Home Blog Page 1952

Kapal Pesiar Inggris Selamatkan Tiga Nelayan dari Perahu Terbalik

0

EpochTimesId – Kapal pesiar ‘The Pacific Princess’ mendadak berbalik arah di Laut Utara Inggris pada 25 Agustus 2018. Kapal wisata itu berubah haluan untuk menyelamatkan tiga orang dalam sekoci yang mengirim suar darurat (SOS).

Seorang wartawan Associated Press yang tengah berada di atas kapal itu, tiga orang yang diselamatkan adalah nelayan yang kapalnya terbalik di tengah lautan. Mereka menuturkan bahwa dua orang lain dari perahu nelayan yang terbalik itu masih dinyatakan hilang dan belum ditemukan.

“Kapten (kapal) mengumumkan kepada penumpang bahwa kapal, yang tengah menuju kembali ke Dover setelah pelayaran delapan hari di sekitar Kepulauan Inggris, mengubah jalurnya. Kapal akan pergi untuk menyelamatkan orang-orang, yang mengambang di sekoci hitam dengan penutup oranye,” ujar sang wartawan, Diana Heidgerd.

Dia mengatakan, penyelamatan itu terjadi pada 25 Agustus 2018 sore waktu setempat di lepas pantai Norwich. Kapal pesiar melakukan manuver di dekat sekoci dan menarik orang-orang yang terapung itu ke atas kapal.

Otoritas kapal tidak akan mengomentari identitas atau kondisi orang-orang yang berhasil diselamatkan. Namun, mereka mengatakan bahwa peristiwa itu sudah dilaporkan kepada Penjaga Pantai Inggris.

Penumpang melihat helikopter penjaga pantai melakukan operasi pencarian udara pada 25 Agustus malam waktu setempat. Mereka diperkirakan tengah mencari dua anggota awak kapal nelayan yang hilang. Pihak berwenang juga sudah mengkonfirmasi bahwa memang ada kapal nelayan yang terbalik dan tenggelam. (AP/The Epoch Times/waa)

Video rekomendasi ;

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Australia Tolak Huawei dan ZTE Sebagai Penyedia 5G

0

EpochTimesId – Huawei menjadi buah bibir publik karena perusahaan Tiongkok tersebut diduga sebagai pelaku spionase di dunia maya, dalam beberapa tahun terakhir. Akibat kekhawatiran tentang keamanan nasional, Amerika Serikat melarang seluruh departemen pemerintah, termasuk menyarankan operator di AS untuk tidak menggunakan peralatan dari Huawei dan ZTE.

Australia kini justru melangkah di depan Amerika Serikat. Negara benua itu menjadi negara pertama di dunia yang melarang Huawei dan ZTE sebagai penyedia teknologi jaringan 5G.

Pada 24 Agustus, produsen smartphone dan peralatan telekomunikasi terbesar dunia ini mengatakan bahwa pihaknya telah menerima surat pemberitahuan dari pemerintah Australia. Isinya melarang Huawei dan ZTE sebagai penyedia teknologi jaringan 5G di dalam wilayah Australia.

Huawei melalui Twitter menyebutkan bahwa keputusan pemerintah Australia merupakan berita yang sangat mengecewakan para konsumen. Namun, juru bicara ZTE menolak untuk mengomentari berita tersebut.

Huawei telah ditolak oleh Australia, Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Perdagangan Tiongkok telah mengkritik Australia karena telah membuat keputusan yang salah yang mana dapat merusak hubungan kerjasama antar perusahaan kedua negara.

Keputusan pemerintah Australia dibuat dalam bentuk pernyataan bersama oleh mantan Menteri Keuangan Scott Morrison dan Menteri Komunikasi Mitch Fifield yang dikeluarkan pada 23 Agustus 2018. Perlu dicatat bahwa Morrison telah berhasil terpilih sebagai Perdana Menteri Australia ke-30 pada hari berikutnya dan akan segera menjabat.

Dalam pernyataan disebutkan bahwa Industri telekomunikasi dan penyedia teknologi tidak dapat menjadi lembaga pemerintah asing yang melanggar hukum Australia tetapi berada di luar yurisdiksi pengadilan Australia. Karena hal itu berpotensi menimbulkan gangguan dan campur tangan ilegal pihak lain melalui jaringan 5G.

Kini kian banyak negara menempatkan Huawei sebagai perusahaan yang dapat mengancam keamanan nasional. Reuters mengatakan bahwa keputusan Australia tersebut adalah langkah terbaru untuk menangani ancaman keamanan yang disebabkan oleh perusahaan komunikasi Tiongkok komunis.

John Watters, wakil presiden perusahaan keamanan jaringan AS FireEye mengatakan bahwa Australia sedang menolak pihak yang berpotensi memberikan ancaman keamanan nasional. Pihak asing tersebut seringkali mengorbankan keuntungan jangka pendek sebagai pengganti keuntungan intelijen jangka panjang. Meskipun mereka akan menghabiskan lebih banyak uang, namun mereka akan memiliki hak kontrol lebih besar terhadap sistem komunikasi nasional.

Huawei secara terbuka menyatakan bahwa pihaknya tidak akan pernah menyerahkan data pelanggan Australia ke agen mata-mata Tiongkok komunis. Namun, pemerintah Australia mengatakan pada hari sebelumnya bahwa saat ini belum ada cara untuk mengurangi risiko tersebut dan tidak ada pula jaminan secara teknis. Australia nampaknya takut untuk membiarkan ‘serigala masuk ke dalam rumah’.

Huawei sedang meningkatkan penelitian dan pengembangan terhadap teknologi 5G yang merupakan prioritas utama bagi 80.000 orang staf peneliti perusahaan itu. Ada pepatah dalam industri bahwa siapa pun yang mendominasi 5G akan memiliki masa depan yang besar dalam manfaat teknologi dan ekonomi. IHS Markit memperkirakan bahwa pada 2035, output ekonomi global 5G akan mencapai 12,3 triliun dolar AS.

Jaringan 5G adalah infrastruktur penting untuk generasi layanan teknologi mendatang. Di masa depan, banyak perangkat jaringan memerlukan dukungan teknis 5G. Itu termasuk jaringan mobil, perangkat pengguna, dan banyak fasilitas perangkat keras yang digunakan dalam ‘kota pintar’.

Oleh karena itu, Tiongkok komunis mendaftarkan industri teknologi informasi generasi baru sebagai yang pertama dalam rencana industri Made in China 2025.

Tahun ini, Huawei mengalokasikan dana tambahan sebesar 800 juta dolar AS untuk penelitian di bidang 5G. Jika dihitung bersama jumlah investasi sebelumnya, maka angka tersebut telah mencapai 1,8 miliar dolar. Reuters menunjukkan bahwa Huawei, sebagai produsen ponsel terbesar kedua di dunia, berada di garis depan dalam meewujudkan ambisi teknologi global Tiongkok komunis.

Media Korea Selatan melaporkan bahwa operator telekomunikasi Korea Selatan memilih pemasok peralatan 5G pada akhir bulan Juli dan akan meluncurkan layanan 5G pada bulan Maret 2019. Namun, karena masalah keamanan nasional dan perang dagang AS – Tiongkok, operator telekomunikasi Korea takut untuk menggunakan peralatan 5G Huawei. (video screenshot NTDTV)

Tidak hanya itu, Huawei memiliki hubungan erat dengan pemerintah Tiongkok, dan dunia luar selalu menganggap perusahaan itu adalah alat mata-mata Tiongkok komunis. Badan Intelijen Pusat AS (CIA) memiliki laporan investigasi publik pada tahun 2011 yang mengungkapkan bahwa Huawei di antara tahun 2009-2011 telah menerima dana bantuan sebesar 250 juta dolar AS dari pemerintah Tiongkok. Bantuan diberikan atas jasa layanan intelijen yang mereka berikan kepada Tiongkok komunis.

Dalam laporan yang diterbitkan oleh Komite Intelijen dari Dewan Perwakilan Amerika Serikat AS pada tahun 2012 menyebutkan, Huawei merupakan perusahaan yang menyediakan layanan jaringan khusus untuk badan perang cyber elit Tiongkok komunis. Peralatannya digunakan untuk memantau orang Amerika dan telah menyebabkan ketidakstabilan pada jaringan telekomunikasi AS.

Didasarkan pada fakta-fakta inilah Presiden AS, Donald Trump pekan lalu menandatangani Undang-Undang Otorisasi Pertahanan dan Keuangan tahun 2019 yang secara eksplisit melarang seluruh departemen pemerintah AS menggunakan produk Huawei dan ZTE.

Ini bukan kali pertama Huawei ‘menabrak tembok’ di Australia. Sejak tahun 2012, pemerintah Australia telah melarang Huawei berpartisipasi dalam penawaran untuk membangun jaringan broadband nasional. Kali ini, Huawei langsung mengatakan ‘tidak’. Meskipun Australia bukan pasar terbesar Huawei, tapi itu juga akan membuatnya kehilangan bisnis yang menguntungkan, terutama arti simbolis saat ini jauh lebih besar daripada arti sebenarnya.

Pada bulan Juni, ketika pemerintah Australia masih mempertimbangkan untuk memberlakukan larangan terhadap Huawei, Wall Street Journal menunjukkan bahwa larangan akan secara serius merongrong ambisi Huawei dalam mengembangkan jaringan teknologi 5G.

