Home Blog Page 1940

Mantan Presiden Korsel Lee Myung-Bak Divonis 15 Tahun Penjara

0

Epochtimes.id- Pengadilan Seoul pada Jumat (5/10/2018) memenjarakan mantan Presiden Korea Selatan Lee Myung-Bak selama 15 tahun karena korupsi.

Vonis ini menjadikan kasus terbaru dalam serangkaian skandal pemimpin dan pengusaha terkemuka yang dijerat dengan tuduhan korupsi.

Lee menjabat mulai dari 2008 hingga 2013, adalah mantan presiden Korea Selatan keempat yang dipenjara.

Bahkan penggantinya Park Geun-Hye dipenjara karena perannya dalam skandal korupsi yang menggulingkannya dari kekuasaan pada awal 2017. Skandal ini menyebabkan pewaris Samsung Group, Jay Y. Lee ikut terseret.

Lee Myung-Bak menghadapi tuntutan menerima sekitar $ 10 juta dalam bentuk dana ilegal dari lembaga seperti Samsung dan lembaga intelijen.

Pengadilan Distrik Pusat Seoul menemukan Lee bersalah atas penggelapan sekitar 24,6 miliar won ($ 21,77 juta) dari pembuat suku cadang mobil pribadi yang dipimpin oleh saudaranya, dan menerima suap dari Samsung dan lainnya, mendenda Lee 13 miliar won di samping hukuman penjara.

“Tindakan seperti itu dari presiden, kepala negara dan pemimpin cabang eksekutif, dapat dikecam keras karena tidak berhenti melanggar keadilan dan integritas kantor kepresidenan tetapi merusak kepercayaan di seluruh kantor publik,” kata hakim Chung Kye-Sun.

Lee, 76, telah membantah melakukan kesalahan, mengatakan penyelidikan yang menyebabkan persidangan itu bermotif politik “balas dendam” oleh Presiden saat ini Moon Jae-In.

Sebelum Presiden Moon Jae-in bersumpah membersihkan istana setelah skandal Park dan yang sebelumnya telah mengkritik Lee atas investigasi atas mantan presiden lain, Roh Moo-Hyun.

Moon menjabat sebagai kepala staf Roh, dan dua pemimpin liberal memiliki hubungan dekat sebelum Roh melakukan bunuh diri pada tahun 2009 setelah ditanyai tentang tuduhan korupsi selama kepresidenan Lee.

Lee tidak hadir pada putusan, yang disiarkan langsung. Jaksa telah menuntut hukuman 20 tahun atas Lee. (asr)

Oleh Joyce Lee/Reuters via The Epochtimes

Pence Serukan ke Tiongkok: Kami Tidak Akan Gentar di Laut China Selatan

0

WASHINGTON — Wakil Presiden Mike Pence, menajamkan kecaman AS terhadap kebijakan-kebijakan Tiongkok di seluruh dunia, memberi Tiongkok peringatan keras pada 4 Oktober bahwa Amerika Serikat tidak akan mundur dari apa yang dilihat Washington sebagai intimidasi Tiongkok di Laut China Selatan.

Pence menyampaikan pidato pada pukul 11.00 (1500 GMT) di lembaga riset Hudson Institute di Washington.

Dalam kutipan pidatonya yang dilihat oleh Reuters, Pence menunjukkan tentang insiden di mana sebuah kapal perusak, USS Decatur, melakukan perjalanan dalam jarak 12 mil laut dari Gaven dan Johnson Reefs di Kepulauan Spratly pada 30 September.

Pence mengatakan kapal angkatan laut Tiongkok datang dalam jarak 45 meter dari USS Decatur “karena melakukan operasi navigasi di Laut China Selatan, memaksa kapal kita untuk melakukan manuver dengan cepat untuk menghindari tabrakan.”

“Meskipun pelecehan nekat seperti itu, Angkatan Laut Amerika Serikat akan terus terbang, berlayar dan beroperasi di mana pun hukum internasional mengizinkan dan kepentingan nasional kita menuntut. Kita tidak akan terintimidasi. Kita tidak akan mundur,” kata Pence.

Operasi itu adalah upaya terbaru untuk melawan apa yang dilihat Washington sebagai upaya Beijing untuk membatasi kebebasan navigasi di perairan strategis, di mana Tiongkok, Jepang, dan beberapa angkatan laut Asia Tenggara beroperasi.

Pence juga akan menuduh Partai Komunis Tiongkok meyakinkan tiga negara Amerika Latin untuk memutuskan hubungan dengan Taiwan dan mengakui Tiongkok.

“Tindakan-tindakan ini mengancam stabilitas Selat Taiwan, dan Amerika Serikat mengutuk mereka. Dan sementara pemerintahan kita akan terus menghormati Kebijakan Satu Tiongkok kita, sebagaimana tercermin dalam tiga komunike bersama dan Undang-Undang Hubungan Taiwan, saya juga katakan bahwa keterlibatan Taiwan untuk demokrasi menunjukkan jalan yang lebih baik bagi semua orang Tiongkok,” kata Pence.

Amerika Serikat dan Tiongkok terlibat dalam perang dagang, dipicu oleh tuduhan Trump bahwa Tiongkok telah lama berupaya mencuri kekayaan intelektual AS, membatasi akses masuk ke pasarnya sendiri dan secara tidak adil memberikan subsidi kepada perusahaan-perusahan milik negara. Kedua negara tersebut telah memberlakukan tarif yang semakin parah pada impor satu sama lain.

Di New York, Trump menuduh Tiongkok berusaha ikut campur dalam pemilihan kongres AS yang akan datang bulan depan.

Dia menyebut suplemen empat halaman yang dikelola pemerintah Tiongkok yang dikelola oleh pemerintah yang disisipkan di dalam surat kabar Sunday Des Moines Register di Iowa sebagai upaya untuk mengubah para pemberi suara di negara kunci tersebut melawan kebijakan-kebijakan perdagangan Trump.

‘DIPLOMASI UTANG’

Pence mengatakan Tiongkok menggunakan “diplomasi utang” untuk memperluas pengaruhnya di seluruh dunia.

“Akhir-akhir inni, negara itu menawarkan ratusan miliar dolar pinjaman infrastruktur pada pemerintah-pemerintah dari Asia sampai Afrika hingga Eropa bahkan sampai Amerika Latin. Namun persyaratan pinjaman tersebut tidak jelas, dan manfaatnya mengalir ke Beijing,” katanya.

Dia juga mengatakan bahwa Beijing telah memperpanjang garis hidup untuk “rezim Maduro yang korup dan tidak kompeten di Venezuela,” menjanjikan pinjaman $5 milyar yang dapat dibayar dengan minyak.

Pence mengatakan komunitas intelijen AS telah menetapkan bahwa Tiongkok menargetkan pemerintah-pemerintah negara bagian AS dan lokal serta para pejabat untuk mengeksploitasi divisi apa pun antara tingkat federal dan lokal mengenai kebijakan.

