Home Blog Page 1946

Amerika Klaim Tiongkok dan Rusia Sulit Bentuk Aliansi

0

EpochTimesId – Rusia mengumumkan peluncuran latihan militer terbesar dalam sejarahnya, pada Selasa (11/9/2018) lalu. Tiongkok juga mengirim pasukan untuk berpartisipasi dalam latihan itu.

Menanggapi pertanyaan dari dunia luar mengenai apakah latihan tersebut untuk menandingi latihan militer AS, Menteri Pertahanan AS James Mattis mengatakan bahwa Tiongkok dan Rusia tidak dapat bersatu karena mereka memiliki kepentingan jangka panjang yang berbeda.

Mattis : Sulit bersatu karena perbedaan kepentingan jangka panjang
Ketika Mattis bertemu dengan media di Pentagon pada hari Selasa, seorang wartawan bertanya apakah Amerika Serikat tidak khawatir dengan Tiongkok dan Rusia yang sekarang sedang mengadakan latihan militer berskala besar bersama. Bisa saja nantinya, mereka membentuk sebuah aliansi militer.

Mattis menganggap kemungkinan itu kecil, “Negara umumnya akan bertindak sesuai dengan kepentingannya sendiri, dan saya tidak melihat kepentingan jangka panjang Rusia dan Tiongkok komunis yang akan membuat mereka beraliansi.”

Meskipun para pemimpin kedua negara masing-masing mengatakan bahwa persahabatan antar Tiongkok dengan Rusia terus menguat, namun ABC News mengutip analisis para ahli yang mengatakan bahwa Tiongkok komunis atau Rusia sendiri tidak percaya bahwa kedua negara akan membentuk aliansi militer.

Voice of America melaporkan bahwa banyak analis, termasuk ahli militer Rusia Aleksander Goltz juga mengatakan bahwa Tiongkok dan Rusia tidak mungkin membentuk aliansi militer yang formal. Analis militer mengatakan bahwa Tiongkok komunis bukan sekutu Rusia bahkan tidak akan berperang untuk Rusia ketika Rusia berkonflik dengan Barat atau dengan Amerika Serikat. Tidak hanya itu, militer Rusia selama ini menganggap Tiongkok komunis sebagai ancaman potensial.

Latihan militer Rusia yang diberi nama Vostok-18 sudah mulai diadakan pada wilayah Timur Jauh dekat Mongolia dan Tiongkok. Latihan militer Vostok itu sendiri pada awalnya diadakan oleh bekas Uni Soviet dalam persiapan untuk berperang secara besar-besaran dengan Tiongkok.

Latihan militer yang melibatkan 300.000 orang pasukan dengan 36.000 buah tank, 80 buah kapal perang dan 1.000 buah pesawat tempur merupakan yang terbesar dalam sejarah latihan militer Rusia sejak tahun 1981. Tiongkok komunis juga mengirim 3.200 serdadu untuk berpartisipasi.

Pada saat yang sama, Presiden Xi Jinping hadir dalam Forum Ekonomi Timur yang diadakan di Vladivostok, Rusia. Vladivostok yang dulunya bernama Heixenwai adalah wilayah milik Tiongkok yang pada tahun 1999 diberikan kepada Rusia oleh Jiang Zemin sebagai imbalan untuk menutupi skandal seksnya dengan wanita Rusia anggota KGB.

Rusia dan Mongolia akan melakukan latihan militer gabungan terbesar, antisipasi melawan Tiongkok?
Rusia dan Mongolia sedang mempersiapkan latihan militer gabungan terbesar. Untuk menghindari ‘menyakiti’ Beijing, latihan militer ini akan diadakan setelah kunjungan Xi Jinping ke Rusia pada bulan September.

Latihan militer Rusia-Mongolia merupakan yang terbesar dalam tahun ini, masing-masing negara melibatkan 1.000 orang lebih personil militernya untuk berpartisipasi. Mongolia yang jumlah tentaranya hanya sekitar 5.000 orang mengirim 1.000 orang, menunjukkan bahwa latihan militer itu dianggap penting dan tidak biasa.

Rusia sejak beberapa tahun yang lalu mulai menawarkan berbagai peralatan militer gratis kepada Mongolia. Pejabat bagian penjualan senjata Rusia baru-baru ini mengunjungi Mongolia dalam rangka untuk memberikan lagi sejumlah senjata gratis kepada Mongolia. Ada 12 pesawat tempur Su-27, rudal anti-pesawat S-300, tank Rusia T-90A, serta berbagai kendaraan tempur lapis baja, radar dan peralatan lainnya. Rusia akan terus melatih personil militer Mongolia.

Voice of America melaporkan bahwa, meskipun Rusia dan Mongolia mengklaim bahwa latihan militer kedua negara ini bertujuan untuk memerangi terorisme, tetapi kata analis urusan militer bahwa Mongolia yang negaranya terjepit di antara Rusia dan Tiongkok, lalu berlatihan militer dengan salah satu tetangganya, apakah bukan dalam rangka mengantisipasi ancaman tetangga lainnya?

Sejumlah pengamat Rusia mengatakan bahwa hingga tahun 1950-an, para pemimpin Uni Soviet berencana untuk menjadikan Mongolia bagian dari wilayah Uni Soviet dan membiarkan Mongolia secara resmi menjadi negara bagian Uni Soviet. Pengaruh Tiongkok di Mongolia saat ini sangat besar, sedangkan Rusia tidak mampu bersaing dengan Beijing dalam memberikan pengaruh melalui ekonomi kepada Mongolia. Sehingga kerja sama keamanan dan militer dijadikan satu-satunya cara bagi Rusia untuk mempertahankan pengaruhnya di Mongolia. (Xu Jian/ET/Sinatra/waa)

Video Pilihan :

https://www.youtube.com/watch?v=JGc59EiEYwQ

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :

https://youtu.be/0x2fRjqhmTA

Keturunan Mao Zedong yang Dikabarkan Tewas dalam Kecelakaan Lalin Menampakkan Diri

0

oleh Wen Xin

Dua orang keturunan mantan ketua Partai Komunis Tiongkok Mao Zedong muncul di Mao Memorial Hall Beijing pada 9 September dalam rangka peringatan 42 tahun meninggalnya Mao Zedong.

Dari foto yang disajikan media lokal terlihat Li Min, putri sulung Mao Zedong yang dikabarkan meninggal dunia dalam kecelakaan lalu lintas bus wisata di Korea Utara, dan cucu lelaki Mao Xinyu juga menampakkan diri di Mao Memorial Hall.

Pada 9 September sekitar pukul 9 pagi waktu setempat, cucu lelaki satu-satunya Mao Zedong, Mao Xinyu bersama istrinya Liu Bin, putra mereka Mao Dongdong dan putri Mao Tianyi untuk meletakkan karangan bunga di depan patung Mao dan memberi penghormatan. Sekitar 1 jam kemudian, Li Min, putri sulung Mao Zedong didampingi oleh keluarganya juga datang di mausoleum untuk memperingati tahun ke 42 wafatnya Mao Zedong.

Hal yang menarik perhatian adalah, Li Min dan Mao Xinyu sebelumnya telah dikabarkan sejumlah media asing bahwa mereka telah meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan lalu lintas serius di Korea Utara pada 22 April lalu.

Pada 2 Agustus, beredar sebuah rekaman video pendek berdurasi 1 menit 37 detik di Youtube yang berisikan upacara penghormatan terakhir kepada almarhumah Li Min yang meninggal dalam usia 82 tahun.

Selain itu di akun Twitter juga beredar sejumlah berita yang berkaitan dengan kematian Li Min dala kecelakaan lalin serius di Korea Utara  pada 22 April, bahkan rekaman video juga menampilkan gambar rumah duka tempat persemayaman jenasah Li Min dengan karangan bunga kiriman Xi Jinping dan Kim Jong-un.

Namun setelah dikonfirmasi oleh media, ternyata Li Min yang meninggal dalam kecelakaan itu bukan Li Min putri sulung Mao Zedong. Meskipun huruf Mandarinnya sama persis.

Gambar karangan bunga dari Xi Jinping (kiri) dan karangan bunga dari Kim Jong-un (kanan). (foto Twitter)

Selain Li Min yang dikabarkan meninggal dunia, Mao Xinyu juga diberitakan meninggal dunia dalam kecelakaan yang sama di Korea Utara.