Ada tanda-tanda bahwa larangan Australia dapat memicu efek domino. Pada 20 Agustus, media Rusia ‘Kommersant’ mengatakan bahwa sejumlah produsen peralatan elektronik dan asosiasi industri Rusia telah mengusulkan kepada pemerintah untuk secara ketat mengatur impor peralatan telekomunikasi buatan Huawei dan ZTE.

Menurut laporan tersebut, berdasarkan usulan yang diberikan pemerintah Rusia akan meminta pemasok peralatan telekomunikasi asing termasuk Huawei dan ZTE untuk melaksanakan penandaan wajib sesuai dengan proposal. Juga melarang perusahaan perantara untuk mengimpor peralatan-peralatan ini.

Sebuah laporan resmi dari Inggris bulan lalu menyebutkan bahwa masalah teknis peralatan Huawei telah menyebabkan jaringan telekomunikasi Inggris menghadapi ancaman baru. Reuters menunjukkan bahwa kegelisahan semacam ini kini sedang menyebar di benua Eropa. Badan intelijen dari banyak negara di benua itu mengkhawatirkan tentang spionase cyber yang dilakukan Tiongkok komunis.

Selain itu, media Korea Selatan ‘Korean Herald’ melaporkan pada bulan Maret tahun ini bahwa CEO dari sebuah perusahaan operator nirkabel terkemuka di Korea Selatan mengatakan bahwa mereka tidak yakin untuk menggunakan peralatan yang diproduksi Huawei untuk jaringan 5G. (Li Muyang/ET/Sinatra/waa)

Video Pilihan :

3 Gempa Melanda Iran, 1 Tewas dan 100 Orang Luka

0

Epochtimes.id- Serangkaian tiga gempa bumi, termasuk satu gempa dengan magnitudo 6,0,telah melanda Iran barat.

Menurut laporan media pemerintah satu orang telah tewas dan sekitar 100 lainnya terluka.

Gempa dangkal pertama melanda sekitar 55 mil barat-barat laut Kermanshah.

Gempa terasa hingga di Baghdad. Kejadian ini dilaporkan oleh televisi pemerintah Irak. Laporan menyebutkan tidak ada korban luka yang tercatat di Irak.

Survei Geologi AS mengatakan, dua gempa bumi lainnya, besarnya 4,4 dan 4,2, masing-masing melanda Minggu (26/08/2018) pagi di dekat kota Javanrud di provinsi Kermanshah Iran.

Kantor berita IRNA yang dikelola negara mengutip pernyataan Gubernur Kermanshah Houshang Bazvand tentang korban terluka.

Kantor berita ini melaporkan seorang pria berusia 70 tahun meninggal karena serangan jantung di tengah-tengah gempa bumi.

Pada November 2017, gempa berkekuatan 7,3 skala Richter mengguncang wilayah yang sama, menewaskan lebih dari 530 orang dan melukai ribuan orang di Iran saja. Di Irak, sembilan orang tewas dan 550 luka-luka. (asr)

Reuters berkontribusi pada laporan ini/The Epochtimes

Kuburan Mantan Diktator Spanyol Jenderal Franco Akan Digali dan Dipindah

0

EpochTimesId – Pemerintah beraliran ‘kiri-tengah’ Spanyol menyetujui sebuah rencana amandemen hukum pada 24 Agustus 2018. Amandemen itu guna memastikan bahwa jenasah mantan diktator Spanyol, Jenderal Francisco Franco akan digali dan dipindahkan dari makam raya (mausoleum) nasional. Kebijakan kontroversial itu diambil untuk menghormati korban perang saudara di Spanyol.

Pemerintah Sosialis minoritas yakin bahwa parlemen akan mendukung amandemen itu. Amandemen mungkin akan dibahas dan memicu perdebatan pada bulan depan, menurut wakil Perdana Menteri, Carmen Calvo kepada wartawan.

Amandemen Undang-Undang Memori Historis Tahun 2007 akan memberi pemerintah kekuasaan kepada pemerintah untuk menggali jasad Franco. Perubahan itu bertujuan untuk menggagalkan upaya hukum di pengadilan oleh keturunan Franco dan pendukungnya, untuk menolak dan menggagalkan penggalian.

Memindahkan jasad Franco dari ‘Valley of the Fallen’, akan menjadi peristiwa penting di Spanyol. Negara yang masih menanggung luka sosial dan politik akibat perang sipil negara pada 1936-1939. ‘Valley of the Fallen’ adalah sebuah mausoleum atau makam raya yang dibangun sekitar 50 kilometer (30 mil) di sebelah barat laut Madrid.

Kompleks lembah yang luas itu adalah warisan publik yang paling mencolok dari pemerintahan Franco. Makam luas yang dibangun oleh diktator itu sebagai penghargaan kepada mereka yang tewas dalam perang ketika dia menggulingkan pemerintahan demokratis Spanyol.

Sekitar 34.000 orang dari kedua belah pihak pertempuran dimakamkan di lokasi itu. Kebanyakan dari mereka tidak pernah diidentifikasi.

“Memiliki kuburan Franco (di kompleks makam raya) menunjukkan kurangnya rasa hormat, untuk para korban yang dikuburkan di sana,” sambung Wakil PM.

Calvo mencatat bahwa delegasi PBB berkunjung ke lokasi makam raya empat tahun lalu. Ketika itu PBB mengatakan bahwa makam yang menghormati memori sejarah Franco tidak sesuai dengan demokrasi.

Selain menggali kuburan Franco, pemerintah juga berencana untuk menggali dan mengidentifikasi 114.000 sisa jenasah lainnya. Mereka adalah korban perang sipil dan korban dari empat dekade kediktatoran yang terjadi di bawah kekuasaan Franco, yang meninggal pada 1975.

Undang-Undang Memori Historis atau peninggalan bersejarah melarang acara publik mendukung rezim Franco. UU itu gagal memenuhi tuntutan luas korban perang saudara dan keluarga korban untuk melakukan penggalian dan reparasi.

Keturunan Franco akan diajak berkonsultasi dan diberi waktu 15 hari untuk memilih lokasi baru kuburan sang diktator. Jika mereka tidak memberi jawaban atau tidak menanggapi, pemerintah akan memilih tempat yang layak.

Francisco Martinez-Bordiu, cucu dari Franco, menggambarkan rencana penggalian pemerintah itu sebagai “perbuatan biadab”. Dia mengatakan kepada Antena-3 pada hari Jumat, bahwa keturunan Franco akan menggunakan pilihan dan hak hukum mereka untuk menghentikan penggalian.

Sebuah penggalian tubuh Franco yang dibalsem, kemungkinan akan digelar pada awal Oktober. Itu akan memperkuat kepercayaan reformis pemerintah, yang berhaluan liberal, setelah mengambil alih kekuasaan Juni lalu.

Memindahkan Franco dari mausoleum, yang dimiliki dan dioperasikan oleh lembaga warisan budaya, badan yang didanai publik, telah lama dibahas di Spanyol. Calvo mengatakan pemerintah ingin mempercepat penggalian karena ingin mengakhiri perbedaan pendapat yang berlarut-larut.

“Pada pertemuan Kabinet Jumat depan pada 31 Agustus, prosedur untuk penggalian akan ditetapkan,” kata wakil PM itu.

Kompleks ‘Valley of the Fallen’ termasuk makam dan basilika dalam gaya neoklasik. Itu merupakan situs ziarah populer bagi orang-orang yang ingin bernostalgia dengan zaman kediktatoran. Makam itu memiliki salib sepanjang 150 meter (500 kaki) yang dapat dilihat dari kejauhan.

Kuburan Franco sendiri berada di sebuah makam di tengah biara basilika. Kuburannya terletak di bawah batu nisan besar. (AP/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Pimpinan ISIS di Afghanistan Tewas Saat Serbuan Operasi Gabungan

0

Epochtimes.id- Pimpinan ISIS di Afghanistan, Abu Saad Erhabi, tewas saat serangan di tempat persembunyian kelompok tersebut di provinsi Nangarhar, Aghanistan pada Sabtu malam.

Melansir dari Reuters, Minggu (26/08/2018) sepuluh anggota lain dari kelompok militan turut tewas dalam operasi gabungan darat dan udara oleh pasukan Afghanistan dan asing.

Laporan ini disampaikan oleh Direktorat Keamanan Nasional di Kabul dalam sebuah pernyataan.

Sejumlah besar senjata berat dan ringan dan amunisi dihancurkan saat penggerebekan di dua tempat persembunyian kelompok Islamic State.

Kantor berita Amaq milik kelompok ini tidak berkomentar mengenai masalah ini. Serangan ini juga tidak ada reaksi segera dari misi Dukungan T Resolute yang dipimpin NATO. Misi ini melatih dan memberi saran kepada pasukan Afghanistan.

Gubernur provinsi Nangarhar mengatakan Erhabi adalah pemimpin ISIS ke empat di Afghanistan yang dibunuh sejak Juli 2017.

Kelompok ini telah membangun benteng pertahanan di Nangarhar, di perbatasan timur Afghanistan yang keropos dengan Pakistan. Kelompok ini menjadi salah satu kelompok militan paling berbahaya di negara itu.

Afiliasi lokal Negara Islam, kadang-kadang dikenal sebagai ISIS-Khorasan setelah nama lama untuk wilayah yang mencakup Afghanistan, telah aktif sejak 2015. Kelompok ini memerangi Taliban serta pasukan Afghanistan dan AS.

Mantan pemimpin ISIS-Khorasan, Abu Sayed, tewas dalam serangan di provinsi timur Nangarhar dan pendahulunya Sayed tewas bersama operasi AS dan Afghanistan.

