Trump Tuding Agen FBI Bersekongkol dengan Clinton dan Obama untuk Lengserkan Dirinya

EpochTimesId – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengatakan bahwa agen FBI, Peter Strzok, melakukan pengkhianatan dengan mencoba untuk menyingkirkan presiden terpilih dari jabatannya. Strzok adalah Agen yang memimpin penyelidikan badan penegak hukum AS itu, dalam kasus dugaan kolusi antara tim kampanye Trump dengan Rusia.

Trump mengatakan bahwa Strzok berkomplot untuk menyingkirkannya dari Gedung Putih dengan menggunakan kasus penyelidikan kolusi Rusia.

FBI agent, Peter Strzok.(Photo : FBI/The Epoch Times)

Konspirasi itu, yang juga diduga memiliki hubungan atau melibatkan mantan calon presiden Hillary Clinton, serta mantan Presiden, Barack Obama.

Dalam sebuah wawancara dengan The Wall Street Journal, Trump mengatakan Strzok melakukan pengkhianatan dengan menciptakan sebuah ‘polis asuransi’ (palsu) untuk melengserkan presiden terpilih.

Dalam pesan teks yang didapatkan oleh Departemen Kehakiman, Strzok, memuji Clinton saat meremehkan Trump. Agen itu juga diduga memainkan peran utama dalam penyelidikan terhadap penggunaan server email pribadi oleh Hillary Clinton, dan juga tuduhan bahwa Trump berkolusi dengan Rusia.

Dalam salah satu pesan teks, Strzok mengirim SMS itu kepada pengacara FBI, Lisa Page. Pengacara itu, yang menurut laporannya berselingkuh, dia merujuk pada sebuah pertemuan yang mereka hadiri di kantor Wakil Direktur FBI, Andrew McCabe di mana mereka mendiskusikan sebuah ‘polis asuransi’ pada Skenario bahwa Trump memenangkan pemilihan.

“Seorang pria men-tweet kepada kekasihnya bahwa, jika [Hillary Clinton] kalah, pada dasarnya kita akan melakukan ‘polis asuransi’. Kita akan pergi ke fase dua dan kita akan melengserkan orang ini,” kata Trump dalam sebuah wawancara dengan Wall Street Journal pada 11 Januari 2018.

“Ini adalah FBI yang sedang kita bicarakan-itu adalah pengkhianatan,” kata Trump. “Itu adalah tindakan pengkhianatan. Apa yang dia tweet pada kekasihnya adalah tindakan pengkhianat.”

Pengkhianatan didefinisikan di bawah pasal 3 pada Konstitusi AS, karena membantu musuh melawan Amerika Serikat atau melakukan perang negaranya.

Dalam hukum AS, penghianat dapat dihukum mati atau dipidana selama minimal lima tahun.

Komite Intelijen Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS saat ini sedang menyelidiki peran Strzok dalam investigasi FBI.

Pekan lalu, Ketua Komite Intelijen DPR, Devin Nunes mengumumkan bahwa dia telah mencapai kesepakatan dengan Departemen Hukum (DOJ) untuk mendapatkan hampir 10.000 pesan teks yang dikirimkan Strzok. DPR juga meminta semua dokumen yang relevan mengenai perusahaan Fusion GPS dan penyelidikan FBI serta hasil wawancara dengan saksi.

Strzok, bagaimanapun, hanya memainkan satu bagian dalam dugaan persekongkolan untuk menyingkirkan Trump dari jabatannya.

Anti-Trump Bagian dari Konspirasi
Inti dari tuduhan kolusi Rusia adalah berkas yang menyinggung Trump, yang diproduksi oleh perusahaan intelijen strategis, Fusion GPS.

Berkas setebal 35 halaman, yang ditandai sebagai classified (rahasia), terkait hampir secara eksklusif pada sumber yang terkait dengan Kremlin. Profesor hukum Ronald Rychlak, seorang pakar terkemuka mengenai disinformasi Rusia, mengatakan kepada The Epoch Times dalam sebuah wawancara sebelumnya bahwa informasi yang terkandung dalam dokumen tersebut memiliki keunggulan kampanye disinformasi Rusia.

Dokumen tersebut dibayar (dibeli) oleh tim kampanye Hillary Clinton dan Komite Nasional Demokrat.