Sebuah perusahaan travel ilegal sayap kiri menyelenggarakan ‘wisata merah’ dengan bus pariwisata ke Korea Utara dan mengalami kecelakaan serius dalam perjalanan pada 22 April, menyebabkan 36 orang meninggal dunia, 2 orang luka berat. 32 dari 36 orang yang tewas itu adalah warga negara Tiongkok.

Setelah kecelakaan itu, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un tidak hanya ke Kedutaan Besar Tiongkokuntuk menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban kecelakaan. Namun juga membuat perjalanan khusus ke rumah sakit untuk mengunjungi pasien yang terluka, dan mengirim pesan kepada Xi Jinping, Pada 26 April Kim Jong-un juga memerintahkan kereta api khusus untuk mengangkut 34 orang korban meninggal maupun yang luka untuk pulang ke Tiongkok.

Media yang meliput pada saat itu beranggapan bahwa diantara korban itu pasti ada yang memiliki identitas yang tidak sederhana, sehingga rezim Korut pun memberikan bantuan yang tidak sederhana.

Seminggu setelah kecelakaan ada media AS menerbitkan sebuah artikel yang menyebutkan bahwa rombongan yang mengalami kecelakaan lalu lintas itu sedang dalam perjalanan untuk memperingati ulang tahun ke-65 kemenangan Perang Korea dan wisata budaya.

Sebagian besar anggota rombongan adalah mereka yang pernah berpartisipasi dalam Perang Korea dan atau para putra-putri pembesar militer Tiongkok serta anggota kelompok musik Merah.

Artikel itu mengatakan bahwa Mao Xinyu juga dilaporkan berada dalam daftar korban meninggal. Setelah itu, keluarga Mao melakukan bantahan melalui media Hongkong. dan pada 4 Mei lalu, Mao Xinyu dengan memanfaatkan foto yang tampil dalam lokasi industri militer Tiongkok untuk menunjukkan bahwa ia masih hidup.

Namun baik Tiongkok maupun Korea Utara sampai sekarang tidak mempublikasikan rincian nama korban dan seluk beluk kejadian kecelakaan itu. (Sin/asr)

Tiongkok Kehilangan 700.000 Kesempatan Kerja Jika Tarif USD. 200 Miliar Diberlakukan

0

oleh Xu Zhenqi

Jika konflik perdagangan antara Tiongkok dengan Amerika Serikat terus berlanjut, Amerika Serikat menerapkan lagi kenaikan tarif 25 % untuk komoditas impor dari Tiongkok senilai USD. 200 miliar. Dampaknya, Tiongkok akan kehilangan sekitar 700.000 kesempatan kerja. Jika tarif diberlakukan untuk hampir seluruh komoditas asal Tiongkok yang diekspor ke Amerika Serikat, maka Tiongkok akan kehilangan 5.5 juta kesempatan kerja.

CNBC mengutip laporan penelitian ekonom JP Morgan Chase & Co. pada 11 September memberitakan bahwa, jika AS menerapkan kenaikan tarif 25 % terhadap komoditas impor dari Tiongkok senilai USD. 200 miliar, Tiongkok kemudian melakukan tindakan pembalasan dengan mendevaluasikan mata uang mereka sebesar 5 % saja, maka 700.000 kesempatan kerja akan lenyap, alias merugi, alias gulung tikar.

Ditekankan dalam laporan penelitian itu bahwa perang tarif akan memberikan dampak buruk yang luas kepada ekonomi negara terbesar kedua di dunia. padahal ekonomi Tiongkok saat ini menghadapi pertumbuhan yang lebih lambat dan masalah tunggakan pembayaran utang yang jumlahnya besar. Konflik perdagangan pasti memperburuk keadaan.

Jika AS menerapkan kenaikan tarif untuk seluruh komoditas impor dari Tiongkok maka 5.5 juta kesempatan kerja akan hilang

Perang dagang antara kedua negara ini sekarang sudah menyebabkan komoditas lawan masing-masing senilai USD. 50 miliar naik tarifnya sebesar 25 %. Trump pada 7 September memperingatkan bahwa AS sudah siap memberlakukan kenaikan tarif untuk komoditas impor dari Tiongkok senilai USD. 200 miliar, dan mencadangkan komoditas senilai USD. 267 miliar untuk dinaikkan tarifnya bila Tiongkok komunis masih terus melakukan perlawanan.

Laporan JP Morgan Chase menyebutkan bahwa jika Amerika Serikat mengenakan tarif 25% untuk seluruh komoditas yang diimpor dari Tiongkok, dan Tiongkok menerapkan tarif pembalasan yang sudah diumumkan, itu berarti Tiongkok akan kehilangan 5.5 juta kesempatan kerja dan menurunkan 1,3 % pertumbuhan PDB tahunan.

Tulis ekonom JP Morgan dalam laporannya : Jika AS terus memperbesar volume pengenaan tarif komoditas Tiongkok, dampaknya terhadap Tiongkok akan semakin besar. Meskipun dampak keseluruhannya masih dapat dikendalikan, tetapi tingkat pengangguran yang melonjak tinggi akan berdampak pada masalah kebijakan utama. Jika tingkat pengangguran sangat tinggi, otoritas nantinya akan condong untuk menerapkan kebijakan keuangan yang diperlonggar.

Laporan itu mengatakan bahwa depresiasi Renminbi dimungkinkan untuk membantu mengatasi goncangan ini. Dalam kasus terburuk, lebih dari 5 juta pekerjaan beresiko lenyap. Jika otoritas keuangan Tiongkok memilih untuk mendevaluasi Renminbi sekitar 12% pada tahun 2019, itu akan mengimbangi dampak pada PDB dan mengurangi tingkat pengangguran bersih menjadi 900.000.

Namun langkah ini akan menimbulkan arus modal keluar sebesar USD. 332 miliar, jumlahnya mencapai lebih dari sepersepuluh cadangan devisa negara. Situasi ini sama seperti situasi yang ingin dihindari oleh pemerintah Tiongkok ketika terjadi pelarian modal besar-besaran karena depresiasi Renminbi pada tahun 2015.

Kenaikan tarif menimbulkan perusahaan asing dan domestik hengkang dari daratan Tiongkok

Mengenai dampak dari kenaikan tarif USD. 200 miliar ini Dr. Cheng Xiaonong, seorang Ph.D dalam bidang sosiologi dan ekonomi lulusan Princeton mengatakan kepada Voice of America bahwa pembalikan hubungan Tiongkok-AS bukanlah perang dingin yang baru. Perang Dingin adalah menggunakan ancaman nuklir sebagai imbalan perdamaian.

Dia menambahkan, perang dagang benar-benar berbeda, akibatnya lebih langsung, misalnya Amerika Serikat tidak lagi melakukan begitu banyak bisnis dengan Tiongkok, efek sampingnya adalah rantai industri Asia Timur yang terbentuk setelah bertahun-tahun globalisasi ekonomi akan memiliki serangkaian perubahan yang tidak menguntungkan Tiongkok.

Cheng Xiaonong mengatakan setelah Amerika Serikat memberlakukan kenaikan tarif berskala besar terhadap komoditas asal Tiongkok, sejumlah besar perusahaan nasional yang bergantung pada pasar AS dan membeli produk atau suku cadang Tiongkok mulai mengalihkan produksinya ke luar Tiongkok, pindah ke Asia Tenggara, Asia Selatan. Mulai tahun depan, pesanan produk  Tiongkok oleh perusahaan ritel AS mungkin akan menurun.

Ketua Kamar Dagang Uni Eropa untuk Tiongkok Mats Harborn pernah mengatakan bahwa dengan meluasnya pengaruh dari konflik perdagangan AS – Tiongkok, perusahaan-perusahaan Eropa di Tiongkok sedang mengubah rantai pasokan komoditas global untuk menghindari kenaikan tarif AS.

Nathan Resnick, chief executive perusahaan Sourcify juga mengatakan bahwa beberapa perusahaan AS telah melemahkan motif mereka untuk berproduksi di Tiongkok karena kena tarif lebih mahal.

Agence France-Presse melaporkan bahwa semakin banyak perusahaan domestik Tiongkok mengadopsi pendekatan “pintar”, yaitu mentransfer jalur produksi mereka ke negara-negara seperti Vietnam, Serbia dan Meksiko untuk menghindari penggunaan label Made in China.