Jumlah pasti pejuang ISIS di Afghanistan sulit untuk dihitung karena mereka sering mengganti aliansi, tetapi perkiraan militer AS bahwa ada sekitar 2.000.

Lebih dari 150 pejuang ISIS menyerah kepada pasukan keamanan Afghanistan bulan ini di provinsi barat laut Jawzjan. Kelompok ini berjuang untuk menguasai rute penyelundupan ke negara tetangganya, Turkmenistan. (asr)

Oleh : Ahmad Sultan, Abdul Qadir Sediqi dan Hamid Shalizi

Bus Wisata Terbalik Tewaskan Belasan Turis di Bulgaria

0

EpochTimesId – Sebuah bus yang tengah mengangkut puluhan turis terbalik di jalan raya dekat ibu kota Bulgaria, Sofia. Otoritas Bulgaria mengatakan, kecelakaan bus itu menewaskan sedikitnya 16 orang dan menyebabkan 26 wisatawan lainnya terluka.

Polisi mengatakan bus itu dalam perjalanan akhir pekan ke sebuah resor di dekat lokasi kejadian. Bus yang terbalik, terguling dan jatuh ke jurang sedalam 20 meter (66 kaki) di bawah jalan raya.

Kecelakaan itu terjadi pada pukul 5:10 sore, pada Sabtu (25/8/2018) waktu setempat. Lokasi kejadian terletak sekitar 20 kilometer (12 mil) di sebelah utara Kota Sofia.

Sejumlah Ambulans dilaporkan bergegas ke tempat kejadian, usai adanya laporan bus masuk jurang itu. Ambulans kemudian membawa korban yang terluka ke rumah sakit Sofia. Dokter mengatakan beberapa dari korban luka-luka berada dalam kondisi kritis.

Menteri Kesehatan Bulgaria, Kiril Ananiev merilis jumlah korban yang tewas di lokasi kejadian sebanyak 15 orang. Akan tetapi para dokter dari rumah sakit darurat Sofia mengatakan, seorang korban bus lain meninggal pada Sabtu malam di rumah sakit.

Walikota Bozhurishte, sebuah kota di utara Sofia, mengatakan kepada wartawan bahwa semua penumpang berasal dari daerahnya. Pemerintah pusat kemudian menetapkan hari Senin (27/8/2018) esok hari, sebagai hari berkabung nasional untuk menghormati para korban. (AP/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Tarif Balasan Tiongkok Sebabkan Perusahaan Domestik Lepas Batu Bara Murah AS

0

oleh Lin Yan

Reuters mengutip ucapan sumber yang akrab dengan masalah pada Kamis (23/8/2018) memberitakan bahwa beberapa perusahaan Tiongkok yang memperdagangkan batu bara impor dari AS telah mulai membeli batu bara dari negara lain sebagai persediaan.

Batu bara telah ‘dinaikkan tingkat’ dari daftar pengenaan tarif pajak balasan Tiongkok gelombang ketiga menjadi gelombang kedua. Meskipun hal ini berpengaruh langsung terhadap ekspor batu bara AS, tetapi Tiongkok sendiri juga membayar harga mahal.

Revitalisasi industri batubara AS adalah salah satu komitmen penting Trump dalam kampanye pemilihan presiden tahun 2016. Menaikkan tarif batu bara AS oleh Tiongkok komunis dianggapnya sebagai langkah untuk menjatuhkan suara dukungan terhadap Trump.

Menurut data pelayaran Thomson Reuters Eikon, setidaknya ada 6 buah kapal pengangkut batu bara AS akan tiba di Tiongkok bulan ini, dan 3 di antaranya masih dalam pelayaran atau sedang menunggu dermaga untuk pembongkaran.

Mulai hari Kamis, AS akan menerapkan kenaikan 25 % tarif atas komoditas impor dari Tiongkok senilai USD. 16 miliar yang meliputi 279 jenis barang, termasuk semikonduktor, bahan kimia, plastik, sepeda motor dan skuter listrik.

Hampir bersamaan, Tiongkok komunis juga melakukan pembalasan dalam jumlah yang sama terhadap komoditas impor dari AS, termasuk bahan bakar minyak, batu bara, tembaga bekas, bensin, baja, mobil dan peralatan medis, yang mencakup total 333 komoditas.

Wang Fei, seorang analis batu bara dari perusahaan Hua An Futures, mengatakan bahwa sebelum tarif batu bara dinaikkan, pedagang domestik telah mengimpor batu bara terlebih dahulu, termasuk impor dari Amerika Serikat untuk mengantisipasi depresiasi Renminbi.

Awal pekan ini, Shanghai Runhe International, sebuah perusahaan perdagangan batu bara domestik utama telah membongkar habis muatan batu bara jenis metalurgi asal Amerika Serikat yang berlabuh di Pelabuhan Qinhuangdao.

“Sejak akhir bulan Juli, kami sudah benar-benar menghentikan impor batu bara metalurgi AS yang disukai oleh pabrik besi dan baja Tiongkok”, kata seorang manajer senior Shanghai Runhe Internasional yang tidak ingin disebutkan namanya kepada Reuters. “Terlalu besar faktor ketidakpastian dalam transaksi (jika ada)”.

Ia mengungkapkan bahwa barang yang tiba pada bulan Agustus sebagian besar adalah barang pesanan pada bulan Mei. Ini adalah pertama kalinya sejak Beijing yang mengancam akan mengenakan tarif tinggi untuk batu bara, pada saat itu, pembeli Tiongkok membeli batu bara dengan harga murah.

Meskipun Amerika Serikat bukan negara pemasok utama batu bara bagi Tiongkok, tetapi karena harga batu bara dari negara pemasok utama yakni Australia terus meningkat. Bahkan harga pada bulan Juli mencapai yang tertinggi dalam 6 tahun terakhir yang memaksa perusahaan Tiongkok untuk mencari pasokan alternatif. Ini merupakan alasan permintaan batu bara AS meningkat.

Perdagangan batu bara spot internasional oleh masyarakat internasional, terkecuali sejumlah kecil karena adanya kemitraan jangka panjang antara pembeli dan penjual, kebanyakan dari perusahaan pembeli lebih memilih kontrak jangka pendek sehingga harganya sangat sensitif.

Dari statistik resmi Tiongkok tahun 2017 menunjukkan bahwa Tiongkok mengimpor 3,17 juta ton batu bara dari Amerika Serikat, terutama jenis batu bara kokas, sedangkan pada tahun 2016, karena harga batu bara Australia lebih murah daripada AS, angka impor batu bara dari AS hampir nol.

Namun, pasar batu bara domestik pada tahun 2018 beroperasi pada level yang tinggi, mengakibatkan harga batu bara kokas penyerahan berjangka naik 12% sejak awal Juli dan telah mencapai RMB. 1.334 (setara USD. 194,06) pada hari Rabu (22 Agustus). Sebaliknya, selama harga batu bara termal di atas USD. 70 per ton (sudah meliputi biaya penambangan AS, transportasi darat dan biaya pengiriman, ditambah keuntungan), batu bara AS dapat diekspor ke Asia.

Dengan kata lain, setelah memberlakukan tarif balasan yang dilampiaskan melalui batu bara AS, pemerintah Tiongkok komunis tampaknya tidak peduli terhadap perusahaan domestik mereka yang kehilangan kesempatan untuk memanfaatkan batu bara harga murah demi menekan inflasi.

Beberapa pembeli Tiongkok yang memiliki rencana lain justru berharap menggunakan perang dagang sebagai sarana tawar menawar untuk membeli barang-barang Amerika dengan harga yang lebih murah.

Menurut sumber yang akrab dengan masalah ini, bahwa setelah konflik dagang meningkat, sebuah perusahaan BUMN Tiongkok, Guangdong Yudean Group meminta perusahaan pemasok batu bara AS menurunkan harga batu bara yang diminta, tetapi mendapat penolakan.

Tapi dalam beberapa tahun terakhir karena pencemaran lingkungan yang serius mempengaruhi modal politik Tiongkok komunis, sehingga standar lingkungan terpaksa ditingkatkan.

Daerah penghasil utama batu bara domestik di provinsi Shanxi juga terkena peningkatan standar kualitas produksi dan dalam jangka pendek terkena pembatasan jumlah produksi batu bara. Akibatnya, Tiongkok masih merupakan importir utama batu bara dunia.

Menurut laporan ‘Harian Batu Bara Tiongkok’ bahwa tahun 2017, Tiongkok mengimpor total 270 juta ton batu bara dan mengekspor 8.17 juta ton batu bara, termasuk negara pengimpor batu bara.

Tahun 2018, di bawah perkiraan yang ideal, impor batu bara tahunan Tiongkok dapat  meningkat sebesar 10% dari periode yang sama tahun lalu, jadi volume impor secara total dapat mencapai lebih dari 300 juta ton.

Pada tahun 2017, negara-negara berikut adalah negara pemasok utama batu bara untuk Tiongkok : Indonesia, Australia, Mongolia, Rusia.  Keempat negara tersebut memasok 92 % kebutuhan batu bara Tiongkok, selebihnya didatangkan dari Filipina, Kanada dan AS.

Tiongkok bukan negara pengimpor batu bara terbesar bagi Amerika Serikat. Dari data pelayaran diketahui bahwa ekspor batu bara lintas laut AS pada tahun 2017 hanya sekitar 79,4 juta ton. Di antara mereka, Tiongkok membeli 5,95 juta ton, Jepang membeli 6,9 juta ton dan India, yang dijadikan tujuan utama batubara AS di Asia, membeli 13 juta ton.