“Ia sedang menggunakan masalah-masalah mendesak, seperti tarif perdagangan, untuk meningkatkan pengaruh politik Beijing,” ungkapnya.

Tujuan tersebut, yang dia katakan, adalah untuk mengubah persepsi orang-orang Amerika tentang kebijakan-kebijakan Tiongkok dengan memobilisasi “aktor-aktor terselubung, kelompok-kelompok depan, dan sarana-sarana propaganda.”

“Sebagai anggota senior dari komunitas intelijen kita baru-baru ini mengatakan kepada saya, apa yang dilakukan orang-orang Rusia menjadi tampak kurang penting jika dibandingkan dengan apa yang dilakukan Tiongkok di seluruh negeri ini,” kata Pence.

Pence juga berpendapat bahwa pejabat Tiongkok telah mencoba mempengaruhi para pemimpin bisnis untuk mengutuk tindakan perdagangan AS, “memanfaatkan keinginan mereka dalam mempertahankan operasi-operasi mereka di Tiongkok.”

“Dalam satu contoh baru-baru ini, mereka mengancam akan menolak izin usaha untuk sebuah perusahaan besar AS jika menolak untuk berbicara menentang kebijakan pemerintahan kita,” kata Pence.

Korporasi tersebut tidak disebutkan dalam kutipan pidato. (ran)

https://www.youtube.com/watch?v=mcddVHe-2bk

Hasil Terbalik Puluhan Ribu Alat Tes Kehamilan Ditarik Dari Pasaran

0

EpochTimesId – Ribuan alat tes kehamilan digital ditarik dari pasaran di Inggris. Penarikan itu menyusul terungkapnya fakta bahwa mereka memberikan hasil yang salah.

Badan Regulasi Obat dan Perawatan Kesehatan Inggris (MHRA) mengeluarkan peringatan penarikan, Kamis (4/10/2018) waktu setempat. Mereka memperingatkan bahwa alat tes kehamilan digital, Clear&Simple, mungkin salah memberi tahu wanita bahwa mereka hamil.

Produsen Tiongkok, Wondfo Biotech, mengatakan dalam pemberitahuan penarikan bahwa pelanggan harus mencentang kotak untuk nomor batch yang rusak, DM10220170710E.

MHRA mengatakan dalam pernyataan penarikannya, “Produsen memperkirakan lebih dari 58.000 tes yang terkena dampak telah didistribusikan di Inggris.”

“Siapa pun yang telah membeli tes-pack yang terpengaruh disarankan untuk mencari metode pengujian alternatif dan mengembalikan alat tes yang terpengaruh ke apotek atau toko tempat mereka membeli.”

Dr. Duncan McPherson, Direktur Perangkat Medis Klinis MHRA, mengatakan, “Sangat penting bagi orang-orang, untuk memeriksa nomor Tes Kehamilan Digital Clear&Simple. Jenis apa pun yang telah mereka beli, perlu untuk melihat apakah mereka memiliki produk dari lot yang terpengaruh (rusak).” (SIMON VEAZEY/The Epoch Times)

Video Pilihan :

https://www.youtube.com/watch?v=JGc59EiEYwQ

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :

https://youtu.be/0x2fRjqhmTA

Inggris Tuding Intelijen Militer Rusia Dalangi Serangan Cyber Global

0

EpochTimesId – Pemerintah Inggris menuduh intelijen militer Rusia berada di balik empat serangan cyber. Serangan itu diklaim bertujuan untuk menyebarkan kebingungan dan disinformasi.

Intelijen militer Rusia (GRU) menggunakan jaringan peretas di seluruh dunia untuk menyerang berbagai sasaran, termasuk Organisasi untuk Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) di Belanda. Klaim tersebut dilontarkan oleh Pusat Keamanan Maya Nasional Inggris (NCSC), Kantor Urusan Luar Negeri dan Persemakmuran Inggris.

Target lain termasuk peretasan terhadap Komite Nasional Demokrat AS pada 2016 dan Badan Anti-Doping Dunia pada 2017, menurut kesimpulan yang dibuat oleh NCSC dengan tingkat keyakinan dugaan yang tinggi.

“GRU hampir pasti berada di balik serangan itu,” kata Inggris, “Serta serangan terhadap Kereta Metro Kiev Ukraina dan bandara Odessa, bank sentral Rusia, serta outlet media Rusia, dan stasiun televisi kecil di Inggris.

Sebagian besar serangan didasarkan pada cara mendapatkan kata sandi melalui ‘phishing’, menipu orang-orang agar memberikan data pribadi dengan menggunakan email palsu, situs web, atau pesan teks. Peretas juga menggunakan ‘ransomware’ untuk mengenkripsi konten komputer, lalu menuntut pembayaran uang tebusan.

Serangan terhadap OPCW terjadi pada Mei 2018 pada saat organisasi itu bekerja untuk memverifikasi analisis bahan kimia Inggris secara independen. Bahan kimia itu adalah bekas racun saraf yang digunakan dalam serangan racun terhadap duo Skripal di Salisbury.

Perdana Menteri Inggris, Theresa May mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa hack OPCW menunjukkan pengabaian GRU atas nilai-nilai dan aturan global. “Kami akan menjunjung tinggi sistem internasional berbasis aturan, dan membela institusi internasional dari mereka yang berusaha untuk melukai mereka,” ujar May.

NCSC mengatakan bahwa serangan itu ditujukan untuk mendestabilisasi demokrasi dan berada dalam ranah pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional.

Menteri Luar Negeri Inggris, Jeremy Hunt di Royal Botanic Garden di Edinburgh, Skotlandia, pada 20 Juli 2018. (David Cheskin/Pool via Reuters/File Photo/The Epoch Times)

Inggris Sebut Kremlin Bertanggung Jawab
Otoritas Inggris percaya bahwa dua agen GRU berada di belakang serangan racun pelumpuh saraf atau agen-saraf di Salisbury, di mana mereka mencoba membunuh mantan agen ganda Sergei Skripal. Rusia telah berulang kali membantah tuduhan itu.

NCSC mengatakan bahwa peretas dari GRU telah beroperasi menggunakan berbagai nama, termasuk APT28, BlackEnergy Actors, Fancy Bear, dan Tsar Team. Para peretas berada di balik serangan ransomware BadRabbit pada Oktober 2017.

NCSC mengatakan, para peretas mengenkripsi hard drive dan menyebabkan gangguan pada transportasi umum di Ukraina. Pemerintah Inggris meyakini bahwa, Kremlin pada akhirnya, menjadi pihak yang paling bertanggung jawab atas peretasan yang dikoordinir GRU.

“Tindakan GRU itu sembrono dan tidak pandang bulu: Mereka mencoba melemahkan dan mencampuri pemilihan di negara lain. Mereka bahkan siap untuk merusak perusahaan Rusia dan warga Rusia,” kata Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt, dalam sebuah pernyataan.

Setelah serangan racun saraf terhadap Skripal, banyak negara Barat menyimpulkan bahwa intelijen militer Rusia berada di balik serangan itu. Mereka pun mulai mengusir para mata-mata Rusia yang bekerja di bawah perlindungan diplomatik.