Christopher Rogers, seorang ahli rantai pasokan di perusahaan data perdagangan Panjiva mengatakan : “Tarif baru pasti akan memicu perusahaan untuk meninjau mengenai rantai pasokan mereka dalam skala global, harus tahu bahwa daya saing (perusahaan Tiongkok) mereka telah turun 25% dalam semalam”

Direktur Nasional Dewan Ekonomi Larry Kudlow mengingatkan, jangan meremehkan tekad dan kesiapan Presiden Trump untuk berperang dagang melawan Tiongkok, ia telah mencapai kesepakatan dengan Uni Eropa untuk bersama-sama melawan Tiongkok, dan Tiongkok akan semakin terisolasi dengan kinerja ekonominya yang akan melemah. (Sin/asr)

Media Tiongkok Ungkap Trik-trik Perdagangan Para Pemalsu Kosmetik

0

Agen bea cukai AS telah menyita banyak barang palsu dari Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir, dengan salah satu barang yang paling umum adalah produk-produk kosmetik palsu.

Sekarang, outlet media Tiongkok sedang menyoroti bagaimana para pemalsu di Tiongkok beroperasi. Harian Informasi Ekonomi yang dikelola negara mengatakan, dalam artikel 11 September, bahwa produksi kosmetik-kosmetik palsu melibatkan rantai industri yang sudah mapan dari entitas dan perusahaan-perusahaan kriminal yang berbeda.

Pertama, entitas kriminal di negara lain membeli produk kosmetik asli dan beberapa bahan mentah, menggabungkannya untuk menghasilkan produk setengah jadi. Kemudian, mereka mengirimkan barang-barang tersebut ke Tiongkok untuk sentuhan akhir guna mengubahnya menjadi imitasi merek-merek terkenal yang masuk akal.

Beberapa perusahaan pengepakan Tiongkok ikut terlibat, setelah menyempurnakan proses-prosesnya sehingga barang-barang yang mereka jual ke para pemalsu mirip dengan produk asli. Perusahaan lain terampil dalam mencetak barcode produk palsu tersebut, sehingga semakin sulit bagi pembeli untuk membedakan produk asli dari tiruan-tiruannya.

Banyak produk-produk palsu dijual melalui platform e-commerce yang berbeda di Tiongkok. Karenanya, tanda terima [kwitansi] pembelian dari pengecer sangat penting bagi pembeli untuk dapat mengonfirmasi keaslian produk. Akibatnya, beberapa perusahaan di Tiongkok mengkhususkan diri dalam menciptakan kwitansi-kwitansi palsu untuk menyertai kosmetik palsu dan barcode palsu yang cocok dengan barcode pada produk palsu tersebut.

Label-label pengiriman juga penting untuk menentukan apakah produk dikirim dari tempat-tempat di luar Tiongkok, yang akan membuat produk kosmetik nampak lebih meyakinkan daripada alamat domestik. Banyak pembeli yang waspada terhadap produk-produk buatan Tiongkok yang bersifat palsu dan dengan demikian menghindari produk-produk dikirim dari Tiongkok.

Akibatnya, beberapa perusahaan pengiriman resmi telah berkolusi dengan para pemalsu, memberikan slip-slip pengiriman palsu seharga 10 yuan ($1,46) per slip kepada para pemalsu.

Para cendikiawan Tiongkok menjelaskan, dalam berbicara dengan Harian Informasi Ekonomi, bahwa ringannya hukum pidana Tiongkok tentang produk palsu dan pelanggaran merek dagang telah memungkinkan para pemalsu untuk merajalela.

Misalnya, kasus pidana ditetapkan hanya jika total penjualan produk palsu mencapai 50.000 yuan (sekitar $7.290), menurut Harian Informasi Ekonomi. Dan total penjualan produk-produk yang melanggar paten harus setidaknya 100.000 yuan sebelum kasus pelanggaran paten (sekitar $14,570) diputuskan.

Ny. Yan, seorang penjual yang bekerja di daigou business, pedagang online yang melakukan perjalanan ke negara-negara lain untuk membeli produk-produk dan menjualnya di Tiongkok dengan harga yang melambung, memperingatkan akan adanya pemalsuan di dalam jalur pekerjaannya, dalam sebuah wawancara dengan Informasi Ekonomi Harian. Salah satu trik yang paling mudah adalah slip-slip pengiriman palsu untuk membuat produk-produk tersebut tampak telah dikirim langsung dari luar negeri.

Di Amerika Serikat, seseorang yang dinyatakan bersalah atas pelanggaran merek dagang dapat didenda hingga $2 juta dan dipenjara hingga 10 tahun. Di Tiongkok, hukuman pidana maksimum adalah penjara 7 tahun, sedangkan denda maksimal adalah 250.000 yuan ($36.447).

Shi Jianzhong, wakil kepala di Universitas Ilmu Politik dan Hukum Tiongkok di Beijing, menyerukan hukuman pidana yang lebih keras terhadap para pemalsu. Dia menambahkan bahwa perusahaan e-commerce harus memiliki tanggung jawab yang lebih besar di bawah hukum jika produk-produk yang dijual di platform mereka adalah palsu.

Salah satu kejanggalan terbesar tentang kosmetik-kosmetik palsu di Tiongkok terjadi pada bulan Maret. Menurut Jiangsu Net yang dikelola pemerintah Tiongkok, polisi di Kota Suzhou di pesisir provinsi Jiangsu Tiongkok telah menangkap 16 orang di beberapa provinsi dan menyita lebih dari 155.000 produk kosmetik palsu. Barang-barang yang disita termasuk lipstik, parfum, dan bedak tabur.

Di antara produk yang disita tersebut adalah 121.980 produk yang diberi label Dior, 124.444 produk berlabel Benefit, 15.784 produk berlabel MAC Cosmetics, dan 4.016 produk berlabel Chanel. Jika produk ini asli, mereka akan memiliki nilai pasar yang diperkirakan mencapai 1,5 juta yuan ($218.477).

Di Amerika Serikat, agen-agen pabean baru-baru ini juga menemukan kosmetik-kosmetik palsu yang berasal dari Tiongkok. Pada bulan Mei dan Juli, agen-agen tersebut menemukan pengiriman lewat Laredo, Texas, dengan lebih dari 260.000 potong pakaian palsu, elektronik konsumen, kosmetik, dan perhiasan. Jika asli, barang-barang ini akan bernilai $59 juta di pasar.

Pada tahun 2012, Lynn Lavigne, penduduk Vineland, New Jersey, dijatuhi hukuman tiga tahun masa percobaan dan enam bulan kurungan rumah, dan diperintahkan untuk membayar denda $44.215, karena menjual kosmetik merek MAC palsu dari pemasok-pemasok di Tiongkok. Setidaknya lima kali antara tahun 2009 dan 2011, pejabat bea cukai AS menyita pengiriman produk MAC palsu yang ditujukan ke alamat Vineland-nya. (ran)

Rekomendasi video:

https://www.youtube.com/watch?v=X9J-MX8QL1Y

Pemimpin Pemberontak Peru Kembali Divonis Penjara Seumur Hidup

0

EpochTimesId – Pengadilan Peru menyatakan mantan pemimpin pemberontak Shining Path terbukti bersalah dalam kasus pemboman mobil tahun 1992 di Kota Lima yang menewaskan 25 orang dan melukai 155 orang. Hakim menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup untuk Abimael Guzman, pada 11 September 2018, waktu setempat.

Pria berusia 83 tahun itu sendiri sesungguhnya sedang menjalani hukuman seumur hidup untuk kasus pembantaian pada tahun 1983 di desa Andean. Kelompok yang diilhami oleh Maois itu memulai perjuangannya melawan pemerintah Peru pada tahun 1980.

Akan tetapi, kemampuan mereka sangat lemah dalam menghadapi operasi penumpasan tentara pemerintah. Akhirnya, sebuah operasi penangkapan berhasil dilakukan pada tahun 1992. Guzman berhasil ditangkap dan dipenjara bersama banyak pemimpin pemberontak lainnya.

Dalam vonis pada 11 September 2018, para hakim memihak pada tuntutan jaksa bahwa Guzman mendalangi pemboman mobil mematikan di lingkungan kelas menengah Kota Lima. Serangan itu adalah bagian dari gelombang bom mobil di Lima.

Gerilya bom mobil itu dilakukan oleh pemberontak Shining Path, ketika mereka mengumpulkan semua sumberdaya yang mereka miliki. Mereka kemudian melakukan serangan besar-besaran yang dipusatkan ke ibukota Peru. Guzman dalam pembelaannya mengaku bahwa dia tidak ada hubungannya dengan serangan itu.

