Epochtimes.id – Tiga orang pekerja asal Bangladesh menjadi korban ledakan bom di lokasi pembangunan stasiun Mass Rapid Transit (MRT) di Malaysia.
Korban terluka akibat ledakan sebuah bom yang diketahui sebagai peninggalan Perang Dunia II pada Selasa (10/10/2017).
Mengutip laporan Kantor Berita Bernama, Kepala Kepolisian Kuala Lumpur, Datuk Amar Singh Ishar Singh menuturkan, bom tersebut merupakan bom era Perang Dunia II yang meledak saat pembangunan sedang berlangsung.
Ketiga pekerja berasal dari Bangladesh terluka parah akibat kejadian itu. Mereka langsung dibawa ke Rumah Sakit Kuala Lumpur untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Satu dari korban tewas pada 11 Oktober 2017, sedangkan dua orang pekerja lainnya dalam keadaan kritis.
Aparat Departemen Penyelamatan dan Pemadam Kebakaran mengatakan pihaknya tiba ke lokasi kejadian sepuluh minit setelah menerima panggilan darurat pada pukul 17:23 sore.
Pada saat itu 25 pegawai dan anggota pemadam kebakaran dan lima kenderaan pemadam diterjunkan ke lokasi kejadian. (asr)
Penembakan massal terus meningkat di Amerika Serikat. Sebuah studi Harvard tahun 2014 menunjukkan bahwa dari tahun 1982 sampai 2011, rata-rata insiden penembakan massal (didefinisikan sebagai empat atau lebih orang dibunuh oleh senjata api dalam satu insiden) terjadi setiap 200 hari. Namun sejak 2011, trennya telah meningkat tajam: ada insiden penembakan massal rata-rata setiap 64 hari.
Pada periode yang sama, masyarakat Amerika menjadi lebih sekuler. Menurut jajak pendapat pelacakan Gallup tahun 2016 tentang agama-agama di Amerika, sementara hampir tiga perempat orang Amerika menggambarkan diri mereka sebagai orang Kristen, sekitar 18 persen mengatakan bahwa mereka ateis atau agnostik, tertinggi sejak 2008, ketika Gallup memulai polling pelacakan harian.
Sebaliknya, 9 dari 10 orang Amerika diidentifikasi sebagai orang Kristen pada tahun 1940an dan 1950an, dengan sebagian besar sisanya diidentifikasi sebagai orang Yahudi; hanya 2-3 persen orang yang melaporkan bahwa mereka tidak memiliki identitas religius formal.
Survei ARIS Pew pada dasarnya menceritakan kisah yang sama. Ada sedikit keraguan bahwa orang Amerika akan meninggalkan agama-agama Yahudi-Kristen. Orang beriman telah perlahan tapi dengan mantap menjauh dari jangkauan gereja.
Mungkinkah munculnya penembakan massal dan meningkatnya sekularisasi Amerika terkait? Korelasi belum tentu penyebabnya. Namun berdasarkan sejarah dan studi masa lalu tentang kekerasan dan agama, adalah mungkin untuk menyimpulkan efek sekularisasi terhadap penembakan massal.
Mari kita telaah contoh ekstrem dulu. Di negara-negara di mana atheis berusaha untuk memusnahkan agama Kristen dan Budha, beberapa pembunuh massal terburuk dalam sejarah manusia muncul: Stalin, Mao, dan Pol Pot. Diperkirakan rezim komunis atheis di abad ke-20 menewaskan lebih dari 100 juta orang, menurut “The Black Book of Communism.”
Studi lain menyebutkan jumlah kematian manusia yang disebabkan oleh komunis atheis antara 40.472.000 dan 259.432.000 dari tahun 1900 sampai 1987.
Bagaimana manusia berubah menjadi pembunuh massal di bawah rezim komunis? Novelis Rusia Dostoevsky meringkasnya sebagai yang terbaik: “Tanpa Tuhan, segala sesuatu diperbolehkan.”
Dibandingkan dengan revolusi komunis yang keras, sekularisasi di Amerika lebih teratur dan halus. Tapi hasil akhirnya sama: orang berhenti percaya kepada Tuhan.
Ketika orang meninggalkan keyakinan Yudeo-Kristen mereka, mereka cenderung kurang terikat oleh ajaran agama, ajaran gereja, dan kode moral. Keturunan ateis dan agnostik ini, tanpa atau sedikit sentuhan agama, kemungkinan tidak memiliki kendala sama sekali.
Penelitian telah membuktikan bahwa agama Yahudi-Kristen dapat membantu mengurangi kejahatan kekerasan. Dalam sebuah penelitian, para peneliti menganalisis data kejahatan dan agama dari 182 negara bagian di California, New York, dan Texas. Salah satu temuannya adalah jika lebih banyak penduduk daerah menjadi anggota kongregasi Kristen atau merupakan pengunjung gereja biasa, kekerasan kulit hitam dan putih menurun secara signifikan.
Selain itu, komunitas dengan persentase yang lebih tinggi dari kaum evangelis memiliki tingkat kekerasan kulit putih yang lebih rendah; Demikian pula, kekerasan Latin berkurang secara signifikan di masyarakat dengan sebagian besar penduduk Katolik aktif.
Akhirnya, agama tampaknya dapat melawan dampak negatif dari faktor sosial ekonomi terhadap kekerasan kulit hitam, seperti kemiskinan, pengangguran, dan pendidikan yang buruk. Di komunitas di mana sejumlah besar penduduk kulit hitam adalah peserta gereja aktif, kekerasan kulit hitam menurun secara substansial.
Sebuah studi terpisah menunjukkan bahwa religiusitas remaja dikaitkan dengan kemungkinan terjadinya pertempuran, pertarungan kelompok, dan serangan kekerasan di Amerika Serikat.
Religiusitas ditemukan terkait dengan konsumsi alkohol, rokok, dan ganja seumur hidup yang lebih rendah, dan penggunaan alkohol dan rokok yang kurang sering terjadi pada remaja Amerika dengan Meksiko.
Agama Yahudi-Kristen terbuktikan memiliki dampak positif pada kebahagiaan, stres, depresi, dan pencegahan bunuh diri. Orang yang bahagia cenderung lebih puas dengan kehidupan, cenderung memiliki sikap positif menghadapi penolakan dan kesulitan, lebih cenderung untuk menikah dan tetap menikah, dan kurang suka menunjukkan perilaku agresif dan antisosial.
Menurut analisis “Survei Sosial Umum” National Opinion Research Center tahun 2017, orang-orang yang secara teratur menghadiri kebaktian gereja (untuk agama Yahudi-Kristen) dan ritual Budhisme (untuk umat Budha) lebih cenderung melaporkan tingkat kebahagiaan yang tinggi. Sebaliknya, orang yang tidak memiliki agama kurang bahagia.
Studi lain meneliti hubungan antara kebahagiaan wanita Amerika dan kehadiran di gereja. Dengan menggunakan data komprehensif dari Survei Sosial Umum untuk tahun 1972-2008, ditemukan bahwa penurunan kebahagiaan di kalangan perempuan disebabkan oleh turunnya kehadiran di gereja selama periode tersebut. Studi tersebut juga menemukan bahwa kehadiran di gereja bertindak sebagai mekanisme yang melindungi perempuan dari berbagai faktor yang menurunkan tingkat kebahagiaan diri mereka.
Keterlibatan dalam agama-agama Yahudi-Kristen ternyata merupakan solusi yang baik untuk stres dan depresi. Setelah meninjau sekitar 80 penelitian yang meneliti hubungan antara agama dan religiusitas dengan gejala dan gangguan depresi, para periset menyimpulkan bahwa orang-orang yang tidak berafiliasi dengan agama berisiko tinggi, dibandingkan dengan orang-orang yang berafiliasi dengan agama, sementara orang-orang dengan tingkat keterlibatan religius tinggi berada pada risiko rendah untuk gangguan ini.