Seorang juru bicara dari Kedutaan Rusia di Inggris justru berbalik menyebut pernyataan NCSC yang sembrono.

“Pernyataan seperti itu oleh Kantor Luar Negeri tidak lebih dari disinformasi mentah, yang bertujuan untuk membingungkan opini publik Inggris dan dunia,” kata mereka dalam sebuah pernyataan.

Australia dan Selandia Baru mendukung penilaian Inggris tentang GRU. Mereka berjanji untuk meningkatkan kerja sama dalam mengantisipasi serangan dunia maya.

“Dunia maya bukan hutan rimba. Komunitas internasional, termasuk Rusia, telah sepakat bahwa hukum internasional dan norma perilaku negara yang bertanggung jawab, juga berlaku di dunia maya,” kata Perdana Menteri Australia, Scott Morrison dalam sebuah pernyataan. “Dengan memulai pola perilaku maya yang jahat, Rusia telah menunjukkan pengabaian total untuk perjanjian yang membantu dalam bernegosiasi.”

Amerika Serikat telah memberi sanksi kepada petugas GRU karena mencoba ikut campur dalam pemilihan AS tahun 2016, dan serangan dunia maya lainnya.

Awal tahun ini, pemerintahan Trump menyalahkan Rusia atas serangkaian serangan siber yang menargetkan banyak sektor infrastruktur penting, termasuk energi, nuklir, fasilitas komersial, air, penerbangan, dan manufaktur. (JOHN SMITHIES/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://www.youtube.com/watch?v=JGc59EiEYwQ

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :

https://youtu.be/0x2fRjqhmTA

Veteran Perang Vietnam Amerika Tembaki Tujuh Polisi Satu Tewas

0

EpochTimesId — Seorang veteran perang Vietnam, Frederick Hopkins, menggunakan keterampilan menembaknya untuk menyerang petugas Sheriff di Florence, South Carolina, Amerika Serikat pada 4 Oktober 2018. Pelaku menembaki tujuh petugas penegak hukum, yang hendak menggledah rumahnya. Salah satu polisi itu meninggal dunia.

Pihak berwenang mengatakan Hopkins menembaki para deputi Sheriff dari dalam rumah. Tersangka juga menyandera anak-anak sambil menembak dari jarak jauh ke arah petugas yang mengepung rumahnya di pinggiran kota.

Personel dengan tameng lapis baja dan senapan serbu otomatis dari departemen sheriff kemudian menyerbu masuk untuk mengevakuasi sandra yang terluka. Sandra yang luka-luka sempat tertahan selama dua jam, sebelum berhasil diselamatkan. Mereka akhirnya berhasil membebaskan anak-anak yang terluka itu, ketika tersangka berhasil ditangkap dan dibawa ke rumah tahanan.

“Petugas pergi ke sana tanpa mengetahui ada senjata yang dimiliki oleh tersangka,” kata Sheriff Florence, Kenney Boone pada konferensi pers.

“Peluru senjata api bertebaran di mana-mana. Posisi tersangka strategis, pandangannya dan jangkauan tembak-nya hingga beberapa ratus meter. Jadi dia punya keuntungan. Para petugas tidak bisa sampai ke lokasi orang-orang yang sedang terluka.”

Catatan menunjukkan bahwa pria 74 tahun itu, adalah seorang veteran perang Vietnam yang cacat. Dia adalah pengacara yang dipecat, yang menghadapi beberapa tuduhan kejahatan dalam beberapa tahun terakhir.

Pihak berwenang belum menjelaskan senjata apa yang digunakan oleh tersangka. Akan tetapi, Hopkins rupanya memiliki beberapa senjata, termasuk senapan M-14. Sebuah posting 2014 di halaman Facebook-nya mengatakan, dia merayakan ulang tahun ke-70 di sebuah lapangan tembak M-14. Dia membidik target dengan jenis senapan yang sama, dengan yang dia gunakan di Vietnam.

“Saya telah menembak secara kompetitif sejak 1984 dan menyukainya. Saya suka bau mesiu di pagi hari,” kata posting itu.

Posting lain dari tahun 2016 menampilkan gambar senapan yang disiapkan pada apa yang tampak seperti lapangan tembak. Dia mengatakan bahwa lokasi itu adalah turnamen menembak ‘South Carolina 3-Gun Silhouette Champion untuk 2011’.

Kekerasan itu mengejutkan orang-orang di daerah itu, di mana banyak orang telah berurusan dengan banjir dari badai Hurricane Florence. Baik Sheriff dan kepala polisi, menangis ketika mereka berbicara kepada wartawan setelah operasi penggrebekan berakhir.

Petugas yang terbunuh, Terrence Carraway, berusia 52, dari Darlington, baru saja mendapat lencana pengabdian selama 30 tahun masa kerja di Departemen Kepolisian Florence.

“Saya ingin Anda berdoa untuk keluarga yang kehilangan petugas polisi paling berani yang pernah saya kenal,” kata pemimpinnya, Allen Heidler.

WIS-TV melaporkan bahwa Hopkins dirawat di rumah sakit karena cedera kepala. Tersangka belum bisa diajak berbicara oleh petugas. WPDE-TV melaporkan Hopkins jatuh di tempat kejadian.

Kirby juga mengatakan bahwa surat perintah penggeledahan terkait kasus seorang pria berusia 27 tahun yang melakukan kekerasan seksual terhadap seorang anak asuh yang tinggal di rumah Hopkins.

Tiga deputi Florence County terluka ketika mencoba untuk melaksanakan surat perintah sekitar pukul 4 sore. Petugas lainnya tiba untuk membantu, dan mengepung rumah itu dari segala penjuru. Tersangka akhirnya menembak empat petugas polisi kota Florence, dengan satu orang mengalami luka sangat parah.

Boone memuji peralatan militer departemen Sherif yang dipimpinnya, karena membuat mereka berhasil mengevakuasi dan menyelamatkan orang-orang yang terluka dan terjebak dalam baku tembak.

“Terima kasih kepada MRAP kami, personel lapis baja, kami memastikan semua petugas yang tertembak dilindungi dan dibawa untuk perawatan medis,” katanya.

Dia tidak mengidentifikasi petugas yang terluka atau menggambarkan kondisi mereka. Belasungkawa dan dukungan terus mengalir untuk petugas yang terluka.

Ini adalah penembakan kedua terhadap sejumlah petugas polisi di Carolina Selatan tahun ini. Pada bulan Januari, seorang mantan bankir berusia 47 tahun, Christian McCall, menembak empat petugas di York County, dan menewaskan satu orang polisi.

Insiden Januari bermula ketika istri tersangka menelepon 911 untuk melaporkan bahwa sang suami memukulinya. Christian McCall mengaku bersalah dan dijatuhi hukuman seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat.