Sebuah komisi pencari fakta menemukan bahwa pertempuran di antara kelompok-kelompok pemberontak, pemerintah dan patroli pertahanan terjadi selama sekitar 20 tahun. Perang sipil itu menewaskan sekitar 70.000 orang. Pertempuran antara pemerintah dan pemberontak terjadi antara tahun 1980 dan 2000. (AP/The Epoch Times/waa)

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :

https://youtu.be/0x2fRjqhmTA

Sri Lanka Protes Pemerintah Menyewakan Pelabuhan Penting ke Tiongkok

0

Puluhan ribu demonstran di Sri Lanka baru-baru ini turun ke jalan, dipimpin oleh mantan presiden Mahinda Rajapaksa, untuk memprotes pemerintah karena menyewakan pelabuhan penting pada Tiongkok untuk melunasi utangnya yang sangat besar.

Voice of America (VOA) melaporkan pada 6 September bahwa banyak protes anti pemerintah skala besar terjadi di jalan-jalan Kolombo, ibukota Sri Lanka. Mereka memprotes korupsi pemerintah dan keputusannya untuk menyewakan pelabuhan Hambantota ke Tiongkok, serta menuntut pemerintah untuk mundur.

Para pengunjuk rasa memblokir beberapa jalan utama di ibukota pada 5 September, menutup sekolah-sekolah dan bisnis terdekat.

Pelabuhan laut dalam Hambantota di Sri Lanka selatan, yang dibiayai dan dibangun oleh Tiongkok, telah dibuka untuk digunakan pada Juni 2012. Tiongkok juga menciptakan zona ekonomi 15.000 hektar di sekitar pelabuhan tersebut. Inisiatif ini adalah bagian dari inisiatif One Belt, One Road (OBOR) Beijing, juga dikenal sebagai Belt and Road, sebuah rencana untuk meningkatkan pengaruh geopolitik melalui pembangunan proyek-proyek infrastruktur di Asia, Eropa, Afrika, dan sebagian Amerika Latin.

Pada bulan Desember 2017, pemerintah Sri Lanka setuju untuk menyerahkan seluruh Pelabuhan Hambantota, kepada Partai Komunis Tiongkok (PKT) untuk sewa 99 tahun, dalam rencana untuk mengubah pinjaman yang terutang sebesar $1,4 miliar menjadi ekuitas. Memberikan kepemilikan pelabuhan tersebut pada Beijing memungkinkan rezim PKT mendapatkan pijakan kunci di Samudra Hindia.

sri lanka demonstrasi menentang keputusan akibat proyek one belt one road
Gambaran umum tentang lokasi konstruksi proyek reklamasi senilai $1,4 miliar yang didanai Tiongkok di Kolombo pada 21 Juni 2018. (ISHARA S. KODIKARA / AFP / Getty Images)

Sejak PKT memulai OBOR pada tahun 2013, hampir 70 negara telah sepakat untuk melakukan kesepakatan dengan Beijing.

Namun untuk membuat lebih besar, OBOR telah menuai keraguan dan kekhawatiran di komunitas internasional, dan perlawanan yang kuat dari warga di negara-negara yang telah berpartisipasi.

Pada bulan April, sebanyak 27 dari 28 duta besar Uni Eropa ke Tiongkok bersama-sama mengeluarkan laporan yang mengecam proyek-proyek OBOR milik PKT sebagai penghalang untuk perdagangan bebas dan untuk “memecah-belah Eropa,” menurut laporan oleh media yang berbasis di Jerman Handelsblatt. Duta Besar Hongaria tidak menandatangani laporan tersebut.

Sebuah laporan Juli di The Financial Times telah mengutip penelitian dari perusahaan konsultan yang berbasis di Washington, RWR Advisory Group, mengungkapkan bahwa dari 1.674 proyek infrastruktur yang diumumkan oleh PKT di 66 negara yang berpartisipasi dalam OBOR, sekitar 14 persen atau 234 dari 1.674, telah mengalami masalah yang disebabkan oleh administrasi yang buruk, seperti penentangan publik terhadap proyek-proyek, keberatan atas kebijakan-kebijakan tenaga kerja, penundaan pelaksanaan, dan kekhawatiran atas keamanan nasional.

Baru-baru ini, organisasi internasional seperti Dana Moneter Internasional dan beberapa pemerintah juga telah memperingatkan bahwa OBOR dapat menyebabkan beberapa negara menanggung banyak utang.

Sebuah laporan yang diterbitkan pada Mei 2018 oleh Harvard Kennedy School telah mengkritik PKT dalam memberikan pinjaman-pinjaman strategis kepada negara-negara miskin melalui OBOR dan mempromosikan “diplomasi uang” di 16 negara, termasuk Sri Lanka. Seringkali, proyek-proyek itu melayani keinginan Beijing untuk memperoleh sumber daya strategis dan memperluas pengaruh politik di kawasan Asia-Pasifik, menurut laporan tersebut. (ran)

Bayi Lahir dengan Jantung di Luar Tinggalkan Rumah Sakit Inggris

0

EpochTimesId – Seorang bayi lahir dengan jantung di luar tubuhnya di Inggris. Pasien itu akhirnya diizinkan untuk rawat jalan dan pulang ke rumah setelah berbulan-bulan dirawat di rumah sakit, seperti dikutip dari BBC, baru-baru ini.

Vanellope Wilkins lahir pada November 2017, tahun lalu. Para tenaga medis memperkirakan peluang hidup bayi itu kurang dari 10 persen.

Namun, setelah sembilan bulan di rawat intensif dan menjalani tiga operasi untuk kondisi langka itu, dia kini mulai dapat menghabiskan waktu di rumah. Dia kini bisa tinggal di rumah kedua orang tuanya, Naomi Findlay dan Dean Wilkins, di Bulwell, Inggris tengah, kata BBC.

Kedua orangtua harus menyiapkan lingkungan perawatan kritis layaknya rumah sakit di rumah mereka. Namun, mereka berharap sang buah hati akan dapat kembali menjalani kehidupan layaknya bayi dan anak-anak yang normal.

Vanellope awalnya dijadwalkan lahir pada Malam Natal tahun lalu. Akan tetapi karena kondisinya, ectopia cordis, berarti dia harus lahir prematur melalui operasi caesar pada 22 November 2017. Vanellope diyakini menjadi bayi selamat pertama yang lahir dengan kondisi itu di Inggris. (Reuters/The Epoch Times/waa)

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :

https://youtu.be/0x2fRjqhmTA

Menhan Amerika Kunjungan Rahasia ke Afghanistan Evaluasi Serangan Orang Dalam

0

EpochTimesId – Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Jim Mattis, baru-baru ini melakukan kunjungan rahasia ke Kabul, Afghanistan. Dia mengatakan pada 11 September 2018, bahwa pemerintah Afghanistan meningkatkan pemeriksaan dan pelatihan pasukan lokal untuk meminimalkan apa yang disebut, ‘serangan orang dalam’.

Seorang anggota dinas militer AS tewas dalam sebuah ‘serangan orang dalam’ di Afghanistan timur awal bulan ini. Seorang anggota unit pelatihan militer AS juga ditembak mati oleh seorang tentara Afghanistan di provinsi Uruzgan di bagian selatan pada bulan Juli.

Mattis mengunjungi Kabul minggu lalu dan bertemu dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani. Mereka membahas isu serangan orang dalam tersebut.

“Ada peningkatan pemeriksaan yang terjadi. Mereka membawa lebih banyak orang yang telah kami bantu untuk melatih bagaimana cara melakukannya, untuk memastikan kami menangkap orang-orang yang telah diradikalisasi,” kata Mattis kepada wartawan di Pentagon.

“Ada banyak perhatian dari pihak militer mereka. Seperti peningkatan pengawasan di lapangan, dengan pasukan dan dengan perhatian. Maksud saya, kita melatih orang-orang mereka, dan kemudian bagaimana mereka mampu melindungi pasukan koalisi,” tambah Mattis.

Serangan orang dalam, yang sering dikenal sebagai serangan ‘hijau pada biru’ di mana anggota atau penyerang orang Afghanistan yang mengenakan seragam Afghanistan, menembak pasukan AS atau pasukan koalisi. Peristiwa itu telah menjadi fitur reguler dalam konflik di Afghanistan, meskipun frekuensi serangan mereka telah berkurang dalam beberapa tahun terakhir.