Pembayaran tersebut disalurkan ke Fusion GPS melalui firma hukum Perkins Coie dan diberi label ‘Komisi Pemilu Federal’ untuk menghindari deteksi, seperti diberitakan The Washington Post.

Komite Intelijen DPR saat ini sedang menyelidiki apakah berkas tersebut, yang klaim telah disangkal atau tidak diverifikasi, digunakan oleh FBI untuk memulai penyelidikan.

Kandidat presiden dari Partai Demokrat Hillary Clinton dan Presiden Barack Obama menyapa para pendukungnya saat melakukan kampanye di Charlotte, North Carolina, pada 5 Juli 2016. (Justin Sullivan/Getty Images/The Epoch Times)

Reporter pemenang penghargaan Keamanan Nasional, Sara Carter melaporkan pada 11 Januari 2018, dengan mengutip berbagai sumber, menulis bahwa FBI menggunakan laporan tersebut untuk mendapatkan surat perintah dari Pengadilan Pengawasan Intelijen Asing, untuk memata-matai anggota tim kampanye Trump.

Surat perintah pengadilan yang diperoleh oleh FBI digunakan oleh pejabat tinggi pemerintahan Obama untuk memata-matai tim Trump. Bahkan bisa jadi, atau berpotensi digunakan untuk memata-matai Trump, selama dan setelah pemilihan.

Setidaknya dua pejabat tinggi Obama telah mengungkapkan kalau mereka menggunakan surat perintah FISA untuk memata-matai tim kampanye Trump. Penasihat Keamanan Nasional Obama, Susan Rice dan juga duta besar Obama untuk UN, Samantha Power membuat lusinan apa yang disebut ‘permintaan pengungkapan rahasia’. Sandi akses tersebut digunakan untuk mengakses identitas anggota tim Trump pada data laporan intelijen.

How low has President Obama gone to tapp my phones during the very sacred election process. This is Nixon/Watergate. Bad (or sick) guy!

— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) March 4, 2017

Trump membuat referensi untuk pengawasan dalam tweet pada tanggal 4 Maret 2017, saat dia menulis, “Seberapa dekat Presiden Obama pergi ke telepon saya selama proses pemilihan yang sangat suci. Ini adalah (skandal politik sekelas) Nixon/Watergate. Orang jahat (atau sakit)!”

Bagian dari apa yang Komite Intelijen DPR akan selidiki adalah apa informasi yang digunakan pejabat puncak Obama. Satu kekhawatiran adalah bahwa informasi tersebut dibagikan dengan Clinton selama pemilihan.

Penyelidikan DPR juga mencakup pejabat DOJ, Bruce Ohr. Dia diturunkan dari jabatannya sebagai wakil jaksa agung setelah dinyatakan pada bulan Desember bahwa dia diam-diam bertemu dengan karyawan Fusion GPS, termasuk pendirinya, Glenn Simpson.

Istri Ohr, Nellie Ohr, juga bekerja untuk Fusion GPS selama pemilihan. Dia melakukan analisa terhadap segala hal mengenai Trump.

Komite DPR juga menyelidiki pembayaran yang dilakukan Fusion GPS kepada wartawan. Pekan lalu sebuah pengadilan federal memerintahkan bank Fusion GPS untuk menyerahkan catatan ke komite tersebut. Panitia telah mencari catatan bank sebagian karena pembayaran GPS Fusion kepada wartawan yang menulis berita terkait isu Rusia.

Dokumen pengadilan dari Inggris menunjukkan bahwa penulis berkas tersebut, mantan mata-mata Inggris Christopher Steele, telah memberikan briefing kepada wartawan mengenai isi berkas tersebut. Steele dan perusahaannya saat ini sedang digugat karena dituding melakukan pencemaran nama baik oleh seorang pengusaha Rusia yang disebut-sebut dalam laporan tersebut.

Pengacara pembela Steele mengatakan di dokumen pengadilan bahwa Steele diinstruksikan oleh Fusion GPS untuk memberi informasi singkat kepada wartawan The New York Times, The Washington Post, The New Yorker, CNN, dan Yahoo News mengenai isi berkas tersebut.

Pengarahan tersebut tampaknya merupakan sumber beberapa cerita yang diterbitkan mengenai tuduhan bahwa Trump berkolusi dengan Rusia.(Jasper Fakkert/The Epoch Times/waa)