Florence, sebuah kota di sudut tenggara pantai Carolina Selatan memiliki sekitar 37.000 penduduk. Ini adalah kota terbesar di wilayah yang dikenal sebagai Pee-Dee, di mana banjir dari Badai Florence menghancurkan kawasan timur dan selatan negara bagian. (AP/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://www.youtube.com/watch?v=JGc59EiEYwQ

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :

https://youtu.be/0x2fRjqhmTA

Napi yang Kabur Ala Holywood dari Penjara Prancis Berhasil Ditangkap

0

Paris – Seorang gangster terkenal, Redoine Faid, melarikan diri dari penjara dengan cara dan gaya ala film Hollywood. Napi itu kabur dari penjara Prancis dengan helikopter. Namun, narapidana itu berhasil ditangkap pada 3 Oktober 2018.

Dia ditangkap setelah perburuan panjang selama tiga bulan. Sebelum berhasil ditangkap, kisahnya sempat viral dan ramai dibicarakan, hingga dijuluki ‘raja pembobol penjara’.

Preman itu mengatakan kehidupan kriminalnya diilhami oleh cerita serial ‘blockbuster’ seperti ‘Scarface’ dan ‘Reservoir Dogs’. Dia melarikan diri pada bulan Juli dari penjara ‘maksimum security’ atau sel dengan keamanan tingkat tinggi, dimana dia sedang menjalani masa hukuman 25 tahun penjara. Dia divonis dalam kasus pencurian dengan kekerasan, yang menyebabkan seorang petugas polisi tewas.

Akhir dari pelariannya setelah tiga bulan buron bermula ketika seorang wanita melihat ada orang-orang mengenakan burqa masuk ke dalam sebuah apartemen. Salah satu diantaranya diduga adalah Faid, yang juga mengenakan pakaian tertutup dari kepala-ke-ujung kaki termasuk wajah, yang biasanya dikenakan oleh wanita di Arab Saudi dan Afghanistan.

Terpidana ditangkap ketika tidur di sebuah apartemen di Creil, satu jam perjalanan di pinggiran Kota Paris. Lokasi itu justru tidak jauh dari penjara tempat dia melarikan diri, di selatan ibukota Perancis pada awal Juli.

Sekitar 50 petugas, beberapa di antaranya adalah pasukan elit, ambil bagian dalam operasi penangkapan menjelang fajar 3 Oktober 2018. Mereka juga menangkap seorang saudara laki-laki Faid, dua pria dan seorang wanita lainnya, dalam penggrebekan ini. Total ada tujuh orang yang ditangkap, menurut sumber internal di kepolisian.

Burqa, wig dan senjata ditemukan di tempat penangkapan. Salah satu senjata, sebuah pistol berada dalam jangkauan tangan Faid yang sedang tidur. Senjata kedua tampak seperti senapan mesin ringan Uzi.

Rekaman video dari tempat penangkapan, yang dilihat oleh Reuters, menunjukkan bagian dalam apartemen lantai empat yang lembap setelah penggrebekan oleh polisi, sekitar pukul 4.20 pagi waktu setempat (02.20 GMT).

Pria 46 tahun itu menjadi terkenal setelah menulis sebuah buku oto-biografi tentang kehidupannya yang penuh warna. Dia menggambarkan bagaimana dirinya terlahir dalam kejahatan di perumahan bertingkat tinggi, yang bermunculan di sekitar Paris pada 1960-an dan 1970-an.

Buku ini dipublikasikan pada tahun 2010, tidak lama setelah dia dibebaskan dari penjara karena kejahatan sebelumnya. Dalam beberapa bulan, dia ditangkap lagi karena serangan terhadap truk pengangkut uang tunai, yang menyebabkan kematian seorang polisi muda.

Faid sebelumnya juga pernah melarikan diri dari penjara di Prancis utara pada tahun 2013. Dia sempat menghabiskan enam minggu dalam pelarian, sebelum berhasil dilacak, ditangkap dan dijebloskan kembali ke balik jeruji besi.

Faid pada masa lalu pernah menuturkan pengalamannya dalam menghabiskan waktu bertahun-tahun dalam pelarian di Swiss dan Israel. Dia mengklaim menyamar sebagai seorang Yahudi Ortodoks, dan belajar bahasa Ibrani.

Dalam pelarian terbarunya ini, orang-orang bersenjata mendarat dari helikopter yang dibajak di halaman penjara untuk membebaskannya dari ruang pengunjung yang berdekatan dan kemudian menerbangkannya. Hal ini mendorong debat politik atas keamanan di Perancis. (Reuters/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://www.youtube.com/watch?v=JGc59EiEYwQ

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :

https://youtu.be/0x2fRjqhmTA

Gempa Magnitudo 5.2 Mengguncang Jepang, Tak Berpotensi Tsunami

Epochtimes.id- Gempa bumi mengguncang area yang sama di pulau paling utara Jepang, Hokkaido, Jumat (5/10/2018). Wilayah ini terkena salah satu gempa paling kuat di negara itu bulan lalu.

Gempa, yang melanda pada pukul 8:58 (2358 GMT 4 Oktober), memiliki magnitude awal 5,3 (sejak direvisi menjadi 5,2) seperti disampaikan penyiar NHK Jepang.

“Tidak ada bahaya tsunami dari gempa,” kata penyiar NHK.

Bandara Chitose Baru dekat Sapporo masih dalam operasi normal seperti dilaporkan NHK.

Survei Geologi AS mengatakan gempa tersebut dengan kekuatan 5,2, berpusat di pantai selatan Hokkaido.

Badan Meteorologi Jepang mengatakan kedalaman pusat gempa adalah 31 km (awalnya diukur sebagai 30 km).

Gempa berkekuatan 6,7 pada 6 September melumpuhkan Hokkaido, sebuah pulau seukuran Austria.

Gempa ini menewaskan belasan orang, memicu tanah longsor. Pulau ini memiliki penduduk 5,3 juta jiwa. (asr)

Oleh Chang-Ran Kim/ via The Epochtimes

Korban Penipuan Pinjaman P2P Protes Serentak di Seluruh Tiongkok

0

Pasukan keamanan lokal di 17 kota di seluruh Tiongkok mulai beraksi pada 1 Oktober, ketika sejumlah besar orang berkumpul untuk memprotes ambruknya industri investasi online peer-to-peer (P2P) baru-baru ini yang dimulai musim semi ini dan menyebabkan jutaan orang kehilangan tabungannya.

Para demonstran menggelar protes mereka pada jam 3 sore di kota-kota Beijing, Shanghai, Guangzhou, Hangzhou, Nanjing, Nanchang, Hefei, Chengdu, Chongqing, Wuhan, Changsha, Nanning, Fuzhou, Kunming, Zhengzhou, Jinan, dan Shijiazhuang.

Aktivisme 1 Oktober tersebut bertepatan dengan Hari Nasional Republik Rakyat Tiongkok, mengacu pada tanggal pendirian rezim komunis pada tahun 1949.

Demonstrasi-demonstrasi tersebut dihadiri kelompok besar, dengan beberapa peserta mengatakan kepada The Epoch Times bahwa hingga 10.000 korban P2P datang untuk menunjukkan protesnya dengan memegang spanduk-spanduk dan meneriakkan slogan-slogan.