Pasukan koalisi di masa lalu memperketat keamanan dan menambahkan langkah-langkah perlindungan kekuatan ekstra termasuk unit khusus, ‘Guardian Angel’ untuk menyertai dan mengawal unit pelatihan.

Mattis juga mengatakan bahwa Amerika Serikat menerima pesan-pesan yang campur aduk dari gerilyawan Taliban. Sementara mereka meningkatkan kekerasan di beberapa bagian negara itu, mereka juga telah menunjukkan minat yang lebih besar dalam rekonsiliasi.

“Saya pikir ada cukup banyak dari apa yang saya sebut faktor-faktor non-kuantitatif yang meningkat dalam hal menuju arah yang benar,” kata Mattis.

Seorang pembom bunuh diri di Afghanistan menewaskan sedikitnya 32 orang dan melukai lebih dari 120 lainnya pada 11 September 2018. Serangan dilakukan pada sebuah kegiatan demonstrasi di jalan raya antara kota timur Jalalabad dan jalur perbatasan utama ke negara tetangga, Pakistan. (Reuters/The Epoch Times/waa)

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :

https://youtu.be/0x2fRjqhmTA

Mengapa Tiongkok Ingin Meningkatkan Perdagangan dengan Nepal

0

Nepal, negara yang terkurung daratan di antara India dan Tiongkok, secara tradisional bergantung pada pelabuhan India untuk perdagangan dengan negara lain, ketika Nepal dan India telah menikmati hubungan persahabatan sejak tahun 1950-an.

Namun sekarang, hubungan India-Nepal tersebut tampaknya akan dilemahkan oleh Tiongkok, setelah baru-baru ini mengumumkan perjanjian perdagangan baru dengan Nepal.

Perjanjian Transit dan Transportasi (TTA), yang telah ditandatangani setelah pertemuan di ibukota Nepal, Kathmandu, pekan lalu antara pejabat Nepal dan Tiongkok, akan memungkinkan Nepal menggunakan empat pelabuhan laut dan tiga pelabuhan darat Tiongkok untuk perdagangan, menurut artikel 7 September oleh surat kabar Nepal versi bahasa Inggris, The Himalayan Times.

Nepal sekarang dapat menggunakan pelabuhan laut di kota-kota Tiongkok di Shenzhen, Lianyungang, Zhanjiang, dan Tianjin. Baik Shenzhen maupun Zhanjiang terletak di Provinsi Guangdong, Tiongkok selatan, sedangkan Lianyungang terletak di Provinsi Jiangsu, di sepanjang pantai timur Tiongkok. Tianjin menawarkan jarak terpendek untuk keempatnya, sekitar 2.050 mil (3.300 km) dari perbatasan Nepal.

Tiga pelabuhan darat terletak di kota-kota Tiongkok untuk Lanzhou, Lhasa, dan Shigatse. Dua yang terakhir adalah kota-kota di Tibet dan yang pertama terletak di Provinsi Gansu di Tiongkok barat laut.

Berdasarkan perjanjian tersebut, pedagang-pedagang Nepal akan diizinkan untuk melakukan perjalanan dengan cara transportasi apa pun, seperti jalur kereta api dan jalan, untuk mengakses pelabuhan-pelabuhan ini. Untuk pelabuhan darat di Shigatse, pihak berwenang Tiongkok akan memberikan izin bagi operator truk dan kontainer untuk membawa kargo ke dan dari kota Tiongkok ke Nepal. Artikel Himalayan Times tidak memberikan penjelasan mengapa izin semacam itu diperlukan untuk Shigatse, tetapi tidak untuk pelabuhan yang lain.

Motif Tiongkok di balik penandatanganan TTA sejak itu telah dipertanyakan oleh media India. Menurut situs berita India Opindia, biaya transportasi akan lebih tinggi dengan menggunakan pelabuhan Tiongkok, dibandingkan dengan pelabuhan India, mengingat jarak yang lebih jauh dari perbatasan Nepal. Sebagai contoh, jarak ke Kolkata, ibukota negara bagian Bengal Barat, India, adalah sekitar 480 mil (774 km), dan jarak ke Visakhapatnam, sebuah kota pelabuhan di negara bagian India Andhra Pradesh, kira-kira 741 mil (1.194 km).

Perjanjian perdagangan tersebut hanyalah salah satu dari serangkaian investasi dan proyek-proyek Tiongkok yang telah mangkrak dengan negara Himalaya tersebut, karena dianggap sebagai negara strategis dalam inisiatif One Belt, One Road (OBOR, juga dikenal sebagai Belt and Road).

OBOR

Beijing pertama kali mengumumkan OBOR pada tahun 2013, sebuah proyek untuk membangun jalur perdagangan yang menghubungkan Tiongkok, Asia Tenggara, Afrika, Eropa, dan Amerika Latin. Beijing bertujuan untuk membiayai proyek-rpoyek infrastruktur di lebih dari 60 negara.

Pada Maret 2015, Beijing telah merinci rencana-rencana OBOR-nya dengan mengumumkan serangkaian tindakan dan target untuk dilakukan untuk berbagai wilayah di Tiongkok. Menurut media pemerintah yang dikelola Xinhua, tujuan untuk Tiongkok barat daya adalah untuk “mendorong kerjasama perdagangan dan pariwisata antara Tibet dengan Nepal dan negara-negara tetangga lain di sekitarnya.”

Sejak saat itu, uang dan turis-turis Tiongkok mengalir ke Nepal. Selama tiga bulan pertama tahun ini, jumlah wisatawan Tiongkok yang berkunjung ke Nepal mencapai 40.976, melampaui wisatawan India untuk pertama kalinya, menurut harian Nepal, The Kathmandu Post.

Dalam hal proyek-proyek infrastruktur OBOR, pada bulan April 2016, pembangunan Bandara Internasional Pokhara di Nepal tengah dimulai setelah Kementerian Kebudayaan, Pariwisata, dan Penerbangan Sipil Nepal menyerahkan kontrak tersebut kepada CAMC Engineering milik pemerintah Tiongkok. Menurut Xinhua, pendanaan untuk konstruksi tersebut disediakan oleh Export-Import Bank of China yang dikelola oleh negara, yang memberikan pinjaman sebesar $215,96 juta. Pembangunan bandara diperkirakan akan selesai pada tahun 2021.

Kemudian, pada Maret 2017, Tiongkok telah menjanjikan $8,2 milyar dalam investasi asing langsung ke Nepal, menurut China Daily yang dikelola pemerintah.

Pada bulan Juni, kedua negara tersebut telah menandatangani delapan perjanjian investasi senilai $2,4 milyar selama kunjungan Perdana Menteri Nepal K.P. Sharma Oli ke Beijing, menurut surat kabar berbahasa Inggris India, Hindustan Times. Di antara perjanjian tersebut adalah rencana oleh perusahaan-perusahaan Tiongkok untuk membangun pabrik-pabrik semen dan beberapa proyek pembangkit listrik tenaga air di Nepal.

Ada juga pembicaraan tentang pembangunan rel kereta api yang menghubungkan Kathmandu dan Gyirong, sebuah wilayah di Tibet, menurut artikel 9 September oleh surat kabar resmi Tiongkok Global Times. Perusahaan-perusahaan Tiongkok juga telah mengusulkan untuk membangun jaringan kereta api di Nepal, termasuk rel kereta api antara kota Kerung dan Kathmandu di Nepal timur laut. Biaya konstruksi diperkirakan setidaknya $2,2 miliar, menurut artikel 26 Agustus oleh harian Nepal berbahasa Inggris, Kathmandu Tribune.

Jebakan Utang

Dengan meningkatnya investasi Tiongkok, ada kekhawatiran di Nepal bahwa negara tersebut mungkin jatuh ke dalam jebakan utang, seperti apa yang terjadi di Sri Lanka, menurut sebuah artikel opini 20 Juni yang diterbitkan di situs berita Nepal berbahasa Inggris, My Republica. Pada bulan Desember 2017, Sri Lanka telah menyerahkan kendali atas pelabuhan utama di selatan yang terletak di Hambantota ke Tiongkok, setelah gagal membayar kembali pinjaman $6 miliar dan mengubah utang tersebut menjadi ekuitas. Pelabuhan tersebut adalah proyek OBOR.