Banyak psikolog dan ilmuwan perilaku percaya bahwa penembak jitu memiliki profil yang konsisten. Sebagai contoh, kebanyakan penembak jitu memiliki kebiasaan buruk dan pernikahan yang gagal; Mereka depresi dan merasa ditolak terus-menerus, dengan beberapa menunjukkan tanda-tanda penyakit jiwa; banyak menyendiri dan tertarik pada video game kekerasan. Ini adalah masalah yang bisa dikurangi atau dicegah dengan keterlibatan agama, menurut penelitian.
Apa yang digenggam di masa depan? Akankah ada lebih banyak penembakan massal? Satu statistik dalam survei ARIS Pew yang telah disebutkan sebelumnya membuat saya khawatir: lebih dari sepertiga generasi milenium (mencapai dewasa muda sekitar tahun 2000) mengatakan bahwa mereka tidak beragama. Mengikuti lintasan ini, dalam beberapa generasi, Amerika bisa menjadi negara sekuler dengan mayoritas ateis atau agnostik.
Agama Yahudi-Kristen, sebagai garis pertahanan untuk mencegah kejahatan dan kerusakan sosial, akan menjadi tipis. Jika dugaan ini benar, kita mungkin akan melihat lebih banyak penembakan massal di Amerika.
Senjata di tangan orang yang takut akan Tuhan adalah sarana pembelaan diri dan alat berburu. Tapi di tangan penyendiri yang tidak beragama, depresi, senjata bisa digunakan untuk menciptakan kehancuran dan kehancuran.
Hak untuk memiliki senjata bisa menjadi berkat ketika orang Amerika percaya kepada Tuhan dan penyelamatan; kombinasi lebih dari 300 juta senjata dan orang-orang yang tidak beriman, bagaimanapun, hanya bisa menjadi resep untuk bencana. (ran)
Epochtimes.id – Pewaris grup Kerajaan bisnis Samsung hadir di sebuah pengadilan yang menggelar sidang perdana terkait banding atas vonis hukuman penjara lima tahun penjara terkait kasus penyuapan. Dia kini masih bertahan sebagai vice chairman Samsung Electronics.
Jay Y. Lee yang berusia 49 tahun dihukum oleh pengadilan yang lebih rendah pada Agustus karena menyuap mantan presiden Korsel Park Geun-hye. Bahkan Park diadili atas kasus penyalahgunaan kekuasaan.
Melansir dari Reuters, Jumat (13/10/2017) pengadilan yang lebih tinggi sudah memperdengarkan gugatan banding dan mencoba untuk memutuskan kasus tersebut pada Februari mendatang.
Siapapun yang kalah pada sidang ini selanjutnya membawa kasus ini ke Mahkamah Agung, sebagai pengadilan banding yang terakhir di Korea Selatan.
Kehadiran Lee menandai penampilan publik pertama kalinya sejak keputusan vonis 5 tahun penjara pada Agustus.
Dia tidak berbicara selama proses persidangan selain memberikan tanggal lahir dan alamatnya.
Saat pengadilan yang lebih rendah memutuskan vonis penjara lima tahun, Lee menyatakan tidak pernah meminta bantuan Park secara langsung.
Walaupun disebutkan penggabungan dua afiliasi Samsung pada tahun 2015 memang membantu memperkuat kendali Lee atas Samsung Electronics. Kondisi ini secara tidak langsung dia meminta bantuan presiden untuk memperkuat kendalinya terhadap perusahaan.
Lee menegaskan tak pernah meminta apa-apa ke siapapun, termasuk presiden, untuk kepentingan pribadi ataupun perusahaan. Dia menyatakan sangat menyesal karena dirinya sangat mengecewakan dan meminta maaf.
Pembelaan tim hukum Lee, mempertanyakan argumentasi pengadilan tentang Lee mengharapkan bantuan Park dalam “succession operations”, yang didefinisikan pengadilan sebagai tindakan afiliasi Samsung untuk memperkuat kontrol Lee terhadap Samsung Electronics.
Pembelaan pihak Lee bersikukuh bahwa tidak ada yang disebut “succession operations. Adapun tindakan penggabungan dua afiliasi Samsung pada tahun 2015 hanya untuk keuntungan perusahaan. (asr)
EpochTimesId – Seorang veteran Perang Dunia II, Carl Warner terpaksa meninggalkan kekasihnya semasa SMA karena dipanggil Negara untuk berperang. Carl Warner bergabung dengan pasukan marinir setelah Pearl Harbor diserang tentara Jepang.
Sejak saat itu, dia kehilangan komunikasi dengan kekasihnya selama 76 tahun. Walau demikian, Warner selalu mengenang kisahnya ketika selalu berusaha menabung untuk mengajak kekasihnya, Abby Deutsch jalan-jalan dan kencan.
“Saya tidak punya mobil, saya tidak punya pekerjaan, saya tidak punya uang, bagaimana Anda bisa mengajak anak perempuan keluar kencan? Saya sangat ingin berkencan dengannya. Namun sepertinya saya harus membatalkan niatan tersebut, karena tepat setelah saya berusia 17 tahun, saya dipanggil negara untuk menjalani pelatihan sebagai tentara Marinir,” kata Warner kepada PEOPLE, dikutip NTD.TV.
Setelah perang, Warner menjadi wartawan koresponden asing yang melakukan tugas-tugas berbahaya. Sementara Deutsch bekerja sebagai sekretaris. Mereka berdua akhirnya menikah dengan orang lain dan menjalani hidup mereka masing-masing.
Tapi Warner masih memiliki keinginan untuk bertemu Deutsch sekali lagi. Kira-kira 10 tahun yang lalu, harapan Warner sepertinya bisa diwujudkan menjadi kenyataan, karena dia bisa terhubung kembali dengan Deutsch melalui seorang temannya.
Mereka mulai menelepon dan berkirim surat satu sama lain. Namun, mereka tidak pernah bertemu hingga saat itu.
Berkat Living Senior Brookdale, di mana Deutsch tinggal, dan Wish of a Lifetime, sebuah organisasi yang membantu para manula mewujudkan harapan dan keinginan mereka, Warner dan Deutsch bisa saling pandang untuk pertama kalinya pada Agustus 2017. Keduanya benar-benar tidak dapat menyembunyikan kebahagiaan mereka.
“Kami saling memeluk dan saling berciuman. Kami berbicara satu sama lain tentang seperti apa hidup kami selama berpuluh-puluh tahun ketika kami berpisah,” kata Warner.
Mereka pun merayakan reuni langka ini dengan menjalani tur Warner Bros Studio sebelum makan malam di rumah Warner. Dan ketika waktunya tiba, Deutsch merasa kecewa karena pertemuan tersebut berakhir begitu cepat.
Tapi dia juga senang akhirnya ia bisa melihat dan bertemu belahan-jiwanya. “Kami beruntung kita telah hidup begitu lama dan masih sehat. Ini sungguh luar biasa, saya sangat merinding rasanya!” timpal Deutsch.
Kisah Warner dan Deutsch ini adalah bukti betapa hebatnya mereka. Dan hubungan mereka adalah sesuatu yang diharapkan bisa mengantarkan mereka berdua mendapatkan kebahagiaan dan kedamaian selama sisa hidup mereka. (Int/Rp/waa)
Kapan pun sebuah peristiwa politik besar akan terjadi di Tiongkok, rezim tersebut selalu ingin memproyeksikan citra stabilitas dan perdamaian. Kemungkinan tentang protes atau ketidaksepakatan apapun dengan pihak berwenang dibatalkan, seringkali dengan membungkam dan mengintimidasi kelompok pembangkang.