Sejumlah orang yang tak dikenal dari orang-orang tersebut ditangkap dan ditahan oleh otoritas keamanan publik.

“Polisi menahan para pengunjuk rasa, setidaknya 3 hingga 4 orang ditahan, beberapa terluka,” kata seorang pengunjuk rasa di Wuhan, Provinsi Hubei. Banyak pengunjuk rasa berada di lokasi dan polisi memblokir area pejalan kaki.

Laporan-laporan mengatakan bahwa pejabat di Hefei, Provinsi Anhui, pergi ke tempat protes dan bertemu dengan pengunjuk rasa di luar arena, tetapi setelah pertemuan tersebut, polisi mulai menahan para pengunjuk rasa.

Seorang pengunjuk rasa di Hefei, mengatakan, “Polisi mengepung tempat tersebut. Orang-orang tidak diizinkan meninggalkan atau memasuki area. Polisi memukul para pengunjuk rasa dan menahan para peserta utama.”

Lebih banyak orang yang hadir di demonstrasi di Shanghai, dan sekitar 180 ditangkap, menurut seorang pengunjuk rasa. Di Beijing, polisi melebihi jumlah demonstran dan mengepung daerah tersebut dengan pos-pos pemeriksaan. Parkir dilarang di lokasi-lokasi penting seperti stasiun kereta bawah tanah, halte bus, dan di sekitar Lapangan Tiananmen.

Sejak April dan Mei tahun ini, ribuan platform keuangan online P2P telah jatuh, menghancurkan industri tersebut dan meninggalkan jutaan orang dalam kehancuran finansial. Para korban telah mengajukan petisi kepada pihak berwenang selama berbulan-bulan tanpa hasil, dan beberapa telah melakukan bunuh diri.

Para pengunjuk rasa mengatakan bahwa mereka akan melanjutkan aktivisme mereka.

Liao, seorang wanita dari Beijing yang kehilangan hampir 10 juta yuan (sekitar $1,5 juta) dalam ambruknya P2P tersebut, berbicara dengan The Epoch Times tentang situasinya. Dia telah menginvestasikan uang dalam ratusan platform selama dua tahun terakhir, ketika industri itu menerima dukungan yang kuat dari negara.

“Dalam waktu singkat, beberapa ribu platform pinjaman P2P telah didirikan, yang menyebabkan persaingan,” kata Liao.

“Agar dapat bersaing, banyak penawaran khusus diluncurkan untuk menarik para investor. Uang itu membanjiri seiring waktu. Ketika investasi saya dalam satu platform matang, saya akan melakukan penarikan. Tetapi jika ia membuat penawaran khusus, saya akan menaruh kembali uang saya,” katanya.

“Tetapi kami tidak tahu bahwa mereka akan lari bersama uang kami. Beberapa platform mengadakan pertemuan dengan semua investor, tetapi keesokan harinya, semua eksekutif telah kabur. Mereka tidak meninggalkan bukti apa pun dan bahkan staf mereka tidak mengetahui apa yang terjadi.”

Liao mengatakan bahwa investasi P2P telah menjadi kecanduan, dan membandingkannya dengan obat-obatan dan perjudian.

“Situasi saat ini seperti permainan antara pemerintah dan warga,” katanya. “Pemerintah tidak akan menyelesaikan masalah. … Inisiatif pinjaman P2P dimulai oleh pemerintah, dan sekarang pemerintah juga yang menyebabkan masalah ini, jadi harus membayar tagihannya.” (ran)

https://www.youtube.com/watch?v=U7bPlxSsiVI

Peringatan AS Tentang Gaya Peretasan Baru dari Kelompok Cloudhopper yang Terkait dengan Tiongkok

0

WASHINGTON – Pemerintah AS pada 3 Oktober telah memperingatkan bahwa kelompok peretasan yang secara luas dikenal sebagai cloudhopper, yang mana perusahaan cybersecurity (keamanan siber) Barat telah mengkaitkan dengan pemerintah Tiongkok, telah meluncurkan serangan-serangan terhadap penyedia layanan-layanan teknologi dalam kampanye untuk mencuri data dari klien-klien mereka.

Departemen Keamanan Dalam Negeri, Department of Homeland Security (DHS), telah mengeluarkan sebuah peringatan teknis tentang cloudhopper, yang dikatakan terlibat dalam spionase dunia maya (cyber) dan pencurian kekayaan intelektual, setelah para ahli dengan dua perusahaan keamanan siber AS terkemuka memperingatkan awal pekan ini tentang aktivitas peretasan Tiongkok yang telah melonjak di tengah meningkatnya perang dagang antara Washington dan Beijing.

Homeland Security telah merilis informasi tersebut untuk mendukung perusahaan-perusahaan AS dalam menanggapi serangan-serangan oleh kelompok tersebut, yang menargetkan perusahaan-perusahaan teknologi informasi, energi, perawatan kesehatan, komunikasi, dan manufaktur.

“Para pelaku ancaman siber ini masih aktif dan kita sangat mendorong mitra kita di pemerintahan dan industri untuk bekerja sama berjuang melawan ancaman ini,” kata pejabat DHS Christopher Krebs dalam sebuah pernyataan.

Peningkatan tentang peretasan Tiongkok yang dilaporkan tersebut mengikuti apa yang digambarkan oleh perusahaan keamanan siber sebagai jeda dalam serangan-serangan seperti itu setelah kesepakatan tahun 2015 antara pemimpin Tiongkok Xi Jinping dengan mantan Presiden AS Barack Obama untuk mengekang pencurian ekonomi dengan sarana dunia maya.

“Saya dapat memberitahu Anda sekarang sayangnya orang-orang Tiongkok itu kembali hadir,” Dmitri Alperovitch, kepala staf teknologi perusahaan keamanan siber AS, CrowdStrike, mengatakan pada 2 Oktober di sebuah konferensi keamanan di Washington.

“Kita telah melihat peningkatan besar dalam aktivitas selama satu setengah tahun terakhir. Saat ini mereka adalah aktor ancaman paling dominan yang kita lihat sedang mengancam institusi-institusi di seluruh negara ini dan Eropa Barat,” katanya.

Para analis dari FireEye, perusahaan keamanan siber AS lainnya, mengatakan bahwa beberapa kelompok peretasan Tiongkok yang dilacaknya telah menjadi lebih aktif dalam beberapa bulan terakhir.

Peringatan dari 3 Oktober tersebut memberikan saran tentang bagaimana perusahaan AS dapat mencegah, mengidentifikasi, dan memulihkan serangan oleh cloudhopper, yang juga dikenal sebagai Red Leaves dan APT10.

Kelompok peretasan ini secara besar-besaran menargetkan perusahaan-perusahaan yang dikenal sebagai penyedia layanan terkelola, yang memasok telekomunikasi, teknologi, dan layanan lain untuk bisnis di seluruh dunia. Managed service providers (MSPs) adalah target yang menarik karena jaringan mereka menyediakan rute bagi para peretas untuk mengakses sistem sensitif dari banyak klien mereka, kata Ben Read, seorang manajer intelijen senior FireEye.