Konflik perdagangan antara Tiongkok dengan AS berubah menjadi perang berlarut-larut, fakta telah membuat semua lapisan masyarakat menjadi tidak tenteram. Namun, kepala ekonom perusahaan Orient Asset Management Corporation WU Qing mengatakan : Berkepanjangan  adalah situasi terburuk dari tindakan perang dagang, Semakin berkepanjangan perang berlangsung akan semakin tidak menguntungkan bagi Tiongkok komunis.

Dunia luar menduga bahwa harga batu bara metalurgi di pasar domestik Tiongkok masih akan tetap ketat dalam bulan Agustus ini, pasokan ketat dan harga pun tetap tinggi. (Sin/asr)

Dua Warga Tiongkok Dihukum Memproduksi dan Mendistribusikan Fentanyl Pengantar Kematian Orang-orang Amerika

0

Dua warga Tiongkok dari Shanghai dituduh melakukan persekongkolan skala luas yang melibatkan beroperasinya sebuah perusahaan kriminal, mengimpor obat-obatan, dan pencucian uang. Jaksa mengatakan obat-obatan tersebut secara langsung telah menyebabkan kematian overdosis dua orang di Akron, Ohio.

Jaksa Agung AS Jeff Sessions mengumumkan pembacaan 43 dakwaan di pengadilan federal di Cleveland, Ohio pada 22 Agustus, yang menuduh Zheng Fujing, yang dikenal sebagai Gordon Jin, 35 Tahun, dan ayahnya, Zheng Guanghua, 62 tahun, karena memproduksi dan mengirim analog fentanyl dan 250 obat lainnya ke setidaknya 25 negara dan 37 negara bagian di seluruh Amerika, menurut siaran pers Departemen Kehakiman AS.

Pihak berwenang mengatakan bahwa sejak tahun 2008, kedua lelaki tersebut mengoperasikan organisasi perdagangan narkoba Zheng (Zheng DTO), di bawah samaran banyak perusahaan, seperti Global United Biotechnology, Golden Chemicals, Cambridge Chemicals, dan lain-lain, untuk memproduksi dan mendistribusikan berbagai opioid sintetis di seluruh dunia, termasuk fentanyl, yang kira-kira 50 hingga 100 kali lebih kuat daripada morfin, dan obat penenang gajah carfentanil, obat yang 100 kali lebih kuat dari fentanyl.

Komplotan tersebut juga telah membuat dan mengelola banyak situs web untuk mengiklankan dan menjual obat-obatan terlarang di lebih dari 35 bahasa, menurut surat dakwaan. Pihak berwenang mengatakan bahwa di dalam online email-emailnya, Zheng DTO membual tentang kemampuannya untuk memproduksi obat-obatan khusus dan menghindari deteksi dari pabean dan penegakan hukum ketika pengiriman obat ke Amerika Serikat, Rusia, dan Eropa.

Zheng ZTO mengklaim telah mengirim “lebih dari 16 ton bahan kimia setiap bulan” dari “laboratoriumnya sendiri” dan memiliki kemampuan untuk “mensintesis hampir semua bahan kimia secara dipesan lebih dahulu dalam jumlah berapapun,” menurut siaran pers Departemen Kehakiman.

Semua menyebutkan, perusahaan Zheng telah mengirim jutaan dosis fentanyl, analognya, dan obat-obatan lainnya ke Amerika Serikat dan negara-negara lain di seluruh dunia yang menyebabkan overdosis.

Pemerintah federal telah ‘melacak kematian dua warga Ohio, Thomas Rauh, 37 tahun, dan Carrie Dobbins, 23 tahun, pada atau sekitar 21 Maret dan 28 tahun 2015, sampai pada Zhengs: mereka menggunakan asetil fentanil yang diproduksi oleh organisasi Zheng, yang mengarah ke overdosis mereka.

Zheng DTO telah mencuci uang hasil obat biusnya menggunakan mata uang digital seperti Bitcoin, dan mengirim dana masuk dan keluar dari rekening bank di Tiongkok dan Hong Kong.

Kedua tersangka tersebut menghadapi penjara seumur hidup karena terlibat obat-obatan yang mengakibatkan kematian.

“Komplotan ini telah mengirimkan analog fentanyl yang mematikan dan obat-obatan lain di seluruh dunia selama satu dekade. Penegakan hukum akan mengikuti bukti di mana pun itu mengarah, termasuk di luar negeri, untuk menghentikan aliran obat-obatan yang telah menyebabkan begitu banyak kesedihan dan kehancuran di Ohio.” kata Jaksa AS Justin Herdman dalam siaran pers.

“Fentanyl dan analognya adalah obat pembunuh nomor satu di Amerika saat ini, dan kebanyakan dari mereka berasal dari Tiongkok,” kata Sesi dalam siaran pers. “Dengan memotong fentanyl dan analognya pada sumbernya, kita dapat menyelamatkan kehidupan Amerika.” (ran)

Trump Sebut Berita Palsu Lebih Baik Dibandingkan Sensor

0

EpochTimesId – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump meningkatkan kritiknya terhadap perusahaan media sosial. Dia menuduh mereka membungkam dan menyensor pengguna, terutama kalangan konservatif.

“Raksasa Sosial Media membungkam jutaan orang,” tulis Trump di Twitter pada 24 Agustus 2018. “Tidak dapat melakukan ini bahkan jika itu berarti kita harus terus mendengar Berita Palsu seperti CNN, yang peringkatnya sangat menderita. Orang-orang harus mencari tahu mana yang nyata, dan mana yang tidak, tanpa sensor!”

Video rahasia yang dirilis oleh Project Veritas pada 11 Januari menunjukkan teknisi Twitter mendiskusikan ‘sensor bayangan’ atau ‘Shadowbanning’ terhadap pendukung Trump dan konservatif. CEO Twitter, Jack Dorsey mengatakan dalam wawancara CNN baru-baru ini bahwa biasnya sendiri adalah “berhaluan kiri”.

‘Shadowbanning’ adalah ketika platform media sosial menyembunyikan konten pos seseorang agar tidak muncul di garis waktu pengikut mereka, tanpa sepengetahuan pengguna. Salah satu metode yang teridentifikasi adalah untuk menghapus tweets dari akun yang ditargetkan dari hasil pencarian, kecuali filter pencarian default berubah setiap kali pengguna melakukan pencarian.

Perusahaan juga telah membatasi atau melarang beberapa akun konservatif untuk memposting konten ‘rasis’. Tetapi tampaknya Twitter enggan melakukan hal yang sama kepada pengguna yang lebih liberal, seperti karyawan New York Times, Sarah Jeong karena memposting ratusan tweet yang menghina orang kulit putih.

Trump, yang menggunakan Twitter dengan produktif, pernah memposting pada 26 Juli 2018, “Twitter ‘SHADOW BANNING’ Republikan terkemuka. Tidak baik. Kami akan melihat praktik diskriminatif dan ilegal ini sekaligus! Banyak keluhan.”

Pada 27 Juli, anggota DPR AS, Matt Gaetz, yang akun Twitter-nya terpengaruh, mengatakan dia mengajukan keluhan terhadap perusahaan tersebut kepada ‘Federal Election Commission (FEC)’.

Gaetz yakin Twitter menargetkan akunnya dengan sengaja.

“Saya yakin hanya ada empat anggota Kongres yang suaranya ditekan di Twitter,” katanya kepada Tucker Carlson dari Fox News pada 27 Juli. “Matt Gaetz, Jim Jordan, Mark Meadows, dan Devin Nunes. Itu benar-benar kebetulan.”

Pada hari yang sama, CEO Twitter dan salah satu pendiri Jack Dorsey mengatakan dalam tweet, “Kami ingin percakapan publik yang bersemangat dan sehat termasuk semua perspektif, dan yang segera relevan dan berharga. Kami selalu mendengarkan percakapan di sekitar ini, dan kami berkomitmen untuk berpartisipasi lebih banyak di dalamnya. Penting bagi kami bahwa kami mendapatkan hak ini.”

Namun Twitter bukan satu-satunya raksasa media sosial yang dituduh menyensor.

Pada 6 Agustus, Google, Facebook, Apple, dan Spotify semuanya dihapus dari platform mereka, sebagian besar dari media InfoWars yang dijalankan oleh Alex Jones.

Jones, pembawa acara radio yang sudah lama, telah sering menghadapi kritik karena membuat klaim yang kontroversial dan tidak terverifikasi dan karena ledakannya yang memanas-manasi.

Google menutup ‘The Alex Jones Channel’ dan beberapa saluran resmi InfoWars lainnya sekitar tengah hari pada 6 Agustus, setelah Facebook menghapus empat halaman InfoWars. Apple menghapus lima podcast InfoWars dari iTunes, dan Spotify menghapus satu podcast lebih awal hari itu.

Keempat perusahaan tersebut mengutip ‘ujaran kebencian’ sebagai alasan untuk menghapus konten. Pinterest dan LinkedIn telah menghapus profil Jones.

Dalam kampanye rapat umum di Charleston, West Virginia, pada 21 Agustus, Trump mengatakan bahwa pemerintahannya ‘berpegang pada sensor media sosial’, tetapi tidak menjelaskan lebih lanjut.

“Saya lebih suka mendapat berita palsu, daripada melihat siapa pun, termasuk kaum liberal, sosialis, apa saja yang disensor,” kata Trump. “Tapi, Anda tidak bisa melakukan sensor. Anda tidak dapat memilih satu orang dan berkata, ‘Kami tidak menyukai apa yang dia katakan, dia disensor.”