Bahkan di luar China, tekanan bisa dirasakan.
Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah praktik perbaikan diri tradisional berdasarkan prinsip inti dari Sejati, Baik, dan Sabar. Manfaatnya terhadap kesehatan fisik dan mental menyebabkan popularitasnya, dengan lebih dari 70 juta pengikut di Tiongkok pada tahun 1999, menurut sebuah survei negara. Praktisi mengatakan jumlahnya mencapai lebih dari 100 juta.
Rezim Tiongkok menganggap kehadiran Falun Gong sebagai ancaman terhadap peraturan otoriternya dan memulai kampanye untuk memberantas praktik tersebut pada bulan Juli 1999. Sejak itu, jutaan orang telah dipenjara, “sesi cuci otak,” dan penyiksaan, menurut Informasi Falun Dafa Pusat.
Penganiayaan terus berlanjut sampai hari ini. Pada hari-hari menjelang Kongres Nasional ke-19, ketika putaran partai elite untuk memerintah negara berikutnya akan diresmikan, praktisi Falun Gong di dalam dan di luar Tiongkok melaporkan peningkatan gangguan polisi, menurut Minghui.org, sebuah sites web berbasis di AS yang melacak penganiayaan Falun Gong di Tiongkok.
Praktisi yang telah melarikan diri ke luar negeri untuk menghindari penganiayaan terus mendapat tekanan melalui saudara dan keluarga di rumah. Dalam beberapa pekan terakhir, polisi telah mengunjungi keluarga mereka, menanyakan tentang keberadaan praktisi, seperti kapan mereka berencana untuk kembali ke Tiongkok dan apa yang mereka lakukan di luar negeri.
Polisi kadang-kadang akan meminta “minum teh” bersama keluarga untuk mendiskusikan kejadian praktisi. Taktik ini digunakan untuk memberikan tekanan emosional pada praktisi, dengan harapan memaksa dia untuk melepaskan keyakinan mereka.
Lin, seorang praktisi dari Kota Guangzhou yang sekarang tinggal di New York, mengatakan bahwa dia mendengar dari ibunya yang berusia 80 tahun bahwa polisi datang untuk mengusiknya, mengatakan bahwa mereka muncul untuk menangani izin tinggal Lin.
Lin menambahkan bahwa selama peristiwa politik besar lainnya, polisi akan mengunjungi rumah keluarganya, menakut-nakuti anggota keluarganya.
Seorang praktisi yang berasal dari Kota Changchun di Tiongkok timur laut yang sekarang tinggal di New York, mengatakan bahwa polisi mengunjungi rumahnya di Distrik Chaoyang, mengatakan bahwa mereka perlu mengobrol sebelum kongres ke-19. Suaminya memberhentikan mereka, namun kemudian mereka berulang kali menelpon rumah tersebut dalam upaya agar suaminya mengungkapkan informasi.
Bagi praktisi yang tinggal di Tiongkok, polisi di seluruh negeri telah mengetuk pintu mereka, menekan mereka untuk mengisi formulir pemerintah atau menandatangani surat kabar yang menolak keyakinan mereka, mencari atau mengambil foto rumah mereka, dan kegiatan pemantauan lainnya.
Sekitar 150 praktisi telah dilecehkan di Provinsi Heilongjiang di Tiongkok timur laut, menurut Minghui.org. Beberapa ditangkap dan ditahan setelah polisi menggeledah rumah mereka dan menemukan buku dan bahan yang berhubungan dengan Falun Gong.
Beberapa praktisi di Kabupaten Chanji, Xinjiang di Tiongkok barat jauh juga dibawa pergi oleh polisi setelah rumah mereka digeledah.
Yang, seorang praktisi di Kabupaten Zengcheng, di Kota Guangzhou di Cina selatan, mengatakan kepada The Epoch Times pasukan keamanan terus muncul di rumahnya, bahkan menyampaikan pemberitahuan kepada warga di gedungnya dalam upaya untuk meminta mereka menyerahkannya .
Pihak berwenang belum menyerah untuk menganiaya praktisi Falun Gong dan keluarga mereka, baik di dalam maupun di luar Tiongkok, di dalam atau di luar penjara. (ran)
EpochTimesId – Sebuah lubang seukuran Pulau Maine terbentuk pada lautan es beku di Laut Weddell, Antartika. Para ilmuwan masih kebingungan dan tidak memiliki teori pasti penyebab terbentuknya lubang tersebut.
Lubang ini muncul sejak beberapa bulan yang lalu, ketika es biasanya sangat tebal di Kutub Selatan. Karena lokasinya yang terpencil, para peneliti kebanyakan hanya mengandalkan citra satelit untuk mempelajarinya.
Teori sementara tentang penyebab munculnya lubang diperkirakan berkaitan dengan arus dan aliran air hangat yang naik ke permukaan sehingga mencairkan lapisan es.
“Lapisan es pada bagian selatan samudera Antartika sangat tebal dan berlapis-lapis. Lapisan air yang sangat dingin namun relatif segar. Massa air lebih hangat dan lebih asin, sehingga berperan sebagai lapisan isolasi,” kata kepala Divisi Riset di Geomar Helmholtz Center for Ocean Research Kiel, Mojib Latif.
Dalam keadaan tertentu, air yang lebih hangat bisa menembus air pendingin isolasi dan melelehkan es. Ini adalah sebuah fenomena yang biasanya terjadi secara teratur di sekitar daerah pesisir di Kutub Utara dan Antartika. Namun, fenomena ini biasanya tidak akan terjadi di tengah laut.
“Ini seperti membuka katup pelepas tekanan. Laut kemudian melepaskan surplus panas ke atmosfer selama beberapa musim dingin berturut-turut sampai waduk panas habis,” tambah Latif.
“Air hangat mendingin saat mencapai udara, lalu tenggelam ke dasar dan memanas kembali. Siklus ini bisa diulang selama sisa musim dingin. Begitulah kebiasaanya,” jelas Kent Moore, seorang profesor fisika di University of Toronto, dikutip NTD.TV dari CBC.
Ini adalah kedua kalinya dalam dua tahun munculnya fenomena lubang es yang disebut Polynya. Sebelumnya, fenomena lubang es ini terjadi pada 2016.
Fenomena Polynya tahun ini jauh lebih besar dari tahun lalu. Namun lubang tahun ini masih jauh lebih kecil dari fenomena yang sama pada 1970-an. Waktu itu, lubang es muncul selama tiga musim berturut-turut.
“Yang terbentuk 40 tahun yang lalu sekitar lima kali lebih besar,” kata Torge Martin, seorang ahli meteorologi dan pemodel iklim di Pusat Penelitian Lautan Helmholtz di Kiel, Jerman.
Banyak ilmuwan dan ahli iklim berpikir bahwa, berdasarkan teori perubahan iklim mereka, pembentukan Polynya laut-dalam ini tidak akan terbentuk lagi di Antartika. Karena ada rentang 40 tahun antara terakhir kali hal ini terjadi. Namun, tidak ada pola jelas yang bisa dijadikan pedoman bagi para ilmuwan.
“Dua dari peristiwa yang terjadi dua tahun berturut-turut ini sebenarnya bukan merupakan tren yang cukup lama bagi kita untuk mengatakan bahwa ini adalah hasil pemanasan global,” kata tutup Moore. (CBC/NTD.TV/TheEPochTimes/waa)
EpochTimesId – Insiden penembakan dengan senjata api akhir-akhir ini mulai marak terjadi di Amerika Serikat. Terakhir, Pada awal Oktober lalu, di kota Las Vegas seorang pria bersenjata menembaki massa berjubel yang sedang menyaksikan Country Music Festival.