Artikel itu juga menunjukkan bagaimana Bandara Internasional Mattala Rajapaksa Sri Lanka, sebuah proyek di bawah OBOR, sekarang menjadi bandara paling kosong di dunia dan telah menimbulkan kerugian finansial yang besar. Bandara Internasional Pokhara Nepal mungkin akan berakhir dalam situasi yang sama, artikel tersebut memperingatkan.

“Sebelum memulai proyek-proyek besar di bawah [OBOR], Nepal perlu hati-hati menilai dampak yang mungkin terjadi pada perekonomian kita,” artikel menyimpulkan.

Jagdish Chandra Pokharel, mantan wakil ketua Komisi Perencanaan Nasional pemerintah Nepal, juga memperingatkan bahwa investasi Tiongkok tidak menguntungkan Nepal. Dia membuat komentar dalam sebuah artikel opini yang diterbitkan di koran Nepal, Annapurna Post. Investasi Tiongkok adalah “bahaya” dan “terinspirasi oleh keputusan politik”, yang berbeda dibandingkan meminjam uang dari Bank Dunia atau Dana Moneter Internasional (IMF), Pokharel menulis.

Masalah Tibet

Dalam 14 Agustus 2017, artikel di Global Times, motif yang mendasari Tiongkok di balik kemitraan dengan Nepal dinyatakan dengan berani: “Nepal, yang berbatasan dengan Daerah Otonomi Tibet Barat Daya, telah memainkan peran penting dalam penjagaan melawan ‘para separatis’ Tibet.”

Partai Komunis Tiongkok (PKT) menginvasi Tibet pada tahun 1949, menyatakannya sebagai bagian dari wilayah Tiongkok. Sejak itu Partai memberlakukan kontrol yang keras atas cara hidup orang-orang Tibet dan telah memberi label “separatis” terhadap orang-orang Tibet yang menganggap Dalai Lama sebagai pemimpin spiritual mereka. Di tengah meningkatnya penindasan dari pihak berwenang Tiongkok, beberapa orang Tibet telah melarikan diri melintasi perbatasan ke Nepal untuk kebebasan beragama mereka.

Menurut International Campaign for Tibet, kelompok advokasi nirlaba yang bermarkas di Washington, Tiongkok telah mendanai pembangunan akademi pelatihan Angkatan Bersenjata Kepolisian Nepal. Para petugas dari akademi tersebut ditugasi untuk “menghentikan penyusupan warga Tibet ke Nepal.”

Kelompok advokasi tersebut menulis, “Ada korelasi langsung antara investasi mendalam dan bantuan dari Tiongkok dengan kerentanan warga Tibet di Nepal.” (ran)

Partai Buruh Brasil Ganti Capres Bekas Petahana yang Dipenjara

0

Rio de Janeiro – Mantan Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva yang sedang mendekam di penjara akan mengundurkan diri dalam pencalonan sebagai presiden. Sehingga pasangannya, cawapres Fernando Haddad, akan mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilihan bulan depan.

Seorang pejabat tinggi partai, mengatakan penggantian calon presiden karena kandidat partai kiri itu merosot dalam jajak pendapat. Basis massa pendukung mereka juga dinilai tidak solid.

“Komite eksekutif nasional Partai Buruh (PT) memutuskan bahwa Fernando Haddad akan menjadi calon presiden dalam pemilihan 7 Oktober 2018,” kata anggota komite partai yang juga Gubernur Negara Bagian Minas Gerais Fernando Pimentel. Lula dilarang meninggalkan negara itu karena sedang menghadapi kasus dugaan korupsi.

Lula adalah presiden dari kelas pekerja Brasil. Sejauh ini politisi itu paling populer meskipun menghadapi beberapa kasus di pengadilan korupsi. Dia sedang berharap agar Mahkamah Agung menyetujui pengajuan banding.

Tapi Lula, akhirnya memutuskan bahwa sudah waktunya untuk menyerahkan tongkat kepemimpinan partai kepada Haddad pada batas waktu yang ditetapkan oleh pengadilan. Dia tidak akan mengambil risiko kehilangan suara untuk partainya.

Dua sumber juga mengatakan, keputusan pengadilan banding akan diumumkan pada 11 September waktu setempat di kota selatan Curitiba, di mana Lula dipenjara sejak April lalu. Dia harus menjalani hukuman 12 tahun penjara karena menerima suap. Sumber meminta untuk tidak disebutkan namanya karena mereka tidak berwenang untuk berbicara secara terbuka.

Lula menjabat sebagai presiden dari 2003-2010. Dia tidak memenuhi syarat untuk mencalonkan diri berdasarkan undang-undang ‘Clean Slate’ Brasil. UU itu melarang kandidat untuk maju jika putusan bersalah pengadilan yang lebih rendah dikuatkan oleh pengadilan banding.

Lula masih mengontrol partai PT yang dia dirikan dan menentukan strategi pemilihannya dari sel penjara. Kekuatan kontrolnya membuat pencalonannya ‘tetap hidup’ selama mungkin, dan diprediksi akan tetap memaksimalkan transfer suara untuk Haddad. Wakilnya itu adalah seorang mantan walikota Sao Paulo, yang hampir tidak dikenal di banyak negara bagian Brasil.

Jajak pendapat Datafolha yang dilakukan pada 10 September 2018 menunjukkan bahwa transfer suara telah dimulai. Namun, popularitas dan keterpilihan sang Wakil masih satu digit. Dukungan untuk Haddad meningkat dari 4 persen menjadi 9 persen, mengalami kenaikan terbesar di antara 13 kandidat yang mencalonkan diri sebagai presiden.

Jajak pendapat yang sama juga menunjukkan penguatan dukungan untuk calon sayap kiri lainnya, Ciro Gomes. Dukungan suara untuk mantan gubernur, dan menteri keuangan, itu naik menjadi 13 persen dari 10 persen.

Favorit pasar keuangan, yang berjanji akan melanjutkan reformasi ekonomi Presiden Michel Temer hanya memiliki sedikit peningkatan dukungan.

Survei Datafolha itu menunjukkan kandidat beraliran ‘kanan-jauh’, Jair Bolsonaro mengalami peningkatan dukungan sebesar 2 persen menjadi 24 persen, kurang dari yang diperkirakan setelah selamat dari penikaman yang hampir mencabut nyawanya pekan lalu.

Kemudian peningkatan dukungan untuk mantan Walikota Sao Paulo, Geraldo Alckmin, seorang kandidat kanan-tengah, naik hanya 1 persentase poin menjadi 10 persen. (Reuters/The Epoch Times/waa)

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :

https://youtu.be/0x2fRjqhmTA

Tiongkok Tingkatkan Tindakan Keras Terhadap Jemaah Kristen

0

BEIJING – Rejim Tiongkok sedang melakukan tindakan keras terhadap kelompok jemaah Kristen di Beijing dan beberapa provinsi, menghancurkan salib, membakar alkitab, menutup gereja, dan memerintahkan para jemaah untuk menandatangani surat pernyataan yang mengingkari keyakinan mereka, menurut para pendeta dan kelompok yang memantau agama di Tiongkok.

Kampanye tersebut berhubungan dengan sebuah dorongan untuk “memodifikasi” agama dengan menuntut kesetiaan kepada Partai Komunis ateis yang resmi dan menghilangkan apa pun tantangan terhadap kekuasaannya atas kehidupan orang-orang.

Bob Fu dari kelompok HAM yang berbasis di AS, China Aid, mengatakan selama akhir pekan bahwa penutupan gereja-gereja di Provinsi Henan tengah dan sebuah gereja rumah terkemuka di Beijing dalam beberapa pekan terakhir merupakan sebuah “eskalasi signifikan” dari tindakan keras tersebut.

“Masyarakat internasional seharusnya menjadi waspada dan marah atas pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan ini,” tulisnya dalam email.

Dalam beberapa tahun terakhir, para penganut agama di Tiongkok sedang menyaksikan kebebasan mereka menyusut secara dramatis. Fu juga memberikan rekaman video tentang apa yang terlihat sebuah tumpukan Alkitab yang sedang dibakar, serta tumpukan formulir yang menyatakan bahwa para penandatangan telah meninggalkan keyakinan Kristen mereka. Dia mengatakan bahwa itu menandai pertama kalinya sejak Revolusi Kebudayaan pada masa Mao tahun 1966-1976 yang radikal tentang orang-orang Kristen telah dipaksa membuat pernyataan seperti itu, di bawah penderitaan karena pengusiran dari sekolah dan hilangnya tunjangan-tunjangan kesejahteraan.

