Partai Buruh Brasil Ganti Capres Bekas Petahana yang Dipenjara

Rio de Janeiro – Mantan Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva yang sedang mendekam di penjara akan mengundurkan diri dalam pencalonan sebagai presiden. Sehingga pasangannya, cawapres Fernando Haddad, akan mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilihan bulan depan.

Seorang pejabat tinggi partai, mengatakan penggantian calon presiden karena kandidat partai kiri itu merosot dalam jajak pendapat. Basis massa pendukung mereka juga dinilai tidak solid.

“Komite eksekutif nasional Partai Buruh (PT) memutuskan bahwa Fernando Haddad akan menjadi calon presiden dalam pemilihan 7 Oktober 2018,” kata anggota komite partai yang juga Gubernur Negara Bagian Minas Gerais Fernando Pimentel. Lula dilarang meninggalkan negara itu karena sedang menghadapi kasus dugaan korupsi.

Lula adalah presiden dari kelas pekerja Brasil. Sejauh ini politisi itu paling populer meskipun menghadapi beberapa kasus di pengadilan korupsi. Dia sedang berharap agar Mahkamah Agung menyetujui pengajuan banding.

Tapi Lula, akhirnya memutuskan bahwa sudah waktunya untuk menyerahkan tongkat kepemimpinan partai kepada Haddad pada batas waktu yang ditetapkan oleh pengadilan. Dia tidak akan mengambil risiko kehilangan suara untuk partainya.

Dua sumber juga mengatakan, keputusan pengadilan banding akan diumumkan pada 11 September waktu setempat di kota selatan Curitiba, di mana Lula dipenjara sejak April lalu. Dia harus menjalani hukuman 12 tahun penjara karena menerima suap. Sumber meminta untuk tidak disebutkan namanya karena mereka tidak berwenang untuk berbicara secara terbuka.

Lula menjabat sebagai presiden dari 2003-2010. Dia tidak memenuhi syarat untuk mencalonkan diri berdasarkan undang-undang ‘Clean Slate’ Brasil. UU itu melarang kandidat untuk maju jika putusan bersalah pengadilan yang lebih rendah dikuatkan oleh pengadilan banding.

Lula masih mengontrol partai PT yang dia dirikan dan menentukan strategi pemilihannya dari sel penjara. Kekuatan kontrolnya membuat pencalonannya ‘tetap hidup’ selama mungkin, dan diprediksi akan tetap memaksimalkan transfer suara untuk Haddad. Wakilnya itu adalah seorang mantan walikota Sao Paulo, yang hampir tidak dikenal di banyak negara bagian Brasil.

Jajak pendapat Datafolha yang dilakukan pada 10 September 2018 menunjukkan bahwa transfer suara telah dimulai. Namun, popularitas dan keterpilihan sang Wakil masih satu digit. Dukungan untuk Haddad meningkat dari 4 persen menjadi 9 persen, mengalami kenaikan terbesar di antara 13 kandidat yang mencalonkan diri sebagai presiden.

Jajak pendapat yang sama juga menunjukkan penguatan dukungan untuk calon sayap kiri lainnya, Ciro Gomes. Dukungan suara untuk mantan gubernur, dan menteri keuangan, itu naik menjadi 13 persen dari 10 persen.

Favorit pasar keuangan, yang berjanji akan melanjutkan reformasi ekonomi Presiden Michel Temer hanya memiliki sedikit peningkatan dukungan.

Survei Datafolha itu menunjukkan kandidat beraliran ‘kanan-jauh’, Jair Bolsonaro mengalami peningkatan dukungan sebesar 2 persen menjadi 24 persen, kurang dari yang diperkirakan setelah selamat dari penikaman yang hampir mencabut nyawanya pekan lalu.

Kemudian peningkatan dukungan untuk mantan Walikota Sao Paulo, Geraldo Alckmin, seorang kandidat kanan-tengah, naik hanya 1 persentase poin menjadi 10 persen. (Reuters/The Epoch Times/waa)

Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :

https://youtu.be/0x2fRjqhmTA