“Kita telah melihat kelompok ini merutekan malware melalui jaringan MSP ke target-target yang lain,” kata Read.

Sebelumnya pada bulan Agustus, sebuah blog yang dijalankan oleh analis siber anonim yang mengkhususkan diri dalam menyelidiki kelompok-kelompok peretas Tiongkok yang mencuri kekayaan intelektual dari perusahaan swasta, telah mengungkap identitas tiga orang yang diduga hacker (peretas) dari APT10.

Blog Intrusion Truth — yang secara akurat telah mengidentifikasi dua peretas Tiongkok yang kemudian dituduh oleh Departemen Kehakiman AS atas kejahatan dunia maya dan pencurian rahasia dagang dari Trimble, pengembang perangkat lunak AS, dan raksasa manufaktur Jerman Siemens — telah menuduh bahwa peretas-peretas APT10 adalah bekerja langsung untuk badan intelijen Tiongkok, Kementerian Keamanan Negara (MSS).

Para analis anonim tersebut telah menerima salinan tanda terima Uber yang menunjukkan seorang peretas APT10 tertuduh melakukan perjalanan ke kantor MSS Kota Tianjin, membuat hubungan meyakinkan antara kelompok peretas tersebut dengan rezim Tiongkok. (ran)

https://www.youtube.com/watch?v=mcddVHe-2bk

Sebotol Wiski Dilelang Seharga 15 Miliar Rupiah

0

EpochTimesId – Salah satu jenis wiski yang paling banyak dicari di dunia, The Macallan Valerio Adami 1926 dilelang dengan harga super mahal, baru-baru ini. Wiski yang berusia 60 tahun itu bahkan memecahkan rekor harga jual lelang termahal, dengan harga 848.750 pound (1,1 juta dolar AS/atau lebih dari 15 miliar rupiah).

Pelelang menawaran The Macallan Valerio Adami 1926 di Bonhams di Edinburgh, Skotlandia, Inggris Raya, pada 3 Oktober 2018. Pemenang lelang adalah seorang kolektor pribadi dari Asia yang menawar melalui telepon. Balai lelang itu sebelumnya juga menjual satu dari 12 botol lainnya, dengan label Italia, Adami pada Mei 2018 seharga 814.091 poundsterling.

“Wiski jenis itu adalah barang-barang koleksi karena kelangkaannya dan mungkin tidak benar-benar diminum untuk mabuk,” kata Martin Green, ahli wiski di balai lelang.

“Ini adalah Rolls Royce dari malt,” sambung Green.

“Jelas kami tidak tahu apa yang akan terjadi, tetapi siapa saja yang dapat menghabiskan sekitar satu juta pound untuk sebotol wiski, sanggup untuk meminumnya. Tetapi itu adalah objek keindahan dalam dirinya sendiri, hampir seperti museum.”

Hanya 24 botol wiski, yang dibotolkan pada tahun 1986, diproduksi oleh Macallan. Itu adalah salah satu penyuling Speyside yang paling terkenal dari produk andalan Skotlandia.

Perusahaan itu menugaskan Adami dan Peter Blake, yang dikenal merancang cover album untuk The Beatles ‘Sgt. Pepper’s Lonely Hearts Club Band’, untuk mendesain setiap label dari 12 botol wiski.

Tidak diketahui berapa banyak Adami yang masih tersisa. Salah satunya dikatakan telah hancur dalam gempa bumi di Jepang pada tahun 2011, dan diyakini bahwa setidaknya satu dari wiski itu telah dibuka dan diminum. (Reuters/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://www.youtube.com/watch?v=JGc59EiEYwQ

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :

https://youtu.be/0x2fRjqhmTA

Masa Tanggap Darurat Pasca Gempa dan Tsunami di Sulteng, Inilah Kondisi Kesehatan Perlu Diperhatikan

0

Epochtimes.id- Kementerian Kesehatan RI meminta memperhatikan kondisi kesehatan saat masa tanggap darurat pasca gempa dan tsunami yang melanda di wilayah Sulawersi Tengah. Gempa bumi dan tsunami memiliki kriteria yang berbeda dalam dampak kesehatan.

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes RI, dr. Anung Sugihatono mengatakan, untuk gempa bumi yang harus diwaspadai pada masa tanggap darurat adalah hal-hal yang berkaitan dengan tetanus.

Menurut dia, tetanus paling rawan dikarenakan melihat sebagian besar rumah roboh, orang luka, perawatan luka yang belum ideal karena keterbatasan-keterbatasan yang ada. Tetanus menjadi satu ancaman yang cukup tinggi.

Dia menambahkan, pihaknya sudah punya modal awal yaitu imunisasi DT yang sudah dilakukan.

“Nah sekarang yang perlu adalah anti tetanus serumnya untuk mereka yang luka dan untuk relawan yang sadar atau tidak sadar nanti menolong, kemudian ada kemungkinan luka dengan memegang reruntuhan bangunan,” kata dr. Anung dalam rilis Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI, Jumat (05/10/2018).

Bencana kedua adalah tsunami yang sebagian besar merusak fasilitas umum, berkaitan dengan air bersih.

Oleh karena itu, kata Agung, air bersih menjadi tercemar pasca tsunami. Agung meminta mewaspadai hal-hal yang berkaitan dengan infeksi saluran pencernaan, diare dan tentunya kontaminasi dari berbagai hal.

“Kita juga belum bisa menghindari kolera. Kita belum bisa menyatakan bebas kolera karena masih banyak fasilitas yang digunakan oleh masyarakat yang tidak higienis dan di situ ada kuman kolera,” tambah dr. Anung.

Menurut dr. Anung, setelah masa tanggap darurat yang perlu diwaspadai adalah penyakit infeksi saluran pernapasan atas terutama untuk Balita karena pada saat melakukan evakuasi dan kemudian membersihkan puing-puing, akan ada kemungkinan debu yang cukup banyak.

Selanjutnya yang juga perlu menjadi kewaspadaan adalah timbulnya penyakit-penyakit yang berkaitan dengan higiene sanitasi, seperti gatal, infeksi pada kulit, dan hal-hal lain termasuk infeksi pada mata.

Dr. Anung juga menjelaskan dampak bencana terhadap penurunan cakupan imunisasi.

”Sebagai akibat yang tidak langsung adalah dengan kejadian ini kinerja untuk pencegahan terutama imunisasi dapat diprediksi akan menurun karena tenaga kesehatan fokus pada evakuasi. Tentu banyak penyakit ini harus kita waspadai. Yang bisa kita lakukan adalah melakukan surveilans epidemiologi secara ketat,” terang dr. Anung. (asr)

Sumber : Kemenkes.go.id

Amerika Sebut Pelanggaran Perjanjian Senjata oleh Rusia Tidak Dapat Dibiarkan

0

EpochTimesId – Menteri Pertahanan AS, Jim Mattis mengatakan bahwa pelanggaran perjanjian kontrol persenjataan internasional oleh Rusia tidak dapat dibiarkan. Jika Rusia tidak berubah, hal itu mengubah sikap dan akan ditangapi dengan segera oleh Amerika Serikat.

