EDITORIAL Epoch Times
Lebih dari seratus tahun silam, roh-roh paham komunis muncul di atas langit Eropa. Sejak dikeluarkannya The Communist Manifesto, lalu munculnya Paris Commune, sampai berdirinya rezim Uni Soviet, Partai Komunis Tiongkok dan partai komunis lainnya, tren pemikiran komunis sempat merajalela beberapa saat.
Ideologi manusia telah membentuk dua kubu besar yang saling bertentangan yakni otoritarian komunis dan demokrasi liberal. Sejarah selama lebih dari seabad menunjukkan, di mana pun tren komunis merah bercokol, pasti selalu disertai peperangan dan kekacauan, kelaparan, pembantaian dan teror.
Gerakan komunisme telah menghancurkan peradaban manusia yang berusia ribuan tahun, dan menyebabkan 100 juta orang mati secara tidak wajar, dan lebih banyak dari jumlah itu yang mengalami penderitaan baik secara fisik maupun mental.
Penipuan tentang “surga dunia” telah menyebabkan milyaran jiwa terjerambab ke “neraka dunia”.
Penindasan terhadap agama/kepercayaan, penghancuran terhadap norma moralitas, pengrusakan terhadap lingkungan dan alam, telah menimbulkan dampak yang buruk dan sangat mendalam.
Di tengah proses keruntuhan paham komunis sekarang ini, masih banyak orang berkhayal, bahkan menyangkal kehancurannya, paham komunis masih terus bermunculan di tengah masyarakat liberal dengan wujud yang berbeda.
Oleh karena itu, mengenali sifat dasar ideologi paham komunis, dan menolak bencana yang akan ditimbulkan oleh pikiran komunis, sangatlah penting bagi setiap orang di semua negara.
2- Lenin yang bengis
Setelah “Revolusi Febuari” pada tahun 1917, Lenin sebagai pengungsi di luar negeri kembali ke Rusia, menggerakkan kudeta “Revolusi Oktober” dan menggulingkan pemerintah sementara serta merebut kekuasaan.
Komunisme yang memusuhi umat manusia, dimulai dari komunis Rusia di tahun 1917 itu berkembang menjadi tirani dan pembantaian yang nyata.
Seperti Marx dan Engels yang percaya pada ajaran iblis, Lenin yang masih muda juga begitu.
Trotsky sebagai teman dekat sekaligus rekan Lenin, dalam bukunya “Youth Lenin” menyebutkan bahwa ketika Lenin berusia 16 tahun pernah menarik lepas kalung salib dari lehernya dan meludahinya serta menginjak-injaknya dengan kaki, ini adalah semacam ritual ajaran iblis yang sering kita lihat.
Penulis Aldina berkali-kali bertemu Lenin, dia menuliskan: “Lenin adalah orang jahat, ia memiliki sepasang mata jahat seperti seekor srigala.”
“Bagi revolusi, cara yan dapat menjamin keberhasilan adalah melenyapkan kelas penguasa dan kelas budaya.”
Setelah Lenin merebut kekuasaan, ia bertindak sesuai dengan hal tersebut.
Pada 1917 ia secara pribadi mendirikan organisasi polisi rahasia bernama “Cheka” (yakni “Komite khusus Penghapus Kontra Revolusi dan Sabotase”, pendahulu KGB).
Organisasi ini memberikan hak mutlak untuk menangkap, menyelidiki, mengadili dan mengeksekusi, serta mempraktekkan politik terorisme merah.
Pada 1918, Uni Soviet mendirikan kamp kerja paksa pertama, selanjutnya jumlah kamp kerja paksa meningkat secara signifikan di Soviet Rusia dan dan yang kemudian berganti nama menjadi Uni Soviet.
Lenin secara pribadi memprakarsai dan diputuskan oleh politburo secara kolektif, mendeportasi sejumlah besar intelektual yang memiliki standar budaya sangat tinggi.
Langkah lainnya Lenin menindas pelaut kronstadt yang menuntut dilaksanakannya pemilihan bebas, perdagangan bebas dan lain-lain.
Pada 1922, Lenin dalam Kongres Nasional ke-11 menyatakan: “Siapapun yang menyebarkan secara terbuka Menshevisme, pengadilan kami harus memberikan hukuman mati.”
Pada bulan Agustus di tahun yang sama ia mengesahkan UU “Tentang Deportasi Administratif”, sehingga sampai pada akhir tahun saat itu, ada lebih dari dua juta orang yang diusir atau terpaksa melarikan diri ke luar negeri.
Kebengisan Lenin juga dimanifestasikan pada pelaksanaan hukuman mati terhadap keluarga Tsar Nicholas II.
Pada Juli 1918, sekeluarga Tsar Nicholas terakhir yang ditahan, tanpa proses pengadilan, diperintahkan untuk dieksekusi mati oleh Komite Eksekutif Soviet, total 11 orang yang dieksekusi dan wajah mayat dirusak dengan dibakar dan disiram asam sulfat.
Dan itu adalah Tsar yang memberikan Lenin kondisi kehidupan yang santai dan bebas dimasa Lenin dalam pengasingan, tiap bulan masih diberi uang tunjangan delapan rubel.
Pemikir Rusia Plekhanov mengenali wajah asli Lenin yang brutal dan kejam, saat ia hendak meninggal secara lisan meninggalkan “Testamen Politik”, diantaranya disebutkan “Lenin demi mencapai target apapun akan dia lakukan, bahkan jika diperlukan ia bisa beraliansi dengan iblis.”
“Lenin demi menggiring setengah orang Rusia ke masa depan sosialisme yang bahagia, ia berani membunuh habis separo orang Rusia yang lain.”
baca Komunisme Bukan Jalan Keluar Melainkan Jalan Buntu Bagian Pertama
baca Komunisme Bukan Jalan keluar Melainkan Jalan Buntu Bagian Kedua
(lin/Whs/asr)
Bersambung