“Jadi kita akan hidup dengan berita palsu. Maksudku, aku benci mengatakannya, tapi kita tidak punya pilihan. Karena itu jauh lebih baik alternatifnya. Karena, Anda tahu apa, itu bisa berbalik, bisa jadi mereka berikutnya. Kami percaya pada hak orang Amerika untuk mengutarakan pikiran mereka.” (The Epoch Times/waa)

Wanita Tiongkok Meninggal 3 Tahun Setelah Disuntik Obat-obatan Tak Dikenal

0

Seorang tahanan hati nurani Tiongkok meninggal setelah disuntik dengan obat-obatan tak dikenal di tangan penguasa rezim Tiongkok.

Yang Fenglian ditangkap pada tahun 2011 karena menolak berhenti berlatih Falun Gong, sejenis latihan meditasi Tiongkok yang telah dianiaya oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT) sejak Juli 1999.

Falun Gong, juga disebut Falun Dafa, adalah latihan olah jiwa dan raga tradisional yang dipublikasikan pada tahun 1992 dan dipraktekkan secara luas di seluruh Tiongkok pada tahun 1990-an. Ia didasarkan pada filosofi Tiongkok kuno untuk menegakkan prinsip-prinsip kebenaran, kasih sayang, dan toleransi [Sejati-Baik-Sabar].

Yang Fenglian melakukan mogok makan untuk memprotes pemenjaraannya yang sewenang-wenang, dan dia disuntik dengan obat-obatan yang tidak dikenal oleh petugas CPP, menurut Minghui.org, sebuah situs web yang didedikasikan untuk mempublikasikan informasi tentang Falun Gong, dalam sebuah laporan pada 16 Agustus.

penganiayaan di penjara cina tiongkok
Yang Fenglian ditangkap pada tahun 2011 karena menolak berhenti berlatih Falun Gong, sejenis latihan meditasi Tiongkok yang telah dianiaya oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT) sejak Juli 1999. (Screenshot Minghui)

“Ketika putranya tiba di pusat penahanan setempat, dia sedih melihatnya diterlantarkan di tanah dan tanpa pengawasan. Dia memanggil taksi untuk mengantarnya ke Rumah Sakit Jixi Coalmine, yang ditolak untuk membawanya karena kondisi kritisnya,” kata laporan itu.

Ketika dia dapat membawanya ke Rumah Sakit Jixi Weixiao, dia didiagnosis dengan pendarahan otak. Setelah dia menunjukkan tanda-tanda perbaikan, kata laporan itu, dia dibawa ke rumah sakit jiwa.

“Segera setelah Ny. Yang dibawa ke rumah sakit jiwa, dia diikat ke tempat tidur. Suaminya membawanya keluar dari rumah sakit tersebut dua hari kemudian, karena dia tidak memiliki riwayat masalah mental. Pada saat itu, keluarga Ny. Yang telah menghabiskan lebih dari 20.000 yuan untuk perawatannya. Mereka tidak mencoba ke rumah sakit yang lain sesudah itu karena kehabisan uang,” kata Minghui.

“Ny. Yang kesulitan melakukan makan ataupun minum. Tempat bekas suntikan terus bernanah dan mengeluarkan cairan. Dia menjalani tiga tahun terakhir hidupnya dengan sangat kesakitan,” kata Minghui. Dia meninggal tiga tahun setelah dia ditangkap.

Pengambilan Organ Paksa

Dalam wawancara baru-baru ini dengan Epoch Times, profesor di Universitas Manitoba, Dr. Maria Cheung, seorang peneliti yang menerbitkan “Cold Genocide: Falun Gong in China” melalui Studi Genosida dan Pencegahan: Sebuah Jurnal Internasional, mengatakan kampanye Partai Komunis Tiongkok terhadap Falun Gong bisa dianggap genosida.

“Untuk kasus Falun Gong, tidak hanya fisik. Fisik tidak dapat dipisahkan dari aspek psikologis, aspek mental, dan aspek sosial,” katanya.

Dr Glynn Gilcrease III, seorang onkolog atau ahli onkologi (sub-bidang medis yang mempelajari dan mengobati kanker) di Fakultas Kedokteran University of Utah, mengatakan bahwa pengambilan organ paksa adalah praktik yang disetujui oleh negara untuk mengeluarkan organ dari para tahanan nurani yang tidak menyetujui, dan mencatat bahwa Falun Gong adalah target utama. “Ini satu-satunya dilakukan di Tiongkok,” kata Gilchrist, menurut The Epoch Times.

Tahun lalu, organisasi hak asasi manusia Freedom House merilis laporan lengkap tentang penganiayaan praktisi Falun Gong di Tiongkok.

kekejaman partai komunis tiongkok
Demonstrasi penyiksaan praktisi Falun Gong di Taichung, Taiwan. (Minghui)

Kelompok tersebut menyebut tingkat penganiayaan sebagai “sangat tinggi,” namun mencatat bahwa upaya-upaya PKT untuk membasmi kelompok spiritual tersebut telah gagal, dan jutaan orang terus berlatih Falun Gong di Tiongkok, sebagian besar secara diam-diam.

Mantan diktator PKT Jiang Zemin memerintahkan pasukan keamanan Tiongkok untuk “membasmi” Falun Gong, dan para praktisi dilecehkan dan dipecat dari pekerjaan mereka, dikirim ke kamp kerja paksa, dan disiksa dalam upaya agar mereka meninggalkan latihan mereka. Bahkan wanita di usia 60-an, 70-an, atau bahkan di usia 80-an tidak terhindar dari perlakuan kejam tersebut. (ran)

Penantian Ilahi di Kota Suci- Kisah 4.000 Tahun Yerusalem (7-1)

0

Cai Daya

Meneliti peradaban manusia kali ini, mungkin tidak ada satu kota pun yang bisa disamakan dengan Yerusalem, sepanjang tiga ribu tahun sejarah pembangunan kota ini, telah berkali-kali dihancurkan dan mengalami perang, namun tetap bisa berdiri lagi di lokasi semula. Yerusalem terletak di perbukitan dengan ketinggian 700 meter di atas permukaan laut, bersebelahan dengan tiga lembah dan dikitari oleh gunung yang lebih tinggi, menjadikan Yerusalem sebagai lokasi strategis yang mudah dipertahankan namun sulit diserang. Namun bukan karena letak geografisnya yang strategis, melainkan kekuatan spiritual yang membuat kota ini abadi, karena kota ini merupakan kota suci bagi tiga agama besar.

 VII. Awal Dendam Kesumat Ribuan Tahun : Perang Salib (Tahun 1096 – 1396 M)

  1. Penyebab Terjadinya Perang Salib

Perang Salib adalah suatu ajang peperangan antara agama Kristen dengan agama Islam, selama 300 tahun (1096~1396), umat Kristen Eropa melancarkan setidaknya 10 kali serangan berskala besar, tujuannya adalah untuk merebut Yerusalem, dan membebaskan umat Kristen yang ditindas oleh kaum Muslim. Namun awalnya alasan pengiriman pasukan bukan hanya itu saja.

Sedangkan hasil dari beberapa kali invasi, hanya yang pertama benar-benar berhasil mencapai tujuannya, yakni menduduki kota Yerusalem; selebihnya berakhir gagal, atau berlarut-larut tanpa hasil, bahkan ada yang dialihkan sasarannya, menyerang Kekaisaran Romawi Timur yang juga sama-sama penganut agama Kristen.

Tahun 1071, Kekaisaran Seljuk Turki memenangkan perang melawan Kerajaan Romawi Timur (Bizantium), dan menduduki sebagian besar wilayahnya. Kaisar Bizantium yang menghadapi kehancuran negerinya, terpaksa harus meminta pertolongan dari Paus Roma.

Belum lama sebelumnya, kedua pihak sempat bersitegang karena masalah agama, agama Yunani ortodoks yang berpusat di Constantinopel tidak bersedia menerima titah dari Sri Paus, dan memisahkan diri dari agama Katolik Roma (tahun 1054 pertama kalinya agama Kristen mengalami perpecahan besar).

Selama puluhan tahun kedua pihak serupa tapi tak sejalan, jika bukan karena kondisi darurat, raja tidak akan tunduk. Waktu itu Paus Beatus Urbanus PP II berniat memanfaatkan peluang ini untuk memperbaiki hubungan kedua pihak, maka di tahun 1095 Sri Paus menyerukan semua negara Eropa untuk membentuk pasukan dan memberikan bantuan.

Kepungan Antioch (The Siege of Antioch) saat pertama kali meletusnya Perang Salib, karya Jean Colombe sekita tahun 1490, dari Naskah beriluminasi (naskah berisi teks yang diimbuhi hiasan seperti inisial, marjinalia, dan gambar miniatur) abad pertengahan. (public domain)

Setelah kerajaan Romawi Barat runtuh pada tahun 476 M, Eropa memasuki masa abad pertengahan di mana kebudayaannya relatif tertinggal.

Selama ratusan tahun berbagai suku bangsa di Pegunungan Alpen ke arah utara perlahan menerima agama Kristen, pikiran masyarakatnya sederhana, dan sangat taat beragama. Karena rata-rata tidak bisa baca tulis, membaca dan memahami Alkitab menjadi kuasa para pendeta atau klerus, masyarakat pun sepenuhnya taat pada perkataan mereka, kekuasaan Katolik Roma pun semakin besar dan kuat.