Ditulis Oleh Liang Yan/ Epoch Times Internasional
Insiden Las Vegas menewaskan 59 orang dan 527 lainnya mengalami luka-luka. Ini merupakan kasus penembakan yang paling tragis dalam sejarah AS dan sekali lagi menarik perhatian masyarakat terhadap masalah pengontrolan senjata api oleh pemerintah Amerika.
Polisi menyatakan, Stephen Paddock (64) sang pelaku penembakan yang tewas bunuh diri ketika digerebek polisi, bertindak sendirian. Dia bukan anggota organisasi ekstrim, namun motif penembakan belum bisa dipastikan.
Fakta yang cukup membingungkan bagi polisi adalah, ditemukannya 17 pucuk senjata api di dalam kamar pelaku. Biro Investigasi Federal (FBI) mengeluarkan pernyataan, oknum tersebut tidak ada hubungannya dengan organisasi teroris internasional.
Pasca penembakan brutal di kota Kasino isu pengawasan senjata api di AS sekali lagi memantik polemic yang memanas.
Penyelidikan FBI menemukan, Paddock sebelumnya membeli senjata dari toko ‘Guns and Guitars’. Toko itu beralamat di Nevada Mascot. Pemilik toko mengakui telah menjual semua senjata api itu. Dia menegaskan sebelum menerima pesanan, telah melakukan penyelidikan latar belakang si pembeli sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Federal, dan Negara Bagian.
Pemilik ‘Guns and Guitars’ mengaku tidak menemukan alasan yang menunjukkan bahwa pembeli tidak layak untuk memiliki senjata api. Walau demikian, Kantor Kejaksaan Agung Federal kini sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap pemilik toko.
Dalam 20 tahun belakangan, sangat sering terjadi kasus penembakan di Amerika. Namun pemerintah federal dan kongres tidak melakukan dorongan kuat terhadap pelarangan kepemilikian senjata api. Kondisi ini sangat berhubungan erat dengan nilai tradisional Amerika tentang kepemilikan senjata api dan ‘Bill of Rights’. Bill of Rights atau deklarasi hak adalah sebutan bagi sepuluh perubahan atau amendemen pertama terhadap Konstitusi atau Undang-Undang Dasar Amerika Serikat. Amendemen ini dibuat untuk melindungi hak-hak asli dari kebebasan individu dan hak atas harta benda.
Pada Bab II ‘Bill of Rights’ disebutkan, ”Hak rakyat dalam memiliki dan membawa senjata, tidak dapat dilanggar.”
Ini merupakan sejenis kesiap-siagan yang diciptakan oleh para Founding Father Amerika dalam menghadapi kemungkinan terjadinya metamorfosa oleh pemerintah. Memang benar hal itu telah secara maksimum mencegah terjadinya kondisi seperti negara-negara lain, dimana ketika pasukan militer pemerintah melakukan penindasan terhadap rakyatnya, berhubung rakyat tidak memiliki senjata api maka rakyat samasekali tidak berdaya.
Hak memiliki senjata api merupakan nilai tradisional Amerika. Nilai tradisional yang memposisikan sikap hati-hati terhadap pemerintahan yang berkuasa. Nilai tradisional tersebut mewujudkan hak melindungi rakyat lebih didahulukan daripada hak kekuasaan pemerintah.
Pemahaman seperti itu juga terwujud dalam banyak pidato Trump yang berkali-kali menegaskan kan, ”Rakyat Amerika tidak memuja pemerintah, hanya memuja Tuhan”. Hak untuk memiliki senjata api juga membuat rakyat Amerika mempunyai kepercayaan yang kuat dalam melindungi harta dan tanah milik pribadinya.
Selain itu, pada ‘Amandemen Kedua Kontitusi’ Amerika Serikat tentang masalah senjata api juga sangat istimewa. Konstitusi tidak mengatakan memberi hak kepemilikan senjata api kepada rakyat, melainkan meguatkan hak rakyat yang tidak dapat dilanggar atas kepemilikan dan hak membawa senjata api.
Dengan kata lain, para ‘Founding Father’ Amerika beranggapan, hak tersebut bukan berasal dari pemberian atas kebaikan hati pihak manapun. Hak ini adalah hak asasi manusia pemberian sang Pencipta. Kebijakan ini juga memperlihatkan dengan jelas, Amerika merupakan sebuah negara yang sangat menekankan perlindungan terhadap kerahasiaan pribadi, harta pribadi dan tanah pribadi milik rakyat.
Kesimpulannya, pada 200 tahun silam para pendiri utama negara Amerika Serikat dan para tokoh golongan konservatif meyakini, ‘pemerintahan’ merupakan ‘hewan aneh’ ciptaan manusia, maka harus diwaspadai agar jangan sampai tidak terkendali. Itulah sebabnya, setiap pemerintahan AS selalu menyerukan penambahan undang-undang demi pengontrolan atas senjata api.
Pemerintah antara lain sudah mengeluarkan Undang-Undang hanya tentang pembatasan terhadap beberapa tipe senjata api, melakukan penyelidikan terhadap kondisi dan latar belakang pembeli, apakah mereka pernah berbuat kejahatan pelanggaran hukum dan lain-lain, demi mengurangi bahaya dari perbuatan jahat penggunaan senjata api. Akan tetapi, sulit bagi pemerintah untuk mengeluarkan Undang-Undang yang memuat pelarangan secara total atas penggunaan senjata api, karena hal itu bertentangan dengan ‘Konstitusi’ dan kebudayaan tradisional. (tys/whs/waa)
Epochtimes.id– Laporan badan pencegahan bencana Vietnam menyebutkan sekitar 54 orang tewas dan 39 hilang karena banjir yang melanda Vietnam Utara dan Tengah pada pekan ini.
Vietnam rentan terhadap badai dan banjir yang mematikan karena garis pantainya yang panjang. Sebuah badai topan menghancurkan rumah-rumah warga pada bulan lalu.
Televisi Vietnam mengutip pernyataan Menteri Pertanian Nguyen Xuan Cuong mengatakan banjir yang melanda Vietnam minggu ini dimulai pada Senin (9/10/2017). Banjir ini merupakan yang terburuk selama beberapa tahun terakhir.
Sebanyak 19 orang terdiri empat rumah di Hoa Binh terkubur hidup-hidup pada Kamis dini hari setelah setelah dilanda tanah longsor. Lembaga bencana Vietnam dalam laporannya menyebutkan hanya sembilan mayat ditemukan saat banjir tersebut.
Pusat Pengendalian Penanggulangan dan Pencegahan Bencana Alam Vietnam menyebutkan sekitar 317 rumah ambruk akibat banjir dan tanah longsor minggu ini.
Sementara itu lebih dari 34.000 rumah lainnya terendam atau rusak. Bahkan lebih dari 22.000 hektar lahan pertanian rusak dan sekitar 180.000 hewan mati atau hanyut.
Departemen Pencegahan dan Mitigasi Bencana Thalaind menyebutkan banjir juga di melanda tujuh dari 77 provinsi di Thailand, tetangga Vietnam di sebelah barat.
Akibat banjir di Thailand lebih dari 480.000 hektar lahan pertanian rusak.
Rezim Tiongkok membangun database komprehensif warga Taiwan yang dapat membantu mengidentifikasi target untuk dimata-matai atau untuk merekrut sebagai agen melawan Taiwan, menurut seorang ahli.