Amerika Serikat yakin Rusia sedang mengembangkan sistem persenjataan yang melanggar perjanjian Perang Dingin, yang dikenal sebagai Traktat Pasukan Nuklir Tingkat Menengah (INF). Sistem senjata itu, diyakini memungkinkan bagi Moskow untuk meluncurkan serangan nuklir ke Eropa dalam waktu singkat. Rusia secara konsisten membantah pelanggaran tersebut.

“Rusia harus kembali mematuhi perjanjian INF atau AS akan perlu menanggapi ketidakpeduliannya terhadap batas spesifik perjanjian tersebut,” Mattis mengatakan pada konferensi pers setelah pertemuan para menteri pertahanan NATO di Brussels, Kamis (4/10/2018).

“Amerika Serikat sedang meninjau opsi dalam diplomasi dan postur pertahanan kami untuk melakukan hal itu. Jangan salah: Situasi saat ini, dengan Rusia dalam pelanggaran terang-terangan terhadap perjanjian ini, tidak dapat dipertahankan,” sambung Menhan.

Dia menolak memberikan rincian tentang kemungkinan tanggapan AS.

Perjanjian Nuklir Pasukan Angkatan Bersenjata 1987, melarang rudal jarak menengah yang mampu menyerang Eropa atau Alaska dan mengakhiri krisis era Perang Dingin. Ketika itu, Uni Soviet memasang hampir 400 hulu ledak nuklir yang diarahkan ke Eropa Barat.

Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, mengatakan Moskow telah mengembangkan sebuah rudal yang dikenal sebagai Novator 9M729, yang oleh para analis dikatakan mirip dengan rudal jarak pendek Rusia. Rudal yang diluncurkan ke laut tetapi bisa terbang antara 310-3.420 mil.

Komentar Mattis cenderung memperburuk hubungan antara Moskow dan Barat, pasca-Perang Dingin. Ketegangan bermula ketika Rusia menganeksasi Krimea pada 2014, operasi pengeboman di Suriah dan tuduhan campur tangan terhadap Moskow dalam pemilihan umum di negara-negara Barat.

Amerika Serikat menyerukan kepada Rusia untuk kembali mematuhi perjanjian INF sejak beberapa tahun lalu. Komentar Mattis dilontarkan hanya beberapa hari setelah utusan Washington untuk NATO mengatakan, bahwa Rusia harus menghentikan pengembangan terselubung dari sistem rudal jelajah terlarang. Atau, Amerika Serikat akan berusaha menghancurkannya sebelum layak dioperasikan.

Duta Besar AS untuk NATO, Kay Bailey Hutchison mengatakan pada hari Selasa (2/10/2018), bahwa Washington tetap berkomitmen pada solusi diplomatik. Akan tetapi, AS juga siap untuk ‘menyerang’ rudal Rusia jika pengembangan sistem jarak menengah terus berlanjut.

Kementerian luar negeri Rusia bereaksi dengan mengatakan komentar Hutchison berbahaya. Hutchison kemudian mengklarifikasi, bahwa dia tidak berbicara tentang serangan preemptif terhadap Rusia.

AS Memulai Penelitian Rudal
Jendral AS di Eropa mengatakan, Amerika Serikat perlu membuat pernyataan yang kuat tentang pelanggaran Rusia.

“Kami juga akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan bahwa kami tidak memiliki celah dalam sikap pertahanan dan pencegahan yang kredibel,” kata Jenderal Curtis Scaparrotti, kepala Komando Eropa AS dan komandan sekutu NATO, kepada wartawan selama pertemuan NATO.

Sebuah laporan Departemen Luar Negeri AS baru-baru ini menemukan bahwa Rusia telah melanggar kewajiban, “Untuk tidak memiliki, memproduksi, atau uji terbang atas rudal jelajah yang diluncurkan di darat dengan kemampuan jangkauan 500 km hingga 5.500 km, atau memiliki dan menghasilkan peluncur dari rudal seperti itu.”

Awal tahun ini, militer AS mengatakan dalam strategi pertahanan nasional baru yang melawan Rusia, bersama dengan China, akan menjadi prioritas. Langkah ini mencerminkan pergeseran prioritas AS setelah lebih dari satu setengah dekade berfokus pada perang melawan militan Islam.

Dokumen kebijakan nuklir Pentagon yang dirilis pada Februari 2018 mengatakan bahwa sebagai tanggapan atas pelanggaran Rusia, Amerika Serikat akan mulai meninjau kembali pilihannya sendiri untuk sistem rudal jarak menengah yang diluncurkan secara konvensional.

Kingston Reif, direktur untuk penelitian perlucutan senjata pada kelompok advokasi Arms Control Association, memperingatkan bahwa jika Amerika Serikat juga meninggalkan perjanjian INF, itu akan memungkinkan Rusia untuk berpotensi menempatkan ratusan rudal di dekat Eropa.

“Setiap sistem baru rudal AS juga akan sulit secara politik untuk ditempatkan di Eropa. Karena sekutu NATO tidak ingin menjadi tuan rumah. Mencoba memaksakannya pada sekutu akan sangat memecah belah. Dengan demikian senjata tidak akan ke-mana-mana,” katanya. (Reuters/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://www.youtube.com/watch?v=JGc59EiEYwQ

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :

https://youtu.be/0x2fRjqhmTA

ZTE Tiongkok Melanggar Masa Percobaan, Hakim AS Memperpanjang Jangka Waktu Pengawasan

0

Seorang hakim AS pada 3 Oktober mengeluarkan sebuah keputusan perintah mengenai ZTE Corp milik Tiongkok telah melanggar masa percobaan yang dijatuhkan pada Maret 2017 ketika perusahaan tersebut mengaku bersalah karena telah bersekongkol untuk menghindari sanksi AS dengan secara ilegal mengirim barang-barang dan teknologi AS ke Iran.

Dalam perintahnya, Hakim Distrik AS Ed Kinkeade di Dallas memperpanjang hingga tahun 2022 masa pengawasan yang ditetapkan untuk menilai kepatuhan ZTE dengan undang-undang kontrol ekspor AS. Pengawasan tersebut awalnya dijadwalkan akan berakhir pada tahun 2020.

ZTE adalah pembuat peralatan telekomunikasi terbesar kedua di Tiongkok dan bergantung pada komponen-komponen AS untuk ponsel pintar (smartphone) dan peralatan jaringannya.

Pelanggaran masa percobaan yang disebutkan oleh hakim tersebut melibatkan cara yang sama yang dijatuhkan Departemen Perdagangan AS pada bulan April dengan memberlakukan larangan terhadap perusahaan-perusahaan AS yang menjual barang-barang ke ZTE.