Tujuan Paus adalah menyingkirkan ancaman bahaya terhadap Kerajaan Bizantium, namun aliansi pasukan Eropa memperpanjang tujuan yang semula Constantinopel sampai ke Yerusalem, dan itu karena setelah Bizantium dikalahkan oleh Seljuk, lalu dengan cepat merebut Palestina dan Yerusalem dari tangan kaum Muslim Mesir, setelah itu mereka pun terpecah karena perang saudara.

Selama puluhan tahun kaum muslim dari berbagai suku bangsa dan ras saling menyerang satu sama lain Palestina pun menjadi wilayah peperangan. Walaupun kaum Muslim tidak melarang umat Kristen berdoa di tanah suci. Namun, umat Kristen dari Eropa yang hendak berziarah kerap mendapat serangan, jalan menuju Yerusalem sesungguhnya telah diputus.

Umat Kristen pada masa itu percaya, seribu tahun setelah datangnya Yesus ke dunia, maka “kiamat” akan tiba, manusia akan menghadapi “peradilan terakhir”, orang yang berdosa akan masuk ke neraka dan tidak bisa bangkit lagi selamanya.

Agar tidak menderita selamanya di dalam neraka, bagaimana menebus dosa di dunia untuk membersihkan diri dari kejahatan yang diperbuat, menjadi topik yang paling ramai dibicarakan masyarakat Eropa.

Menghadiri misa secara rutin, menyesali perbuatan pada pastor, menyumbang ke gereja dan lain sebagainya, semua itu telah menjadi cara sehari-hari mereka untuk menebus dosa.

Berziarah dan berdoa di tanah suci, dipandang sebagai wujud penyesalan yang paling besar, dengan kekuatan dari tanah suci, menghapus semua perbuatan jahat yang pernah dilakukan. Membersihkan diri menjadi orang tak berdosa, adalah cara menebus dosa yang paling efektif.

Jadi ketika perang saudara agama lain menjadi penyebab umat Kristen tidak bisa ke tanah suci Yerusalem. Bagi mereka seolah takdir telah dijatuhkan sebelum hari peradilan terakhir itu tiba. Ini karena umat Kristen beranggapan, setiap manusia begitu dilahirkan pasti memiliki dosa.

Di tengah suasana yang kental akan pemikiran keagamaan seperti itu, bergabung dalam “perang suci” untuk merebut kembali tanah suci dan menyelamatkan saudara Kristen lainnya, menjadi cara lain untuk menebus dosa dengan cepat dibandingkan berdoa di tanah suci. Bahkan bisa dibilang dari neraka langsung naik ke surga.

Dan, juga karena seruan dari Sri Paus, maka seluruh penjuru menjawab seruan, tanpa mengenal kalangan atau suku bangsa. Waktu itu lambang salib pun dijadikan simbol, dibuat dalam skala massal dan disebarkan, dengan demikian muncullah sebutan “Pasukan Salib”.

  1. Perang Salib Pertama

Kekuatan pasukan dalam Perang Salib yang pertama sekitar 12.000 orang, yang terdiri dari sekelompok tentara reguler yang terdiri dari bangsawan dan ksatria, yang berhasil menduduki Yerusalem pada tahun 1099.

Setelah umat Kristen menguasai kota suci, ritual memasuki kota juga dengan membunuh penduduknya, tidak berbeda dengan saat kaum Muslim menduduki kota tersebut sebelumnya.

Mayoritas kaum Muslim dan Yahudi yang berdiam di kota itu dibunuh atau dibakar, hanya sebagian kecil berhasil menyelamatkan diri dari kota itu. umat Kristen sendiri karena sebelumnya telah diusir oleh penguasa Muslim keluar dari Yerusalem, sehingga lolos dari pembantaian itu.

Kota Yerusalem yang diduduki Pasukan Salib, setelah dilanda peperangan selama puluhan tahun, telah menjadi kota kumuh yang miskin dan bobrok, jauh dari bayangan masyarakat Eropa akan kota suci.

Walau demikian, karena antusiamenya pada agama, Pasukan Salib tidak rela mengembalikan kota suci kepada penguasa sebelumnya yakni Kekaisaran Bizantium, dan membangun sebuah “Kerajaan Yerusalem” di sini, dan melarang kaum Muslim masuk ke kota. Selain itu, Pasukan Salib juga membangun tiga negara Kristen lain di pesisir timur Laut Tengah, dan membantu Bizantium merebut kembali sebagian wilayahnya yang hilang.

  1. Legenda Para Ksatria Altar Suci

Setelah perang, mayoritas Pasukan Salib memilih kembali ke kampung halamannya, hanya tersisa sekitar seratus orang lebih tetap tinggal di kerajaan yang baru itu.

Untuk melindungi tanah suci, dua ksatria dari Prancis membentuk “Ordre du Temple” (ksatria altar suci) pada tahun 1119. Ini adalah sebuah organisasi pendeta yang militan, pertama kalinya berbasis di Mesjid Al Aqsa yang terletak di atas Gunung Kuil, awalnya hanya ada 9 orang ksatria, yang tetap bertahan walaupun kekurangan dana.

Namun setelah Paus secara resmi mengakui keberadaannya di tahun 1129, kondisi berubah total. Mereka terus mendapat perlakukan istimewa dari Paus, termasuk berada di bawah komando langsung dari Sri Paus, tidak menerima perintah dari raja atau uskup mana pun; selain dibebaskan dari pajak, mereka bahkan menerima sepersepuluh dari pajak yang dipungut dan lain sebagainya.

Sejak saat itu pasukan ksatria altar suci pun berkembang pesat, dengan anggota sempat mencapai lebih dari 20.000 orang. Namun dikabarkan setiap kali berperang biasanya yang diutus hanya sekitar 300 orang saja, dengan jumlah sedikit sudah cukup untuk menaklukkan lawan banyak dan meraih kemenangan.

Dari tahun 1129 hingga 1291, ksatria altar suci telah terjun ke berbagai peperangan melindungi tanah suci, dan menjadi pilar utama bagi negara Kristen di Asia Barat.

Menurut catatan sejarah, pada tahun 1177 terjadi pertemupuran dengan jumlah sedikit memenangkan perang, Raja Yerusalem yang baru berusia 16 tahun yakni Baldwin IV (tahun 1161~1185) memimpin 80 orang ksatria altar suci, 375 orang pasukan kavaleri dan ribuan serdadu infanteri, menghadapi pasukan Mesir yang dipimpin oleh Sultan Saladin (tahun 1174~1193) yang memimpin 30.000 orang pasukan Muslim, ia telah membuat Sultan hanya membawa pulang kembali 1/10 sisa pasukannya yang telah morat marit kembali ke Mesir. (Perang tersebut telah difilmkan oleh Hollywood berjudul “Kingdom of Heaven”, namun cerita dan fakta sejarahnya sangat berbeda.)

Selain gagah berani, para ksatria juga mahir berdagang. Mereka tidak hanya memiliki tanah dan uang banyak, tapi juga melakukan aktivitas perdagangan di Laut Tengah dan Eropa untuk memperbanyak aset, merupakan organisasi yang paling awal membentuk layanan perbankan, dengan cabang di berbagai tempat.

Kekuatan finansial maupun militer para ksatria sempat berjaya beberapa lama, sempat ada ungkapan “kaya raya dan berpengaruh” bagi mereka beredar di kalangan umat Kristen.

Tahun 1144 kaum Muslim mulai membalas serangan, hanya mengandalkan kekuatan kavaleri (ksatria berkuda) setempat saja wilayah agama Kristen sudah tidak mampu lagi membendung serangan yang terus berdatangan, Perang Salib kedua pun terjadi (tahun 1147~1149), namun berakhir gagal. Sebuah negara yang dibentuk oleh Pasukan Salib dihancurkan. Setelah itu kekuatan Muslim mulai berada di atas angin dan tahun 1187 Sultan Saladin bangkit kembali, memimpin pasukannya menyerang Yerusalem, kota suci itu pun kembali jatuh ke tangan kaum Muslim.

Para ksatria altar suci mundur sampai ke Pulau Siprus, dan masih terus berperang menahan serangan kaum Muslim di wilayah Palestina dan Suriah, hingga tahun 1291 setelah kota terakhir yang dikuasai oleh umat Kristen pun jatuh, dan Kerajaan Yerusalem benar-benar runtuh.

Nasib para ksatria altar suci bertautan erat dengan takdir Yerusalem. Setelah Yerusalem jatuh, para ksatria walaupun memiliki banyak aset di berbagai tempat di Eropa, namun pamor mereka ikut merosot seiring dengan kehilangan pangkalan andalan mereka.

Setelah itu para anggota ksatria itu kembali ke kampung halaman masing-masing di Eropa, tak lama kemudian karena kekayaan yang sangat besar dan hutang besar pada Raja Prancis sehingga memicu petaka.

Tahun 1307 semua ksatria Prancis ditangkap, dan dihukum mati atas tuduhan bid’ah agama, kekayaan mereka semua disita. Karena desakan Raja Prancis, akhirnya di tahun 1312 Sri Paus mengumumkan dibubarkannya kelompok ksatria.