Peter Mattis, seorang rekan program Tiongkok di The Jamestown Foundation, mengatakan dalam sebuah konferensi pada 11 Oktober di Jamestown Foundation bahwa Taiwan selalu menjadi sasaran utama kegiatan intelijen yang tidak bersahabat dengan Tiongkok, karena “Tiongkok tidak merahasiakan tujuan akhirnya reunifikasi [dengan Taiwan].”
Karena kedekatan geografis dan tingginya volume aktivitas ekonomi di Selat Taiwan, setiap waktu ada satu sampai dua juta warga Taiwan di daratan Republik Rakyat Tiongkok. “Ini adalah tantangan yang tidak dihadapi negara lain saat berhadapan dengan Tiongkok,” kata Mattis.
Mattis mengatakan bahwa Tiongkok mungkin belum memiliki kekuatan militer yang diperlukan untuk menyerang negara kepulauan kecil yang bertahan dengan sangat kuat tersebut, dan itulah mengapa ia berinvestasi secara luas dalam perang intelijen melawan Taiwan.
Menurut Mattis, operasi intelijen Tiongkok telah berulang kali menargetkan basis data dari berbagai pemerintah daerah di Taiwan untuk mengumpulkan informasi pribadi warga Taiwan. Sebagian besar upaya semacam itu telah digagalkan, namun beberapa di antaranya berhasil mengumpulkan data dalam jumlah yang signifikan.
Bahkan informasi dasar seperti hubungan keluarga bisa mengarah pada penemuan rahasia pribadi lainnya yang kemudian dapat digunakan sebagai pengungkit terhadap individu tertentu. Agen intelijen Tiongkok kemudian akan berusaha merekrut, memaksa, atau sebaliknya membahayakan individu yang mereka targetkan.
Terkadang, agen intelijen Tiongkok telah memaksa warga Taiwan yang memiliki keluarga di daratan Tiongkok. Mereka juga merekrut target dengan memanfaatkan kelemahan pribadi mereka. Misalnya, agen Tongkok mungkin menawarkan sejumlah uang yang dua atau tiga kali lipat dari uang pensiun yang diterima individu dari pemerintah Taiwan.
Sekitar 40 orang di Taiwan telah ditangkap dan dihukum karena tuduhan spionase untuk Tiongkok selama dekade terakhir, menurut Mattis. Mereka didominasi oleh pejabat pemerintah Taiwan dan perwira militer yang direkrut di berbagai layanan yang mencakup Biro Keamanan Nasional Taiwan (NSB), Biro Intelijen Militer, Kantor Presiden Taiwan, dan ketiga cabang angkatan bersenjata Taiwan. Bahkan regu perlindungan Presiden NSB (setara dengan Dinas Rahasia A.S.) telah dikompromikan di masa lalu.
Setelah direkrut atau dikompromikan, intelijen Tiongkok kemudian akan mengeksploitasi agen Taiwan untuk melakukan tugas seperti mengakuisisi dan memindahkan dokumen rahasia, dan mengidentifikasi anggota layanan atau pejabat rentan lainnya untuk perekrutan di masa depan. Beberapa dari mata-mata ini bertahan lebih dari beberapa tahun, bagaimanapun, Taiwan tampaknya dapat melacak sumber-sumber kebocoran yang telah diberi cukup waktu.
Pada bulan Maret 2017 Zhou Hongxu, seorang pelajar Tiongkok di Taiwan, ditangkap dan didakwa melakukan spionase untuk Tiongkok setelah dia diduga merekrut seorang pejabat yang bekerja untuk Kementerian Luar Negeri Taiwan. Dia kemudian divonis pada bulan September dan dijatuhi hukuman 14 bulan penjara.
Jaksa Taiwan mengungkapkan bahwa Zhou diinstruksikan oleh seorang pejabat Tiongkok untuk secara khusus merekrut orang Taiwan yang bekerja di pemerintahan, partai politik, dan dinas militer, polisi, intelijen, atau diplomatik. Sementara pejabat Taiwan yang melaporkan Zhou kepada pihak berwenang adalah mantan teman sekelasnya, rinciannya tetap tidak jelas mengenai bagaimana Zhou memperoleh target lain yang ingin dia rekrut.
Orang Amerika juga ditarget
Sementara Mattis mengatakan bahwa operasi intelijen Tiongkok juga mencoba merekrut warga Amerika untuk menggunakannya melawan Amerika Serikat, mereka tidak terlalu berhasil masuk ke dalam pemerintahan A.S. karena alasan budaya dan faktor lainnya.
“[Tiongkok] telah mencoba beberapa tahun untuk mengidentifikasi orang-orang di komunitas intelijen CIA dan A.S.” kata Mattis, sebagai tanggapan atas pertanyaan apakah Tiongkok juga membangun database warga Amerika. “Tapi mereka menargetkan terutama etnis Tionghoa, atau mereka yang memiliki keluarga dan kerabat di Tiongkok. Jadi mereka tidak memiliki keefektifan yang sama seperti yang ada pada orang Taiwan.” (ran)
EpochTimesId – Pengadilan Tinggi Uni Eropa memiliki wewenang untuk memveto atau membatalkan kesepakatan yang saat ini dinegosiasikan antara Inggris dan Uni Eropa. Demikian dikatakan oleh Pakar Ekonomi Uni Eropa, Sir Konrad Schiemann, seperti dikutip dari TheEpochTimes, Jumat (13/10/2017).
Konrad Schiemann adalah mantan perwakilan Inggris di Pengadilan Tinggi Uni Eropa atau European Court of Justice (ECJ) sampai tahun 2012. Dia mengatakan jika Komite Brexit menyetujui sebuah kesepakatan, maka kesepakatan tersebut akan tunduk dan dapat diadili pada Pengadilan Tinggi Uni Eropa/ECJ.
Schiemann memberikan pandangan tersebut kepada komite lintas partai dari anggota Parlemen Uni Eropa yang sedang mengkaji implikasi hukum dan rancangan Undang-Undang Brexit, sebuah dasar hukum Blue Print untuk meninggalkan Uni Eropa. Dia mengatakan bahwa ECJ dapat menilai apakah kesepakatan antara Uni Eropa dan Inggris dapat tetap diberlakukan.
Peran pengadilan pada masa depan, sebuah simbol yang disegani di Uni Eropa, dianggap melampaui batas kewenangan telah menjadi perdebatan baru-baru ini. Uni Eropa (UE) telah mengatakan bahwa ECJ mungkin akan mempertahankan beberapa kewenangan UE atas Inggris dalam hal kesepakatan transisi. Sebab, perbedaan pendapat telah membuat negosiasi kedua pihak tampak melambat.
Negosiator Utama Uni Eropa, Michel Barnier, mengatakan bahwa perundingan telah menemui jalan buntu, diantaranya mengenai berapa besar Inggris harus membayar saat meninggalkan UE. Sikap UE saat ini adalah bahwa negosiasi mengenai hubungan masa depan antara Inggris dan Uni Eropa tidak dapat dimulai sampai adanya kesepakatan mengenai masalah keuangan.
“Dalam kondisi seperti ini, minggu depan saya tidak dapat mengusulkan pada Dewan Eropa agar diskusi dimulai. Saya berharap akan ada kemajuan yang menentukan sebelum Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) Dewan Eropa Desember mendatang,” kata Barnier kepada wartawan setelah perundingan Brexit edisi 5 di Brussels.
Sekretaris Brexit Inggris, David Davis mendesak para pemimpin Uni Eropa untuk membangun semangat kerja sama dan memberi Barnier sebuah mandat untuk memulai perundingan perdagangan.
Barnier menambahkan bahwa ada dua isu lain di mana UE tidak dapat membuat konsesi, yaitu hak warga negara dan perbatasan Irlandia Utara dengan Inggris Raya. Barner mengatakan bahwa kemajuan hanya tercapai pada masalah perbatasan Irlandia Utara.
