawah ini akan dijadikan barang tak bertuan sehingga bisa dibuang oleh orang-orang yang berkuasa.
“Meskipun ini sebenarnya bukan urusan saya, tetapi terdorong oleh perasaan tidak tega, akhirnya saya yang orang Beijing tulen ini ikut berpartisipasi dalam membantu para penduduk musiman miskin di Xihongmen yang diusir Pemda,” tutur kesaksian seseorang dilansir laman Secretchina.
Baca : Pengusiran Penduduk Musiman Beijing Mengundang Protes Bersama
Dari pagi sampai malam barang-barang milik mereka baru berhasil diangkut keluar dari lokasi untuk dipindahkan ke gudang sekitar Shuangjing, Beijing, Tiongkok.
Beruntung sebuah gudang yang terletak di lantai bawah bangunan bertingkat 20 lebih di Shuangjiang ini memperoleh izin pengelola untuk digunakan sebagai tempat penampungan sementara barang-barang milik korban penduduk yang diusir, meskipun untuk keluar masuknya kendaraan cukup sulit. Jika kurang hati-hati kemalangan mungkin akan menimpa.
“Hei, apa yang kamu lakukan! Mengapa tiang itu kamu robohkan?,” teriak seorang sekuriti yang menjaga dituliskan ulang oleh narsum sebuah media.
“Kami datang dari Xihongmen, kemari untuk menurunkan barang,” ujar pria ini mencoba memberikan penjelasan menimpali jawaban dari sekuriti.
“Ooh ! Saya sudah mendengar! orang sudah tidak dimanusiakan lagi!,” sekuriti berbaju tebal itu menghardik. Nadanya suaranya jadi bersahabat sekarang.
“Silakan lanjutkan saja. nanti jika selesai tolong bantu saya agar tiang itu kembali berdiri di sana,” tambah sekuriti itu.
Namun ada kejadian tak lain ketika seorang berjaket menghampiri ketika kejadian itu. Dia lalu berkata,” Hai! Ini mobil milik siapa ? Mengapa dihentikan di depan mobil yang saya parkir ? Apakah kalian tidak bisa memindahkan barang di malam hari saja, Bagaimana saya bisa pulang sekarang.”
Ketika itu pengendara berjaket mungkin adalah pemilik mobil Jeep warna putih dengan lampu depan menyala. Dia ketika itu bertanya dengan nada kurang sabar.
Memang, demi keperluan memindahkan barang-barang itu secara langsung atau tidak telah mengganggu orang lain.
“Maaf pak, kami datang dari Xihongmen, jika barang-barang ini tidak secepatnya dikeluarkan dari Xihongmen, besok pagi sudah dianggap barang tak bertuan ,” timpal warga Beijing tadi.
Belum selesai dirinya menghabiskan penjelasan, pria berjaket itu melambaikan tangan dan mengatakan, “Baiklah, saya dapat memahami. Silahkan diteruskan, saya coba menunggu sebentar lagi. Anda tak perlu tergesa-gesa, toh di rumah juga tidak ada urusan lain.”
Selama kurang lebih 20 menit menunggu warga Beijing tadi dengan tiga rekannya menurunkan barang dari mobil.
Pria berjaket itu sabar menunggu tanpa sedikitpun komentar, meskipun ia harus terlibat dalam menggeser mobilnya ke sana ke mari karena lorong yang memang cukup sempit.
Suasana saat itu ada yang pulang dan pergi. Sebanyak 3 orang dari satu keluarga terlihat turun dari loteng hendak pergi dengan kendaraan mereka yang kebetulan terhalang oleh barang-barang seperti kulkas, mesin cuci dan lainnya sehingga tidak bisa keluar.
Tetapi begitu mereka mendengar “Kita datang dari Xihongmen” salah seorang pria setengah baya langsung berbicara lewat telepon genggam mengatakan : “Wei, jalanan agak macet, kalian makan saja dulu, kami agak terlambat .”
Setelah itu ia berkata kepada : “Sabar saja, penerangan kurang, jangan terburu-buru.”
“Kami datang dari Xihingmen” kalimat yang memberikan arti mendalam buat saya malam ini. Orang-orang Beijing dulu mengenal Xihongmen sebagai tempat pejagalan ternak, sekarang menjadi tempat tinggal kumuh bagian sebagian besar penduduk musiman,” jelas warga Beijing itu.
“Namun, “Kami datang dari Xihingmen…” seakan-akan memiliki kekuatan yang ajaib, yang mampu menggaet senyuman hangat dan bantuan tulus orang-orang yang bersimpati,” lanjutnya.
“Kita datang dari Xihingmen …” kata-kata ini saja sudah cukup, tidak perlu penjelasan panjang lebar. Dengan ucapan ini saja kami akan dengan mudah menemukan orang yang bersedia menghantarkan sampai ke tempat tujuan walau sedang mengalami sesat di jalan,” lanjut ceritanya.
“Kami datang dari Xihongmen …” Penjaga gudang yang mendengar akan membawakan secangkir air panas untuk menemani Anda sampai malam tugas selesai.
“Kami datang dari Xihongmen …” begitu pemilik kendaraan mendengarnya, mereka akan rela memindahkan mobil yang sudah diparkir ditempatnya dan memberikan tempat agar mobil pengangkut bisa lebih leluasa berhenti untuk menurunkan barang-barang.
“Di malam yang dingin ini, kami datang dari Xihongmen,” pungkas cerita pria ini. (Sinatra/asr)