EpochTimesId – Putri Presiden Amerika Serikat, Ivanka Trump, mengatakan bahwa dunia harus meningkatkan partisipasi perempuan dan kelompok minoritas di bidang industri sains, teknologi, teknik dan matematika. Penasihat informal Presiden Amerika itu mengatakan hal itu pada sebuah pertemuan internasional di Tokyo, Jepang, Jumat (3/11/2017).
Ivanka yang dinilai cukup berpengaruh pada kebijakan sang ayah menjadikan isu-isu perempuan sebagai salah satu bidang perhatian kebijakan pemerintah AS sejak dia memulai perannya di Gedung Putih. Komentarnya ini disampaikan menjelang kunjungan Trump ke Asia yang pertama, sejak bertugas pada Januari 2018. Safari Asia Trump akan dimulai di Jepang pada hari Minggu, (5/11/2017).
“Partisipasi perempuan dan minoritas di bidang industri Iptek dan matematika bergerak ke arah yang salah. Kita harus menciptakan partisipasi yang setara dalam sektor ekonomi tradisional yang didominasi laki-laki,” kata Ivanka pada Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) Majelis Dunia untuk Wanita, seperti dikutip the Epoch Times dari Reuters.
Dia mengatakan bahwa reformasi pajak ayahnya, yang diajukan oleh Partai Republik di Dewan Perwakilan Rakyat AS pada 2 November 2017 akan memberikan keuntungan besar pada rakyat Amerika.
“Kami berusaha untuk menyederhanakan peraturan pajak, tarif yang lebih rendah, memperluas kredit pajak anak, menghilangkan hukuman pernikahan, dan sambil memasukkan lebih banyak uang ke kantong orang Amerika yang bekerja keras,” katanya ketika ditemui wartawan di ruang pertemuan sebuah hotel di Tokyo.
Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe pada KTT itu mengatakan bahwa pemerintahnya memiliki tujuan untuk memobilisasi perempuan pada angkatan kerja guna memberikan dorongan pada pertumbuhan ekonomi Jepang. Mereka meluncurkan kebijakan seperti perawatan anak yang lebih baik dalam program ‘Womenomics’.
“Kami telah memberi kekuatan penuh untuk menciptakan lingkungan di mana mudah bagi perempuan untuk bekerja. Saya benar-benar merasa Jepang telah melakukan dengan maksimal,” kata Abe ketika menghadiri pembukaan KTT.
Namun, kesenjangan gender di Jepang masih tetap cukup tinggi meski ada upaya semacam itu. Hanya sedikit kemajuan yang dicapai sejak Abe menyatakan di PBB pada 2013, bahwa dia akan menciptakan ‘sebuah masyarakat dimana perempuan bisa bersinar’.
Jepang berada di peringkat 114 dari 144 dalam laporan kesenjangan gender Dunia 2017. Jepang ada diantara Guinea dan Ethiopia. Negeri Matahari Terbit melorot 13 tingkat sejak Abe mengambil alih kekuasaan.
Abe menunjuk hanya dua wanita menjadi menteri dalam perombakan Kabinet pada bulan Agustus 2017. Turun masing-masing tiga dan lima orang, dari dua kabinet sebelumnya.
Selain itu, hanya 14 persen anggota parlemen Jepang adalah perempuan. Pria juga mendominasi pengambilan keputusan dalam bisnis di Jepang. Hanya 3,7 persen eksekutif perusahaan yang terdaftar di Jepang adalah wanita. (waa)