Terkait kemungkinan Inggris keluar tanpa melalui kesepakatan, Barner mengatakan bahwa UE siap menghadapi kemungkinan apapun. Namun dia menambahkan, “Tidak ada kesepakatan akan menjadi kesepakatan yang sangat buruk.”
Awal pekan ini Presiden Dewan Eropa, Donald Tusk mengatakan bahwa perundingan perdagangan pasca-Brexit kemungkinan besar tidak akan dimulai sampai Awal Desember 2017. (waa)
EpochTimesId – Indonesia gagal melaju ke babak semifinal Yonex Sunrise BWF World Junior Championships 2017. Indonesia kalah 1-3 dari Tiongkok pada turnamen bulutangkis beregu junior paling bergengsi dunia.
Ganda putra Indonesia, Adnan Maulana/Muhammad Shohibul Fikri yang berlaga pada pertandingan pertama kalah rubber game dari Fan Qiuyue/Wang Chan, 21-13, 18-21, dan 15-21. Tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung membuka harapan dengan menang atas Han Yue, 21-17, dan 21-17.
Sayangnya tunggal putra Gatjra Piliang harus menyerah dari Yupeng Bai. Indonesia gagal merebut poin di partai keempat melalui Jauza Fadhila Sugiarto/Ribka Sugiarto. Sehingga Indonesia gagal memperpanjang nafas dengan memainkan pertandingan ke-5, dalam laga di GOR Among Rogo, Yogyakarta.
“Game pertama kami main ketekan terus, dari awal mereka sudah menekan sehingga kami berkembangnya jadi lama. Karena kami masih mencari-cari cara untuk keluar dari tekanan,” kata Jauza, dalam keterangan tertulis PBSI, Jumat (13/10/2017).
Tim junior Indonesia selanjutnya akan melakoni laga berikutnya untuk memperebutkan peringkat lima hingga delapan.
“Kami akan mempersiapkan lagi, dan akan mengejar rangking tertinggi. Karena dari delapan besar ini kekuatannya rata semua. Kami akan mempersiapkan siapa yang akan turun, bergantung kesiapan dan kebutuhan,” kata manajer tim junior Indonesia, Susy Susanti.
Perebutan rangking lima hingga delapan juga diikuti oleh India dan Perancis. Sementara itu, empat negara yang lolos ke semifinal adalah Korea Selatan, Tiongkok, Jepang dan Malaysia. (waa)
Partai Komunis Tiongkok dan pemimpin utamanya memiliki masalah legitimasi. Orang dapat berharap bahwa Xi Jinping akan memperkuat legitimasinya saat Kongres Nasional Partai Komunis ke 19 dibuka di Beijing pada 18 Oktober, namun legitimasi Partai itu sendiri akan ditinggalkan sebagai masalah yang tidak dapat dipecahkan.
Aturan pemimpin-pemimpin paling tinggi Partai Komunis Tiongkok (PKT) kurang lebih bergantung pada keseimbangan dan dukungan dari faksi-faksi yang berbeda di dalam kepemimpinan Partai tersebut. Dalam kebanyakan kasus, keseimbangan dan dukungan ini diwakili dalam susunan Politbiro dan Komite Tetap.
Politbiro terdiri dari 25 pejabat yang mengawasi PKT. Komite Tetap saat ini terdiri dari tujuh anggota Politbiro, termasuk sekretaris jenderal yang menjabat sebagai kepala komite. Komite Tetap benar-benar yang menjalankan Partai.
Kebutuhan untuk mendapat dukungan dari berbagai faksi adalah mengapa seseorang banyak membicarakan spekulasi – bahwa Xi Jinping akan menyingkirkan Komite Tetap dan memerintah sendirian – sangat tidak mungkin.
Sejak berdirinya Politbiro pada tahun 1927, Partai tersebut tidak pernah melakukannya tanpa Politbiro dan Komite Tetap, dan bahkan pemimpin terkuat dari semua pemimpin PKC, Mao Zedong, membutuhkan aliansi di Politbiro untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan.
Salah satu alasan Xi berpikir untuk membubarkan Komisi Tetap adalah meletakkan dasar untuk mempanjang pemerintahannya melampaui dua periode 5 tahunan yang lazimnya terjadi di Tiongkok. Tetapi jika Xi memang ingin mengubah peraturan tersebut sehingga dia mempertahankan kekuasaannya melewati tahun 2022, dia tidak perlu mengubah struktur pimpinan Partai untuk melakukannya. Mengubah struktur Partai bisa membuatnya lebih berbahaya daripada kebaikan.
‘Gagasan Xi Jinping’
Salah satu cara agar pemimpin tertinggi Tiongkok menetapkan legitimasi pribadinya adalah dengan mengabadikan doktrin mereka dalam Konstitusi Partai Komunis Tiongkok. Surat kabar Hong Kong Oriental Daily melaporkan bahwa “gagasan Xi Jinping” akan ditulis dalam Konstitusi Partai pada Kongres Nasional 19 yang akan datang. Jika Xi melakukan ini, dia akan memproklamirkan kemenangan dalam kontes yang telah menentukan lima tahun pertama kekuasaannya.
Sejauh ini, di antara pendahulunya Xi, hanya Mao Zedong yang telah mendapatkan gagasannya ditambahkan ke Konstitusi Partai atas namanya. Deng Xiaoping memiliki “teori” yang terkait dengan namanya. Jiang Zemin dan Hu Jintao memasukkan gagasan mereka ke dalam Konstitusi Partai, namun tanpa mengaitkan nama mereka dalam gagasan tersebut.
“Gagasan Mao Zedong” dapat digambarkan sebagai “melanjutkan revolusi di bawah kediktatoran proletariat.” Diingatkan untuk membawa bencana dan penderitaan buatan manusia yang luar biasa.
Inti teori Deng Xiaoping adalah “membuka pasar dan mereformasi ekonomi.” Dinyatakan lebih sederhana, ini adalah gagasan bahwa “kucing putih atau kucing hitam, siapa pun yang menangkap tikus itu adalah kucing yang baik.” Kebijakan Deng tentang “kucing putih, kucing hitam” menyebabkan perbaikan dalam mata pencaharian orang Tionghoa dan sebagian bertentangan dengan gagasan Mao.
Ide Jiang Zemin disebut “Three Represents“, yang lebih dikenal sebagai “keputusan dengan mendorong korupsi.” Doktrin Jiang benar-benar berlawanan dengan revolusi berkelanjutan Mao dan bertanggung jawab atas korupsi pada keseluruhan sistem birokrasi.
“Pandangan Ilmiah untuk Pembangunan” milik Hu Jintao tidak banyak berarti.
Hasil penambahan ini adalah gado-gado yang kontradiktif, dan jika Xi menambahkan gagasannya pada kekacauan ini, tidak akan ada gunanya untuk membuat ideologi pembinaan PKT lebih koheren.
Namun menggambarkan gagasan Xi pada saat ini tidaklah mudah. Bagaimanapun, gagasan Xi bukanlah warisan yang sebenarnya.
Warisan Xi sesungguhnya adalah kampanye anti korupsi, yang telah menyingkirkan banyak anggota faksi Jiang Zemin.
Jiang memaksa semua pejabat agar korupsi untuk mendapatkan promosi, dan dia membenarkan praktik ini dengan teori Three Represents -nya. Jiang adalah pemimpin terpanjang kedua dalam sejarah Tiongkok komunis, dari tahun 1989 sampai 2002, dan dia membuat setiap pejabat potensial yang mendukungnya korupsi. Dengan faksi yang dia bangun ini, dia bisa memerintah dari “belakang layar” selama 10 tahun saat kepemimpinan Hu Jintao, ini berarti memperpanjang waktu Jiang berkuasa hingga 2012.