Dalam sejarahnya ksatria altar suci hanya sempat eksis selama seratus tahun lebih. Namun semangat dan legenda mereka, dan harta karun yang konon masih tersimpan di berbagai tempat, masih beredar di tengah masyarakat Barat hingga sekarang, dan menjadi inspirasi penulisan novel dan berbagai skenario. (SUD/WHS/asr)

Bersambung

Penantian Ilahi di Kota Suci — Kisah 4000 Tahun Yerusalem (1)

Penantian Ilahi di Kota Suci — Kisah 4000 Tahun Yerusalem (2)

Penantian Ilahi di Kota Suci – Kisah 4000 Tahun Yerusalem (3)

Penantian Ilahi di Kota Suci- Kisah 4.000 Tahun Yerussalem (4)

Penantian Ilahi di Kota Suci- Kisah 4.000 Tahun Yerusalem (5)

Penantian Ilahi di Kota Suci- Kisah 4.000 Tahun Yerusalem (6)

 

Konsulat Australia di Surabaya Tingkatkan Keamanan Pasca Ancaman

0

Epochtimes.id- Konsulat Australia di kota Surabaya, Jawa Timur meningkatkan langkah-langkah keamanan pada 23 Agustus 2018. Ini setelah sebuah posting di media sosial mendesak militan untuk “membunuh” para diplomatnya di sana.

Departemen Luar Negeri Australia memperbarui travel advisory pada 23 Agustus, dengan catatan bahwa diplomat Australia di Surabaya tidak akan menghadiri acara di Universitas Airlangga “karena meningkatnya keamanan.”

Dua sumber keamanan di Indonesia, berbicara dengan syarat identitas anonim, mengatakan ancaman keamanan yang tinggi terkait dengan postingan di media sosial yang mendesak orang Indonesia di Surabaya dan Jawa Timur untuk “Membunuh para pejabat Australia.”

“Australia adalah anggota koalisi internasional melawan Islamica State yang membantai ribuan Muslim. Membalas dendam darah Muslim,” kata pesan itu, yang dilihat oleh Reuters dan diverifikasi oleh sumber terkait .

Satu sumber keamanan di Indonesia mengatakan posting di aplikasi Telegram, yang kemudian menyebar ke platform media sosial lainnya, tampaknya berasal dari Belanda.

“Itu tidak kredibel,” kata sumber itu kepada Reuters dalam sebuah pesan.

“(Tidak ada) bukti kemampuan atau siapa pun yang menanggapi pesan ini.”

Pada Mei lalu, terjadi serangkaian pemboman bunuh diri di Surabaya menewaskan sekitar 30 orang, termasuk para penyerang.

ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Aksi ini merupakan yang terburuk di Indonesia selama lebih dari satu dekade.

Sejak itu, polisi Indonesia menahan hampir 250 orang yang diduga militan dan menewaskan 21 orang lainnya.

Indonesia telah bergulat dengan militan garis keras selama hampir dua dekade, saat ini menjadi tuan rumah Asian Games.

Otoritas keamanan telah mengerahkan 100.000 militer dan polisi untuk mengamankan pertandingan Asian Games yang diadakan di ibukota Jakarta dan kota Palembang.

Ancaman di media sosial, maupun penasehat Australia, tidak mengatakan bahwa Asian Games adalah target.

Meski begitu, laporan Australia mengatakan pemerintah Australia terus “menerima informasi yang mengindikasikan teroris mungkin merencanakan serangan di Indonesia.”

Tingkat keseluruhan peringatan Australia tidak berubah. Ini memperingatkan para wisatawan untuk “waspada tingkat tinggi” di Indonesia.

Oleh Tom Allard dan Agustinus Beo Da Costa/Reuters via The Epochtimes

Video Drone Peratamakali Rekam Aktivitas Suku Amazon Pedalaman Brasil

0

EpochTimesId — Citra udara baru memberikan fakta unik dan langka tentang suku terpencil di Amazon Brasil. Video itu menunjukkan 16 orang berjalan melalui hutan serta area yang terdeforestasi atau bekas hutan yang tergantikan oleh tanaman budidaya.

Dalam video klip yang dirilis pada 21 Agustus 2018, salah satu ‘tribal’ itu tampaknya membawa busur dan anak panah.

Badan untuk urusan masyarakat adat Funai, Brasil, mengatakan pihaknya merekam melalui pesawat tanpa awak selama ekspedisi tahun lalu. Program itu untuk memantau komunitas yang terisolasi, tetapi program itu membebaskan mereka dan tidak mengganggu serta melindungi mereka.

Peneliti memantau suku pedalaman itu di Vale do Javari, sebuah wilayah adat di bagian barat daya negara bagian Amazonas. Ada 11 kelompok terpencil yang dikonfirmasi berada di daerah itu, lebih banyak daripada di tempat lain di Brasil.

Badan itu sudah mempelajari komunitas dengan gambar dan video selama bertahun-tahun. Akan tetapi, ini adalah pertama kalinya mereka dapat menangkap aktivitas suku pedalaman dengan kamera.

“Gambar-gambar ini memiliki kekuatan untuk membuat masyarakat dan pemerintah merenungkan pentingnya melindungi kelompok-kelompok ini,” kata Wallace Bastos, Presiden Funai.

Bruno Pereira, yang mengkoordinasikan penelitian Funai tentang kelompok-kelompok terpencil di kawasan itu, mengatakan dokumentasi ini juga membantu para peneliti mempelajari budaya mereka. Badan tersebut belum dapat mengidentifikasi nama suku tersebut, meskipun ia menebak tentang etnisitasnya dan bahasa apa yang dibicarakannya.

“Semakin kita tahu tentang cara hidup komunitas yang terisolasi, semakin siap kita untuk melindungi mereka,” katanya.

Secara keseluruhan, agensi tersebut telah mendaftarkan 107 suku terasing yang tersebar di negara Amerika Latin. Funai mengambil foto dan video, namun belum membuat kontak atau menghubungi mereka selama lebih dari 30 tahun.

Pereira mengatakan kepada Associated Press bahwa komunitas-komunitas ini sadar akan kota-kota dan pertanian di sekitar mereka. Namun, mereka sering memilih untuk mengisolasi diri mereka sendiri karena pengalaman traumatis dengan dunia luar.

Kontak eksternal seringkali bisa mematikan, berakhir dengan pembantaian atau epidemi yang memusnahkan suku pedalaman. Tahun lalu, sekelompok penambang emas ilegal diduga menewaskan 10 orang anggota suku pedalaman di sebuah komunitas yang terisolasi.

“Jika mereka ingin kontak dengan dunia luar, mereka akan mencari cara untuk berkomunikasi dengan kami,” kata Pereira. (AP/The Epoch Times)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Kapal Tiongkok Masih Saja Tertinggal di Balik Kemajuan Teknologi Meskipun Ada Dukungan Negara

0

Industri pembuatan kapal Tiongkok telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, menjadi cukup besar untuk menghadapi kekuatan besar bangunan kapal tradisional di Korea Selatan dan Jepang. Namun, di balik pencapaian industri ini terdapat fakta penting, meskipun bertahun-tahun mendapat subsidi besar dari pemerintah, para pembuat kapal Tiongkok masih kurang memiliki inovasi penting.

Di Korea Selatan, tiga perusahaan pembuat kapal terbesar Korea: Hyundai Heavy Industries, Samsung Heavy Industries, dan Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, berencana untuk mem-PHK lebih dari 3.000 karyawan pada paruh kedua tahun 2018 karena penjualan yang buruk, menurut artikel 13 Agustus oleh surat kabar Korea Selatan, JoongAng Ilbo. Pemecatan besar-besaran tersebut sangat berhubungan dengan rekan-rekan Tiongkok mereka: Mereka telah mendominasi pasar pembuat kapal dunia dan menyingkirkan para pesaing melalui dukungan besar pemerintah untuk perusahaan-perusahaan Tiongkok.

Seorang juru bicara untuk Hyundai Heavy Industries mengatakan bahwa para karyawannya terpaksa bergantian mengambil hari libur sejak paruh kedua tahun lalu. Perusahaan juga telah meminta lebih dari 700 karyawan untuk menerima paket pensiun dini karena tidak ada cukup pekerjaan untuk dilakukan.

Samsung Heavy Industries mengatakan pihaknya telah mem-PHK 3.400 karyawan sejak tahun 2016. Perusahaan berencana untuk mem-PHK 1.000 hingga 2.000 lainnya karena ada pesanan yang lebih sedikit dari yang diharapkan. Perusahaan telah memproyeksikan total pesanan $16 miliar dari tahun 2016 hingga 2018, tetapi sejauh ini hanya menerima pesanan senilai $10 miliar.

JoongAng Ilbo, mengutip statistik dari Bank Ekspor-Impor Korea, melaporkan bahwa 10 pembuat kapal Korea Selatan menerima pesanan baru untuk 12 kapal, atau 273.000 compensated gross tonnage (CTG), untuk paruh pertama tahun ini, sebuah penurunan 24,5 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Compensated gross tonnage (CTG) adalah indikator jumlah pekerjaan yang diperlukan untuk membangun kapal yang disepakati dan dihitung dengan mengalikan tonase kapal dengan koefisien, yang ditentukan sesuai dengan jenis dan ukuran kapal tertentu.

Para pembuat kapal Jepang juga dihantui oleh kinerja bisnis yang buruk karena persaingan dari para pembuat kapal Tiongkok.

Imabari Shipbuilding, pembuat kapal terbesar di Jepang yang didirikan pada tahun 1901, mengumumkan akuisisinya untuk pembuat kapal Jepang lainnya Minaminippon pada bulan Januari. Menurut laporan 15 Januari oleh suratkabar Jepang, Nikkei, akuisisi Imabari adalah langkah strategis untuk lebih menantang pembuat kapal Tiongkok, yang telah tumbuh lebih besar dalam ukuran melalui merger dan akuisisi di bawah arahan Beijing.

Saat ini, Tiongkok memimpin dunia dalam pembuatan kapal. Menurut data oleh Clarkson Research Services, sebuah perusahaan Inggris yang menyediakan statistik dalam industri pelayaran, minyak dan gas, dirilis pada bulan Januari, Tiongkok menjadi pemimpin global pada tahun 2017, dengan pesanan 324 kapal sebesar 7,13 juta CTG, dari Januari hingga November 2017 .