Seorang pendeta Kristen di kota Nanyang di Henan mengatakan salib-salib, alkitab, dan perabotan telah dibakar selama penyerbuan di gerejanya pada 5 September.

Pendeta tersebut, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya untuk menghindari reaksi dari pihak berwenang, mengatakan beberapa orang masuk ke gereja tepat ketika gereja itu membuka pintunya pada pukul 5 pagi dan mulai mengambil barang-barang.

Dia mengatakan gereja telah melakukan diskusi dengan pihak berwenang setempat yang menuntutnya “mereformasi” sendiri, tetapi tidak ada kesepakatan yang dicapai atau dokumen-dokumen resmi yang dirilis.

Undang-undang Tiongkok mengharuskan orang-orang yang mempunyai keyakinan agama untuk beribadat hanya di mimbar-mimbar gereja yang terdaftar di kalangan berwenang, tetapi jutaan orang memiliki apa yang disebut gereja-gereja bawah tanah atau rumah yang menentang larangan-larangan pemerintah.

Di Beijing, gereja Zion telah ditutup pada 9 September oleh sekitar 60 pekerja pemerintah yang tiba pada jam 4.30 sore diiringi dengan bus-bus, mobil polisi dan mobil-mobil pemadam kebakaran, kata pendeta gereja, Ezra Jin Mingri, mengatakan pada 10 September. Zion dikenal sebagai gereja rumah terbesar di Beijing, dengan enam cabang.

Para pejabat menyatakan bahwa mimbar-mimbar gereja tersebut adalah properti gereja yang ilegal dan disegel, kata Jin, setelah pembekuan aset-aset pribadi pendeta dalam upaya yang jelas untuk memaksanya memenuhi tuntutan mereka.

“Gereja akan terus berkembang. Memblokir tempat hanya akan mengintensifkan konflik,” kata Jin kepada The Associated Press melalui telepon.

Pemberitahuan yang diposting pada 9 September di situs web pemerintah distrik Chaoyang di Beijing mengatakan Gereja Zion telah ditutup karena gagal mendaftar ke pemerintah.

Sejak April, setelah mereka menolak permintaan dari pihak berwenang untuk memasang kamera-kamera televisi sirkuit tertutup di dalam gedung, gereja tersebut telah menghadapi tekanan yang meningkat dari pihak berwenang dan telah diancam dengan penggusuran, menurut Reuters.

Juga pada bulan April, otoritas Tiongkok melarang penjualan Alkitab secara online.

Semua agama yang diakui secara resmi oleh Tiongkok tampaknya telah terpengaruh oleh tindakan keras tersebut.

Praktisi meditasi damai yang disebut Falun Dafa juga telah menjalani penganiayaan brutal di tangan PKT sejak tahun 1999, memimpin banyak laporan penahanan di luar hukum di kamp-kamp kerja paksa, penyiksaan yang mengerikan, dan pengambilan organ paksa.

Diperkirakan 1 juta orang Uighur dan anggota lain dari kelompok minoritas Muslim di barat laut negara itu juga telah ditahan sewenang-wenang di kamp-kamp indoktrinasi di mana mereka dipaksa untuk mengecam Islam dan menyatakan kesetiaan kepada Partai Komunis.

Pemerintah mengatakan mereka mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menghilangkan ekstremisme, tetapi menyangkal telah mendirikan kamp-kamp tersebut.

Tiongkok memiliki sekitar 38 juta penganut agama Protestan, dan para ahli telah memperkirakan bahwa negara itu akan memiliki populasi Kristen terbesar di dunia dalam beberapa dekade. (ran)

Rekomendasi video:

ErabaruNews

Lubang Misterius Muncul di Sukabumi, Ini Hasil Temuan Badan Geologi

0

Epochtimes.id- Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan (PATGTL) Badan Geologi KESDM melakukan peninjauan atas munculnya lubang misterius di Kampung Legoknyenang, Desa Sukamaju, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat.

Munculnya lubang misterius ini mengejutkan masyarakat setempat sejak Kamis (6/09/2018).

Lubang ini berbentuk dimensi panjang 6,5 meter, lebar 4 meter, kedalaman 6 meter dan elevasi permukaan tanah lokasi amblesan 774,3 mdpl.

Tim PATGTL menemukan sejumlah fakta. Lubang titik amblesan terletak di atas terowongan tanah yang dialiri air.

Terowongan tersebut berukuran panjang ± 50 meter, dengan mulut outlet terowongan tingi 3,2 meter, lebar 2,5 meter, melintas dari arah barat laut menuju tenggara yaitu sungai Cigalunggung, kedalaman pada ujung barat laut (tempat masuknya air) 6 meter, sedangkan kedalaman pada ujung tenggara (tempat keluarnya air) ± 10 meter di bawah permukaan tanah.

Dengan adanya amblesan ini aliran air pada terowongan tanah tersebut agak tertahan, sehingga terjadi genangan pada ujung barat laut tempat masuknya air.

Berdasarkan pengamatan tim di lapangan, penyebab terjadinya amblesan adalah adanya terowongan tanah (tanpa konstruksi penguat pada dinding dan atapnya) yang melintas tepat di bawah lubang amblesan.

Dinding dan atap terowongan tanah tersebut sedikit demi sedikit tergerus oleh aliran air sehingga menyebabkan adanya rongga bawah tanah yang semakin membesar dan tidak kuat menahan beban tanah diatasnya yang mengalami penambahan tingkat kejenuhan tanah akibat mulai turunnya hujan.

Tim PATGTL memberikan rekomendasi untuk dilakukan pembersihan sumbatan tanah amblesan dan sampah pada terowongan agar aliran air pada terowongan tetap terjaga, sehingga tidak terjadi akumulasi dan luapan air pada bagian tempat masuknya air, perlu adanya penguatan pada dinding dan atap sepanjang terowongan tanah tersebut, agar tanah diatasnya tetap stabil (tidak ambles).

Atas hasil temuan fakta-fakta ini, masyarakat diminta terus berhati-hati mengingat sekarang telah memasuki musim penghujan sehingga kemungkinan masih bisa terjadinya amblesan. Pemasangan police line yang selama ini sudah dilakukan, perlu ditambahkan papan peringatan untuk tidak terlalu dekat dengan dinding amblesan yang terbentuk.

“Masyarakat agar tetap waspada terhadap amblesan tanah, namun tetap tidak panik dengan pemberitaan yang ada,” demikian laporan dari  Rustam, Tantan Hidayat, Gin Gin Gunawan sebagai Tim PATGTL, Badan Geologi. (asr)

Saham Pemasok Apple Anjlok Setelah Trump Mengharuskan Raksasa Teknologi Membuat Produk di AS

0

TAIPEI — Saham pemasok Apple jatuh di Asia pada 10 September setelah Presiden AS Donald Trump menulis di twitter-nya bahwa raksasa teknologi harus membuat produk-produk di Amerika Serikat jika ingin menghindari tarif yang diberlakukan untuk impor-impor Tiongkok.

Komentar Trump tersebut muncul setelah Apple mengatakan kepada pejabat perdagangan AS pada 7 September bahwa tarif yang diusulkan oleh Washington dalam perang perdagangan yang semakin meningkat dengan Tiongkok akan mempengaruhi harga untuk “berbagai jenis” produk Apple, termasuk Apple Watch. Ia tidak menyebut iPhone.

Saham-saham perusahaan yang berbasis di Tiongkok, para pemasok Apple, Luxshare Precision, Shenzhen Sunway Communication, dan Suzhou Dongshan Precision Manufacturing, semuanya turun hingga 10 persen.

Teknologi Lens, Universal Scientific Industrial Shanghai, dan Suzhou Anjie Technology turun antara 6 dan 8 persen.

Di Taiwan, pembuat lensa kamera Largan Precision meluncur hampir 8 persen, Foxconn (secara resmi dikenal sebagai Hon Hai Precision Industry), produsen utama untuk produk-produk Apple, turun 3,4 persen, sementara assembler Pegatron turun hampir 4 persen.

ASE Technology Holding Taiwan, yang menghitung Apple sebagai salah satu klien teratas, turun 2,9 persen.

Chien Bor-yi, seorang analis di Cathay Futures Consultant yang berbasis di Taipei, mengatakan bahwa rantai pasokan komponen Apple di Taiwan akan mendapat pukulan besar jika Amerika Serikat meningkatkan tarif pada produk-produk impor Tiongkok.