Selama masa jabatan Xi pada 5 tahun pertama, dia telah mengakhiri peraturan Jiang dari balik layar, menempatkan sebagian besar anggota inti Jiang di penjara, dan mencoba menghentikan kebijakan korupsi milik Jiang.
Karena kampanye anti korupsi Xi dan kebijakan lainnya adalah kebalikan dari korupsi dan kebijakan Jiang, menambahkan nama baru gagasan Xi pada Konstitusi Partai yang akan mengumumkan kemenangannya atas Jiang dan memperkuat kekuasaan dan posisinya di dalam kepemimpinan Partai, meskipun hal itu akan tidak menambahkan banyak teori tentang ideologi PKC.
Suksesi
Agar Xi Jinping bisa lebih memperkuat legitimasi peraturannya, dia perlu mengendalikan suksesi kepemimpinan Partai, atau kekuatan lain mungkin akan mengalir ke orang yang akan mengikuti Xi sebagai kepala Partai.
Deng Xiaoping memprakarsai sebuah peraturan baru. Dia tidak hanya memilih Jiang Zemin sebagai penggantinya, tapi juga memilih Hu Jintao sebagai penerus Jiang.
Ini adalah awal dari apa yang disebut “meluncurkan sebuah pengaturan generasi.” Jadi, pada tahun 2007 di Kongres Nasional ke-17, yang mengambil tempat diantara dua masa kepeimpinan Hu, Xi Jinping dan Li Keqiang masuk ke Komite Tetap Politbiro sebagai generasi baru. ditunjuk untuk menggantikan Sekretaris Jenderal Hu dan Perdana Menteri Wen Jiabao. Hal ini dicapai dengan kompromi di antara faksi-faksi, dan Hu tidak banyak bicara mengenai siapa penggantinya.
Dengan harapan ini, siapa pun yang 10 tahun lebih muda dari Xi yang ditambahkan ke Komite Tetap akan dianggap sebagai generasi penerus yang harus dihormati baik oleh Xi maupun Li. Namun Xi telah menunjukkan bahwa dia tidak akan mentolerir asumsi semacam itu.
Dia melakukannya dengan mengusir seorang anggota Politbiro bernama Sun Zhengcai atas tuduhan korupsi dan dengan tuduhan “kehilangan posisi politik” yang lebih serius. Kurang dari 20 hari sebelum Kongres Nasional ke-19, Sun dibersihkan dan diserahkan ke pengadilan untuk diadili.
Sun ditunjuk oleh pengamat Partai sebagai bintang yang sedang naik daun yang pengangkatannya ke Komite Tetap di Kongres Nasional ke-19 akan menandai aksesinya ke tampuk kekuasaan di Kongres Nasional ke-20.
Dengan membersihkan Sun, Xi menunjukkan kepemimpinan Partai tidak hanya siapa adalah pemimpin, karena Xi tidak akan mengikuti peraturan yang dibuat pendahulunya untuknya. Dan Xi terus membuka pintu tentang berita perpanjangan kekuasaannya melewati 2022.
Arti Anti Korupsi
Dengan menggunakan kampanye anti korupsi untuk menurunkan Sun Zhengcai menunjukkan masalah dengan kampanye tersebut. Pesannya yang tersembunyi adalah bahwa terlepas dari korupsi individu, Partai itu sendiri bagus dan memiliki kemampuan untuk memecahkan masalahnya sendiri. Kampanye anti korupsi berjanji untuk menyelamatkan Partai.
Kejatuhan Sun menimbulkan sebuah pertanyaan: Jika munculnya bintang dan harapan masa depan dari pimpinan partai tidak dapat menahan godaan korupsi, siapa boleh?
Tahun lalu, departemen propaganda Komisi Inspeksi Disiplin Pusat dan CCTV pemerintah mempresentasikan serial TV tentang kampanye anti korupsi yang disebut “Selamanya di Jalan”. Bahkan komisi tersebut tahu bahwa kampanye anti korupsi tidak ada habisnya. Ini tidak akan memecahkan atau bahkan mengurangi korupsi; Partai tidak bisa diperbaiki lagi.
Pada Kongres Nasional ke-19, Xi hampir pasti akan mempertahankan atau meningkatkan posisinya saat ini, dengan tegas menghadapi penantangnya di dalam Partai dan penantangnya dari luar Partai, bergantung pada dukungannya dari dalam.
Namun, ini hanya berarti Xi telah memecahkan masalah legitimasinya sendiri di dalam Partai. Semua tindakannya tidak dapat memecahkan masalah mendasar yang dihadapi Partai Komunis Tiongkok: Apa dasar legitimasinya untuk memerintah Tiongkok? Ini adalah masalah yang jauh lebih besar, yang tidak dapat dipecahkan di dalam Partai – bukan dengan mengubah kebijakan Partai, bukan dengan mengalahkan faksi lain, dan bahkan bukan oleh kampanye anti korupsi. (ran)
USGS mengatakan bahwa gempa berkekuatan 2,9 SR terjadi di wilayah Korea Utara yang mana sebelumnya dijadikan lokasi uji coba nuklir.
“Peristiwa ini terjadi di wilayah uji coba nuklir Korea Utara sebelumnya,” bunyi laporan USGS dikutip Jumat (13/10/2017).
“kejadian ini memiliki karakteristik seperti gempa, namun saat ini kami tidak dapat meyakinkan untuk mengkonfirmasi peristiwa ini.”
Seismolog menyebut gempa tersebut berada pada kedalaman 3 mil. USGS mengatakan bahwa hanya Air Force Technical Applications Center (AFTAC) Amerika Serikat yang ditugaskan untuk mengidentifikasi dan mengukur ledakan nuklir dari kekuatan asing.
Korea Utara sebelumnya mengklaim menguji bom hidrogen di bawah gunung di wilayah yang sama pada awal September tahun ini. Uji coba nuklir ini menyebabkan gempa berkekuatan 6,3 skala Richter, lebih kuat daripada yang tercatat saat ini.
Laporan gempa terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara rezim komunis Korut dengan Amerika Serikat. Pemerintahan Presiden Donald Trump memprakarsai upaya menerapkan sanksi PBB yang paling berat terhadap Korea Utara. Langkah ini sebagai upaya menekan Pyongyang untuk meninggalkan program nuklirnya.
Tapi diktator komunis itu tampaknya tidak bergeming. Pyongyang menguji bom hidrogen awal tahun ini dan meluncurkan rudal melewati Jepang sebagai ambisi pengembangan rudal balistik antar benua yang diklaim mampu mengantarkan hulu ledak nuklir ke Amerika Serikat.
Trump memperingatkan Korea Utara bahwa Amerika Serikat siap untuk “menghancurkan sepenuhnya” Korea Utara jika hal itu membahayakan Amerika Serikat atau sekutu-sekutunya.
“Negara kami telah gagal menangani Korea Utara selama 25 tahun, memberikan miliaran dolar dan tidak mendapatkan apa-apa,” Trump menulis di Twitter. “Kebijakan tidak berhasil!”
Trump mengisyaratkan kepada Kim, yang dia sebut sebagai “Little Rocket Man,” bahwa kesepakatan dan negosiasi tidak melakukan apapun untuk menyelesaikan konflik. Trump menyatakan bahwa “hanya satu hal yang akan berhasil.” Gedung Putih kemudian menjelaskan bahwa Trump mengacu pada aksi militer.
Trump adalah lawan keras dari ideologi komunis dan sering menyebutnya sebagai ideologi yang mematikan dan merusak. Korea Utara adalah rezim komunis dengan jutaan penduduk hidup dalam suasana teror.