Selain itu, Tiongkok telah memperoleh 36,3 persen dari pasar pembuatan kapal global, diikuti oleh Korea Selatan dengan sekitar 29 persen pangsa pasar.

Subsidi Pemerintah dan Mendorong Merger

Korea Selatan dan Jepang adalah pusat kekuatan pembuatan kapal dunia, sampai Tiongkok mendominasi persaingan melalui kebijakan yang dijalankan negara dan subsidi besar dari pemerintah untuk pembuat kapal di dalam negeri.

Selama bertahun-tahun, rezim Tiongkok telah memberlakukan kebijakan nasional untuk mempercepat pertumbuhan industri yang penting bagi tujuan-tujuan strategis negara, seperti baja, mobil, dan logam tanah jarang, dengan mendorong perusahaan-perusahaan untuk berkonsolidasi. Pada bulan September 2010, Dewan Negara Tiongkok mengeluarkan rekomendasi kepada pemerintah provinsi dan kota untuk menawarkan perlakuan pajak dan subsidi istimewa kepada perusahaan yang melakukan merger atau reorganisasi.

Pada Maret 2014, Dewan Negara Tiongkok mengeluarkan saran serupa lainnya kepada pemerintah daerah. Selain menurunkan tarif pajak untuk perusahaan-perusahaan ini, termasuk pajak penghasilan, pajak penjualan, dan pajak pertambahan nilai lahan, pemerintah daerah harus mempercepat proses peninjauan untuk merger dan reorganisasi.

Jumlah galangan kapal independen di Tiongkok telah menurun dengan cepat sejak tahun 2009 dibandingkan dengan galangan kapal yang didukung negara. Menurut data terbaru oleh firma riset pasar Clarksons Research, jumlah galangan kapal independen di Tiongkok turun dari 305 menjadi 50 dari tahun 2009 hingga April 2018, sementara galangan kapal yang didukung negara menurun dari 52 menjadi 44 dalam periode waktu yang sama.

Pada bulan Maret, dua pembuat kapal terbesar yang dikelola negara Tiongkok, China Shipbuilding Industry Corporation (CSIC) dan China State Shipbuilding Corporation (CSSC), diberikan persetujuan awal untuk bergabung bersama oleh regulator Tiongkok, menurut Reuters.

Selain konsolidasi, pembuat kapal Tiongkok telah mampu mengungguli pembuat kapal dari negara-negara lain karena subsidi pemerintah yang besar dari pemerintah pusat dan lokal.

Dalam artikel tahun 2017, Myrto Kalouptsidi, asisten profesor ekonomi di Harvard University, memperkirakan bahwa subsidi pemerintah telah menurunkan biaya galangan kapal di Tiongkok sekitar 13 hingga 20 persen pada periode antara tahun 2006 dan 2012.

Kalouptsidi menyimpulkan bahwa Tiongkok akan melihat penurunan pangsa pasar yang cukup besar jika subsidi pemerintah ini tidak diberikan.

CSSC mengumumkan bahwa mereka menerima 118 juta yuan (sekitar $17,2 juta) dalam subsidi pemerintah pada semester pertama 2017, menurut artikel Juli 2017 di JRJ, sebuah portal informasi keuangan Tiongkok.

Sebuah artikel JRJ tahun 2017 yang terpisah telah melaporkan bahwa CSSC Offshore & Marine Engineering, sebuah anak perusahaan CSSC yang berbasis di kota Guangzhou Tiongkok selatan, telah menerima 87,47 juta yuan ($12,7 juta) dalam subsidi pemerintah pada 15 September 2017.

Teknologi

Sementara para pembuat kapal Tiongkok telah membuat terobosan penting ke pasar global, teknologi di balik perkapalan terus-menerus menjadi titik lemah Tiongkok.

Sebuah artikel online tanggal 8 Agustus oleh Li Xing, seorang peneliti dari Pusat Penelitian Industri Galangan Kapal Tiongkok (CSIRC), menunjukkan bahwa pembuat kapal Tiongkok tidak memiliki keunggulan teknologi dibandingkan rekan Korea atau Jepang. Sebaliknya, industri tersebut mengandalkan biaya rendah untuk memenangkan pesanan-pesanan kontrak.

Untuk memberikan contoh, Li menunjukkan bahwa kapal tanker minyak buatan Tiongkok di kelas VLCC, yang berarti kapal tanker minyak dengan kapasitas 200.000 dan 320.000 ton bobot mati, bisa berbobot hingga 46.100 ton, yaitu sekitar 3.500 ton, atau 8 persen, lebih berat dari tanker-tanker serupa yang dibangun oleh Daewoo pada tahun 2017.

Li menjelaskan apa yang bisa dilakukan Daewoo yang tidak dapat dilakukan oleh rekan-rekan Tiongkok: pengoptimalan terus-menerus terhadap desain struktural kapal tanker. Optimasi struktural dapat menurunkan biaya membangun tanker karena baja yang lebih sedikit akan dibutuhkan. Selain itu, optimalisasi struktural juga akan mempercepat waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi.

Kurangnya teknologi desain Tiongkok melampaui pembangunan tanker minyak. Dalam artikel bulan Desember 2017 yang diterbitkan di situs web pembuatan kapal Tiongkok, Fu Xiaorong, seorang eksekutif dari Offshore Oil Engineering Corporation yang berbasis di Tiongkok, mengatakan bahwa Tiongkok masih sangat bergantung pada impor asing untuk teknologi pembuatan kapal utama, seperti sistem produksi bawah laut untuk bekerja di bawah air dan sistem pemosisian dinamis untuk bagian-bagian kapal yang bermanuver dengan tepat.

Dalam artikel yang sama, Chen Yingqiu, seorang peneliti dari Perhimpunan Arsitek Laut Tiongkok dan Insinyur Kelautan, mengatakan kurangnya motivasi untuk penelitian dan pengembangan serta tidak mematuhi “standar internasional” telah menghalangi para pembuat kapal Tiongkok membuat inovasi nyata. (ran)

Perusahaan Ban Terbesar Ke-10 di Tiongkok Bangkrut Tertekan oleh Perang Dagang AS-Tiongkok

0

Shandong Yongtai Group Co, pembuat ban terbesar ke-10 di Tiongkok, menyatakan kebangkrutan awal bulan ini, setidaknya sebagian karena tekanan dari perang dagang AS-Tiongkok.

Pada 2 Agustus, Pengadilan Menengah Kota Dongying di Provinsi Shandong menerima pengajuan kebangkrutan perusahaan tersebut. Perusahaan, yang didirikan pada tahun 1996, telah menduduki peringkat ke-32 pada tahun 2016 pada majalah AS, Tyre Business, daftar perusahaan ban paling kuat di dunia. Pada puncaknya, perusahaan tersebut memiliki lebih dari 5.000 karyawan.

Ini adalah kasus kebangkrutan terbesar di industri ban Tiongkok, publikasi perdagangan China Tire Dealer melaporkan pada 18 Agustus.

Departemen Perdagangan AS telah memungut bea masuk anti dumping dan pajak-pajak pengimbang (countervailing duties) atas impor-impor ban Tiongkok sejak setidaknya tahun 2008, menuduh para produsen ban tersebut menjual barang-barang di Amerika Serikat di bawah nilai wajar, dan mengatakan rezim Beijing telah memberi subsidi pada perusahaan-perusahaan yang mengacaukan persaingan.

Kebangkrutan Grup Yongtai disebabkan oleh sejumlah faktor internal dan eksternal. Dalam beberapa tahun terakhir, industri ban Tiongkok mengalami kelebihan produksi yang serius, yang menyebabkan lebih banyak pasokan daripada permintaan.

Dealer Ban Tiongkok (China Tire Dealer) melaporkan bahwa situasi Yongtai Group bukanlah kasus khusus. Provinsi Shandong adalah rumah bagi sebagian besar perusahaan ban di Tiongkok, dengan lebih dari 300 yang mencakup tiga perlima dari keseluruhan industri. Namun, dari tahun 2017 hingga 1 Agustus tahun ini, sebanyak 35 pembuat ban di Shandong telah ditutup dan dinyatakan pailit.

Menurut survei Asosiasi Industri Karet Tiongkok, pada kuartal pertama tahun ini, sekitar 15 persen dari 39 perusahaan ban yang disurvei telah sepenuhnya atau sebagian menghentikan produksi. Sekitar 40 persen perusahaan mengalami lebih banyak kerugian finansial dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, sementara 30 persen mengatakan margin laba mereka menurun. Hanya 15 persen telah melihat pertumbuhan dalam penjualan dan keuntungan.

Li Ke, seorang komentator senior di industri ban, mengatakan kepada China Business Network pada 19 Agustus bahwa dengan meningkatnya perang dagang AS-Tiongkok, tarif-tarif akan memperburuk keadaan.

Tiongkok mengekspor 40 persen dari ban yang dihasilkannya, dengan Amerika Serikat sebagai pasar ekspor utamanya, terhitung sekitar seperempat dari total tersebut, surat kabar pemerintah Tiongkok International Financial News melaporkan pada 1 Agustus, mengutip data industri.

Ban termasuk di antara daftar lebih dari 800 barang Tiongkok yang dikenai bea 25 persen, sebagai bagian dari tarif pertama yang ditetapkan Amerika Serikat pada $34 miliar produk yang mulai berlaku pada awal Juli. (ran)