“Orang-orang memiliki kekhawatiran tentang pasar saham. Ini bukan pasar penjual, tetapi itu juga bukan pasar pembeli. Tidak ada yang tahu seberapa dalam sumur itu,” katanya.

Sektor teknologi adalah salah satu pecundang potensial terbesar dalam daftar tarif $200 miliar yang diusulkan oleh Washington pada barang-barang impor Tiongkok karena tarif tersebut akan membuat komponen-komponen komputer yang diimpor lebih mahal.

Trump memperingatkan pada 7 September bahwa ia siap untuk mengenakan tarif pada hampir semua impor Tiongkok ke Amerika Serikat, mengancam pajak berikutnya $267 miliar barang-barang impor.

AAC Technologies yang terdaftar di Hong Kong turun lebih dari 5 persen. Perusahaan ini memasok komponen-komponen akustik dan teknologi haptic, yang memungkinkan pengguna untuk menerima sensasi-sensasi yang berkenaan dengan indera peraba dari interaksi antarmuka, untuk produk Apple seperti iPhone, iPad, dan Apple Watch.

Di Jepang, Nissha, yang memasok teknologi sensor sentuh 3D ke Apple, turun 0,4 persen, Japan Display turun 0,7 persen, dan Sharp Corp turun hampir 1 persen.

“Orang-orang sedikit panik hari ini. Ke depan, fokusnya adalah pada bagaimana pasar bereaksi setelah Apple mengeluarkan model-model terbarunya,” kata Kevin Chung, analis di Jih Sun Securities Investment Consulting. (ran)

Minoritas Muslim di Xinjiang Tiongkok Menghadapi ‘Indoktrinasi Politik’

0

BEIJING — Bangsa Turk, sebagian besar Muslim Uighur di wilayah Xinjiang Tiongkok menghadapi penahanan sewenang-wenang, pelarangan setiap harinya untuk menjalankan keagamaan, dan “indoktrinasi politik secara paksa” dalam tindakan keras keamanan secara massal, Human Rights Watch mengatakan pada 10 September.

Panel hak asasi manusia PBB mengatakan pada Agustus bahwa Tiongkok diyakini telah menahan hingga 1 juta etnis Uighur dalam sistem rahasia “kamp-kamp pengasingan” di Xinjiang, di ujung barat Tiongkok, tempat mereka menjalani pendidikan politik.

Rezim Tiongkok telah menggunakan alasan potensi ancaman Islam tersembunyi dan kerusuhan etnis untuk menindak penduduk lokal di Xinjiang.

Orang-orang Uighur dan Muslim lainnya yang ditahan di fasilitas-fasilitas seperti kamp konsentrasi, yang dikenal sebagai pusat “pendidikan ulang”, dilarang menggunakan sapaan-sapaan dalam Bahasa Islam, harus belajar bahasa Mandarin, dan menyanyikan lagu-lagu propaganda, menurut laporan Human Rights Watch berdasarkan wawancara dengan lima mantan tahanan kamp.

Orang-orang di Xinjiang dengan kerabat yang tinggal di luar negeri di salah satu dari 26 “negara sensitif,” termasuk Kazakhstan, Turki, dan Indonesia, telah menjadi sasaran oleh pihak berwenang dan sering ditahan selama beberapa bulan, tanpa prosedur formal, kata kelompok tersebut.

Hukuman-hukumn karena menolak mengikuti instruksi-instruksi di kamp tersebut bisa berarti tidak diberi makan, dipaksa berdiri selama 24 jam, atau bahkan kurungan tersendiri, katanya.

Kondisi keamanan di Xinjiang di luar kamp juga telah meningkat tajam dan sekarang memiliki “kemiripan yang luar biasa dengan orang-orang yang di dalam,” kata peneliti Human Rights Watch yang berbasis di Hong Kong Maya Wang, berdasarkan wawancara dengan 58 mantan penduduk Xinjiang yang sekarang tinggal di luar negeri.

Wang dan timnya hanya berbicara dengan orang-orang yang meninggalkan Xinjiang karena kurangnya akses ke wilayah tersebut dan untuk menghindari membahayakan mereka yang masih tinggal di sana.

Langkah-langkah keamanan baru yang dideskripsikan oleh orang yang diwawancarai tersebut termasuk pengawasan yang semakin berkembang dengan memanfaatkan teknologi pengenalan wajah dan sistem pemantauan pengawasan yang canggih, seperti setiap rumah memiliki kode QR yang, ketika dipindai, menunjukkan kepada pihak berwenang siapa penghuni yang telah ditandai tersebut.

Pemantauan terhadap praktik-praktik agama Islam, seperti bertanya kepada orang-orang seberapa sering mereka berdoa dan datang ke masjid, serta kunjungan-kunjungan rutin oleh para pejabat Partai Komunis Tiongkok ke daerah pedesaan Xinjiang, berarti bahwa menjalankan Islam “secara berhasil telah dilarang,” kata Wang. (ran)

Setelah 3 Bulan Bungkam, Otoritas Tiongkok Konfirmasi Status Aktris Fan Bingbing

0

Sebuah publikasi Tiongkok yang dikelola negara, Securities Daily, telah mengkonfirmasi pada 6 September bahwa aktris top Fan Bingbing, yang menghilang dari pandangan publik setelah tuduhan penggelapan pajak, telah ditempatkan “di bawah pengawasan, dan akan menerima keputusan hukum.”

Fan diduga menggunakan “kontrak yin-yang”, mengacu pada pengaturan dimana artis menerima pembayaran lebih besar untuk sebuah pekerjaan dibandingkan dengan pembayaran yang dilaporkan secara resmi, untuk menyembunyikan penghasilannya yang sebenarnya. Hilangnya dia pada bulan Juni menyebabkan spekulasi luas tentang keberadaan dan kondisinya di bawah penahanan pemerintah rezim Tiongkok.

Fan Bingbing, 36 tahun, telah terdaftar oleh Forbes sebagai selebriti Tiongkok dengan bayaran tertinggi setiap tahun sejak 2013. Dia menjadi terkenal di Asia Timur pada akhir 1990-an karena perannya dalam produksi populer seperti “My Fair Princess,” sebuah serial drama dalam setting Dinasti Qing, dan “Cell Phone,” film terlaris tahun 2003. Fan juga muncul dalam berbagai film asing, termasuk film Prancis “Stretch” (2011), film Perang Dunia II Korea “My Way” (2011), dan blockbuster superhero Hollywood 2014 “X-Men: Days of Future Past”. Statusnya sebagai artis senior telah memberinya penampilan yang sering di karpet merah, di pemutaran perdana film, peragaan busana, dan acara-acara publisitas lainnya.

Namun sekarang karir Fan dipertaruhkan karena pihak berwenang telah memberi tuduhan bisnis ilegal terhadapnya. Menurut artikel Daily Securities, “kontrak-kontrak yin-yang Fan hanyalah bagian kecil. Dia juga dicurigai berpartisipasi dalam pinjaman-pinjaman ilegal dan bentuk-bentuk korupsi lainnya. Dalam kasus terburuk, dia menghadapi tuntutan pidana.”

Film-film dan program-program dalam produksi yang melibatkan Fan pada saat hilangnyanya dia telah dihentikan, dan mungkin tidak sampai ke penonton.

Menurut laporan sebelumnya, pada bulan Mei, mantan jurubicara Chinese Central Television (CCTV) Cui Yongyuan mengklaim bahwa Fan Bingbing telah dibayar 60 juta yuan ($8,8 juta) untuk empat hari kerja. Cui juga mengatakan bahwa Fan telah menandatangani kontrak “yin-yang” dan melakukan penghindaran pajak pada tingkat yang mengejutkan Zhongnanhai, kursi kepemimpinan Tiongkok.

Setelah hilangnya Fan, rumor dan spekulasi beredar bahwa dia sedang diselidiki atau hidup di dalam tahanan rumah di bawah pengawasan 24 jam. Melalui laporan-laporan, kasus-kasus Fan telah mendorong pihak berwenang untuk menyelidiki penghasilan lebih dari 200 artis film.

Menurut Administrasi Radio dan Televisi negara rezim Tiongkok, para artis pemeran tidak boleh dibayar lebih dari 40 persen dari total biaya produksi film, dan artis pemeran utama tidak boleh mendapat penghasilan lebih dari 70 persen dari total pembayaran para pemain, menurut laporan media Hong Kong, Ming Pao. (ran)