Mayoritas penduduk Korut hidup di bawah garis kemiskinan di tengah kelas elit yang korup. Ratusan ribu orang tak berdosa tewas dalam kamp kerja paksa yang dioperasikan Korut. (asr)
EpochTimesId – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menandatangani sebuah Executive Order atau Instruksi Presiden yang bertujuan menurunkan biaya perawatan kesehatan. Instruksi tersebut juga diharapkan dapat memberikan jutaan orang Amerika pilihan perawatan kesehatan yang lebih banyak.
Perintah Eksekutif itu memperluas akses usaha kecil terhadap Rencana Asosiasi Kesehatan (Association Health Plans). Aturan baru ini akan meningkatkan daya beli mereka serta posisi tawar yang lebih kuat dalam negosiasi dengan perusahaan asuransi. Asosiasi antara usaha kecil tersebut dapat dibentuk antar perusahaan antar Negara Bagian.
“Ini akan berpotensi membuat pengusaha lebih mudah bergabung, para pekerja dapat memiliki akses ke pilihan asuransi yang lebih luas dengan harga lebih rendah dari pasar kelompok besar,” kata Presiden Trump dalam sebuah pernyataan resmi Gedung Putih.
Instruksi Presiden itu juga meminta Departemen Keuangan, Tenaga Kerja, dan Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan untuk mempertimbangkan perluasan cakupan melalui asuransi jangka pendek dengan jangka waktu terbatas (STLDI).
Jenis asuransi ini tidak dikenakan pungutan Undang-Undang Perawatan Terjangkau (Affordable Care Act/ACA), sehingga memungkinkan mereka memasang tarif lebih rendah. Menurut Gedung Putih, rencana tarifnya rata-rata hanya 1/3 dari biaya rencana harga terendah Obamacare.
“Meskipun harganya rendah, STLDI biasanya memiliki jaringan penyedia yang luas dan batas cakupan yang tinggi,” kata Gedung Putih.
Bagian lain Instruksi Presiden juga bertujuan untuk menurunkan biaya perawatan kesehatan dengan mengubah Pengaturan Penggantian Kesehatan saat ini (HRAs), yang memungkinkan karyawan untuk mengganti uang dengan biaya perawatan kesehatan bebas pajak mereka. Perluasan HRA akan memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada karyawan tentang bagaimana membiayai kebutuhan perawatan kesehatan mereka.
Pada saat penandatanganan perintah eksekutif, Trump menggambarkan Obamacare sebagai mimpi buruk. Dia mengatakan bahwa instruksi ini hanya permulaan dari perbaikan kebijakan asuransi kesehatan.
Sejak Undang-Undang ACA diimplementasikan, pilihan perawatan kesehatan menurun tajam di seluruh negeri. Sementara harga meningkat secara signifikan. Tahun lalu negara bagian di seluruh negeri rata-rata mengalami kenaikan sebesar 25 persen pada premi perawatan kesehatan. Di Arizona, kenaikannya mencapai 116 persen.
Wakil Presiden AS, Mike Pence menggambarkan Executive Order ini sebagai langkah penting untuk menurunkan biaya kesehatan bagi para pekerja Amerika.
“Bertambah satu hari Obama Care berlaku, maka bertambah satu hari penderitaan rakyat Amerika. Dengan Perintah Eksekutif ini, maka orang Amerika akan memiliki lebih banyak pilihan harga untuk perawatan kesehatan yang terjangkau,” tegas Pence.
Kebijakan Trump diambil setelah Kongres gagal menyetujui kebijakan perawatan kesehatan baru. Sebuah RUU yang diajukan oleh Partai Republik di Senat yang bertujuan untuk menolak dan mengganti ACA gagal di Senat pada bulan Juli 2017, setelah tiga senator Republik memilih untuk tidak mendukungnya.
Sebuah pemilihan pada RUU terpisah yang diperkenalkan oleh senator Lindsey Graham (R-S.C.) Dan Bill Cassidy (R-La) ditarik pada bulan September 2017 setelah menjadi anggota Senat meyakini tidak akan dapat mengumpulkan dukungan suara yang dibutuhkan.
Trump mengatakan bahwa akan ada pemungutan suara mengenai apa yang disebut hibah blok yang merupakan bagian penting dari RUU Graham-Cassidy. Karena semua Senat Demokrat telah mengindikasikan bahwa mereka akan memberikan suara menentang undang-undang tersebut, Partai Republik menggunakan proses rekonsiliasi untuk menyampaikan undang-undang tersebut.
Di bawah prosedur legislatif, sebuah undang-undang bisa lewat dengan mayoritas sederhana, 51 suara di Senat, dan bukan yang biasanya dibutuhkan. Periode berikutnya memungkinkan rekonsiliasi tidak perlu menunggu tahun depan.
Trump mengatakan bahwa dalam beberapa bulan mendatang, situasi lebih lega dan lebih bebas akan datang untuk warga Amerika. (waa)
Epochtimes.id– Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi menyatakan Kemenpora sekali lagi menyatakan turut berduka cita atas meninggalnya Banu Rusman, suporter Persita Tangerang.
Menurut informasi yang diperoleh Kemenpora dalam rilisnya, Jumat (13/10/2017) jatuhnya korban hingga tewas tersebut berawal dari kerusuhan antar suporter usai pertandingan Persita versus PSMS Medan di babak 16 besar Liga 2 di Stadion Mini Persikabo, Bogor, Rabu (11/10/2017).
Kejadian tersebut bermula ketika suporter Persita turun ke lapangan karena tak terima timnya kalah 0-1. Disebutkan juga adanya sejumlah korban yang terluka cukup parah.
Lebih lanjut terhadap kejadian tersebut, Kemenpora menyampaikan pernyataannya sebagai berikut:
1.Kemenpora menyampaikan pernyataan duka cita yang sangat mendalam atas meninggalnya Banu Rusman, suporter Persita Tangerang. Semoga Almarhum diterima di sisi Nya dan kepada keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan ketabahan.
2.Kemenpora meminta dengan sungguh-sungguh agar PSSI mengusut tuntas masalah tersebut, supaya kejadian serupa tidak terulang kembali.
Kemenpora telah mencatat bahwa dalam 6 bulan terakhir ini masih cukup banyak kekerasan yang sangat memprihatinkan yang terjadi di sejumlah pertandingan baik di Liga 1 dan Liga 2.
3.Kemenpora meminta dengan dengan sungguh-sungguh agar PSSI menindak tegas siapapun yang diduga keras baik langsung maupun tidak langsung atas terjadinya peristiwa yang memakan korban jiwa dan luka-luka tersebut.
Tidak peduli apapun latar belakang terduga pelakunya, maka PSSI harus bertindak tegas, tidak perlu ragu sedikitpun dan harus obyektif.
4.Kemenpora juga meminta PSSI untuk melakukan percepatan pembinaan kualitas perwasitan secara nasional, karena terjadinya kerusuhan kadang sering terjadi karena kompetensi wasit yang cenderung kurang berkualitas dan kurang obyektif. Publik dan supporter menuntut adanya wasit yang berkomitmen tinggi dalam setiap pertandingan.
5.Seluruh rangkaian tuntutan Kemenpora tersebut semata-mata didasari oleh kebutuhan adanya kompetisi yang berkualitas, tertib, disiplin, aparat kemanan dan pertandingan yang tegas, dan yang paling penting adalah: sudah mulai meningkatnya harapan publik ada kualitas Timnas usia muda akhir-akhir ini yang berkualitas bagus.
Jika satu demi satu kerusuhan dan jatuh korban tidak bisa diminimalisasi, maka tidak tertutup kemungkinan publik akan berkurang kepercayaan pada kompetisi yang berlangsung.