Departemen Perdagangan mengatakan ZTE telah membuat pernyataan palsu tentang mendisiplinkan 35 karyawan yang terlibat dalam pengiriman ilegal barang-barang asal AS ke Iran.

Larangan tersebut dicabut pada bulan Juli setelah ZTE mencapai kesepakatan dengan Departemen Perdagangan.

Sebagai bagian dari penyelesaiannya, ZTE setuju tentang pengawas tambahan yang akan melaporkan langsung ke Departemen Perdagangan selama 10 tahun.

ZTE mengumumkan perubahan masa percobaan tersebut di Asia pada 27 September di Bursa Hong Kong. Selain memperpanjang masa pengawasan, ia mencatat bahwa perusahaan harus menyediakan pengawas yang ditunjuk pengadilan dengan akses yang sama seperti pengawas Departemen Perdagangan.

ZTE telah menghentikan operasi-operasi besarnya setelah larangan tersebut dijatuhkan pada bulan April. Perusahaan ini kembali berbisnis pada bulan Juli setelah membayar denda $1 miliar, memasukkan $400 juta dalam bentuk escrow, memasang dewan dan manajemen senior yang baru, dan menyetujui pengawas baru untuk masa 10 tahun.

Denda $1 miliar datang selain $892 juta dalam adu penalti ZTE membayar Amerika Serikat tahun lalu sehubungan dengan penyelesaian tahun 2017 dan pengakuan bersalah.

Larangan ZTE adalah sumber perselisihan antara Washington dan Beijing, karena dua ekonomi terbesar dunia terlibat dalam sengketa perdagangan. (ran)

https://www.youtube.com/watch?v=U7bPlxSsiVI

Dinas Rahasia AS Cegat Penerimaan Surat Beracun yang Dikirim Kepada Trump

0

oleh Li Jiaxin

Dinas Rahasia AS pada Selasa (2/10/2018) mengungkapkan bahwa tidak saja Pentagon telah menerima kiriman surat berancun, surat yang dikirimkan kepada Trump juga mengandung risin, tapi berhasil dicegat  sehingga tidak sampai dikirim ke Gedung Putih.

Selasa malam, Dinas Rahasia AS mengeluarkan pernyataan yang berisikan pengumuman bahwa mereka sedang menyelidiki kasus pengiriman surat beracun kepada Presiden Trump meskipun surat itu tidak sampai dikirim ke Gedung Putih.

Dinas Rahasia mengatakan bahwa sebagaimana kebiasaan yang berlaku, Dinas Rahasia tidak memberikan komentar terhadap insiden yang melibatkan perlindungan intelijen, tetapi mereka mengakui bahwa mereka sedang bekerja sama dengan lembaga penegak hukum AS untuk menyelidiki insiden surat beracun tersebut.

Pernyataan itu menunjukkan bahwa semua ancaman terhadap presiden atau orang yang dilindungi oleh Dinas Rahasia akan dianggap serius dan diselidiki secara menyeluruh oleh Dinas Rahasia.

Pada hari Senin, dua surat mencurigakan ditemukan di Pusat Penyortiran Surat Pentagon, surat tersebut mengandung senyawa beracun yang sangat berbahahaya. Kedua surat itu masing-masing ditujukan kepada Menteri Pertahanan Jim Mattis dan Kepala Operasi Angkatan Laut John Richardson.

Namun, untungnya, pusat penyortiran surat masih jauh dari bangunan utama, dan kedua surat itu belum sampai dikirim ke gedung utama, sehingga insiden itu tidak mengancam keselamatan personel Kementerian Pertahanan.

Kementerian Pertahanan memiliki sekitar 25.000 pekerja yang bekerja di sana setiap harinya.

Sayangnya, pada hari yang sama di mana Pentagon berhasil mencegat terkirimnya surat beracun itu, Senator Ted Cruz juga menerima surat beracun di kantor kampanye Texas Republican di Houston, akibatnya, 2 orang anggota staf terpaksa dilarikan ke rumah sakit karena terkena bubuk putih di dalam amplop.

Sampai sekarang belum diketahui bagaimana kondisi mereka, dan tidak ada bukti yang jelas apakah insiden itu terkait dengan insiden surat beracun yang dikirim ke Pentagon.

Senator Ted Cruz saat ini terlibat dalam kampanye sengit dengan Senator Demokrat dari Texas, Beto O’Rourke. (Sin/asr)

Kolaborasi Produk Desainer dan Pelaku Usaha di Trade Expo Indonesia 2018

0

Epochtimes.id- Sebanyak 21 desainer produk dan 44 pelaku usaha akan berkolaborasi memamerkan produk unggulan berciri khas Indonesia dan berdaya saing ekspor.

Produk tersebut akan dipamerkan di ajang Trade Expo Indonesia (TEI) 2018 yang akan diselenggarakan pada 24–28 Oktober  di  Indonesia  Convention  Exhibition  (ICE)  BSD,  Tangerang  Selatan,  Banten.

Kolaborasi tersebut  merupakan  hasil  pengembangan  program  Designer  Dispatch  Services  (DDS)  yang  telah memasuki tahun ke-7.

“Melalui   DDS   diharapkan   dapat   menumbuhkan   citra   bangsa   dengan   desain   produk   yang berkualitas serta mengangkat profesi desainer Indonesia,”  ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional  (PEN) Arlinda dalam siaran persnya.

DDS merupakan sebuah media untuk meningkatkan desain produk ekspor yang menggambarkan citra  bangsa  Indonesia  dalam  keberagamannya.  Pengolahan  material  dan  sumber  daya  lainnya dilakukan untuk menghasilkan berbagai produk unggulan dan kompetitif di pasar ekspor.

Dalam  DDS,  lanjut  Arlinda,  para  desainer  dibekali  keterampilan  dalam  membaca  pasar  melalui fasilitas riset pemasaran strategis yaitu Euro Monitor dan Stylus yang dapat diakses secara daring di  Gedung  Indonesia  Design  Development  Center  (IDDC).

“Dengan  bekal  pengetahuan  tersebut, para desainer dapat berdiskusi dan berkolaborasi dengan pelaku usaha untuk menciptakan produk yang sesuai dengan permintaan pasar, khususnya pasar ekspor,” tandas Arlinda.

Sementara itu, Direktur Pengembangan Produk Ekspor Ditjen PEN, Ari Satria, menuturkan bahwa DDS  merupakan  salah  satu  kegiatan  unggulan  Ditjen  PEN  yang  berimplementasi  dari  program IDDC.

Program  tersebut merupakan  pengembangan  desain  produk yang menempatkan  desainer dan pelaku usaha untuk bekerja sama menciptakan produk baru dengan desain dan nilai komersil yang  tinggi  untuk  dipasarkan  ke  negara  tujuan  ekspor.

Berbagai  produk  yang  dihasilkan  dari program ini antara lain furnitur, kerajinan,  alat tulis, lampu, hiasan dinding peralatan dapur, tas, dan dompet.

“Program ini merupakan salah satu upaya Kemendag dalam meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk ekspor,” imbuh Ari. (asr)